Dwi A. Setiawan Soekromo (1901080) Konsep Dasar Hipoglikemia PENGERTIAN
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa
darah <60 mg/dl. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah dibawah normal yaitu <60 mg/dl (McNaughton,2011). Etiologi 1. Hipoglikemia pada stadium dini 2. Hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM - penggunaan insulin - penggunaan sulfonylurea - bayi yang lahir dari ibu pasien DM 3. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM - hiperinsulinesme alimenter pasca gastrektomi - Insulinoma - penyakit hati berat - tumor ekstra pankreatik,fibrosarkoma,karsinoma ginjal - hipopituitarism. Manifestasi Klinis Hipoglikemia menurut Setyohadi (2012) antara lain: 1. Adrenergik seperti: pucat, keringat dingin, takikardi, gemetar, lapar, cemas, gelisah, sakit kepala, mengantuk. 2. Neuroglikopenia seperti bingung, bicara tidak jelas, perubahan sikap perilaku, lemah, disorientasi, penurunan kesadaran, kejang, penurunan terhadap stimulus bahaya. 3. Kadar glukosa puasa tidak normal 4. hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus 5. Rasa lapar yang semakin besar dan BB berkurang 6. Gejala lain yaitu kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas vulva Patofisiologi ● Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut: ● Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl. ● Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah. ● Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh. Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang sangat penting dilakukan pada penderita DM untuk
menegakkan diagnose kelompok resiko DM yaitu kelompok usia dewasa tua (lebih dari 40 tahun), obesitas, hipertensi, riwayat keluarga DM riwayat kehamilan dengan bayi lebih dari 4000 gram, riwayat DM selama kehamilan. Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu kemudian dapat diikuti dengan Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Untuk kelompok resiko yang hasil pemeriksaan nya negatif, perlu pemeriksaan ulang setiap tahunnya. Penatalaksanaan Secara Keperawatan Diet Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makanan walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu yang seimbang dengan komposisi Idealnya sekigtar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencugah agar berat badan ideal dengan cara: 1. Kurangi Kalori 2. Kurangi Lemak 3. Kurangi Karbohidrat komplek 4. Hindari makanan manis 5. Perbanyak konsumsi serat dan Olahraga Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Hipoglikemi Pengkajian 1. Identitas Pasien ● Yang meliputi nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa, no rekam medis. 2. Keluhan Utama ● Kondisi hiperglikemi: Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala, penurunan kesadaran ● Kondisi hipoglikemi Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar, sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir, pelo, perubahan emosional, penurunan kesadaran 3. Riwayat kesehatan sekarang 4. Riwayat Kesehatan Masalalu 5. Riwayat kesehatan keluarga 6. Pola aktivitas sehari-hari 7. Pola nutrisi dan metabolisme 8. Pola eliminasi 9. Pola tidur dan istirahat 10. Pola aktivitas dan latihan 11. Pola tata nilai dan kepercayaan 12. Pemeriksaan fisik ● Keadaan umum Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital. ● Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh. ● Sistem integument Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku ● Sistem pernafasan Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi. Diagnosa ● Diagnosa ● Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ● Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit ● Intoleransi aktivitas b.d imobilitas Intervensi No Diagnosa Intervensi 1. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan (I. 03119) mengabsorbsi nutrient Manajemen Nutrisi Observasi Monitor asupan makanan Monitor hasil pemeriksaan labolatorium Terapeutik Lakukan oral hygiebe sebelum makan Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein Edukasi Anjurkan posisi duduk Anjurkan diet yang diprogramkan Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan No Diagnosa Intervensi 2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan Observasi dengan gejala penyakit 1. Indentifikasi factor yang memperberat dan memeringan rasa nyaman 2. Monitor efek smaping penggunaan analgetik Terapeutik 3. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi music, aromaterapi, kompres hangat/dingin) 4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) 5. Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi 10. Ajarkankan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi 11. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu No Diagnosa Intervensi
3. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas I.05178)
Manajemen Energi Observasi -Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan Monitor kelelahan fisik dan emosionalMonitor pola dan jam tidur Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas Terapeutik Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan) Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan Edukasi Anjurkan tirah baring Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan Implementasi Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakanuntuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi di mulai setelah rencana tindakan di susun dan di tujukan pada rencana strategi untuk membantu mencapai tujuan yang di harapkan. Oleh sebab itu, rencana tindakan yang spesifik di laksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. Tujuan dari implementasi adalah membantu dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Harahap, 2019) Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012). TERIMAKASIH
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu