1. Pengertian masalah/penyakit
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amin & Hardhi,
2013). Sectio Caesarea (SC) adalah suatu cara untuk melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.(Nurarif &
Kusuma, 2015).Sectio Caesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui
pembedahan dimana irisan dilakukan di perut untuk mengeluarkan seorang
bayi (Endang Purwoastuti and Siwi Walyani, 2014).Kesimpulan nya , sesar
adalah suatu pembedahan untuk melahirkan anak melalui dinding abdomen
dengan cara sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.
2. Etiologi (penyebab)
Gawat janin, mal presentasi, dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus
tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forceps
ekstraksi (Nurarif & Kusuma, 2015).
Komplikasi ini bersifat ringan ,seperti kenaikan suhu pada beberapa hari
masa nifas, dapat juga bersifat berat seperti peritonitis dan sepsis.
Bahaya infeksi dapay di perkecil dengan pemberian antibiotika ,tetapi
tidak bisa di hilangkan sama sekali terutama SC klasik dalam hal ini
berbahaya dari pada transpetonealin profunda suatu komplikasi yang
baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus,
sehingga pada kehamilan berikut nya bisa terjadi ruptur uteri.
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar
tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh
lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi
dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila
kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan. 2.
b. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 -
10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh. 3.
c. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi, Miring kanan dan kiri
dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi, Latihan pernafasan dapat
dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar.
Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya. Kemudian
posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler). Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian
berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi. 4.
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita. 5.
e. Pemberian obat-obatan
Antibiotik, Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran
pencernaanObat-obatan lain 6.
f. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti 7.
g. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu,
tekanan darah, nadi,dan pernafasan (manuaba,2008)
8. Pemeriksaan penunjang Diagnostik
A.) hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan.
B.) Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi 3.
C.) Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah 4.
D.) Urinalisis / kultur urine 5.
E.) Pemeriksaan elektrolit.( Doengoes M. 2010 )
9. Terapi Farmakologi
1. Pengkajian
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantuh Riwayat pada
saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar pervaginan
secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda'tanda persalinan.
a) kepala
b) Mata
c) Telinga
d) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang'kadang
ditemukan pernapasan cuping
e) Leher
f) Dada
h) Genitalia
i) Anus
Kadang'kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
j) ekstermitas
a) Menyusi in efektif
c) kurang perawatan
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/36657196/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_SECTIO_CAESAR
IA_SC
http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/viewFile/2801/2069