Anda di halaman 1dari 31

Bismillahirrahmanirrahiim

STRATEGI KOMUNIKASI
TERAPEUTIK DENGAN
LANSIA
OLEH:
Ns.Siti Hotna, S.Kep.M.Kep
 Menjadi tua merupakan proses alamiah yg berarti seseorang
telah melewati tiga tahap kehidupannya yaitu : masa kanak-
kanak, masa dewasa dan masa tua ( Nugroho1992)

 Masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun


secara psikis

 Kemunduran fisik bisa berupa kulit yg mengendor, rambut


putih, penurunan pendengaran, penglihatan menurun, gerakan
lambat, energi dan tenaga berkurang, gigi rontok, tulang makin
rapuh,sensitivitas emosional meningkat.
Klasifikasi menua
 Menurut WHO
usia pertengahan ( middle age) 45-59 thn
Usia muda (elderly) 60-70 tahun
Usia lansia tua (old) 75-95 tahun
Usia lansia sangat tua (very old) > 90 tahun

 Menurut Jos masdani psikolog UI kedewasaaan dapat dibagi 4 gol


1. Fase inventus (25-40 tahun)
2. Fase verilitas (40-50 tahun)
3. Fase prasenium (55-65 tahun)
4. Fase senium (65 hingga tutup usia)

Diindonesia lansia disebut orang yg telah berumur 60 tahun keatas ( menurut undang-
undang N0.13 tahun 1998)
Budaya Indonesia terhadap lansia
 Lansia mendapat tempat yg tertinggi, dihormati dan dihargai diperhatikan
dan dikasihi

 Menurut agama islam banyak penjelasan harus menghormati dan berbakti


pada orang tua.Dalam surat Al Isra ayat 23 Allah SWT berfirman
mengenai larangan anak berkata kasar, melainkan harus bertutur kata
mulia kepada orang tua : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu
jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua2anya sampai usia
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan “ah “ dan jangnalah engkau membentak keduanya dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yg baik.
Latar belakang
 Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi
manusia yg memungkinkan seseorang untuk
menetapkan , mempertahankan dan meningkatkan
kontrak dengan pasien dan berlangsung secara
dinamis dengan instruksi yg berurutan dan
sederhana sehingga pasien memahaminya.(brunner
suddart,2001)
Komunikasi terapeutik
 Komunikasi yg dilakukan secara sadar yg kegiatan
dan tujuannya untuk kesembuhan
pasien( indrawati, 2003)
Tahapan komunikasi terapeutik
 Tahap I ( Pra interaksi)
pada tahap ini perawat sudah memiliki informasi tentang klen seperti nama, umur,riwayat
kesehatan dll
 Tahap II ( Pengenalan)

Mengenal saling menumbuhkan rasa saling percaya, agar klein merasa nyaman. Disini perawat
harus bisa menumbuhkan rasa percaya klien bahwa perawat individu yg jujur , terbuka dan
peduli terhadap masalh lansia dan mampu menyimpan rahasia pembicaraan mereka.
 Tahap III (Kerja)

Perawat dalam tahap ini menemukan masalah yg dihadapi lansia, sehingga perawat harus
memiliki rasa empati,, tidak bersembunyi dalam peran, menerima kritik dan saran dan sikap
kehati-hatian sehingga lansia bisa lebih terbuka dengan masalah yg dirasakannya.
 Tahap IV (Terminal)

Tahap ini dapat disertai perasaan , mungkin lansia merasa kehilangan, bimbang tentang
kemampuannya tanpa bantuan perawat lagi
Faktor yg mempengaruhi proses
komunikasi pada lansia
 Faktor penunjang dan penghambat

Faktor penunjang dari aspek komunikator (perawat) mis:


Memiliki kelebihan fisik maupun mental
Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Memiliki pengalaman dan mampu berkomunikasi dengan baik
Menguasai isi pesan
Lingkungan yang mendukung
Mengutamakan privasi

 Faktor peninjang dari aspek komunikan (lansia), mis:


Memiliki sifat terbuka
Pengetahuan cukup
Sehat fisik dan mental
TUJUAN KOMUNIKASI
 Pertukaran informasi
 Sarana untuk berhubungan dengan orla
 Supaya apa yg kita sampaikan dapat dimengerti
orla
 Dapat memahami orla
 Agar gagasan kita dapat diterima orla dengan
pendekatan persuatif
 Menggerakkan orla untuk melakukan sesuatu
Tahap proses komunikasi ada 4 tahap (
cutlip dan center)
1. Fact finding ( mengumpulkan fakta dan data)
2. Planning ( apa yg akan dikemukakan dan
mengemukakannya)
3. Komunikasi ( bahasa sehari2)
4. Evaluation ( bahan untuk melakukan
komunikasi selanjutnya)
Komunikasi pada lansia
mempengaruhi
 Terjadipenurunan sensori yg terkait usia dan
penurunan memori
 Umumnya sedikit bertanya
 Ageism sering dijumpai
 Penyakit kronis

Ageism berupa prasangka diskriminasi terhadap


seseorang karena mereka usia lanjut, seperti
meremehkan masalah medis.
Pendekatan perawatan lansia dalam
konteks komunikasi
 Pendekatan fisik (perubahan fisik ril dan mudah
diobservasi)
 Pendekatan psikologis (harus bisa sebagai sahabat
yg akrab)
 Pendekatan sosial (diskusi, tukar pikiran, bercerita,
bermain sesama pasien maupun tenkes)
 Pendekatan spritual
Tehnik komunikasi pada lansia
 ASERTIF ( Menerima, memahami, sikap peduli)
 RESPONSIF ( Memberikan perhatian sekecil
apapun)
 FOKUS ( mengarahkan maksud pembicaraan)
 SUPORTIF (“ Saya yakin bpk/ibu lebih
berpengalaman) jangan terkesan menggurui
 KLARIFIKASI (Agar maksud pembicaraan dapat
diterima dan dipersepsikan)
 SABAR DAN IKHLAS ( Karena perubahan lansia
yg terkadang merepotkan dan kekanak -kanakan.
HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA

AGRESIF DAN NON ASERTIF


Sikap Agresif dalam berkomunikasi biasanya
ditandai dengan prilaku seperti
 Mendominasi lawan bicara
 Meremehkan orla
 Mempertahankan haknya dengan menyerang orla
 Menonjolkan diri sendiri
 Mempermalukan orla
NON ASERTIF
Tanda-tanda non asertif ini antara lain:
 Menarik diri bila diajak bicara
 Merasa tidak sebaik orla ( rendah diri)
 Merasa tidak berdaya
 Tidak berani mengungkap keyakinan
 Membiarkan orla membuat keputusan untuk dirinya
 Tampil diam dan fasif
 Mengikuti kehendak orla
 Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga
hub dengan orla.
TIPS-TIPS YG PERLU DIPERHATIKAN AGAR
KOMUNIKASI DENGAN LANSIA BERJALAN
EFEKTIF
1. Selalu memulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien
2. Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara pandanglah dia agar
dia dapat melihat mulut anda
3. Atur lingkungan kondusif untuk berkomunikasi
4. Ketika merawat klien dengan gangguan komunikasi ingat
kelemahannya jangan menganggap kemacetan komunikasi bahwa
klien tidak kooperatif.
5. Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yg sama
dengan orla yg tidak mengalami gangguan, sebaliknya
bertindaklah sebagai pathner yg tugasnya memfasilitasi klien
untuk mengungkapkan perasaan dan pemahamannya.
6. Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya gunakan kalimat
pendek dengan Bahasa sederhana.
7. Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual
8. Serasikan Bahasa tubuh anda dengan pembiacaran mis; melaporkan
hasil tes yg diinginkan dibuktikan dengan ekspresi senyum
9. Ringkaslah hal-hal yg penting dari pembicaraan tersebut
10. Berilah klien waktu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
11. Biarkan dia membuat kesalahan jangan menegurnya secara langsung
tahan keinginan anda menyelesaikan kalimat.
12. Jadilah pendengar yg baik
13. Jika memungkinkan ikutkan keluarga merawat sehingga membantu
proses komunikasi.
Hal-hal yg perlu diperhatikan saat
berinteraksi dengan lansia
 Hindari menggunakan istilah yg merendahkan
pasien
 Menggunakan Bahasa yg mudah dimengerti oleh
klien
 Hindari kata-kata medis yg tidak dimengerti oleh
klien
 Menyederhanakan atau menuliskan instruksi
 Mengenal kultur dan budaya klien
TEHNIK UMUM KOMUNIKASI
DENGAN LANSIA
 Menunjukkan hormat dan keprihatinan
 Memastikan bahwa klien didengar dan dipahami
 Menghindari ageism

Ageism menurut Robert butler berupa prasangka,


diskriminasi terhadap seseorang karena mereka
berusia lansia
 Kultur dan budaya
Tehnik komunikasi terapeutik pada
lansia
1. Perawat meperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan lama
wawancara
2. Berikan waktu yg cukup untuk menjawab karena terjadi
pemunduran kemampuan
3. Gunakan bahasa yg dimengerti pasien sesuai latar belakang
sosiokulturalnya
4. Gunakan pertanyaan pendek dan jelas karena lansia kesulitan
dalam berfikir abstrak
5. Kontak mata , duduk dan menyentuh pasien
6. Harus cermat mengidentifikasi tanda2 kepribadian dan distress
yg ada.
7.Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien
memahami pembicaraan
8. Tetap memperhatikan respon pasien dan
mengobservasinya
9.Tempat wawancara jangan ditempat yg asing pada
pasien dibuat lingkunagn yg nyaman bagi pasein
10. Berkonsultasi dengan keluarga atau orang lain yg
sangat mengenal pasien.
11. Memperhatikan kondisi fisik klien pada waktu
wawancara
Prinsip-prinsip etik pelayanan
kesehatan pada lansia
1. EMPATI ( Tidak berlebihan sehingga menimbulkan
kesan over protectif dan belas kasihan)
2. Yang HARUS dan JANGAN ( Menghindari tindakan yg
menambah penderitaan. Yg terpenting jangan membuat
orla menderita)
3. OTONOMI ( Individu mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya dan mengemukakan keinginannya
sendiri sesuai dengan kondisinya
4. KEADILAN ( pelayanan yg diberikan harus
memberikan perlakuan yg sama bagi semua penderita).
Masalah yg umum terjadi pada lansia
dalam berkomunikasi
 Gangguan neurologi karena pengobatan medis seperti mulut kering dll
 Penurunan daya pikir sehingga terganggu dalam mendengar,
menginngat pembicaraan
 Dianjurkan untuk memanggil dengan panggilan yg disenanginya
karena pasien terkadang tidak mau dipanggil “nenek”.
 Mulai menyapa dengan penuh perhatian
 Overload dari sensori terlalu banyak informasi dalam satu waktu
 Adanya gangguan fisik yg mengganggu saat pembicaraan seperti sakit,
haus, lapar dll.
 Hambatan dalam suasana, seperti lingkungan tempat wawancara yg
ribut, perbedaan budaya, bahasa dll.
Pelayanan kesehatan lansia
Bertujuan :
1. Terpenuhinya kebutuhan, jasmani, rohani social dan
psikososial serta mampu mengatasi masalah-masalah
akibat usia lanjut.
2. Terlindungi lansia dari perbuatan salah
3. Terlaksananya kegiatan2 yg bermakna bagi lansia
4. Terpeliharanya hub yg harmonis antara lanjut usia dengan
kel dan lingkungan
5. Terbentuknya kel dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab terhadap lansia
Jenis-jenis pelayanan lansia
 Pelayanan sosial mencakup bimbingan soaial, berupa
konseling, diskusi permainan peran dll.
 Pelayanan psikologis ditujukan untuk membuat kondisi
mental dan psikologis lansia dalam menghadapi berbagai
tekanan, kecemasan, tekanan-tekanan emosional.
 Pelayanan kerohanian bertujuan menciftakan kepuasan
batin, mencapai ketengangan jiwa, dapat dilakukan
melalui kegiatan pengajian, kebaktian, ceramah agama
dan ziarah.
 Pelayanan pemeliharaan fisik dan kesehatan,
pelayanan ini berfungsi untuk memelihara dan
meningkatkan partisipasi lansia dalam upaya
pemelihatraan fisik dan kes. Pelayanan ini dapat
berupa penyediaan makanan, konsultasi diet, senam
jantung dan darah tinggi.
 Pelayanan rekreasi dan penyaluran hobi, pelayanan ini
bertujuan memberikan pengalaman yg menyenangkan,
bersifat hiburan mengisi waktu luang.
 Pelayanan penghubung (rujukan) bertujuan untuk
menyediakan data dan informasi berkaitan dengan
permasalan lansia.
Prinsip pelayanan pada lansia
 Pendekatan HOLISTIK dan tatalaksana TIM
 Holistik berarti mencakup aspek pencegahan
(preventif), promotive, penyembuhan( kuratif) dan
pemulihan (rehabilitative).
Dalam aspek rehabilitative ada 4
tingakatan penyakit menurut WHO
1. Disease ( penyakit )diagnosis penyakit pada penderita mis;
penyakit jantung iskemik
2. Imparment (kerusakan atau gangguan) melihat ada tidaknya
gangguan atau kerusakan organ akibat penyakit.mis infark
miokard akut
3. Disability ( ketidakmampuan ) ada tidaknya akibat obyektif
pada kemampuan fungsional dari organ mis pada kasus
dekompensasi jantung.
4. Handicamp ( hambatan ) akibat social dari penyakit seperti
penderita tidak mampu melakukan aktivitas social dirumah
maupun dilingkungannya.
Tata laksana TIM
 Tim geriatric merupakan bentuk kerjasama multi
disipliner yg bekerja interdisipliner dalam
mencapai tujuan , tim ini dapat berupa Dokter,
perawat, fisiotherapi,, therapi wicara, psikolog,
farmasis, ahli gizi dan tenaga lainnya yg bekerja
dalam layanan tersebut.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai