a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
Peka rangsang, takut/menangis (postpartum blues sering terlihat kira-kira 3 hari setelah
melahirkan)
d. Eliminasi
e. Makanan/cairan
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari ke-3 sampai hari ke-5 pascapartum
g. Seksualitas
Uterus 1 cm di atas umbilikus pada 12 jam setelah melahirkan, menurun kira-kira 1 lebar jari
setiap harinya.
Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-2 sampai ke-3, berlanjut lochea serosa dengan aliran
tergantung pada posisi (misal, rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktivitas (misal,
menyusui).
Payudara memproduksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur, biasanya pada
g. Lochea : rubra, moderat, sedikit bekuan, tercium bau seperti cairan menstruasi normal
m. Rasa tidak nyaman : rasa sakit yang menyeluruh didaerah perineum, hemoroid, nyeri pasca
keperawatan
Intervensi :
1) Tentukan adanya, lokasi, dan sifat ketidaknyamanan. Tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran
2) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi. Perhatikan edema, ekimosis, nyeri tekan lokal,
3) Berikan kompres panas lembab selama 20 menit setelah 24 jam pertama pascapartum
7) Inspeksi payudara dan jaringan puting, kaji adanya pembesaran atau puting pecah-pecah
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau kerusakan kulit, penurunan hb,
prosedur invasif, peningkatan pemajanan lingkungan, ruptur ketuban lama, dan malnutrisi.
pada klien
purulen, bebas dari\ infeksi, tidak febris, dan mempunyai aliran lochea dan karakter normal
Intervensi :
1) Kaji catatan pranatal dan intranatal, perhatikan frekuensi pemeriksaan vagina dan komplikasi
seperti ketuban pecah dini, persalinan lama, laserasi, hemoragi, dan tertahannya plasenta
2) Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi, catat tanda-tanda menggigil, anoreksia,
atau malaise
3) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus, perhatikan perubahan involusional atau adanya nyeri tekan
uterus ekstrem
4) Catat jumlah dan bau rabas lochea atau perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjadi
serosa
5) Evaluasi kondisi puting, perhatikan adanya pecah-pecah, kemerahan, atau nyeri tekan
6) Inspeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam, perhatikan nyeri tekan berlebihan, kemerahan,
eksudat purulen, edema, sekatan pada garis sutura (kehilangan perlekatan), atau adanya laserasi
8) Kaji terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih atau sistitis (misalnya, peningkatan frekuensi,
9) Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C, dan zat besi. Anjurkan
Intervensi :
2) Temukan sistem pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan keluarga
3) Berikan informasi ferbal dan tertulis mengenai fisiologi dan keuntungan menyusui. Perawatan
puting dan payudara, kebutuhan diet khusus dan faktor-faktor yang memudahkan atau
lama menyusu
5) Kaji putting klien, anjurkan klien melihat putting setiap habis menyusui
6) Anjurkan klien untuk mengeringkan putting dengan udara selama 20-30 menit setelah menyusui
7) Instruksikan : klien menghindari penggunaan sabun / pengunaan bantal, bra berlapis plastik dan
diidentifikasi
9) Berikan pelindung puting payudara khusus (misalnya : pelindung eschmann) untuk klien
menyusi dengan puting masuk / datar. Anjurkan penggunaan kompres es sebelum menyusui dan
latihan putting dengan memutar diantara ibu jari dan jari tengah mengunakan teknik hoffman
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot (diastesis rekti) efek-efek progesterone,
dehidrasi, kelebihan analgesia / anestesi, diare persalinan, kurang masukan, nyeri personal irektal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak mengalami gangguan eliminasi konstipasi
KH : melakukan kembali defekasi yang biasa optimal dalam 4 hari setelah kelahiran
Intervensi :
1) Auskultasi adanya bising usus, perhatikan kebiasaan pengosongan normal atau diastatis rekti
3) Berikan informasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar, peningkatan cairan dan
dan bayi
Intervensi :
2) Pastikan pemahaman tentang perubahan fisik normal dalam 1 minggu setelah pulang. Berikan
informasi tentang tindakan-tindakan yang tepat yang diambil bila masalah timbul
3) Berikan informasi sesuai kebutuhan tentang tanda dan gejala berkenaan dengan endoptritis,
mastitis, infeksi insisi dan saluran kemih dan kebutuhan untuk memberitahu pemberi layanan
kesehatan
6) Berikan informasi mengenai perubahan fisiologi pada respon sexual post partum
7) Kuatkan informasi sesuai kebutuhan untuk klien menyusui mengenai fisiologis laktasi, masalah
8) Tinjau ulang kebutuhan nutrisi untuk klien menyusui atau tidak menyusui termasuk informasi
akan kebutuhan kalori, protein, zat besi dan vitamin C (Doenges, 2001, hlm.387-410).