Anda di halaman 1dari 19

Komunikasi

pada lansia
Komunikasi pada lansia
lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke
atas baik pria maupun wanita, yang masih aktif
beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang
tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri
sehingga bergantung kepada orang lain untuk
menghidupi dirinya
(Ineko, 2012)
Komunikasi pada Lansia

Komunikasi yang baik akan sangat membantu


dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial,
ekonomi, perilaku emosi yang labil pada pasien
lanjut usia.
Teknik umum Komunikasi pada
Lansia
Menunjukkan rasa hormat dan
Keprihatinan
• Sapaan formal
• Pandangan mata menunjukkan apresiasi
• Sentuhan lembut di tangan
• Lengan atau pundak
• Menunjukkan rasa turut prihatin dan
perhatian
Memastikan bahwa Pasien
Didengar dan Dipahami

• Mempertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan


mendengarkan
• Memberikan kesempatan pada pasien lanjut usia untuk
berbicara beberapa menit tentang masalahnya tanpa
interupsi akan memberikan lebih banyak informasi
• Berbicara pelan, jelas, dan keras tanpa berteriak,
menggunakan bahasa dan kalimat yang singkat dan
sederhana
Menghindari Ageism

• Kenali pasien lanjut usia sebagai satu pribadi


dengan riwayat dan penyelesaian yang jelas
• Pendekatan ini memungkinkan anda untuk
menemui setiap pasien lanjut usia sebagai individu
yang unik dengan pengalaman seumur hidup yang
berharga bukan orang tua yang tidak produktif dan
lemah
Mengenal kultur dan
budaya

• Mengenal latar belakang kultur dan budaya


pasien akan mempengaruhi persepsi pasien
terhadap baik dan berkualitasnya pelayanan
kesehatan yang
diberikan dokter
Strategi Komunikasi pada Lansia

• Posisi berhadapan agar dapat membaca bibir dan anda


dapat menggunakan isyarat mata
• Pilih lingkungan kondusif untuk meminimalkan kebisingan.
Lingkungan klinik dapat diperbaiki dengan memperbanyak
pencahayaan, menggunakan warna-
warna kontras untuk membuat objek lebih jelas
(mis. kerangka pintu, kursi)
• Berbicara perlahan, jelas, dan dalam nada yang normal.
• Ketika memberikan instruksi untuk medikasi, tes, atau
pengobatan, hindarkan untuk bertanya kepada pasien
apakah dia mengerti.
• Klarifikasi perespsi atau pemahaman klien
• Setiap bahan dengan tulisan harus dicetak paling
tidak dengan huruf berukuran 14 diatas kertas
berwarna
• Pasien lanjut usia biasanya meletakkan obatnya
dalam satu wadah dan tergantung pada satu
warna untuk mengenalinya
• Banyak obat yang berwarna putih, biru muda,
hijau muda, yang akan terlihat berwarna abu-abu
oleh mata yang telah menua
• Warna merah, oranye, dan kuning paling baik
dilihat dan dapat dipilih sebagai warna pembeda
Fakta pada Lansia
• 16% - 24% individu berusia lebih dari 65 tahun mengalami penguranga
pendengaran yang mempengaruhi komunikasi(Crews & Campbell)

• Sedangkan pasien yang berusia diatas 80 tahun, jumlah gangguan


sensorik akan meningkat menjadi lebih dari 60%(Chia et al., 2006)

• Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami penyakit mata yang


menurunkan ketajaman penglihatan (mis. katarak, degenerasi macular,
glaucoma, komplikasi ocular pada diabetes)

• Lebih dari 15% orang tua berusia lebih dari 70 tahun melaporkan
penglihatannya yang buruk, dan 22% lagi melaporkan penglihatannya
hanya cukup untuk jarak tertentu(Crews & Campbell, 2004)
Komunikasi pada
Lansia dengan Demensia

Dementia is a serious loss of global cognitive


ability in a previously unimpaired person,
beyond what might be expected from normal
aging
• Pasien mengalami kehilangan memori
• Kesulitan mengingat kejadian yang baru terjadi
• Memiliki rentang konsentrasi yang sangat singkat
• Sulit untuk tetap berada dalam satu topik tertentu
• mengalami masalah untuk menemukan kata yang
ingin disampaikan
• Pada demensia parah, pasien dapat menggunakan
jargon yang tidak dapat dipahami atau bisa hanya
berdiam diri
Ciri-ciri Lansia dengan Demensia

• Pasien demensia kehilangan kemampuannya


untuk berkomunikasi, bukan kehilangan
kepandaiannya.Mereka adalah orang dewasa yang
hidup produktif dan layak mendapatkan
penghormatan.
• Pasien demensia sangat sensitif terhadap emosi
orang lain. Pada umumnya pasien tersebut, lebih
merespon kepada bagaimana cara seseorang
berbicara kepada mereka daripada apa yang
sebetulnya dikatakan
Teknik komunikasi pada
Lansia dengan Demensia
• Perkenalkan diri anda
• Mengobrol sejenak, untuk membangkitkan
memori & kilas balik, serta mengurangi
ketegangan
• Gunakan isyarat tubuh yang sederhana
• Repetisi akan menyebabkan frustasi
• Berikan instruksi satu persatu
Teknik komunikasi pada
Lansia dengan Gg.Penglihatan
1. Posisi yang dapat dilihat oleh klien, jika buta parsial maka beri tahu
secara verbal keberadaan perawat.
2. Perawat menyebutkan identitas diri (nama dan perannya)
3. Perawat menggunakan nada normal (kondisi lansia tidak mungkin
menerima pesan non-verbal secara visual)
4. Nada suara perawat memberikan peranan besar dan bermakna
bagi lansia
5. Jelaskan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan (sebelum
melakukan sentuhan)
6. ketika perawat akan meninggalkan/mengakhiri komunikasi,
informasikan kepada lansia.
7. Orientasikan lansia dengan suara-suara yang didengar di sekitarnya
8. Orientasikan lansia pada lingkungan bila lansia dipindahkan ke
lingkungan yang asing baginya.
Teknik komunikasi pada
Lansia dengan Gg.Pendengaran
A. Bentuk Ketulian:
1. Tuli Perseptif
2. Tuli Konduktif: akibat kerusakan struktur penghantar rangsang suara
B. Teknik Komunikasi dengan Lansia dengan gangguan Pendengaran:
1. Orientasikan kehadiran perawat dengan sentuhan
2. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan berbicara dengan
perlahan → memudahkan memahami gerak bibir
3. Posisi perawat di depan tubuh dan pertahankan sikap tubuh dan mimik
wajah yang lazim
4. Jangan melakukan pembicaraan ketika perawat sdg menguyah
5.Gunakan bahasa pantomim dan gerakan sederhana dan perlahan
6. Gunakan bahasa isyarat/bahasa jari
7. Jika ada sesuatu yang sulit dikomunikasikan → pesan tulisan atau gambar
Teknik komunikasi pada
Lansia dengan Gg.Persepsi
Teknik komunikasi:
1. Perawat memperhatikan gerak bibir dan mimik lansia
2. Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang
kembali kata-kata yang diucapkan lansia
3. Mengendalikan pembicaraan suapaya tidak membahas terlalu
banyak topik
4. Mengendalikan pembicaraan sehingga menjadi rileks dan perlahan
5. Memperhatikan lebih detail komunikasi sehingga pesan dapat
diterima dengan baik
6. Bila perlu → bahasa tulisan dan simbol
7. Mediator komunikasi→ orang terdekat yang mampu mengerti
komunikasi lansia.

Anda mungkin juga menyukai