Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN POST PARTUM NORMAL

Nama Preceptee : Dita Muliaty A. Manoppo


NIP : PO7120421007
Tempat Praktek : Ruangan Nifas RSUD Torabelo, Kabupaten Sigi
Tanggal Praktek : 24 Januari 2022

Konsep Medis Post Partum Normal


A. Pengertian
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode pascapartum
(puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru.
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.
B. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
2. Keluar darah segar terus menerus setelah ppersalinan
3. Nyeri yang hebat
4. Peningkatan suhu
5. Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan mengosongkan
6. Perluasan hematoma
7. Muka pucat,dingin, kulit lembab,peningkatan HR ,chest pain,batuk.
C. Penyebab dan Faktor Predisposisi
1. Involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil, Disebabkan
karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim dipecah
diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
2. Inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakantempat
permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini
mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas 1-
2cm.
3. Perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel-sel otot
Terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
4. Perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus. Mempunyai
pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
bagi peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat
nifas.
5. Dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut. Menjadi
longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6
minggu.
6. Saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga.
Menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan
pyelum kembali normal dalam 2minggu.
7. Laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan. Keadaan
dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan
colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein
dan garam.
D. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
terbentuk semacam cincin.
Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
Nifas dibagi dalam tiga periode :
1. Post partum daini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,
berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2. Post partum intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
Pathway
E. Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
F. Komplikasi
1. Pembengkakan payudara
2. Mastitis (peradangan pada payudara)
3. Endometritis (peradangan pada endometrium)
4. Post partum blues
5. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan
pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam
persalinan atau sesudah persalinan.
Konsep Keperawatan
A. Pengkaian
1. Riwayat kesehatan sebelumnya
2. Tanda-tanda Vital
3. Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management
engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4. Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5. Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6. Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7. Rektum: hemoroid, dll.
8. Aktivitas sehari-hari.
B. Diagnose keperawatan
1) Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2) Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran
kemih.
3) Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet
yang tidak seimbang; trauma persalinan.
4) Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d peregangan perineum; luka episiotomi;
involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.
5) Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
6) Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;
diuresis; keringat berlebihan.
7)   Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.

C. Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi


Hasil
Nyeri akut b/d agen injuri NOC : Pain Management
fisik (peregangan perineum; v  Pain Level,
§  Lakukan pengkajian nyeri
luka episiotomi; involusi v  Pain control,
secara komprehensif termasuk
uteri; hemoroid; v  Comfort level
lokasi, karakteristik, durasi,
pembengkakan payudara). Setelah dilakukan
frekuensi, kualitas dan faktor
askep selama …x
presipitasi (PQRST)
24 jam, diharapkan
§  Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri berkurang
ketidaknyamanan
Kriteria Hasil :
§  Gunakan teknik komunikasi
v Mampu
mengontrol nyeri terapeutik untuk mengetahui
(tahu penyebab pengalaman nyeri pasien
nyeri, mampu §  Ajarkan tentang teknik non
menggunakan farmakologi
tehnik §  Evaluasi keefektifan kontrol
nonfarmakologi nyeri
untuk mengurangi §  Motivasi untuk meningkatkan
nyeri, mencari asupan nutrisi yang bergizi.
bantuan) §  Tingkatkan istirahat
v Melaporkan §  Latih mobilisasi miring kanan
bahwa nyeri miring kiri jika kondisi klien
berkurang dengan mulai membaik
menggunakan ·    Kaji kontraksi uterus, proses
manajemen nyeri involusi uteri.
v Mampu ·    Anjurkan pasien untuk
mengenali nyeri membasahi perineum dengan
(skala, intensitas, air hangat sebelum berkemih.
frekuensi dan tanda ·    Anjurkan dan latih pasien cara
nyeri) merawat payudara secara
v Menyatakan rasa teratur.
nyaman setelah ·    Jelaskan pada ibu tetang
nyeri berkurang teknik merawat luka perineum
v Tanda vital dan mengganti PAD secara
dalam rentang teratur setiap 3 kali sehari atau
normal setiap kali lochea keluar
TD : 120-140 /80 – banyak.
90 mmHg ·    Kolaborasi dokter tentang
RR : 16 – 24 x/mnt pemberian analgesic
N   : 80- 100 x mnt
   T    : 36,5o C –
37,5 o C
Resiko defisit volume cairan v  Fluid balance Fluid management
b/d pengeluaran yang v  Hydration ·    Obs Tanda-tanda vital setiap 4
berlebihan; perdarahan; Setelah dilakukan jam.
diuresis; keringat berlebihan. askep selama …x ·    Obs Warna urine.
24 jam, Pasien ·    Status umum setiap 8 jam.
dapat ·    Pertahankan catatan intake
mendemostrasikan dan output yang akurat
status cairan ·    Monitor status hidrasi
membaik. ( kelembaban membran
Kriteria evaluasi: mukosa, nadi adekuat, tekanan
tak ada manifestasi darah ortostatik ), jika
dehidrasi, resolusi diperlukan
oedema, haluaran ·    Monitor masukan makanan /
urine di atas 30 cairan dan hitung intake kalori
ml/jam, kulit harian
kenyal/turgor kulit ·    Lakukan terapi IV
baik. ·    Berikan cairan
·    Dorong masukan oral
·    Beritahu dokter bila: haluaran
urine < 30 ml/jam, haus,
takikardia, gelisah, TD di
bawah rentang normal, urine
gelap atau encer gelap.
·    Konsultasi dokter bila
manifestasi kelebihan cairan
terjadi.
·    Pantau: cairan masuk dan
cairan keluar setiap 8 jam.
Perubahan pola eleminasi Setelah dilakukan ·      Kaji haluaran urine, keluhan
BAK (disuria) b/d trauma askep selama …x serta keteraturan pola
perineum dan saluran kemih. 24 jam, Pola berkemih.
eleminasi (BAK) ·      Anjurkan pasien melakukan
pasien teratur. ambulasi dini.
Kriteria hasil: ·      Anjurkan pasien untuk
eleminasi BAK membasahi perineum dengan
lancar, disuria tidak air hangat sebelum berkemih.
ada, bladder ·      Anjurkan pasien untuk
kosong, keluhan berkemih secara teratur.
kencing tidak ada. ·      Anjurkan pasien untuk
minum 2500-3000 ml/24 jam.
·      Kolaborasi untuk melakukan
kateterisasi bila pasien
kesulitan berkemih.
Perubahan pola eleminasi Setelah dilakukan ·    Kaji pola BAB, kesulitan
BAB (konstipasi) b/d askep selama …x BAB, warna, bau, konsistensi
kurangnya mobilisasi; diet 24 jam, Pola dan jumlah.
yang tidak seimbang; trauma eleminasi (BAB) ·    Anjurkan ambulasi dini.
persalinan. teratur. ·    Anjurkan pasien untuk minum
Kriteria hasil: pola banyak 2500-3000 ml/24 jam.
eleminasi teratur,
feses lunak dan ·    Kaji bising usus setiap 8 jam.
warna khas feses, ·    Pantau berat badan setiap
bau khas feses, hari.
tidak ada kesulitan ·    Anjurkan pasien makan
BAB, tidak ada banyak serat seperti buah-
feses bercampur buahan dan sayur-sayuran
darah dan lendir, hijau.
konstipasi tidak
ada.

Gangguan pemenuhan ADL Setelah dilakukan ·   Kaji toleransi pasien terhadap
b/d immobilisasi; kelemahan. askep selama …x aktifitas menggunakan
24 jam, ADL dan parameter berikut: nadi 20/mnt
kebutuhan di atas frek nadi istirahat, catat
beraktifitas pasien peningaktan TD, dispnea, nyeri
terpenuhi secara dada, kelelahan berat,
adekuat. kelemahan, berkeringat, pusing
Kriteria hasil: atau pinsan.
-   Menunjukkan ·   Tingkatkan istirahat, batasi
peningkatan dalam aktifitas pada dasar
beraktifitas. nyeri/respon hemodinamik,
-   Kelemahan dan berikan aktifitas senggang
kelelahan yang tidak berat.
berkurang. ·   Kaji kesiapan untuk
-   Kebutuhan ADL meningkatkan aktifitas contoh:
terpenuhi secara penurunan
mandiri atau kelemahan/kelelahan, TD
dengan bantuan. stabil/frek nadi, peningaktan
-   frekuensi perhatian pada aktifitas dan
jantung/irama dan perawatan diri.
Td dalam batas ·   Dorong memajukan
normal. aktifitas/toleransi perawatan
-   kulit hangat, diri.
merah muda dan
kering ·   Anjurkan keluarga untuk
membantu pemenuhan
kebutuhan ADL pasien.
·   Jelaskan pola peningkatan
bertahap dari aktifitas, contoh:
posisi duduk ditempat tidur
bila tidak pusing dan tidak ada
nyeri, bangun dari tempat tidur,
belajar berdiri dst.

Resiko infeksi b/d trauma Setelah dilakukan · Pantau: vital sign, tanda
jalan lahir. askep selama …x infeksi.
24 jam, Infeksi
tidak terjadi. · Kaji pengeluaran lochea,
Kriteria hasil: tanda warna, bau dan jumlah.
infeksi tidak ada, · Kaji luka perineum, keadaan
luka episiotomi jahitan.
kering dan bersih,
takut berkemih dan
BAB tidak ada. · Anjurkan pasien membasuh
vulva setiap habis berkemih
dengan cara yang benar dan
mengganti PAD setiap 3 kali
perhari atau setiap kali
pengeluaran lochea banyak.
· Pertahnakan teknik septik
aseptik dalam merawat pasien
(merawat luka perineum,
merawat payudara, merawat
bayi).

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Berdasarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan
dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus
yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (atau program keperawatan).
Perawat melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk
intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap
implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap
tindakan tersebut.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
yang berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan tindakan yang disesuaikan pada kriteria hasil dalam tahap
perencanaan.
Daftar Pustaka

Nurarif,Amin Huda.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa


Medis & Nanda Nic-Noc.Jilid 1.Yogyakarta:Mediaction Publishing

Price, Sylvia Anderson (2017). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses


Penyakit. Ed.6. Jakarta: EGC

Mitayani.(2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Damayanti, Ika Putri, dkk. Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin
dan bayi baru lahir. Yogyakarta: Deepublish; 2014. h. 14

Anda mungkin juga menyukai