Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

POST OPERASI SECSIO CAESARIA

A. Pengertian
Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali ,mulai dari persalinan
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu
6-8 minggu. (Sinopsis Obscetri Fisiologi, Halaman 115.
Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Perawatan Kebidanan Yang
Berorientasi Pada Keluarga, Jilid II, Halaman 68
Persalinan adalah ssuatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (Kapita Selekta Kedokteran, Jilid
I, Halaman 291.

Pembagian Nifas
Menurut Rustam Mochtar (1998:15), nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan kembali dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerpeium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-minggu,
bulanan aatau tahunan.

B. Etiologi
Diduga persalinan mulai apabila uterus telah teregang sampai derajat tertentu.
Tekanan bagian terendah janin pada cervix dan segmen bawah rahim, demikian
pula pada plexus nervosus di sekitar cervix vagina, merangsang permulaan
persalinan. Siklus menstruasi berulang setiap 4 minggu dan persalinan biasanya
mulai pada akhir minggu ke-40 atau 10 siklus menstruasi. Begitu kehamilan
mencapai cukup bulan, setiap faktor emosional dan fisik dapat memulai
persalinan. Beberapa orang percaya bahwa ada hormon khusus yang dihasilkan
oleh plasenta apabila kehamilan sudah cukup bulan yang betanggung jawab atas
mulainya persalinan. Bertambah tuanya plasenta yang mengakibatkan penurunan

1
kadar estrogen dan progesteron dalam darah diduga menyebabkan dimulainya
persalinan. (Harry Oxorn, 1990, Patologi dan Fisiologi Persalinan ; Halaman
103).

C. Patofisiologi
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetal secara keseluruhannya disebut involusio.
Setelah janin dilahirkan, fundus uteri setinggi pusat, segera setelah plasenta
lahir maka tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Pada hari ke-5 pasca
persalinan uterus kurang lebih tinggi 7 cm atas symfisis atau setengah symfisis-
pusat sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas symfisis.
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka dasar dan menonjol
kedalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai
bagian plasenta yang tertinggal. Berat uterus gravidus aterm kira-kira 1000 gr.
Satu minggu pasca persalinan, menjadi kira-kira 500 gr, 2 minggu pasca
persalinan 300 gr dan setelah 6 minggu pasca persalinan 40-60 gr. Serviks agak
terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsitensinya lunak.
Endometrium mengalami perubahan yaitu timbulnya trimbosis, degenerasi
dan nekrosis di tempat implamasi plasenta. Ligamen, diafragma pelvis, serta fasia
yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur kembali seperti semula.
Luka jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan
serviks yang tidak luas akan sembuh primer.

Laktasi
Kelenjar mamai telah dipersiapkan semenjak kehamilan umumnya produksi
ASI baru terjadi hari kedua atau ketiga pasca persalinan, dimana masing-masing
buah dada terdiri 14-24 lobus yang terletak terpisah satu sama lain oleh jaringan
lemak.Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran aur susu ibu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran iar susu ibu
dalah faktor anatomis, faktor biologis, makanan yang dimakan ibu, faktor istirahat
dan faktor isapan anak.

2
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada ibu menyusui di masa nifas menurut Persis Mary
Hamilon yaitu:
Kontraksi pada interval
Interval pada kontraksi secara bertahap memendek
Durasi dan inensitas kontraksi meningkat
Rasa tidak nyaman mulai di belakang dan menjalar ke abdomen
Berjalan biasanya menyebabkan meningkatnya intensitas kontraksi
Dilatasi dan pendataran serviks mengalami kemjuan

E. PENATALAKSANAAN
Perawatan post opersi seksio sesarea
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca persalinan,
ibu harus tidur terlentang untuk mencegah pendarahan. Sesudah delapan jam, ibu
boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis. Ibu dan bayi di
tempatkan satu kamar. Pada hari kedua, bila pelu dilakukan latihan senam. Pada
hari ketiga, umumnya sudah dapat duduk. Pada hari keempat, berjalan, dan pada
hari kelima dapat dipulangkan. Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan
cukup kalori, serta banyak buah.
1. Analgesia
Untuk wanita dngan ukuran ubuh rata-rata dapat disuntikan intra moskuler
yaitu mepedin setiap 3 jam sekali bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit
atau dapat disuntikan dengan cara serupa 10mg morphin. Jika ibu berukuran
kecil, dosis diberikan adalah 50mg dan jika perlu berikuran besar dosis yang
diberikan paling tepa adalah 100mg mepedivin.
2. Tanda vital
Pasien dievaluasi sekurang-kurangnya setiap jam sekali paling sedikit 4
jam dan tekanan darah, nadi, jumlah urine, serta jumlah darah yang hilang dan
fundus urteri sert pengukuran suhu badan harus diperiksa pada saat dini.
3. Terapi cairan dan diet
Karena selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi maka
pemberian cairan infus harus cukup banyak dan mengandung elektrolit yang
diperlukan agar tidak terjadi hipertermia dan dehidrasi.
4. Mobilisasi
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu
jalannya penyembuhan. Penderita miring ke kiri dan ke kanan sudah sapat

3
dimulai sejak 6-10 jam seelah penderita sadar. Latihan pernapasan dapat
dimulai sambil tidur terlentang, sedini setelah sadar.
5. Perawatan luka
luka insisi diinspeksi setiap hari untuk mengetahui penyembuhan luka. Secara
normal jahian kulit diangka pada hari keempat post partum. Pasien sudah
dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.
6. Latihan senam dapat diberikan mulai dari hari kedua. Misalnya:
-ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan ditaruh di atas dan
menekan perut. Lakukn pernapasan perut
- dengan posisi yang sama, angkat tangan lalu taruh kembali.
-kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu dikencangkan otot seperti
menahan miksi dan defekasi.
-duduklah pada kursi, perlahan bungkukan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit.

F. TEST DIAGNOSTIK
Test diagnostic yang biasanya diberikan pada ibu nifas yaitu: test laboratorium
terutama terhadap hematokrit untuk meliha konsentrasi darah dalam tubuh seelah
3 hari post partum. Normal hematokrit adalah 42%.
Penanganan medik
Penanganan medik yang diberikan pada ibu nifas adalah:
1.Perwatan dan hyegine vulva
2.Perawatan luka operasi
3.Perwatan payudara

Konsep Dasar Asuhan Keprawatan


Penalaksanaan asuhan keperawatan masa nifas pada post operasi secsio
caesariamelalui pendekatan prises keperawatan dengan melaksanakan :
1. Pengkajian
1. Identitas klien : nama, umur, tempat/ tanggal lahir,alamat, pekerjaan.
2. Riwayat kesehatan sekarang.
3. Riwayat kesehatan dahulu.
4. Riwayat kesehatan keluarga.
5. Riwayat menstruasi.
6. Riwayat perkawinan
7. Riwayat KB

4
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan kondisi post operasi
Tujuan : Nyeri diminimalkan dan peningkatan rasa nyaman.
Intervensi : 1. Berikan obat nyeri sesuai instruksi.
2. Evaluasi TD dan nadi.
3. Berikan posisi yang nyaman.
2. Kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner & ferifer berhubungan dengan
interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas post operasi.
Tujuan : Klien tidak mengalami kongesti pernafasan.
Intervensi : Kaji status pernafasan dengan tanda vital.
3. Resiko infeksi atau cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan.
Tujuan : ~ Infeksi tidak terjadi pada ibu.
~ Insisi bedah kering, tanpa tanda atau gejala infeksi.
Intervensi : 1. Pantau terhadap peningkatan suhu atau TTV.
2. Observasi insisi terhadap infeksi.
3. Penggantian pembalut atau sesuai pesanan.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang infomasi tentang perawatan
melahirkan caesar.
Tujuan : Klien mengungkapkan pemahaman tentang perawatan
melahirkan caesar.
Intervensi : 1. Diskusikan tentang perawatan insisi, gejala infeksi dan
pentingnya diet nutrisi.
2. Jelaskan tentang pentingnya periode istirahat terencana.
3. Jelaskan tentang perawatan payudara.
5. Resiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan atau konstipasi
berhubungan dengan manipulasi dan atau trauma sekunder terhadap sectio
caesaria.
Tujuan : ~ Berkemih secara spontan tanpa ketidaknyamanan.
~ Mengalami defekasi dalam 3 sampai 4 hari setelah
pembedahan.
Intervensi : 1. Anjurkan berkemih setiap 4 jam sampai 6 jam.
2. Palpasi abdomen bawah bila klien melaporkan distensi
kandung kemih dan ketidakmampuan untuk berkemih.

5
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1990. Perawatan Luka Yang Berorientasi Pada Keluarga. (Perawatan
III). Jilid I. edisi 3. Jakarta.

Doenges. ME and Moorhouse. MF. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi


2. Jakarta.:EGC.

Hamilton. Mp. 1995. Dasar Dasar Keperawatan Maternas. Jakarta:EGC.

Mansjor A.dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. jilid 1. Media


Ausculapius.

Moechtar Rusta. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid 1 dan Jilid 2. Jakarta:EGC

Prawirohardjo S. 1999. Ilmu Kebidanan dan Ilmu Bedah Kebidanan Edisi 3.


Yayasan Pustaka.

Prawirohardjo S.dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka.

Sulaiman S. 1989. Obstetri Fisiologi, Bagian Obstetri Gynekologi. Bandung :


Fakultas Kedokteran UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai