Anda di halaman 1dari 31

KAPAN PESANTREN DI

NUSANTARA DIDIRIKAN
Pondok Pesantren di
Indonesia memiliki peran
yang sangat besar, baik bagi
kemajuan Islam itu sendiri
maupun bagi bangsa
Indonesia secara
keseluruhan.
Kata pesantren berasal dari
akar kata santri dengan
awalan "Pe"dan
akhiran "an" berarti tempat
tinggal para santri.
Profesor(Zamakhsari;1983) 
berpendapat bahwa istilah
santri berasal dari bahasa
Tamil, yang berarti Guru
mengaji
Istilah pondok berasal
dari Bahasa
Arab funduuq (‫ )ف ندوق‬yang
berarti penginapan.
 Khusus di Aceh, pesantren
disebut juga dengan
nama dayah.
Para pelajar pesantren (santri)
 

tinggal pada asrama yang disediakan


oleh pesantren. 
Institusi sejenis juga terdapat di
negara-negara lainnya; misalnya di
Malaysia dan Thailand Selatan yang
disebutsekolah pondok, serta di
India dan Pakistan yang
disebut madrasah Islamiah.
sejarah pesantren setua sejarah
penyebaran Islam di Indonesia.
Kemudian yang menjadi pertanyaan
adalah siapa tokoh yang pertama kali
mengakflikasikan system pendidikan
pesantren di Indonesia? Nama Maulana
Malik Ibrahim pioneer Wali Songo
disebut sebagai tokoh pertama yang
mendirikan pesantren.
Maulana Malik Ibrahim atau lebih
terkenal sebagai Sunan Gresik adalah
seorang ulama kelahiran Samarkand,
ayahnya Maulana Jumadil Kubro
keturunan kesepuluh dari Husein bin
Ali. Pada tahun 1404 M, Maulana
Malik Ibrahim singgah di desa Leran
Gresik Jawa Timur setelah
sebelumnya tingal selama 13 tahun
di Champa.
Perjalanan Maulana Malik Ibrahin
dari Champa ke Jawa adalah untuk
mendakwahkan agama Islam
kepada para penduduknya. Di Jawa,
beliau memulai hidup dengan
membuka warung yang menjual
rupa-rupa makanan dengan harga
murah. Untuk melakukan proses
pendekatan terhadap warga
Maulana Malik Ibrahim juga
membuka praktek ketabiban
tanpa bayaran.
Kedermawanan serta
kebaikan hati, pedagang
pendatang ini membuat
banyak warga bersimpati
kemudian menyatakan masuk
Islam dan berguru ilmu agama
kepadanya.
Pengikut Sunan Gresik semakin hari
semakin bertambah sehingga rumahnya
tidak sanggup menampung murid-murid
yang datang untuk belajar ilmu agama
Islam. Menyadari hal ini, Maulana Malik
Ibrahim yang juga dikenal sebagai Kakek
Bantal mulai mendirikan bangunan untuk
murid-muridnya menuntut ilmu. Inilah
yang menjadi cikal bakal pesantren di
Indonesia.
Meski begitu, tokoh yang dianggap berhasil
mendirikan dan mengembangkan pesantren
dalam arti yang sesungguhnya adalah Raden
Rahmat atau Sunan Ampel. Ia mendirikan
pesantren pertama di Kembang Kuning kemudian
pindah ke Ampel Denta, Surabaya dan mendirikan
pesantren kedua di sana.[ Dari pesantren Ampel
Denta ini lahir santri-santri yang kemudian
mendirikan pesantren di daerah lain, diantaranya
adalah Syekh Ainul Yakin yang mendirikan
pesantren di desa Sidomukti, Selatan Gresik dan
Maulana makdum Ibrahim yang mendirikan
pesantren di Tuban. 
PESANTREN
AWAL BERDIRINYA
DAN PERKEMBANGANNYA
Umumnya, suatu pondok pesantren
berawal dari adanya seorang kyai di
suatu tempat, kemudian datang
santri yang ingin belajar agama
kepadanya. Setelah semakin hari
semakin banyak santri yang datang,
timbullah inisiatif untuk mendirikan
pondok atau asrama di samping
rumah kyai.
Pada zaman dahulu kyai tidak
merencanakan bagaimana membangun
pondoknya itu, namun yang terpikir
hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu
agama supaya dapat dipahami dan
dimengerti oleh santri. Kyai saat itu
belum memberikan perhatian terhadap
tempat-tempat yang didiami oleh para
santri, yang umumnya sangat kecil dan
sederhana. 
. Mereka menempati sebuah gedung
atau rumah kecil yang mereka dirikan
sendiri di sekitar rumah kyai.Semakin
banyak jumlah santri, semakin
bertambah pula gubug yang didirikan.
Para santri selanjutnya memopulerkan
keberadaan pondok pesantren
tersebut, sehingga menjadi terkenal
kemana-mana
Banyak pesantren di Indonesia hanya
membebankan para santrinya dengan biaya
yang rendah, meskipun beberapa pesantren
modern membebani dengan biaya yang lebih
tinggi.  Meski begitu, jika dibandingkan
dengan beberapa institusi pendidikan lainnya
yang sejenis, pesantren modern jauh lebih
murah.  Organisasi massa (ormas) Islam yang
paling banyak memiliki pesantren
adalah Nahdlatul Ulama (NU. Ormas Islam
lainnya yang juga memiliki banyak pesantren
adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.
Pesantren pada mulanya merupakan pusat
penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran pelajaran
agama Islam. Namun, dalam perkembangannya,
lembaga ini semakin memperlebar wilayah
garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan
mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi
keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal
(kesadaran social).  Pesantren kini tidak lagi
berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan
(regional-based curriculum) dan tetapi juga
kurikulum yang menyentuh persoalan kikinian
masyarakat (society-based curriculum
Dalam perkembangannya Pesantren dengan
berbagai macam basisnya yang ada di Indonesia
menambah keyakinan potensi pesantren sangat
penting. Misalnya: 1) Pesantren berbasis agama,
2) Pesantren berbasis modern seperti keahlian
bidang bahasa Arab dan Inggris, 3) Pesantren
berbasis ilmu pengetahuan, 4) Pesantren
berbasis teknologi dan informasi. Pesantren
berbasis ekonomi dan berbagai macam
pesantren yang sudah ada di bumi nusantara ini
merupakan fenomena nyata yang sangat
menarik .
Dalam dunia pesantren,
menurut Zamakhsari Dhofier,
terdapat lima elemen dasar
yang menjadi unsur pesantren,
yaitu pondok, masjid, santri,
pengajaran
kitab-kitab klasik, dan kyai
Dalam perkembangannya,Elemen
dasar dan
tradisi pesantren tergantung dan
pola pesantrennya, dari yang paling
sederhana sampai yang paling maju.
Pola I ialah pesantren yang terdiri
dari hanya masjid dan rumah kyai,
Pola II ialah pesantren yang terdiri
dan masjid, rumah kyai, dan pondok.
Pola III ialah pesantren yang terdiri dan
masjid, rumah kyai, pondok dan
madrasah.
Pola IV terdiri dan masjid, rumah kyai,
pondok, madrasah, dan tempat
keterampilan.
Dan Pola V ialah pesantren yang terdiri
dari masjid, rumah kyai, pondok,
madrasah, tempat keterampilan,
universitas, gedung pertemuan, tempat
Lembaga-lembaga pendidikan Islam,
khususnya pesantren telah banyak
memberikan andil bagi bangsa Indoneisa,
baik dahulu maupun kini. Kehandalan
pondok pesantren selama berabad-abad,
walau dengan segala kesederhanaannya
masih menjadi harapan umat Islam
sebagai benteng satu-satunya bagi umat
Islam dan kelimiahannya. Karena dari
sanalah lahir generasi-generasi yang
melanjutkan da’wah Islam.
Peran dan fungsi pesantren
sebagai lembaga pendidikan yang
cultural dan lahir dari kebutuhan
masyarakat tidak perlu lagi
diragukan. Sejarah telah mencatat
pesantren telah banyak
melahirkan banyak kader bangsa
sebagai alumni pesantren.
Tokoh nasional
Sebagai institusi sosial, pesantren telah memainkan
peranan yang penting di Indonesia dan negara-negara
lainnya yang penduduknya banyak memeluk agama
Islam. Alumni pondok pesantren umumnya telah
bertebaran di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa
alumnus pesantren juga telah berkiprah di pentas
nasional, yang terkenal antara lain:
§  Dr. Hidayat Nurwahid (mantan Ketua MPR RI)
§  KH. Hasyim Muzadi (mantan Ketua PB Nahdlatul Ulama)
§  Prof. Nurkholish Madjid mantan (Rektor Universitas
Paramadina).
§  Dr. Din Syamsuddin (mantan Sekretaris Umum Majelis
Ulama Indonesia (MUI).
§  KH. Abdurrahman Wahid, salah seorang
kyai yang terkenal, adalah mantan Presiden
Republik Indonesia.  Ia adalah putra KH.
Wahid Hasyim - seorang kyai yang juga tokoh
pergerakan kemerdekaan Indonesia dan
pernah dua kali menjabat Menteri Agama di
Indonesia-. Sementara kakeknya adalah KH.
Hasyim Asy'ari, seorang pahlawan nasional
Indonesia dan pendiriNahdlatul Ulama, salah
satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
 

Anda mungkin juga menyukai