Anda di halaman 1dari 17

LOGBOOK KASUS 1

KEPERAWATAN GERONTIK

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp. J

DISUSUN OLEH :

Ahmad Syahdad (G1B120051)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2023
SKENARIO KASUS 1
Tn Z. JK laki-laki usia 75 tahun, tinggal di PSTW budi luhur jambi wisma apel.
mengeluh tidak mampu mendengar suara bervolume tinggi. Sulit memahami perkataan
orang lain. terutama jika ada latar suara yang bising atau dalam kerumunan orang. Saat
berkomunikasi dengan perawat tampak Tn. Z sering meminta perawat untuk
mengulang perkataan In. Z cenderung menghindari percakapan dengan orang lain
karena kesulitan dalam mendengar isi pesan yang disampaikan. In Z Selalu
meningkatkan volume suara radio dan televisi.

LO:

1. Masalah apa yang sedang dialami Tn. Z saat berkomunikasi


2. Jelaskan Penyebab Penurunan Fungsi pendengaran pada Lansia
3. Bagaimana Teknik komunikasi perawat dengan lansia yang mengalami
gangguan fungsi
STEP 1 KLASIFIKASI ISTILAH SULIT:

1. Volume
2. PSTW
3. Bising
JAWABAN:
1. Volume adalah perhitungan seberapa banyak kapasitas sesuatu dalam mengisi
suatu objek.
Volume adalah isi atau benda dalam ruang.
2. Pstw : panti sosial tresna werdha yang mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi lanjut usia terlantar, kepada
masyarakat yang tidak mampu/terlantar khususnya usia lanjut.
3. Bising adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang menyebabkan ggn kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan.
Bising adalah suara yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan bagi pendengarnya.
Bising adalah bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan yang ada pada sel
syaraf seorang pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang
ditimbulkan oleh getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut
merambat melalui udara atau media penghantar lainnya bunyi disebut
kebisingan apabila timbul diluar kehendak atau suara tersebut tidak
dikehendaki oleh orang yang bersangkutan.
Suatu keadaan yang ramai.
STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH:
1. Program Kesehatan seperti apa yang bisa diterapkan pada lansia pada kasus
diatas?
2. Bagaimana teknik komunikasi yang bisa kita gunaan pada lansia dengan
kasus tersebut?
3. Dampak dari gangguan pendengaran pada lansia?
4. Data subjektif dan data objektif apa saja pada kasus tersebut?
5. komunikasi apa yang digunakan untuk lansia dengan gangguan
pendengaran tanpa menyakiti perasaanya?
6. Tindakan Sederhana pertama yang dilakukan perawat pada kasus tersebut?
7. bagaimana cara perawat memodifikasi lingkungan pada saat
berkomunikasi dengan lansia agar lansia nyaman dan memahami inforrmasi
yg disampaikan ?
8. Apa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada lansia di kasus
tersebut?
9. Mengapa lansia cenderung mengalami penurunan fungsi pendengaran
seperti pada kasus diatas?
10. Apa saja tugas penting perawat lansia berdasarkan kasus?
STEP 3 KLASIFIKASI MASALAH:

1. Pembinaan kesehatan yang dilakukan pada lansia yaitu dengan memperhatikan


faktor-faktor risiko yang harus dihindari untuk mencegah berbagai penyakit
yang mungkin terjadi. Kemudian perlu juga memperhatikan faktor-faktor
protektif yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia. Upaya yang
harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia antara
lain pelayanan geriatri di rumah sakit, pelayanan kesehatan di puskesmas,
pendirian home care bagi lansia yang berkebutuhan khusus, dan adanya Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu). Berbagai pelayanan kesehatan tersebut, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia.
Program kesehatan yang dapat diterapkan untuk lansia pada kasus dengan
dominan masalah pendengaran :
- Pemeriksaan Pendengaran Rutin: Mengatur jadwal pemeriksaan
pendengaran rutin untuk mendeteksi perubahan pendengaran sejak dini.
- Bantuan Pendengaran: Jika ditemukan penurunan pendengaran,
mempertimbangkan penggunaan alat bantu pendengaran yang sesuai dan
melakukan penyesuaian terhadap alat tersebut.
- Komunikasi yang Efektif: Memberikan pelatihan kepada lansia dan
keluarga mengenai cara berkomunikasi dengan efektif, seperti berbicara
lebih jelas dan menghadap langsung saat berbicara.
- Pendidikan tentang Penanganan: Memberikan informasi tentang cara
menjaga alat bantu pendengaran, penggantian baterai, dan perawatan
umum.
- Lingkungan Ramah Pendengaran: Menyesuaikan lingkungan dengan
pencahayaan yang baik, mengurangi kebisingan, dan menggunakan sistem
amplifikasi suara jika diperlukan.
2. Teknik komunikasi yang dapat kita gunakan adalah teknik komunikasi dengan
kesabaran dan keikhlasan karena pada kasus pasien tersebut mengalami
gangguan pendengeran sehingga kemungkinan akan terjadi komunikasi yang di
sampaikan secara berulang ulang.
Komunikasi terapeutik pada lansia dengan masalah gangguan pendengaran
dapat kita lakukan dengan beberapa cara yaitu:
- Berdiri dekat dan menghadap klien baik
- Berikan perhatian dan pertahankan kontak mata
- Panggil nama sebelum pembicaraan dimulai
- Bertanya diarahkan pada telinga yang lebih
- Gunakan pembicaraan yang jelas, pelan, dan diarahkan langsung pada
- Hindari pergerakan bibir yang berlebihan
- Hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara
- Jika klien belum paham, ulangi dengan kata-kata yang berbeda
- Menciptakan lingkungan yang tenang (membatasi kegaduhan)
- Gunakan tekanan suara yang sesuai
- Beri instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan
- Hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya
- Gunakan bahasa t
3. Terjadi gangguan dalam berkomunikasi, berkurangnya stabilitas emosi
(pemarah dan mudah frustasi, depresi, waham curiga (paranoid)).
Terganggunya hubungan perorangan dengan keluar sehingga terkadang lansia
menarik diri dan berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial.
Kesulitan berkomunikasi: Lansia dengan penurunan pendengaran mungkin
kesulitan mendengar dan memahami percakapan, terutama di lingkungan yang
bising Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi dengan
orang lain dan mempengaruhi hubungan sosial mereka
- Kesulitan dalam aktivitas sehari-hari : Penurunan pendengaran dapat
mempengaruhi kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari
seperti berbelanja, memasak, dan menjaga kebersihan diri
- Kesulitan dalam memahami informasi kesehatan: Lansia dengan penurunan
pendengaran mungkin kesulitan memahami informasi kesehatan yang
disampaikan oleh dokter atau perawat
- Depresi dan isolasi sosial: Penurunan pendengaran dapat menyebabkan
lansia merasa kesepian dan terisolasi dari lingkungan sosial mereka.Hal ini
dapat menyebabkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.
Dampak dari gangguan pendengaran pada lansia yaitu demensia. Hal ini
dibuktikan dengan studi yang dilakukan oleh Gallacher et al (2012) menyatakan
bahwa meningkatnya ambang batas pendengaran dapat terkait dengan insiden
demensia dan penurunan kognitif. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa
orang dengan gejala gangguan pendengaran ringan mungkin dua kali lebih
mungkin untuk memiliki keluhan demensia dibandingkan dengan orang dengan
pendengaran yang sehat. Orang dengan gangguan pendengaran yang parah
mungkin lima kali lebih mungkin untuk mengembangkan demensia.
4. DS :
- Tn. Z emngeluh tidak mampu mendengar suara bervolume tinggi
DO :
- Sulit memahami perkataan orang lain. terutama jika ada latar suara yang
bising atau dalam kerumunan orang.
- Saat berkomunikasi dengan perawat tampak Tn. Z sering meminta perawat
untuk mengulang perkataan
- Tn. Z cenderung menghindari percakapan dengan orang lain karena
kesulitan dalam mendengar isi pesan yang disampaikan.
- Tn Z Selalu meningkatkan volume suara radio dan televisi.
5. komunikasi apa yang digunakan untuk lansia dengan gangguan pendengaran
tanpa menyakiti perasaaan lansia
 Berbicara dengan pelan dan jelas serta menatap mata lansia. Gunakan
kalimat pendek dengan bahasa yang sederhana.
 Bantulah kata-kata dengan isyarat visual/nonverbal.
 Serasikan bahasa tubuh dengan pembicaraan, misalnya ketika
melaporkan hasil tes yang diinginkan, pesan yang menyatakan bahwa
berita tersebut adalah bagus seharusnya dibuktikan dengan ekspresi,
posture dan nada suara yang menggembirakan (misalnya dengan
senyum, ceria atau tertawa secukupnya).
 Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut
 Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
 Biarkan ia membuat kesalahan, jangan menegurnya secara langsung,
tahan keinginan anda untuk menyelesaikan kalimat.
 Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat dalam ruangan
bersama anda. Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi
klien dan dapat membantu proses komunikasi.
Menggunakan komunikasi teraupetik, menggunakan bahasa yang singkat dan
jelas. Selain dengan bahasa verbal dapat digubakan bahasa tubuh. Tetap
mempertahankan kontak mata dan hindari interupsi yang tidak perlu.
6. Menurut saya tindakan sederhana yang sesuai pada kasus perawat dapat
mengajak pasien ke tempat yang lebih hening atau privasi agar perawat dan
pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan pasien dapat mendengarkan apa
perkataan dari perawat.
7. 1. Perawat perlu mengenal dan memahami lansia dengan siapa mereka
berkomunikasi. Memahami latar belakang, kebiasaan, dan preferensi lansia
dapat membantu perawat berkomunikasi dengan cara yang lebih efektif
2. Perhatikan konteks: Perawat perlu memperhatikan keadaan atau lingkungan
saat berkomunikasi dengan lansia. Konteks yang baik dapat memperjelas
informasi yang disampaikan. Misalnya, memilih kata-kata yang sederhana dan
menghindari gangguan suara atau cahaya yang berlebihan
3. Gunakan teknik informatif: Teknik informatif dalam komunikasi bertujuan
memberikan penerangan dan menjelaskan sesuatu secara jelas dan faktual.
Perawat dapat menggunakan teknik ini untuk menyampaikan informasi kepada
lansia dengan cara yang mudah dipahami
4. Gunakan bahasa yang mudah dipahami: Perawat perlu menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami oleh lansia. Hindari penggunaan istilah
teknis atau kata-kata yang rumit. Gunakan kalimat yang singkat dan jelas
5. Berikan waktu yang cukup: Berikan lansia waktu yang cukup untuk
memproses informasi yang disampaikan. Jangan terburu-buru dan berikan
kesempatan bagi lansia untuk mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan
kekhawatiran mereka
6. Gunakan komunikasi nonverbal: Selain kata-kata, perawat juga dapat
menggunakan komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh,
dan kontak mata untuk memperkuat pesan yang disampaikan. Komunikasi
nonverbal dapat membantu lansia memahami dan merespons informasi dengan
lebih baik
7. Berikan dukungan emosional: Selama berkomunikasi, perawat perlu
memberikan dukungan emosional kepada lansia. Dengarkan dengan empati,
tunjukkan perhatian, dan berikan dorongan positif agar lansia merasa nyaman
dan terbuka dalam berkomunikasi.
8. Gangguan komunikasi verbal bd gangguang pendengaran dd Tidak mampu
mendengar suara bervolume tinggi, sulit memahami perkataan orang lain.
9. Penurunan fungsi pendengaran pada lansia adalah suatu hal yang lazim,
dikarenakan:
- Telinga bagian dalam mengalami penurunan fungsi sensorineural, 50%
pada usia >65 th sehingga terjadi perubahan konduksi suara.
- Telinga bagian Tengah pada membran timphani mengalami atrofi,
pengapuran tulang pendengaran, serta otot ligament menjadi lemah dan
kaku
- Telinga bagian luar tumbuh rambut telinga menjadi panjang dan tebal,
kulit menjadi tipis dan kering, serta peningkatan keratinin.
Gangguan pendengaran yang dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:
Gangguan pada telinga, seperti gangguan saraf, gangguan peredaran darah di
telinga, perubahan struktur telinga, dan kerusakan rambut getar di telinga.
Masalah kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit
jantung, atau masalah pada pembuluh darah lainnya.
Kelainan pada telinga, seperti menurunnya fungsi gendang telinga atau
menurunnya fungsi tiga tulang pendengaran di telinga bagian tengah, yang
berfungsi mengirimkan gelombang suara dari gendang telinga ke telinga bagian
dalam.
Kondisi lainnya, seperti penumpukan kotoran telinga (serumen prop), infeksi
telinga, hingga tumor telinga.
Penurunan pendengaran pada lansia umumnya disebabkan oleh beberapa
faktor:
1. Penuaan Alami: Proses penuaan alami menyebabkan perubahan struktur
dan fungsi telinga dalam.
2. Paparan Suara Berlebihan: Paparan suara keras selama hidup dapat merusak
sel-sel pendengaran secara perlahan. Seperti bekerja di lingkungan bising
atau suka mendengarkan musik dengan volume tinggi.
3. Genetika: Riwayat keluarga dengan masalah pendengaran juga dapat
meningkatkan risiko.
4. Penyakit dan Kondisi Medis: Beberapa penyakit dan kondisi medis seperti
diabetes, tekanan darah tinggi, serta masalah kardiovaskular dapat
mempengaruhi aliran darah ke telinga dan berkontribusi pada penurunan
pendengaran.
5. Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama antibiotik dan
obat-obatan kemoterapi, dapat memiliki efek samping negatif terhadap
pendengaran.
6. Paparan Bising: Paparan berkepanjangan terhadap lingkungan bising atau
suara keras dapat merusak sel-sel pendengaran secara bertahap.
7. Kondisi Lingkungan: Faktor lingkungan seperti polusi suara dan paparan
bising dari lingkungan sekitar juga dapat mempercepat penurunan
pendengaran pada lansia.
10. Beberapa tugas penting perawat:
- Memaksimalkan kesehatan pasien lansia
- Menjaga lansia mengontrol obat dan makanan pada lansia
- Memotivasi dan memberi perhatian pada lansia
- Selalu mengontrol keadaan pasien.
Perawat juga berperan penting dalam membentuk kedekatan, karena dalam
keseharian lansia di panti jompo perawat selalu berkomunikasi langsung
dengan lansia dan memahami bagaimana kondisi lansia tersebut. Namun pada
kenyataannya untuk dapat membangun dan menjalin komunikasi yang baik
dengan para lansia tidaklah mudah, disebutkan bahwa kondisi fisik maupun
mental menjadi halangan dalam berkomunikasi, seperti gangguan pendengaran
membuat perawat harus berulang-ulang menyampaikan pesan dengan sabar dan
berhati-hati. Kebanyakan lansia tidak mampu melakukan aktivitasnya secara
mandiri, karena perilaku lansia cenderung berubah seperti anak kecil. Peran
seorang perawat penting guna membantu para lansia dalam merubah perilaku
kesehariannya menjadi lebih baik.
- Meningkatkan kemandirian dalam Activity Daily Living (ADL) dengan
upaya promotif, preventif dan reahabilitatif
- Menigkatkan dan mempertahankan kesehatan dan kemampuan lansia dalam
melakukan tindakan pencegahan dan perawatan
- Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat
hidup klien lanjut usia
- Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit atau
mengalami gangguan tertentu (kronis maupun sakit) sesuai dengan
kemampuan lansia
- Mempertahankan kebebasan yang maksimal dengan meningkatkan
kemandirian
- Membantu memahami individu terhadap perubahan di lanjut usia
- Memotivasi keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
hidup lansia.
STEP 4 MIND MAPPING:

Tn.Z Usia 75Th

Tn.Z tinggal di pstw budi luhur


jambi

Data Objektif :
Data subjektif:
1. Pasien mengatakan tidak -Tn Z saat berkomunikasi
mampu mendengarkan dengan perawat tampak Tn. Z
suara bervolume tinggi sering meminta perawat untuk
2. Sulit memahami perkataan mengulang perkataan
orang lain terutama jika ada -Tn. Z cenderung menghindari
latar suara yang bising atau percakapan dengan orang lain
dalam kerumunan orang karena kesulitan dalam
mendengar isi pesan yang
disampaikan.
-Tn Z Selalu meningkatkan
volume suara radio dan
televisi.

Tn.Z lansia dengan


gangguan pendengaran
STEP 5 LO:

1. Masalah apa yang sedang dialami Tn. Z saat berkomunikasi


2. Jelaskan Penyebab Penurunan Fungsi pendengaran pada Lansia
3. Bagaimana Teknik komunikasi perawat dengan lansia yang mengalami gangguan
fungsi
4. Data tambahan yang diperlukan untuk bisa disimpulkan bahwa lansia mengalami
gangguan pendengaran

STEP 6:
1. Tn. Z mengalami gangguan komunikasi verbal b.d gangguan pendengaran dengan
data pada kasus Tn. Z sering meminta perawat untuk mengulang perkataannya
karena sulit mendengar jika dikeramaian dan sering membesarkan volume tv.
2. Gangguan pendengaran pada lansia disebabkan oleh proses degenerasi, diduga
menurunnya fungsi pendengaran secara berangsur merupakan efek kumulatif dari
pengaruh faktor herediter, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, atau
bersifat multifaktor. Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur dari
koklea dan N. VIII. Adanya atrofi dan degenerasi dari sel-sel rambut penunjang
pada organ corti merupakan perubahan yang terjadi pada koklea. Usia lanjut dengan
gangguan pendengaran akan mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan
interaksi dengan masyarakat, perasaan terisolasi, depresi, menarik diri, dan
membatasi kemampuan dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari akibat
terganggunya proses komunikasi. Kesulitan dalam berkomunikasi akan membuat
seseorang untuk membatasi aktivitas sehari-hari di hidupnya, sehingga terjadi
penurunan kualitas hidup dari lansia. (Istiqomah, S. N., & Imanto, M. (2019)
3. Pada lansia dengan gangguan fungsi pendengaran, media komunikasi yang sering
digunakan ialah media visual. Lansia menanggkap pesan bukan dari suara
melainkan dari gerak bibir dari lawan bicaranya. (Muhith, A., & Siyoto, S. (2016)
Teknik komunikasi dengan lansia yang mengalami gangguan fungsi pendengaran:
a. Orientasikan kehadiran perawat dengan menyentuh lansia atau
memposisikan diri di depannya.
b. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan berbicara dengan
perlahan untuk memudahkan lansia membaca gerak bibir perawat
c. Usahakan berbicara dengan posisi tepat di depan lansia dan pertahankan
sikap tubuh serta mimik wajah yang lazim.
d. Jangan melakukan pembicaraan jika perawat sedang mengunyah sesuatu.
e. Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan
sederhana dan perlahan.
f. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila diperlukan dan perawat
mampu melakukannya.
g. Apabila ada sesuatu yang sulit dikomunikasikan, sampaikan pesan dalam
bentuk tulisan atau gambar (simbol)
4. Data tambahan Presbiskusis merupakan tuli sensorineural atau frekuensi tinggi
terutama di atas 2000 Hz umumnya terjadi pada usia lanjut simetris pada kedua
telinga.

Anamnesis :
a. Pendengaran berangsur-angsur kurang terjadi pada kedua telinga
b. Suara biasa tidak dapat terdengar tapi bila suara diperkeras atau berteriak
telinga terasa sakit
c. Sulit memahami percakapan terutama di lingkungan bising
d. Dapat mendengar tapi tidak paham
e. Pemeriksaan fisik :
a. Menggunakan otoskopi
- Melakukan inspeksi dan palapasi aurikula, posisi telinga dan
retroaurikula (mastoid)
- Melakukan pemeriksaan liang telinga/meatus auditorius ekstermus
(MAE) dengan otoskop
- Melakukan pemeriksaan membrane timpani dengan otoskop yang
biasanya lansia dengan presbiskusis tampak membran timpaninya

b. suram Tes Penala sesuai dengan sensori neural


Pemeriksaan penunjang : Audiometri nada murni

Belajar Mandiri:

Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya


adalah proses penuaan yang terjadi pada manusia. Perubahan patologik pada organ
pendengaran akibat degenerasi dapat mengakibatkan gangguan pendengaran pada
individu dengan usia lanjut. Proses penuaan merupakan suatu proses alami yang tidak
dapat dicegah dimana semua individu berharap akan menjalani hidupnya dengan
tenang, damai, serta menikmati sisa hidupnya bersama sanak dan saudaranya. Namun
pada usia lanjut, seseorang akan mengalami perubahan dari berbagai aspek dalam
hidupnya, baik dari aspek fisik, kognitif, bahkan kehidupan psikososialnyapun akan
berubah. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup dari usia lanjut.
Ketidakmampuan mendengar akibat ganggguan pendengaran akan berefek terhadap
fungsi-fungsi organ dari suatu individu. Perubahan fungsi tersebut akan mempengaruhi
kualitas hidup dari seseorang. (Zhang M, Gomaa N, Ho A 2013)

presbikusis merupakan gangguan pendengaran sensorineural yang dikaitkan dengan


lanjut usia dan merupakan penyebab terbanyak gangguan pendengaran pada orang tua.

Presbikusis adalah menurunnya kemampuan mendengar akibat pertambahan usia.


Kondisi ini ditandai dengan sulitnya mendengar suara bervolume tinggi, seperti dering
telepon atau bunyi alarm.

Gejala presbikusis muncul secara perlahan dan bertahap sehingga sering kali tidak
disadari oleh penderitanya. Gejala dan tanda presbikusis meliputi:

 Telinga sering berdengung


 Tidak mampu mendengar suara bervolume tinggi
 Sulit memahami perkataan orang lain, terutama jika ada latar suara yang
bising atau dalam kerumunan orang
 Sering meminta orang lain untuk mengulang perkataan
 Selalu meningkatkan volume suara radio dan televisi
 Sulit memahami percakapan melalui telepon
 Cenderung menghindari percakapan dengan orang lain

DAFTAR PUSTAKA
Istiqomah, S. N., & Imanto, M. (2019). Hubungan Gangguan Pendengaran dengan
Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Majority, 8(2), 234-239.)
(Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan keperawatan gerontik. Penerbit Andi.)
Zhang M, Gomaa N, Ho A. Presbycusis: A critical issue in our community.
International Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2013. 2(1):111-20.
Wang, J., Puel, J. (2020). Presbycusis: An Update on Cochlear Mechanisms and
Therapies.

Anda mungkin juga menyukai