Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Khoirul Umam

NIM : 1811102411025
KELAS : S1 Keperawatan Alih Jenjang
TUGAS : Keperawatan Gerontik

Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan lengkap dan jelas!
1. Jabarkan dengan jelas focus keperawatan lansia ?
Area praktek keperawatan lansia difokuskan pada tidak terpenuhnya kebutuhan dasar
manusia pada lanjut usia sebagai proses penuaan
a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
b. Pencegahan ketidakmampuan akibat proses penuaan berupa preventif
c. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
d. Pemulihan yang ditujukan untuk mengatasi keterbatasan akibat proses penuaan
2. Jelaskan Tujuan Perawatan Lansia?
a. Agar para lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
b. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia melalui perawatan dengan
pencegahan.
c. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup / semangat hidup lansia.
d. Menolong dan merawat klien yang menderita sakit pada usia lansia.
e. Merangsang petugas kesehatan agar dapat mengenal dan menegakkan diagnosa secara
dini.
f. Mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu pertolongan pada lansia.
3. Jabarkan proses dan hasil pengkajian pada lansia dengan masalah komunikasi?
a. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia
Menurut Lilik Ma’arifatul Azizah (2011) Keterampilan komunikasi terapeutik
pada lanjut usia dapat meliputi :
1) Perawat membuka wawancara dengan memerkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan dan lama wawancara.
2) Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab berkaitan dengan
pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
3) Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosikulturalnya.
4) Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam
berfikir abstrak.
5) Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan
respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh
pasien.
6) Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan
distres yang ada.
7) Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari komunikasi
dan tindakan.
8) Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan
cermat dan tetap mengobservasi.
9) Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi
pasien.
10) Lingkungan harus dibuat nyaman, kursi harus dibuat senyaman mungkin.
11) Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitive, suara
berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
12) Perawat harus mengkonsultasi hasil wawancara kepada keluarga pasien.
13) Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.
b. Karakteristik Komunikasi Terapeutik Pada Lansia
Ada 3 hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaiu sebagai
berikut (Arwani, 2003 : 54) :
1) Ikhlas (Genuiness)
2) Empati (Emphaty)
3) Hangat (Warmth)
c. Teknik Komunikasi Pada Lansia
Beberapa teknik komunikasi yang dapat di terapkan antara lain:
1) Teknik asertif
2) Responsif
3) Fokus
4) Supportif
5) Klarifikasi
6) Sabar dan Ikhlas
d. Hambatan Komunikasi Dengan Lansia
Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan
terganggu apabila ada sikap agresif dan sikap nonasertif.
1) Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya di tandai dengan prilaku-perilaku di
bawah ini:
a) Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)
b) Meremehkan orang lain
c) Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
d) Menonjolkan diri sendiri
e) Pempermalukan orang lain di depan umum, baik dalam perkataan maupun
tindakan.
2) Non asertif
Tanda-tanda dari non asertif ini antara lain :
a) Menarik diri bila di ajak berbicara
b) Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
c) Merasa tidak berdaya
d) Tidak berani mengungkap keyakinaan
e) Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
f) Tampil diam (pasif)
g) Mengikuti kehendak orang lain
h) Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan
orang lain.
Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupakan hal yang wajar
seiring dengan menurunya fisik dan pskis klien namun sebagai tenaga kesehatan
yang professional perawat di tuntut mampu mengatasi hambatan tersebut untuk itu
perlu adanya teknik atau tips-tips tertentu yang perlu di perhatikan agar komunikasi
berjalan dengan efektif antara lain :
1) Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien
2) Keraskan suara anda jika perlu
3) Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia agar dia dapat
melihat mulut anda.
4) Atur lingkungan sehinggga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik.
Kurangi gangguan visual dan auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang
cukup.
5) Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat kelemahannya.
Jangan menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil bahwa klien tidak
kooperatif.
6) Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang
yang tidak mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner yang
tugasnya memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan
pemahamannya.
7) Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya gunakan kalimat
pendek dengan bahasa yang sederhana.
8) Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual.
9) Serasikan bahasa tubuh anda denagn pembicaraan anda, misalnya ketika
melaporkan hasil tes yang di inginkan, pesan yang menyatakan bahwa berita
tersebut adalah bagus seharusnya di buktikan dengan ekspresi, postur dan nada
suara anda yang menggembirakan (misalnya denagn senyum, ceria atau tertawa
secukupnya).
10) Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut.
11) Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
anda.
12) Biarkan ia membuat kesalahan jangan menegurnya secara langsung, tahan
keinginan anda menyelesaikan kalimat.
13) Jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit mendengarkanya.
14) Arahkan ke suatu topic pada suatu saat.
15) Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat ruangan bersama anda.
Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat
membantu proses komunikasi.

Salah satu contoh pengkajian lansia dengan masalah komunikasi yaitu pasien dengan
stroke:
a. Aktivitas/ Istirahat
Gejala: merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat
(nyeri/ kejang otot).
Tanda: gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), dan terjadi kelemahan umum,
gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.

b. Sirkulasi
Gejala: adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi postural.
Tanda:hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme/ malformasi vaskuler,
frekuensi nadi bervariasi, dan disritmia.
c. Integritas Ego
Gejala: perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa
Tanda: emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira, kesulitan
untuk mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
Gejala: perubahan pola berkemih
Tanda: distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.
e. Makanan/ Cairan
Gejala: nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasi pada
lidah, dan tenggorokan, disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam
darah.
Tanda: kesulitan menelan, obesitas.
f. Neurosensori
Gejala: sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang sensorik kontralateral
pada ekstremitas, penglihatan menurun, gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda: status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal
hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah terjadi paralisis, afasia, ukuran/
reaksi pupil tidak sama, kekakuan, kejang.
g. Kenyamanan / Nyeri
Gejala: sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda
Tanda: tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot
h. Pernapasan
Gejala: merokok
Tanda: ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas, timbulnya pernafasan
sulit, suara nafas terdengar ronchi.
i. Keamanan
Tanda: masalah dengan penglihatan, perubahan sensori persepsi terhadap orientasi
tempat tubuh, tidak mampu mengenal objek, gangguan berespons terhadap panas dan
dingin, kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan.

j. Komunikasi
Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan baik,
berbicara sehari-hari dengan menggunakan bahasa jawa.
Saat Dikaji: Keluarga pasien mengatakan pasien pelo, pasien sulit berbicara, pasien
bicara tidak jelas, pasien tidak mampu orientasi 3 hal (tempat, waktu dan orang),
pasien sulit mengungkapkan kata-kata, pasien sulit mempertahankan komunikasi,
pasien sulit mengekspresikan pikiran secara verbal, pasien hanya mampu
menganggukkan kepala dan menggelengkan kepala.
k. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala: adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, pemakaian kontrasepsi oral,
kecanduan alkohol.
4. Sebutkan dan jelaskan diagnosa yang muncul pada lansia dengan masalah
komunikasi ?
Diagnosa keperawatan yang muncul pada lansis dengan masalah komunikasi adalah
sebagai berikut:
a. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan degenerasi tulang-tulang
pendengaran.
Di tandai dengan:
1) Kriteria Mayor:
a) Tidak mampu berbicara atau mendengar
b) Menunjukkan respon tidak sesuai
2) Kriteria Minor:
a) Afasia
b) Disfasia
c) Aprasia
d) Disleksia
b. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan status sosial keluarga
Di tandai dengan:
1) Kriteria Mayor:
a) Keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi
b) Tidak mampu berkomunikasi secara terbuka diantara anggota keluarga
2) Kriteria Minor:
a) Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik/emosional/spiritual anggota
keluarga
b) Keluarga tidak mampu mencari atau menerima bantuan secara tepat
c. Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan persaingan komitmen peran
pemberi asuhan
Di tandai dengan:
1) Kriteria Mayor:
a) Khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit
b) Khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
c) Khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam merawat klien
2) Kriteria Minor:
a) Sulit melakukan dan tidak tahu menyelesaikan tugas merawat klien

Anda mungkin juga menyukai