Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN POST-PARTUM

PENGENALAN
Kelompok 11
1. Afivah 21142029099 7. Nanda Aprilia 21142029128
2. Andika Murdiansyah 21142029103 8. Putri Sholikhah 21142029132
3. Berlian Maharani F 21142029107 9. Selviana Dewi A 21142029136
4. Dian Maida Sari 21142029111 10. Siti Nur Rohma 21142029140
5. Galuh Rahayu S W 21142029111 11. Vina Reza Antika 21142029144
6. Herlina Aprilia 21142029118 12. Wahyu Agung H 21142029149
Konsep Medis
DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melaluai
vagina kedunia luar. Perdarahan pasca persalinan
adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang terjadi
setelah bayi lahir. Perdarahan primer (perdarahan
pasca persalinan dini) terjadi dalam 24 jam pertama,
sedangkan perdarahan sekunder (perdarahan masa
nifas). Perdarahan postpartum (PPP) didefinisikan
sebagai kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah
persalinan pervaginam
K0NSEP MEDIS
2.ETIOLOGI

Penyebab umum perdarahan postpartum


adalah Kelainan pembekuan darah misalnya
1. Atonia Uteri afibrinogenemia hipofibrinogenemia. Tanda
2. Retensi Plasenta yang sering dijumpai:
3. Sisa Plasenta dan selaput ketuban a. Perdarahan yang banyak.
a. Pelekatan yang abnormal (plassenta b. Solusio plasenta.
akreta dan perkreta) c. Kematian janin yang lama dalam
b. Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta kandungan
seccenturia) d. Preeklampsia dan eklampsia.
1. Trauma jalan lahir e. Infeksi, hepatitis dan syok septik.
a. Episiotomi yang lebar f. Hematoma
b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, g. Inversi Uterus
forniks dan Rahim h. Subinvolusi Uterus
c. Rupture uteri
1. Penyakit darah
KONSEP MEDIS
3. PATOFIOLOGI
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus
melebar untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni
uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi
uterus menurun sehingga pembuluh darah-pembuluh dara
yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga
pendarahan terjadi terus menerus.
KONSEP MEDIS

4.PATWAY
4.PATWAY

KONSEP MEDIS
KONSEP MEDIS

5.MANIFESTASI
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam
jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea
berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi
syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin
dan mual
a. Atonia Uteri:
b. Robekan jalan lahir
c. Retensio plasenta
d. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
e. Inversio uterus
KONSEP MEDIS

6.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis perdarahan postpartum atau postpartum
hemorrhage (PPH) dapat dilakukan dengan melakukan
anamnesis singkat, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang seperlunya. Perlu diingat bahwa ketiga
tindakan tersebut harus dilakukan dengan cepat dan tepat,
karena kasus perdarahan postpartum merupakan kasus
kegawatdaruratan. Diagnosis perdarahan postpartum
atau postpartum hemorrhage (PPH) dapat dilakukan
dengan melakukan anamnesis singkat, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang seperlunya.
KONSEP MEDIS

6.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Anamnesis
Anamnesis tidak dapat dilakukan secara lengkap pada semua kasus perdarahan postpartum. Hal
ini dikarenakan sebagian besar kasus perdarahan postpartum sifatnya mengancam nyawa, dan
mencari sebab perdarahan serta menghentikan perdarahan lebih diutamakan
Pemeriksaan Fisik
 
Pemeriksaan fisik pada perdarahan postpartum terbagi menjadi dua, yakni pemeriksaan umum
dan khusus/obstetri.
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik secara umum meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran, nadi, laju napas, tekanan
darah, hidrasi kulit dan membran mukosa, capillary refill time (CRT), dan urine output.
Pemeriksaan fisik secara umum penting dilakukan terutama untuk menilai derajat
keparahan hipovolemiK akibat perdarahan postpartum.[2,7,9]
KONSEP MEDIS
Pemeriksaan Fisik Khusus
Pada pemeriksaan fisik khusus atau obstetri dicari tahu
penyebab dari perdarahan. Pemeriksaan obstetri meliputi
pemeriksaan kontraksi uterus, letak, konsistensi uterus,
pemeriksaan dalam untuk menilai adanya perdarahan atau
sumber perdarahan, melihat keutuhan plasenta, tali pusat, serta
mencari apakah terdapat robekan pada jalan lahir. Berikut ini
adalah tanda gejala sesuai penyebab perdarahan postpartum.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin, utamanya pemeriksaan Hemoglobin. Umumnya jika
terjadi perdarahan masif dapat ditemukan hasil Hb kurang dari 8 g/dL. selain
itu apabila pada saat asuhan antenatal ditemukan bahwa ibu mengalami
anemia, maka keadaan ini dapat segera dikoreksi.
Pemeriksaan golongan darah juga dilakukan untuk kepentingan tatalaksana bila
pasien membutuhkan transfusi darah. Transfusi sebaiknya tidak ditunda dan
tidak diputuskan berdasarkan kadar hemoglobin semata, tetapi sebaiknya
dilakukan berdasarkan kondisi klinis pasien.
Pemeriksaan waktu perdarahan atau waktu pembekuan, trombosit, protrombin
dan partial prothrombin time / PTT, untuk menyingkirkan kemungkinan
gangguan faktor pembekuan darah.
Pemeriksaan fibrinogen atau D-dimer dapat digunakan untuk membantu
penegakan diagnosis disseminated intravascular coagulation (DIC).
 
Ultrasonografi (USG)
 
Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat apakah terdapat sisa plasenta
ataupun gumpalan darah. Kemudian apabila dilakukan pada saat antenatal
dapat membantu dokter mendeteksi plasenta previa dan plasenta akreta.
KONSEP MEDIS

7.komplikasi
Komplikasi pendarahan post parfum primer yang
paling berat yaitu syok. Bila terjadi syok yang berat
dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan
yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi
dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai
sepsis. Pada pendarahan yang disertai oleh
bembekuan intravaskuler merata dapat terjadi
kegagalan fungsi organ-organ seperti gagal ginjal
mendadak (Chalik, 2000).
KONSEP MEDIS
8.PENATALAKSANAAN

Pada perdarahan akibat robekan jalan lahir penanganannya adalah:


1. Lakukan eksplorasi untul mengidentifikasilokasi laserasi dan sumberperdarahan.
2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan berikan laruta antiseptik.
3. Jepit dengan klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap.
4. Lakukan penjahitan
a. Pada ruptura perineal tingkat 1 (robekan pada mkosa vagina dan kulit), robekan dijahit dengan benang catgut dan memekai jarum bundar.
b. Pada roptura perineal tingkat II (ruptura perinci sub totalis) ikutrobek pula dasar panggul seperti: luka jahit dua lapis dengan benang catgut halus
secara simpul atau jelujur dengan jarum bundar, kulit dijahit dengan benang sutera dan memakai jarum yang tajam
c. Pada ruptur perineal tingkat III (ruptur perinei totalis) yang robek selain spingter ani externa. Sebelum memulai menjahit harus ditemukan dulu
kedua pangkal m.stingter ani externa yang terpoting. Otot ini dijahit dengan benang cromik secara simpul, penjahitan harus dilakukan secara
cermat agar otot tersebut tersambung dengan baik. Kemudian dijahit seperti menjahit ruptura perinci II. Bila mucosarectum ikut robek maka
harus dijahit terlebih dahulu dengan benang eatgut halus secara simpul. Bila ada plasenta dilakukan sebagai berikut:
KONSEP MEDIS
8.PENATALAKSANAAN

1. Memeriksa kelengkapan plasenta setelah dilahirkan


2. Berikan antibiotika kemungkinan adanya endometriosis.
3. Lakukan eksplorasi digital atau bila servik terbuka dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan.
4. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuret.
5. Bila Hb 8 gr % berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus600 mg per hari selama 10 hari.
PENGKAJIAN
Nama mahasiswa : Hana mania samenel Ruang / kelas : tinggkat III regular A
Nim : PO530320116250 Kamar no : Bet 9
Tanggal masuk : 27 mei 2019 Pengkajian tanggal : 27 mei 2019
Jam masuk : 07.00 Jam : 08.00

1. IDENTITAS PASIEN

nama : Nn. D.W.B.


Umur : 20 tahun
Suku/ bangsa : Belu/ Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Alamat : Kelapa Lima
Status perkawinan : Tidak menikah
Riwayat Obstetr I : G1P1A0H1
Pasien tidak menikah
PENGKAJIAN
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Tempat pemeriksaan kehamilan : Pustu kelapa lima
b. Frekuensi : 3 kali
c. Imunisasi :
d. Keluhan selama kehamilan :
e. Pendidikan kesehatan yang sudah diperoleh : Perawatan payudara dan teknik

3. RIWAYAT PERSALINAN
a. Tempat persalinan : ( ) RS ( ) Klinik Bersalin ( ) Rumah ( ) Lain; lain,
Sebutkan : Pasien mengatakan melahirkan di klinik bersalin.
b. Penolong : Dokter, Bidan, dan perawat.
c. Jalanya Persalinan :
PENGKAJIAN
4. PEMERIKSAAN FISIK IBU

a. TTV :

TD : 140/90 mmHg N : 82 x/menit

S : 36,5⁰C RR : 20x/menit
b. Pemeriksaan Umum :
 Keadaan Umum : Pasien tampak lemah GCS :(E4V5M6)
 Kesadaran : Composmentis
 Kelainan bentuk dada : tidak ada
c. Kepala / Muka
 kulit kepala : Bersih  
 Mata : Normal  
 Telingga : Normal  
 Hidung : Normal  
 Mukosa Mulut/gigi : Bersih  
PENGKAJIAN
d. Leher  Kekenyalan :
 JVP : Normal  Diastatis Rectus
 Kelenjar Tyroid : Abdominalis:
Normal Panjang :
 Kelenjar : Limfe Lebar :
e. Dada g. Vulva
 Bentuk Payudara :  Lochea : Alba / Coklat
Normal Kehitaman
 Putting Susu : Ada Jumlah :
 Pigmentasi : Tidak ada Bau : Tidak Bau
 Kolostrum : Ada  Kebersihan ; Bersih
 Kebersihan Payudara : h. Perinium : Episitomi
Payudara tampak kotor i. Heamoroid : Tidak ada
f. Perut j. EKstremitas : Oedem
 Tinggi Fundus Uteri : -
5. KEBUTUHAN DASAR  BAK : Pasien terpasang kateter
 Frekuensi : 200 cc
a. Nutrisi
 Nyeri Saat BAK : Ya
 Pola Makan : Baik c. Aktivitas
 Frekuensi : 3-4 kali sehari
 Mulai Ambulasi Jam : -
 Jenis makanan : Apa saja
 Senam Nifas : -
 Intake Cairan / 24 Jam : Kebutuhan Cairan
 
pasien diatur yaitu 1,5 liter
d. Personal Hygiene :Pasien Mengatakan
/24
Hanya di Lap
 Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Buketi : -
 Frekuensi Mandi : 1 Kali / hari
 Makanan Pantangan : Tidak Aada
 Frekuensi gosok Gigi : 1 Kali / Hari
b. Eliminasi
 Frekuensi Ganti Pakaian : 1 kali / hari
 BAB : Belum Pernah BAB selam Masuk
RS
 Frekuensi : -
 Nyeri Saat BAB : -

PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
e. Istirahat Dan Tidur : pasien mengatakan g.Psikososial
susah Tidur
 Respon Ibu Terhadap Kelahiran Bayi ;
 Tidur Siang : 1-2 jam Menerima  
 Tidur Malam : 6- 7 Jam  Respon Keluarga Terhadap Kelahiran
 Ganguan Tidur : Ada Saat nyeri Pasien Bayi : Menerima  
Sering Terbangun  Fase Taking In/ketergantungan : pasien
f. Kenyamanan merasa tidak nyaman pada  
dirinya, pasien mersa nyeri, pada luka
 Nyeri : Ya
jahitan  
 Lokasi : Bagian perut hasil opersai dan
 Fase Taking Hold/ rasa kuatir : pasien
juga luka episitomi pada jalan lahir
merasa kalau ia tidak dapat  
 Durasi : 15-30 menit
mengurus bayinya  
 Skala ; 6-7 ( Nyeri Sedang )
 Fase Letting Go/menerima tanggung
 Lian – lain : pasien mengatakan bahwa
jawab :  
pasien mersa nyeri saat banyak bergerak dan
 Post Partum Blues :  
juga saat batuk.
h. Komplikasi Post Partum k.Data Spiritual
 Infeksi : Ya  Agama : Kristen Protestan
 Ganguan Laktasi :  Kegiatan Agama : Gereja Dan Sering Mengikuti
 Perdarahan Post Partum : Ya Ibadah
i. Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang :  Apakah Pasien Yakin Agama Yang Dianutnya :
Yakin
 Perawatan Payudara : pasien tidak mengerti
l. Data Penunjang
 Cara Menyusui : Mengerti
 Perawatan Tali Pusat : Mengerti  Laboratorium :
 Cara Memandikan Bayi : Mengerti Darah
 Nutrisi Bayi : Tidak Tau  USG :
 Nutrisi Ibu Menyusui : Tidak mengerti
 KB : 6. TERAPI
 Imunisasi : Mengerti 7. DATA TAMBAHAN
 Lain-lain :
j. Pendidikan kesehatan yang dibutuhkan : Nutrisi Bayi

PENGKAJIAN
Diagnosa keperawatan
Analisis data
Diagnosa keperwatan yang muncul yaitu :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
secara aktif akibat perdarahan.
2. Ganguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan cedera
fisik (penekanan/kerusakan jaringan , infiltrasi)
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
Stasis cairan tubuh, penurunan Hb,
4. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan cedera fisik.
Intervensi
keperawatan
Intervensi
keperawatan
Intervensi
keperawatan
Intervensi
keperawatan
Implementasi
keperawatan
Implementasi
keperawatan
Implementasi
keperawatan
Hari ke 2
evaluasi
evaluasi
Contoh kasus
Mahasiswa melakukan pengkajian pada pasien bernama Nn. D.W.B. diruangan flamboyant pada hari senin tanggal 27 mei
2019, no rekam medik 590818 pasien berjenis kelamin perempuan umur 20 tahun, agama Kristen protestan, asal dari belu, dan
bertempat tingal di kelapa lima kota kupang, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, pasien masuk rumah sakit dari tanggal 21
mei 2019, jam 14.00 dengan diagnosa medis laparatomi ligagasi hipogastrika post-partum anemia dan hipoalbumin.
Riwayat kesehatan pasien mengatakan bahwa ia biasanya melakukan pemeriksaan kehamilan di pustu kelapa lima dan juga
klinik bersalin sebanyak 4 kali riwayat obsterti: G1P1A0AH1.
Riwayat keluhan utama saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada luka operasi dan juga perineum ketika bergerak dan batuk,
skala nyeri 3-6 ( nyeri sedang ). Pasien tambak meringgis kesakitan ketiak mengerakan kaki dan juga pada saat batuk pasien
juga mengeluh, pusing dan juga batuk- batuk aktivitas pasien di bantu oleh perawat dan juga keluarga.
Riwayat persalinan pasien mengatakan bahwa pasien melahirkan normal pada tanggal 21 mei 2019, di klinik bersalin yang
dibantu oleh dokter dan juga bidan. anaknya berjenis kelamin perempuan dengan berat 3.200 gram, saat persalinan dilakukan
pemotongan jalan lahir/ episotomi. Kemudian pasien mengalami perdarahan post-partum terjadi disebkan karena atonia uteri
dan kemudian pasien dirujuk ke RSUD umum.
Riwayat penyakit keluarga, pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengannya.
Contoh kasus
Dari pemeriksaan fisik ibu didapatkan pemeriksaan umum :
a..Keadaan umum: pasien tampak lemah dan terpasang kateter,kesadaran GCS : 15(E4V5M6 ), pemeriksaan TTV didapatkan TD : 140/90 mmhg,
nadi : 82x /menit suhu: 36,70c dan pernafasan : 22x/menit.
b.Kepala dan muka
Pasien mengatakan merasa pusing bentuk dan ukuran kepala normal Tidak terdapat luka atau lesi pada kepala dan leher, pemeriksaan wajah
simetris, konjungtiva tampak pucat. Pasien tidak dapat melihat suatu benda yang jauh dengan jelas dan tampak kabur sehingga menggunakan
alat bantu penglihatan yaitu kaca mata, tidak ada masalah pada telinga pasien dan pasien mampu mendengar dengan baik. Pada pemeriksaan
hidung, mulut dan tenggorokan tidak ditemukan masalah. Tetapi mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah.gigi putih, tidak ada caries gigi tapi gigi
berlubang terdapat pada graham yang kedua simetris, tidak ada lesi, ada serumen, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakandi bagian leher.
c.Bagian abdomen
Pada bagian dada saat dikaji bentuk payudara pasien tampak kotor dan juga keras, tidak ada puting susu,tidak ada kolustrum dan payudara kotor
sedangkan pada bagian perut pasien terdapat luka operasi.
d.Bagian ekstremitas
Pada saat dikaji pasien tampak terbaring di tempat tidur dengan semua aktivitas dibantu, pada bagian kaki pasien oedema.
e. Sistem reproduksi
pada saat dikaji pasien terpasang kateter, terdapat luka antara jalan lahir juga anus yaitu luka episiotomi, pada vulva terdapat lochea berwarna
merah kecoklatan jumlahnya sedikit dan tidak berbau tidak ada hemoroid dan pasien mengatakan terasa nyeri
Contoh kasus
f. Kebutuhan dasar pasien
yaitu untuk nutrisi Sebelum sakit pola makan pasien baik yaitu pasien makan 3 kali sehari tidak ada pantangan makanan, sering makan
makanan selingan seperti rotidan makanan ringan lainya. Perubahan saat sakit, pasien mengatakan nafsu makan menurun kadang-kadang
tidak menghabiskan porsi makanan yang diberikan oleh petugas gizi. Kebutuhan cairan sebelum sakit pasien mengatakan minum 7-8 gelas
perhari,saat sakit asupan cairan diatur pasien diatur yaitu 1,5 liter selama 24 jam.
g.Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan, biasanya BAB 1x sehari dengan konsistensi kadang padat dan kadang lembek, warna kuning
kecoklatan/hitam, bau khas feces. BAK 4 – 5 x/hari, tanpa ada kesulitan dalam proses eliminasi, BAK dengan warna kekuningan, bau khas
urine.Saat sakit ,klien mengeluh sulit kencing (BAK), BAK sedikit-sedikit dan tidak lancer, klien mengatakan tidak nyaman karena terpasang
kateter dimana kadang-kadang urine tampungnya sebanyak 500 – 700 cc/hari, warna kuning jernih. BAB tidak pernah selama klien berada di
Rumah Sakit.
h.Pola aktivitas
Sebelum sakit klien mengatakan dapat beraktivitas dengan baik tanpa bantuan, klien dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari secara
mandiri. Saat sakit : pasien megatakan jarang bergerak selama berada di rumah sakit karena mersa nyeri dibagian abdomen dan perineum dan
pasien mengatakan ia terpasang kateter jadi sulit untuk bergerak.
Contoh kasus
i.Pola hygiene
Pasien mandi satu kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari, ganti pakian 2 kali sehari yang dibantu oleh keluarga.
J,Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien mengatakan dapat tidur nyenyak tanpa ada ganguan tidur siang jam 12.00-13.30
sedangkan tidur malam 20.00-06.00.saat sakit pasien mengatakan kesulitan dan suka terbangun tidur saat
terasa nyeri dan batuk.
k.kenyamanan
Pasien mengatakan nyeri pada bagian abdomen yang dioperasi dan juga pada bagian perineum lamanya nyeri
yaiti 15-20menit, skala nyeri yaitu 3-6 ( nyeri sedang) pasien juga mengatakan abdomen sakit apabila batuk.
Contoh kasus
Psikososial: pasien dan keluarga menerima kehadiran bayi tetapi pasien mengalami perdarahan post-partum.
pengetahuan ibu tentang kesehatan bayi: pasien mengatakan bahwa ia hanya tau cara memandikan pasien
sedangkan untuk perawatan tali pusat, payudara, nutrisi pada ibu dan bayi, imunisasi dan KB pasien tidak tau.
Pendidikan kesehatan yang dibutuhkan: perawatan payudara, cara menyusui, nutrisi bayi karena pasien belum
memberikan asi eksluif kepada bayi imunisasi dan juga keluarga berencana.
Data spiritual : pasien beragama Kristen protestan, dan mengikuti kebaktian dan juga kegiatan keagamaan
digereja dan juga yakin terhadap agama yang dianutnya.
Data penunjang : Pada tanggal 24, dilakukan tes hemoglobin(hb): 5,6 g/dl ( nilai normal 12-16 g/dl )eritrosit :
2,40,hemotokrit : 19leukosit : 14,58neutrofil : 80,5limfosit : 9,9monosit : 8,9, trombosit : 29 L nilai( normal 150-
400 ribu)
kesimpulan
Pendarahan Postpartum adalah pendarahan yang lebih dari 500-600ml selama 24jam setelah anak lahir.
Termasuk pendarahan karena retensio plasenta. Pendarahan post-partum adalah pendarah dalam kala IV lebih
dari 500-600cc dalam 24 jam stelah anak dan placenta lahir. Masa post-partum dibagi dalam 3 tahap : immediate
post, partum period (minggu pertama), dan late post-partum periode (minggu kedua sampai minggu ke enam).
Penyebab umum pendarahan post-partum.
1. Atonia urteri
2. Retensi plasenta
3. Sisa plasenta dan selaput ketuban
4. Trauma jalan lahir
5. Penyakit darah
6. Hematoma
7. Inversi uterus
8. Subinvolusi uterus
saran
Diharapkan askep ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan keperawatan dan
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-har, dan untuk para tim medis agar dapat meningkatkan pelayanan
Kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan healthy
education dalam perawatan pendarahan post-partum.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai