Anda di halaman 1dari 18

PERDARAHAN POST

PARTUM
Members of group :
▸ ADI JOKO DWIARSO
▸ DESI ASMERITA
▸ NATASYA GUSTIA
▸ NURHASANAH
▸ RINI MURNIATI
▸ YULIA FITRI

Definisi
Persalinan adalah suatuu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina kedunia luar. Perdarahan
postpartum mengacu pada kehilangan darah lebih
dari 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir
Etiologi
Retensio plasenta
03 plasenta belum lahir hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi
lahir.

Atonia Uteri
ketidakmampuan uterus
khususnya miometrium
01 02 Laserasi jalan lahir
untuk berkontraksi setelah Pertolongan persalinan yang
plasenta lahir.. semakin manipulatif dan traumatik
akan memudahkan robekan jalan
lahir dan karena itu dihindarkan
memimpin persalinan pada saat
pembukaan serviks belum lengkap.
Patofisiologi
▸ perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus
masih terbuka.
▸ Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah
tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan
terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot
uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak
Klasifikasi

Perdarahan Postpartum Primer


Perdarahan Postpartum Sekunder
Faktor Resiko
▸ Faktor risiko selama kehamilan meliputi usia, indeks massa tubuh, riwayat
perdarahan postpartum, kehamilan ganda, plasenta previa, preeklampsia,
dan penggunaan antibiotik.
▸ faktor risiko saat persalinan meliputi plasenta previa anterior, plasenta
previa mayor, peningkatan suhu tubuh >37⁰C, korioamnionitis, dan
retensio plasenta.
▸ Pada usia yang lebih tua, jumlah perdarahan akibat operasi caesar lebih
besar daripada jumlah perdarahan dari persalinan pervaginam
Gejala Klinis
▸ Gambaran perdarahan post partum yang dapat mengecohkan
adalah kegagalan nadi dan tekanan darah untuk mengalami
perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat
banyak
▸ Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda
syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi
cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain
Komplikasi Pemeriksaan Penunjang

 Syok  Darah
 KID
 USG
 Sindrom Sheesan (nekrosis
hipofisis pars anterior)
Penatalaksanaan
Pencegahan :
 obati anemia dalam kehamilan
 jangan memijat dan mendorong
“ Penanganan :
 Tentukan apa kah terdapat
syok
uterus kebawah sebelum  berikan transfuse cairan, atau
plasenta lepas darah, kontrol perdarahan dan
 berikan 10 unit oksitosinim berikan oksigen (bila terdapat
setelah anak lahir dan 0,2 mg syok)
ergonovine im setelah plasenta  bila ada keadaan umum telah
lahir membaik , lakukan
pemeriksaan untuk
menentukan etiolaki
Kasus
Pasien bernama Ny. D diruangan edelwis masuk rumah sakit pada hari senin, tanggal 27
mei 2019,no rekam medik 590818 pasien berjenis kelamin perempuan, umur 25 tahun , agama
Islam,asal dari pekanbaru, dan bertempat tingal di jalan kelapa lima kota pekanbaru dan bekerja
sebagai ibu rumah tangga, pasien masuk rumah sakit dari tanggal 21 mei 2019, jam 14.00
dengan diagnosa, media laparatomi ligagasi hipogastrika post partum anemia dan hipoalbumin.
Riwayat kesehatan, pasien mengatakan bahwa ia biasanya melakukan pemeriksaan kehamilan di
RSIA dan juga klinik bersalin senayak 4 kali riwayat obsterti: G1P1A0AH1.
Riwayat keluhan utama,saat pengkajian, pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, dan
juga perineum ketika bergerak dan batuk, skala nyeri 3-6 ( nyeri sedang ). pasien tampak
meringgis kesakitan ketika mengerakan kaki dan juga pada saat batuk pasien juga mengeluh,
pusing dan juga batuk- batuk, aktivitas pasien di bantu oleh perawat dan juga keluarga.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn D.W.B
Umur : 25 tahun
Suku/agama : Minang/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : jl. kelapa lima
Status Perkawinan : menikah
Riwayat Obstetri : G1P1A0H1
 
RIWAYAT KESEHATAN
Tempat pemeriksaan kehamilan : Praktek bidan dinda
Frekuensi : 3 kali
Imunisasi :
Keluhan selama kehamilan :
Pendidikan kesehatan yang sudah diperoleh : Perawatan payudara dan teknik

RIWAYAT PERSALINAN
Tempat persalinan : Klinik bersalin
Penolong : Dokter,Bidan dan perawat
KEBUTUHAN DASAR
Diet : bagus
Frekuensi : 3-4 kali sehari
Jenis makanan : apa saja
Asupan cairan / 24 jam : kebutuhan cairan pasien disesuaikan menjadi 1,5 liter/ dua puluh empat
Gangguan tidur : terkadang nyeri pasien sering terbangun
Nyeri : Ya
Lokasi : tempat pembedahan perut dan sayatan jalan lahir
Durasi : 15-30 menit
Skala ; 6-7 (nyeri sedang)
Lain-Lainnya : Pasien mengatakan bahwa pasien merasa nyeri saat sering bergerak dan batuk.

Bagaimana pengetahuan ibu tentang :


Perawatan payudara : pasien tidak mengerti
Metode menyusui : pemahaman
Perawatan tali pusat : mengerti
Cara memandikan bayi : pahami
Gizi bayi : tidak tahu
Gizi ibu menyusui : Tidak tahu
Analisis data

Data Etiologi Masalah

Ds : Kehilangan volume Kekurangan


Pasien mengatakan mengalami perdarahan setelah melahirkan tubuh secara aktif akibat volume cairan
Do : perdarahan
Pasien tampak pucat, turgor kulit kering, bibir kering, dan kedua kaki
pasien tampak oedem
Pasien terpasang infus RL
Ds : Penekanan/ kerusakan Gangguan rasa
Pasien mengatakan nyeri pada bagian abdomen yaitu luka operasi dan jaringan, infiltrasi aman nyaman ;
juga perineum saat pasien bergerak dan juga pada pasien batuk nyeri
Do :
Wajah pasien tampak meringgis kesakitan ketika batuk dan membalikan
badan . skala nyeri 4-6 yaitu nyeri sedang
Ds : Cedera fisik Resiko infeksi
Pasien mengatakan luka belum diganti kasa dan terasa sakit
Do :
Terdapat luka operasi pada bagian perut pasien dan keadaan luka tersebut
bernanah, selain itu juga terdapat luka epiostomy pada jalan lahir
Diagnosa

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
secara aktif akibat perdarahan
2. Gangguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan cedera
fisik (penekanan/ kerusakan jaringan,infiltrasi)
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
statis cairan tubuh, penurunan Hb.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi
1. Kekurang volume cairan Setelah dilakukan tindakan, keperawatan pasien 1. Hindari trauma dan pemberian tekanan
berhubungan dengan mampu mempertahankan volume cairan selama berlebihan pada daerah yang mengalami
kehilangan volume secara dalam keperawatan perdarahan
aktif akibat perdarahan kriteria hasil : 2. Ukur volume darah yang keluar melalui
1. Turgor kulit baik perdarahan
2. Intake dan output dalam rentang normal 3. Pantau TTV evaluasi nadi perifer dan pengisian
3. TTV dalam rentang normal kapiler , kaji turgor kulit dan membran mukosa

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri Tujuan :dalam perawatan 1x 24 jam , nyeri klien 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
berhubungan dengan cedera dapat berkurangan atau hilang komprehensif : termasuk lokasi , karakteristik,
fisik Kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas nyeri
1. Klien tidak meringis kesakitan 2. Observasi reaksi non verbal dari
2. Klien menyatakan nyerinya berkurang ketidaknyaman
3. Ekspresi muka dan tubuh rileks 3. ajarkan teknik non farmakologi : napas dalam,
dan distraksi dan kompres hangat

3. Resiko tinggi infeksi, Tujuan yang akan dicapai yaitu setelah 1. cuci tangan sebelum melakukan tindakan
berhungan tidak adekuatnya dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 pengunjung juga dianjurkan untuk melakukan
pertahanan tubuh/sistem imun jam diharapkan infeksi tidak terjadi hal yang sama
dan penurunan hb Kriteria hasil: 2. jaga persona hygine klien dengan baik
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3. monitor temperatur atau suhu tubuh pasien
berpartisipasi dalam pencegahan infeksi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Cairan berhubungan dengan 1. Obervasi keadaan umum pasien S : pasien mengatakan masih perdarahan
kehilangan volume secara 2. Melakukan pengukuran TTV dan juga O : TD : 140/90 mmHg,
aktif akibat perdarahan melayani pemberian cairan yaitu cairan S : 38,5
RL N : 96x/i
3. Melakukan pengukuran TTV A : masalah belum teratasi, karena pasien masih
tampak lemah, mukosa bibir kering dan juga hb
P : intervensi dilanjutkan

2. Gangguan rasa nyaman : 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S : pasien mengatakan masih terasa nyeri apabila
nyeri berhubungan dengan komperehensif yang meliputi lokasi, pasien banyak bergerak dan juga batuk
cedera fisik durasi, karakteristik, frekuensi. O : pasien tampak meringis kesakitan apabila batuk
2. Melakukan perawatan payudara pasien dan bergerak
3. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang A: masalah belum teratasi
cukup P : intervensi dilanjutkan

3. Resiko tinggi infeksi, 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi S: pasien mengatakan masih terasa nyeri apabila
berhungan tidak adekuatnya kemerahan, nanah, bengkak secara pasien banyak bergerak dan juga batuk
pertahanan tubuh/sistem sistemik dan local O; pasien sudah bisa membalikan badan dan juga
imun dan penurunan Hb 2. Mengajarkan pasien tindakan aseptic dapat duduk tetapi tampak meringgis kesakitan
untuk pasien berisiko apabila batuk dan bergerak
3. Mengobservasi keadaan luka, melakukan A: masalah teratasi sebagian
perawatan luka P: intervensi dilanjutkan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai