1. Pengkajian
Anoreksia, penurunan BB dan malnutrisi umu terjadi pada pasien dengan atresia ani post
kolostomi, Keinginan pasien untuk makan mungkin terganggu oleh mual dan munta dampak dari
anestesi.
3. Pola Eliminasi
Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru maka tubuh dibersihkan dari
bahan-bahan yang melebihi kebutuhan dan dari produk buangan. Oleh karena pada atresia ani
tidak terdapatnya lubang pada anus, sehingga pasien akan mengalami kesulitan dalam defekasi
(Whaley & Wong,1996).
Menjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan masa lalu dan
ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.
Pada pasien mungkin pola istirahat dan tidur terganggu karena nyeri pada luka inisisi.
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit. Perubahan pola
biasa dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
(Doenges,1993).
Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagi alat reproduksi (Doenges,1993).
Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah keuangan, rumah (Doenges,1993).
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan
konsekuensinya dalam keseharian. Dengan ini diharapkan perawat dalam memberikan motivasi
dan pendekatan terhadap klien dalam upaya pelaksanaan ibadah (Mediana,1998).
2. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien atresia ani adalah anus tampak merah, usus
melebar, kadang – kadang tampak ileus obstruksi, termometer yang dimasukkan melalui anus
tertahan oleh jaringan, pada auskultasi terdengan hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam 24 jam
setelah bayi lahir, tinja dalam urin dan vagina (Whaley & Wong,1996).
3. Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah
3. Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur
perawatan.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah, anoreksia
4. Intervensi
1. Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
Kriteria hasil:
2. Meningkatnya kenyamanan
Intervensi :
Rasional :
Intervensi :
8. Jelaskan agar menghindar makanan yang berbau dan merangsang mual.
Rasional :
3.Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur
perawatan.
Intervensi :
1. Jelaskan dengan istilah yang dimengerti oleh orang tua tentang anatomi dan fisiologi
saluran pencernaan normal.Gunakan alay, media dan gambar
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan, berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab
dengan jujur.
Rasional :
4. Informasi akurat dapat menurunkan ansietas dan rasa takut karena ketidaktahuan.
4.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi
Kriteria hasil :
Rasional :
1. Menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibandingkan dan
melakukan intervensi.
2. Mempertahankan kebersihan karena kulit yang rapuh dapat menjadi barier infeksi.
3. Menurunkan tekanan pada kulit dari istirahat lama ditempat tidur.
4. Mengurangi stress pada titik tekanan, meningkatkan aliran darah kejaringan dan
meningkatkan proses penyembuhan.
5. Dapat mengurangi kontaminasi bakteri, meningkatkan proses penyembuhan.
6. Menurunkan iskemia jaringan, mengurangi tekanan pada kulit, jaringan dan lesi.
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah, anoreksia
Kriteria hasil :
Rasional :
1. Membantu dalam mengidentifikasi defisiensidari kebutuhan diet. Kondisi fisik umum,
gejala uremik (mual, anoreksia, gangguan rasa) dan pembatasan diet multipel mempengaruhi
pemasukan makanan.
2. Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik/menurunkan
peristaltik.
3. Pasien puasa/katabolik akan secara normal kehilangan 0,2-0,5 kg/hari. Perubahan
kelebihan 0,5 kg dapat menunjukan perpindahan keseimbangan cairan.
4. Menurunkan distensi dan iritasi gaster
5. Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan dan mengidentifikasi
rute paling efektif dan produknya, contoh tambahan oral, makanan selang, hiperalimentasi.
6. Jumlah protein eksogen yang dibutuhkan kurang dari normal kecuali pada pasien dialisis.
Karbohidrat memnuhi kebutuhan energi dan memenuhi jaringan katabolisme, mencegah
pembentukan asam keton dari oksidasi protein dan lemak.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Importa anus (atresia ani) adalah tidak komplit perkembangan embrionik pada distal usus
(anus) atau tertutupnya anus secara abnormal (suriadi 2006).
Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus,
rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002)
Atresiaani Terdiri dari empat klasifikasi. Adapaun penatalaksanaan medik yang
dilaksanankan adalah dengan melakukan tindakan pembedahan dan pengobatan. Dengan
pemeriksaan penunjangPemeriksaan rectal digital dan visual sinyal X lateral infeksi (teknik
wangensteen-rice) ,Pemeriksaan , Ultrasound dan Pemeriksaan radiologis.
3.2 Saran
Agar bisa melakukan asuhan keperawatan profesional pada kasus atresia ani. Sudah sepantasnya
rekan-rekan mahasiswa terlebih dahulu memahami pengertian, tanda dan gejala hingga
penatalaksanaan pada kasus atresia ani. Selain itu agar mampu memberikan aplikasi di pelayanan
keperawatan mahasiswa harus memahami penatalaksanaan dari masing-masing kasus stresia ani.
Pemahaman tentang sebuah kasus akan sangat membantu mahasiswa dalam pengembangan ilmu
keperawatan di masa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Kumar, Vinay, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Vol. 2, ed. 7. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2011. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &