Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN

KEPERAWATAN
pada ibu post partum
dengan pendarahan
KELOMPOK 7
Nama : Muammar syah zihan
Oneita trieni
Ratih Tri ambarwati
Ria aprilia annisa
Rismayanti dias parie
Rundyani sulistyawati
DEFINISI
• Perdarahan post partum adalah perdarahan yang
terjadi setelah anak lahir melebihi 500 ml baik
perdarahan primer maupun sekunder setelah itu
(Prawiroharjo,1992).
Penyebab perdarahan post partum
 Atonia uteri
 Sisa plasenta
 Perlukaan jalan lahir
 Kelainan pembekuan darah
ETIOLOGI PENDARAHAN POST
PARTUM
Penyebab pendarahan dibagi menjadi dua sesuai
dengan jenis pendarahan yaitu :
• pendarahan pasca persalinan dini (primer)
• pendarahan pasca persalinan terlambat
(sekunder)
Patofisologi
Perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam
uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan
pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga
sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta
terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah
tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan
terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot
uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian
menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska
persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah
perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.
FAKTOR PREDISPOSISI
Beberapa kondisi selama hamil dan bersalin dapat
merupakan faktor predisposisi terjadnya pendarahan
paska persalinan, keadaan tersebut ditambah lagi dengan
tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu
selama hamil
Faktor predisposisi :
• Pasca SC
• Pasca miomektomi
• Disfungsi persalinan
• Induksi atau akselerasi persalinan
• Makrosomia
• Grande multipara
RUPTURA UTERI
Ruptura uteri adalah robekan atau diskontinuita
dinding rahim akibat dilampauinya daya regang
miomentrium.
Ruptura uteri adalah robeknya dinding uterus pada
saat kehamilan atau dalam persalinan dengan
atau tanpa robeknya perineun visceral
ETIOLOGI REPTURA UTERI
• Riwayat pembedahan terhadap fundus atau
korpusuterus
• Induksi dengan oksitosin yang sembarangan
atau persalinan yang lama
• Presentasi abnormal (terutama terjadi penipisan
pada segmen bawah uterus)
JENIS JENIS RUPTURA UTERI
1. Ruptura uteri kompletus
2. Ruptura inkompletus
3. Ruptura uteri spontan
4. Ruptura uteri vaiolenta atau traumatik
5. Ruptura uteri sikatrik
RATENSIO PLASENTA
Ratensio plasenta adalah terlambatnya
kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah persalinan bayi.

Etiologi
• HIS kurang kuat
• Plasenta sukar terlepas
JENIS-JENIS RATENSIO PLASENTA
1. Plasenta adhesiva
2. Plasenta akreta
3. Plasenta inkreta
4. Plasenta prekreta
5. Plasenta inkarserata
Perdarahan post partum yang tidak ditangani dapat
mengakibatkan :
a. Anemia
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan perubahan
hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut
menjadi masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan juga
akan berdampak juga pada asupan ASI bayi.
b. Syok hemoragie
Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya
kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Apabila hal ini tidak ditangani
dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan kerusakan atau nekrosis
tubulus renal dan selanjutnya meruak bagian korteks renal yang dipenuhi 90%
darah di ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan ibu tidak
terselamatkan.
c. Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan postpartum sampai
syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang dapat menyebabkan
nekrosis kelenjar hipofisis. Nekrosis kelenjar hipofisi dapat mempengaruhi sistem
endokrin.
Gejala Klinis
• Uterus tidak berkontraksi dan lembek
• Perdarahan segera setelah bayi lahir
• Syok
• Bekuan darah pada serviks atau pada posisi
terlentang akan menghambat aliran darah keluar
• Atonia uteri
• Darah segar mengalir segera setelah anak lahir
• Uterus berkontraksi dan keras
• Plasenta lengkap
• Lemah
• Mengigil
• Robekan jalan lahir
• Plasenta belum lahir setelah 30 menit
a. Penatalaksana
1. Tahap I (perdarahan yang tidak terlalu banyak): Berikan
uterotonika, urut/ massage pada rahim, pasang gurita.
2. Tahap II (perdarahan lebih banyak): Lakukan penggantian cairan
(transfusi atau infus), prasat atau manuver (Zangemeister, frits),
kompresi bimanual, kompresi aorta, tamponade uterovaginal,
menjepit arteri uterina.

b. Penatalaksana secara umum saat terjadinya perdarahan


1. Hentikan perdarahan.
2. Cegah terjadinya syock.
3. Ganti darah yang hilang.
ASUHAN KEPERAWATAN POST
PARTUM
PENGKAJIAN
1. Data subjektif
a. identitas pasien
nama : Ny. N
umur : 28 tahun
agama : islam
pendidikan : SMA
suku/bangsa : indonesia
pekerjaan : IRT
alamat : Ds. Sendang, sumber Jawa
Barat
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. P
agama : Islam
umur : 30 tahun
pekerjaan : Wiraswasta
hubungan dengan klien : Suami
alamat : Ds. Sendang, sumber
Jawa Barat
2. Keluhan utama
pada saat pasien dibawa ke rumah sakit pasien
mengatakan pasien merasa mual, sakit pada jalan lahir
karena adanya jahitan pada perinium,pasien mengalami
Perdarahan dari jalan lahir, pasien mengatakan badan
lemah, selalu keluar keringat dingin, kesulitan nafas, pusing,
pandangan berkunang-kunang.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien mengatakan bahwa tidak memiliki penyakit apapun
baik penyakit menular dan penyakit keturunan
b. Riwayat kesehatan sekarang
pasien merasakan sakit yang tidak biasa dirasakannya,
pusing berkunang-kunang, badannya lemas
c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit menular dan keturunan lainnya
d. Riwayat kesehatan sosial
• Hubungan klien dengan keluarganya sangat baik dan tidak
pernah bertengkar
• Klien mengatakan hubungan dengan teman dan
tetangganya sangat baik mereka sering bertemu dan
mengobrol.
e. Riwayat kesehatan Spiritual
Klien mengatakan bahwa ia sering melakukan sholat 5
waktu dan tidak pernah telat dan klien mengatakan bahwa ia
sering mengaji sesudah sholat.
Data Objektif
Pemeriksaan TTV
• Nadi : 80 x/menit
• Suhu : 38 C
• Tekanan darah : 90/60 mmHg
Pemeriksaan fisik
• Payudara : simetris
• Putting susu : simetris
• Uterus : normal/kokoh
• Kandung kemih : bisa buang air kecil
• Ganitalia : normal
• Fundus uteri/abdomen : lembek
• Kulit : Dingin, berkeringat,
• pervaginaan : Keluar darah
• Kandung kemih : produksi urin menurun/berkurang.
Analisa Data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Nyeri Akut Agen injury fisik
klien mengatakan, “nyeri  (lukainsisi operasi)
 pada luka operasi
terutama jika
 bergerak seperti berjalan”
 Skala nyeri 4-5
 (nyerisedang)

DO :
Klien tampak berhati-hati
untuk bergerak/berjalan.
Klien mengekspresikan
rasa nyeri ketika berjalan
Klien mengungkapkan
rasa
ketidaknyamanannya/
nyeri.
2. DS : Resiko infeksi Tindakan invasif da
Klien n Paparan
mengatakan, “dijalan lingkungan patogen
lahir saya ada luka
jahitan

DO :
Terlihat balutan luka
diperut bawah.
3. DS : Kurang pengetahuan kurangnya
Klien mengatakan, “saya tentang perawatan informasi
tidak makan telur, daging postoperasi dan
maupun ikan, takut perawatan bayi
lukanya
lama sembuh”
 Klien mengatakan belum
mendapatkan
penyuluhan tentang
perawatan post operasi

DO :
Klien mengungkapka n
secara verbal tentang
informasi yang tepat
untuk perawatan nifas
dan perawatan bayi.
Klien tertarik
denganinformasi yang
diberikan perawat.
Diagnosis
• Nyeri akut b.d trauma / distensi jaringan
• Kekurangan volume cairan b.d (pendarahan)
• Defisit perawatan diri b.d kelemahan
• Resiko infeksi b.d trauma jaringan
Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri setiap 6 1. Untuk mengetahui derajat
trauma / asuhan keperawatan jam baik skala, dan tingkat nyeri yang
distensi selama 2x24 diharapkan intensitas, lokasi , dialami dan untuk dapat
jaringan nyeri teratasi dengan frekuensi melakukan intervensi
kriteria hasil: 2. Ajarkan teknik selanjutnya
1. Menyatakan rasa relaksasi 2. Untuk mengalihkan
nyaman setelah 3. Kolaborasi dengan perhatian pasien dari
nyeri berkurang tim medis untuk nyerinya
2. Skala nyeri pemberian 3. Mengurangi rasa nyeri
berkurang atau analgetik
hilang
3. Pasien tampak
tenang
2. Kekurangan Setelah dilakukan 1. Monitor jumlah 1. Kehilangan darah akibat
volume cairan b. asuhan keperawatan pendarahan pasien pendarahan bisa berakibat
d (pendarahan) selama 2x24 diharapkan 2. Tidurkan pasien syok
nyeri teratasi dengan dengan posisi kaki 2. Dengan kaki lebih tinggi
kriteria hasil: lebih tinggi sedang akan meningkatkan aliran
1. Pendarahan badanya darah ke otak dan organ
berhenti tetapterlentang lain
2. Hb normal 3. Monitor tanda vital 3. Perubhan tanda vital terjadi
3. Tanda vital normal bila pendarahan semakin
berat
4. Berikan infus atau 4. Cairan intravena dapat
cairan intravena meningkatkan volume
5. Kolaborasi dengan tim intravasculer
medis dengn pemberian 5. Anti pendarahan
anti pendarahan mencegah pendarahan
yang lebih hebat dan
mengetahui intervensi
selanjutnya

3. Defisit Setelah dilakukan 1. Monitor kebutuhan klien 1. Membantu


perawatan asuhan keperawatan untuk alat alat bantu meningkatkan
diri b.d selama 2x24 diharapkan untuk bersihkan diri, kemampuan aktivitas
kelemahan nyeri teratasi dengan berpakaian, toileting klien
kriteria hasil : dan makan 2. Meningkatkan
1. Pasien dapat 2. Sediakan bantuan kemampuan
melakukan aktivitas sampai klien mampu melakukan perawatan
tanpa bantuan secara utuh untuk diri mandiri yang
2. Pasien menyatakan melakukan selfcare optimal sesuai
kenyamanan 3. Ajarkan klien dan kemampuan
terhadap keluarga untuk 3. Memberikan dukungan
kemampuan mendorong kepada keluarga dan
melakukan aktivitas kemandirian klien, untuk pasien dalam
3. Klien terbebas dari memberikan bantuan perawatan diri yang
bau badan hanya jika pasien tidak mandiri
mampu untuk
melakukanya.
4. Resiko Setelah dilakukan 1. Catat perubahan 1. Perubahan tanda vital (suhu)
infeksi b.d asuhan tanda vital merupakan indikasi terjadinya
trauma keperawatan 2. Observasi luka dan infeksi
jaringan selama 2x24 jahitan perineum tiap 2. Mengetahui seberapa besar resiko
diharapkan nyeri ganti pembalut untuk infeksi dan menentukan
teratasi dengan 3. Berikan perawatan intervensi selanjutnya
kriteria hasil : perineal, dan 3. Pembalut yang terlalu basah bisa
1. Tidak terjadi pertahankan agar menyebbkan iritasi dan dapat
infeksi pembalut jangan menjadi media untuk
2. Tanda vital sampai terlalu basah pertumbuhan bakteri, peningkatan
dalam batas resiko infeksi.
vital
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Intervensi dan Respon Paraf
1. Nyeri akut b.d trauma / distensi jaringan Dx : Nyeri akut b.d trauma / distensi
jaringan

T1 : Mengobservasi TTV

R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/ menit
S : 38 C

T2 : Mengkaji nyeri setiap 6 jam baik


skala, intensitas, lokasi, frekuensi

R2 : Pasien mau melaksanakan

T3 : Mengajarkan Teknik relaksasi

R3 : Pasien mau melakukannya

T4 : Mengkolaborasikan dengan tim


medis untuk pemberian analgetik

R4 : Pasien mau meminum obat


2. Kekurangan volume cairan b.d Dx : Kekurangan volume cairan b.d
(Pendarahan) (Pendarahan)

T1 : Mengobservasi TTV

R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/ menit
S : 37 C

T2 : Memonitor jumlah pendarahan


pasien

R2 : Pasien mau melakukannya

T3 : Tidurkan pasien dengan posisi kaki


lebih tinggi sedang badannya

R3 : Pasien mau melaksanakan

T4 : Memonitor tanda-tanda vital

R4 : Pasien mau melaksanakan


3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan Dx : Defisit perawatan diri b.d kelemahan

T1 : Mengobservasi TTV

R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/menit
S : 37 C

T2 : Memonitor kebutuhan klien untuk


bersihkan diri, berpakaian, toileting dan
makan

R2 : Pasien mau melakukannya

T3 : Sediakan bantuan sampai klien


mampu secara utuh untuk melakukan
softcare

R3 : Pasien mau melaksanakan

T4 : Ajarkan klien dan keluarga untuk


mendorong kemandirian klien, untuk
memberikan bantuan hanya jika pasien
tidak mampu untuk melakukannya

R4 : Pasien dan keluarga mau


melaksanakan
4. Resiko infeksi b.d trauma jaringan Dx : Resiko infeksi b.d trauma jaringan

T1 : Mengobservasi TTV

R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36 C

T2 : Mencatat perubahan tanda-tanda


vital

T3 : Mengobservasi luka dan jahitan


perineum tiap ganti pembalut

R3 : Pasien mau melaksanakan

T4 : Berikan perawatan perineal, dan


pertahankan agar pembalut jangan
sampai terlalu basah

R4 : Pasien mau melakukannya


EVALUASI KEPERAWATAN
NO EVALUASI PARAF
Dx : Nyeri akut b.d trauma / distensi jaringan
S : Pasien mengatakan merasa mual
O : Nadi : 80 x/menit
Suhu : 38 C
Tekanan darah : 90/60 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Dx : Kekurangan volume cairan b.d (Pendarahan)


S : Pasien mengalami Perdarahan dari jalan lahir,
O : Nadi : 80 x/ menit
Suhu : 37 C
Tekanan darah : 90/60 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Inervensi
NO EVALUASI PARAF
Dx : Defisit perawatan diri b.d kelemahan
S : Pasien mengatakan badan lemah, selalu keluar keringat dingin,
kesulitan nafas, pusing, pandangan berkunang-kunang.
O : Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 C
Tekanan darah : 90/60 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

Dx : Resiko infeksi b.d trauma jaringan


S : Pasien mengeluh sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada
perinium
O : Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 C
Tekanan darah : 90/60 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
REFERENSI
• Asuhan keperawatan kesehatan (2010) Makalah
askep pendarahan post partum [online]. Tersedia :
https://www.ilmulengkap.xyz/2013/03/askep-
pendarahan-post-partum.html (1 oktober 2020)
• Sucianty Kartawijaya (2010) Asuhan keperawatan
pada pendarahan post partum [online]. Tersedia :
https://slideplayer.info/slide/14389719/
• https://www.scribd.com/document/368870565/
Analisa-Data-Dan-Diagnosa-Keperawatan (10
januari 2018)

Anda mungkin juga menyukai