VERBAL
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul “
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan gangguan komunikasi verbal “
Keberhasilan tugas makalah keperawatan anak ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing dan semua
pihak yang telah membantu pembuatan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih ada kekuranagn, oleh karena
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas yang lain.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu contoh kasus dengan kerusakan komunikasi verbal ialah stroke. Pasien
stroke dapat mengalami gangguan bicara, sangat perlu dilakukan latihan bicara disartia
maupun afasia. Speech Therapy sangat dibutuhkan mengingat bicara dan komunikasi
merupakan faktor yang berpengaruh dalam interaksi sosial. Kesulitan dalam
berkomunikasi akan menimbulkan isolasi diri dan perasaan frustasi (Sunardi, 2012).
Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan pada sistem saraf pusat
dapat diprioritaskan sebagai diagnosa dengan alasan apabila tidak diatasi maka akan
berakibat ketidakmampuan individu untuk mengekspresikan keadaan dirinya dan dapat
berakibat lanjut pada penurunan harga diri pasien (Batticaca, 2012) Afasia motorik
merupakan kerusakan terhadap seluruh korteks pada daerah broca. Seorang dengan
afasia motorik tidak bisa mengucapkan satu kata apapun, namun masih bisa
mengutarakan pikirannya dengan jalan menulis (Sidharta M. , 2014). Salah satu bentuk
terapi rehabilitasi gangguan komunikasi verbal.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan hambatan
komunikasi verbal?
C. Tujuan
Supaya mahasiswa/i mampu mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal
BAB II
PEMBAHASAN
2. Rentang Respons
Sirkumtansial Irelevan
C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Hambatan perkembangan otak, khususnya frontal, temporal, limbik, sehingga
mengakibatkan gangguan dalam belajar, bicara, daya ingat. Selain itu
mengakibatkan seseorang menarik diri dari lingkungan atau timbul resiko perilaku
kekerasan.
Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus,
dan anak-anak.
b. Psikologis
Penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien.
Pola asuh yang tidak adekuat.
Konflik dan kekerasan dalam keluarga.
c. Sosial Budaya
Kemiskinan.
Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan)
Kehidupan terisolasi dan stressor.
2. Faktor Presipitasi
Umumnya sebelum timbul gejala, klien mengalami konflik dengan orang di
sekitarnya. Selain itu ada juga tekanan, isolasi, pengangguran yang disertai perasaan
tidak berguna, putus asa, dan merasa tidak berdaya.
a. Mekanisme koping
Cara individu menghadapi secara emosional respon kognitif yang maladaptif
dipengaruhi oleh perjalanan masa lalunya. Seseorang yang telah mengembangkan
mekanisme koping yang efektif pada masa lalu akan lebih mampu dalam
mengatasi serangan masalah kognitif.
- regresi
- denial
- kompensasi
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
e. Pengkajian pola fungsional gordon
f. Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum : Kesadaran, Suara Bicara, TTV
g. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium, Pemeriksaan EKG,
Pemeriksaan Rontgen, Pemeriksaan CT Scan
h. Terapi pengobatan.
2. Pohon Masalah
Resiko kekerasan
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kekacauan pikiran.
b. Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri rendah.
5. Rencana Tindakan
a. Tujuan Umum:
b. Tujuan Khusus:
Setelah berinteraksi selama 5-8 kali, klien mampu bertahan pada satu topik
pembicaraan dengan indikator/kriteria hasil :
1. Kata-kata/kalimat-kalimat yang digunakan tepat/sesuai dengan topik
pembicaraan.
2. Kontak mata baik, mau menatap lawan bicara.
6. Tindakan Keperawatan
Kemampuan Generalis
Kemampuan Spesialis
SP I
SP III
SP IV
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi I
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi II ( Mengungkapkan alasan pikiran otomatis)
SP V
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi II
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi III (Tanggapan terhadap pikiran otomatis)
SP VI
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi III
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi IV (Menuliskan pikiran otomatis)
SP VII
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi IV
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi V (Penyelesaian masalah)
SP VIII
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi V
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi VI (Manfaat tanggapan)
SP IX
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi VI
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi VII (Mengungkapkan hasil)
SP X
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi VII
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi VIII (Catatan harian)
c. Memotivasi klien untuk terus melakukan kegiatan sesuai jadual
d. Mengikutsertakan klien untuk TAK Stimulasi Sensori
PERTEMUAN DENGAN KELUARGA
SP I
SP II
SP IV
SP V
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesulitan dalam berkomunikasi akan menimbulkan isolasi diri dan perasaan frustasi
(Sunardi, 2012). Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan pada
sistem saraf pusat dapat diprioritaskan sebagai diagnosa dengan alasan apabila tidak
diatasi maka akan berakibat ketidakmampuan individu untuk mengekspresikan keadaan
dirinya dan dapat berakibat lanjut pada penurunan harga diri pasien (Batticaca, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca, F.B. 2010 Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba
Medika. Carpenito, 2012, Diagnosa Keperawataan (Handbook of Nursingdiagnosis), Edisi
10, Alih Bahasa Monica Ester, Jakarta: EGC
Hidayat A, Aziz Alimul (2010), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika
Komala, Lukiati. (2009), Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses dan Konteks. Bandung:
Widya Padjajaran.
Liliweri , Alo, (2009). Dasar Komunikasi Kesehatan Yogyakarta: Pustaka. Pelajar diakses di
digilib.unimus.ac.id Maryam, dkk, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya,
Jakarta: Salemba Medika.
Muhammad, Arni (2009). Komunikasi organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.