Anda di halaman 1dari 26

OM SWASTYASTU

Beranda
Penyusu
n
Pendahul
uan
Materi
Penutup
End
Show
KOMUNIKASI
KEPERAWATAN
PADA LANSIA


OLEH
KELOMPOK VIII D-IV
1. DWINANDA RANI WULANDARI (11)
2. AYU PURWANI ASIH (14)
3. NI PUTU SANTIKA DEWI (27)
4. NI KETUT AYU WIRATNI (32)
5. IDA AYU ARI ADNYANI (38)
Back
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia
yang memungkin-kan seseorang untuk menetapkan,
mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang
lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang. Seorang
perawat harus berkomunikasi dengan jelas, sederhana, dan
mudah dimengerti terutama pada pasien lansia karena pada
pasien lansia kemampuan akal dan fisik yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup atau
mengalami kemunduran fisik atau fungsi tubuh, seperti
pendengaran dan penglihatan menjadi kurang jelas, gerakan
lambat, serta figur tubuh yang tidak proporsional
Back
KOMUNIKASI KEPERAWATAN
PADA LANSIA
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk
mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga
komunikasi perlu dikembangkan dan dipelihara
terus-menerus. Beberapa alasan yang mempengaruhi
orang berkomunikasi, yaitu : untuk mengurangi
ketidakpastian, memperoleh informasi, menguatkan
keyakinan, dan mengungkapkan perasaan.
Back
Next
Masalah yang sering
muncul dalam
komunikasi
komunikator menguasai teknik
komunikasi, sehingga
komunikan mempunyai
pandang-an apriori, emosi,
suasana yang otoriter,
ketidakmampuan untuk
berubah walau salah dan
egosentris, serta adanya faktor
situasional (kondisi dan situasi
ketika komunikasi tersebut
berlangsung).

Perawat sebagai
komponen penting
1. Mampu berkomunikasi dengan baik secara
verbal maupun nonverbal.
2. Menuntut untuk memahami kesehatan dan
memberikan pelayanan kesehatan.
3. Pada pasien lansia yang sudah mengalami
penurunan pada fungsi organ tubuhnya
perawat perlu memahami tentang
karakteristik lansia, penggunaan teknik
komunikasi yang tepat, dll
Back
Next
LANSIA
Lansia (lanjut usia) adalah fase menurunnya
kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidup.
Lansia, menurut UU No. 4 Tahun 1965 adalah
seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari
orang lain (Wahyudi, 2000).
Menurut UU No.12 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan, lansia (lanjut usia) adalah seseorang
yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos,
1999).
Back
Next
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian lansia
sebagai berikut:
1. (Hutapea, 2005) Usia lanjut adalah sesuatu yang harus
diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis.
Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian.
2. (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999) Lansia (lanjut usia)
adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas.
3. (Constan-tinides, 1994) lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
secara perlahan-lahan, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi .
Back
Next
4. Menurut Bernice Neugarten (1968) dan James C.
Chalhoun (1995), masa tua adalah suatu masa ketika orang
dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Akan tetapi,
bagi orang lain periode ini adalah permulaan kemunduran.

5. Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa
setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah
orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai
penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari.

6. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai
65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap
praenisium sehingga berbagai penurunan daya tahan tubuh/
kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Back
Next
Komunikasi Pada Lansia
Usia lansia mengalami berbagai perubahan pada aspek
fisik yang dapat berupa perubahan neurologi dan
sensorik, perubahan visual, maupun perubahan
pendengaran dan perubahan emosi.
Perubahan emosi yang sering nampak berupa reaksi
penolakan terhadap kondisi yang terjadi. Gejala-gejala
penolakan tersebut, misalnya :
1.Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala,
perkembangan, serta keterangan yang diberikan
petugas kesehatan.
2.Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa,
sehingga yang diterima keliru.
3.Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.

Back
Next
4. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum,
khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan
dirinya.
5. Menolak nasehat-nasehat, misalnya istirahat dengan cara
berbaring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat
tersebut demi kenyamanan klien.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam komunikasi
pada lansia sesuai dengan permasalahan di atas, yaitu
dengan cara Komunikasi Terapeutik.


Back
Next
Keterampilan Komunikasi Terapeutik pada Lansia

Keterampilan komunikasi terapeutik dapat meliputi :
1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan
diri dan menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan
untuk merespon verbal.
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai
dengan latar belakang sosiokulturalnya.
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena
pasien lansia kesulitan dalam berpikir abstrak.

Back
Next

5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian
dengan memberikan respon nonverbal, seperti kontak
mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien.
6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-
tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.
7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami
tujuan dari wawancara pengkajian.
8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan
mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi.
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat
yang baru dan asing bagi pasien.

Back
Next

10.Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat
senyaman mungkin.
11.Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi
lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi
atau perubahan kemampuan penglihatan.
12.Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara
kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat
mengenal pasien.
13.Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu
wawancara.

Next
Back
Tahap Proses Komunikasi

Menurut Cutlip dan Center, komunikasi yang efektif harus dilak-
sanakan dengan melalui empat tahap, yaitu :
1.Fact Finding
Mencari dan mengumpulkan fakta dan data sebelum seseorang
melakukan kegiatan komunikasi.
2.Planning
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang
akan dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.
3.Communication
Dalam melakukan komunikasi pada lansia sebaiknya menggunakan
bahasa sehari-hari yang mudah dipahami serta dimengerti.
4.Evaluation
Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana
hasil komunikasi tersebut dan kemudian menjadi bahan
perencanaan untuk melakukan komunikasi selanjutnya.

Back
Next
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan saat
Berinteraksi dengan Lansia

1. Menunjukkan rasa hormat, seperti bapak, ibu, kecuali
apabila sebelumnya pasien telah meminta anda untuk
memanggil panggilan kesukaannya.
2. Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien.
3. Pertahankan kontak mata dengan pasien.
4. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan
mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif.
5. Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan
perasaannya.
6. Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak,
menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana.



Back
Next

7. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien.
8. Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien.
9. Menyederhanakan atau menuliskan instruksi.
10. Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya pasien.
11. Mengurangi kebisingan saat berinteraksi, beri
kenyamanan, dan beri penerangan yang cukup saat
berinteraksi.
12. Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di
tangan, lengan, atau bahu.
13. Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi.

Next
Back
Hambatan Berkomunikasi dengan
Lansia

Proses komunikasi antara petugas kesehatan
dengan klien lansia akan terganggu apabila
ada sikap agresif dan sikap nonarsetif.
1. Agresif
2. Non Asertif

Back
Next
Strategi atau Teknik Komunikasi yang
Dilakukan pada Lansia

Beberapa teknik komunikasi yang dapat
terapkan antara lain :
1. Teknik Asertif.
2. Responsif
3. Fokus
4. Suportif
5. Klarifikasi
6. Sabar dan Ikhlas



Back Next
Pendekatan Perawatan Lansia
dalam Konteks Komunikasi
1. Pendekatan fisik.
2. Pendekatan psikologis.
3. Pendekatan sosial.
4. Pendekatan spiritual.

Back Next
Teknik dalam Perawatan Lansia pada
Reaksi Penolakkan


1. Kenali segera reaksi penolakkan klien.
2. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan
diri sendiri bertujuan untuk mempermudah proses
penerim-aan klien terhadap perawatan yang akan
dilakukan serta upaya untuk memandirikan klien
3. Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat
bertujuan untuk membantu perawat atau petugas
kesehatan memperoleh sumber informasi atau data
klien dan mengefektifkan rencana/ tindakan dapat
terealisasikan dengan baik dan cepat.


Back Next
Penerapan Model Komunikasi pada
Lansia

a. Model komunikasi Shannon Weaver.
b. Model SMCR.
c. Model Leary .
d. Model terapeutik.
e. Model keyakinan kesehatan.
f. Model komunikasi kesehatan.
g. Model interaksi King.

Back Next
SIMPULAN

Back Next
Back Next
OM SANTIH SANTIH SANTIH OM
Next

Anda mungkin juga menyukai