Anda di halaman 1dari 88

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP

PERAWATAN POST PARTUM BERBASIS BUDAYA MELAYU


DI KELURAHAN SUNGAI LAKAM BARAT
KECAMATAN KARIMUN KABUPATEN KARIMUN

Proposal

Oleh :
DORIS FIRISDA MERDIANA PASARIBU
NIM.1903021644

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALINSYIRAH

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

PEKANBARU

2020

ii
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP
PERAWATAN POST PARTUM BERBASIS BUDAYA MELAYU
DI KELURAHAN SUNGAI LAKAM BARAT
KECAMATAN KARIMUN KABUPATEN KARIMUN

Proposal

Oleh :

DORIS FIRISDA MERDIANA PASARIBU

NIM.1903021644

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALINSYIRAH

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

PEKANBARU

2020

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Doris Firisda M.Pasaribu

NIM : 1903021644

Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap


Perawatan Post Partum Berbasis Budaya Melayu Di
Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan Karimun
Kabupaten Karimun

Proposal ini telah disetujui untuk dilaksanakan ujian pada tanggal 21 Oktober
2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Pekanbaru, 21 Oktober 2020

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Wira Ekdeni Aifa, SST, M.Kes Riski Novera Yenita , MKL


NIDN. 1015068803 NIDN. 1019118501

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama :Doris Firisda M.Pasaribu

NIM :1903021644

Program Studi :Kebidanan Program Sarjana Terapan

Judul :Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap


Perawatan Post Partum Berbasis Budaya Melayu Di
Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan Karimun
Kabupaten Karimun

Proposal ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji


Dan dinyatakan lulus pada tanggal 21 Oktober 2020

Mengesahkan :

Dewan Penguji

Dr.Ns.Hj.Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed ( )


NIDN.1015107503

Mengetahui,
Ketua Stikes
Al Insyirah Pekanbaru

Dr.Ns.Hj.Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed


NIDN.10151075

ii
PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Doris Firisda Merdiana Pasaribu

Nim : 1903021644

Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan

Jenjang : Diploma IV (D-IV)

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Post
Partum Berbasis Budaya Melayu Di Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan
Karimun Kabupaten Karimun.

Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan berupa pencabutan gelar akademik, serta
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Pekanbaru ,

(Doris Firisda Merdiana Pasaribu)


Nim : 1903021644

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Doris Firisda Merdiana Pasaribu

Tempat /Tanggal Lahir : Karimun/ 29 Maret 1982

Anak Ke : Tiga (3)

Alamat : Jln.Antasari Bangun Sari RT 001/RW.002


Kelurahan Harjo Sari Kabupaten Karimun

Nama Orang Tua

Ayah : H.Pasaribu

Ibu : F.Br.Purba

Menerangkan dengan sebenarnya

PENDIDIKAN

1. SD Negeri 030 Karimun dari Tahun 1988-1994


2. SLTP negeri 4 Karimun dari Tahun 1994- 1997
3. SMU negeri 1 Karimun dari Tahun 1997 – 2000
4. Akademi Kebidanan Pemkab Tarutung dari tahun 2000 – 2003
5. Stikes Al Insyirah D IV Kebidanan Tahun 2020

PENGALAMAN KERJA

1. Karyawan Tetap Rumah sakit Bakti Timah Karimun (2004 – 2006)


2. Karyawan klinik PT.Primadati Medika Batam (2006 – 2007)
3. Bidan PTT Desa Pauh Kecamatan Moro Kab. Karimun (2007 – 2017)
4. PNS Wilayah Kabupaten Karimun (2007 – Sekarang)

ORGANISASI

1. Pengurus IBI Ranting Moro Kabupaten Karimun (2007 – 2019)

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkat rahmat dan karunia –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.

Ucapan terimakasih teristimewa penulis ucapkan kepada suami tercinta


Jantua Dolok Saribu serta anak-anak tersayang yang tidak pernah lelah
memberikan dukungan moral maupun moril dalam penyelesaian skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan


untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada program studi
Diploma IV Kebidanan STIKES AL INSYIRAH Pekan baru. Adapun judul
skripsi ini adalah : “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan
Post Partum Berbasis Budaya Melayu Di Kelurahan Sungai Lakam Barat
Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun”.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyelesaian skripsi ini banyak


terdapat kendala.Namun berkat dukungan,bimbingan,serta bantuan dari berbagai
pihak sehingga kendala tersebut dapat diatasi.Dengan kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Ibu Dr.Ns.Hj.Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed selaku ketua Stikes Al Insyirah


Pekan Baru dan sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan
arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Riski Novera Yenita, MKL selaku wakil ketua I Stikes Al Insyirah Pekan
Baru serta sebagai dosen pembimbing 2 skripsi. Terimakasih sebesar-besarnya
untuk beliau yang telah meluangkan waktu, arahan,membagi ilmu dan
membimbing penulis sehingga penelitian ini selesai
3. Bapak H.Albirruni Siregar, Lc selaku wakil ketua II Stikes Al Insyirah Pekan
Baru
4. Ibu Ns.Suci Amin,S.Kep, MMR selaku wakil ketua III Stikes Al Insyirah
Pekan Baru
5. Ibu Wira Ekdeni Aifa, SST, M.Kes sebagai dosen pembimbing 1 skripsi
Terimakasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu,
arahan,membagi ilmu dan membimbing penulis sehingga penelitian ini
selesai.
6. Seluruh staff pengajar yayasan Stikes Al Insyirah yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis.
7. Seluruh staff administrasi dan seluruh pegawai Stikes Al Insyirah yang
memberikan bantuan dalam kelancaran administrasi.

v
8. Seluruh staff Kelurahan yang telah mengizinkan penulis melakukan
penelitian di wilayah Kelurahan Sungai Lakam Barat.
9. Ibunda terkasih F.Br.Purba,Mertua R.Br Sirait juga kepada seluruh saudara-
saudaraku yang telah memberikan dukungan,doa dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan-rekan mahasiswi Kebidanan Stikes Al Insyirah Pekan Baru yang telah
ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.
11. Masyarakat Sungai Lakam Barat yang turut membantu dalam proses
kelancaran penelitian.
12. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu yang telah banyak membantu peneliti baik dalam penulisan skripsi ini
maupun dalam menyelesaikan perkuliahan di STIKES AL INSYIRAH
PEKAN BARU.

Tanjung Balai Karimun, November2020

Peneliti

Doris Firisda Merdiana Pasaribu


Nim : 190302164

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................iError! Bookmark not defined.

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………….……iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………………………………………………….iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………v

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vix

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………………………………………..vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………………….….viii

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………………………………………………….ix

BAB I PENDAHULUAN.....................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang.............................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah........................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian.........................................Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Tujuan Umum........................................Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Tujuan Khusus.......................................Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian.......................................Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Tempat Penelitian.................................Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Institusi Pendidikan...............................Error! Bookmark not defined.

1.4.3 Peneliti...................................................Error! Bookmark not defined.

1.5 Penelitian Terkait.........................................Error! Bookmark not defined.

x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................Error! Bookmark not defined.

2.1. Perawatan Post Partum Berbasis Budaya Melayu......Error! Bookmark not


defined.

2.1.1 Pengertian Budaya Melayu....................Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Pengertian Perawatan Post Partum........Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Perubahan Fisiologis Post Partum.....Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Tahapan Post Partum..........................Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Standar Pelayanan Post Partum........Error! Bookmark not defined.

2.1.6 Program dan Kebijakan Teknis Postpartum. Error! Bookmark not


defined.

2.2. Pengetahuan...................................................Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Pengertian Pengetahuan.....................Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Teori WHO...........................................Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang............Error!


Bookmark not defined.

2.3. Sikap................................................................Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Pengertian Sikap..................................Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Komponen Sikap..................................Error! Bookmark not defined.

2.3.3 Tingkatan Sikap...................................Error! Bookmark not defined.

2.3.4 Ciri-ciri Sikap.......................................Error! Bookmark not defined.

2.3.5 Karakter Sikap.....................................Error! Bookmark not defined.

2.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap...Error! Bookmark not defined.

2.4. Kerangka Teori.............................................Error! Bookmark not defined.

2.5. Kerangka Konsep..........................................Error! Bookmark not defined.

2.6. Hipotesis..........................................................Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN........................Error! Bookmark not defined.

xi
3.1 Desain Penelitian............................................Error! Bookmark not defined.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Lokasi Penelitian..................................Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Waktu Penelitian.................................Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel......................................Error! Bookmark not defined.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel........................Error! Bookmark not defined.

3.5 Jenis dan Sumber Data.................................Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Pengumpulan Data...........................Error! Bookmark not defined.

3.7 Defenisi Operasional......................................Error! Bookmark not defined.

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas..........................Error! Bookmark not defined.

3.9 Pengolahan dan Analisa Data......................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terkait………………………………………………………………………………………………..7

Tabel 2.1 Proses involusi Uterus…………………………………………………………………………………………11

Tabel 2.2 Defenisi Operasional…………………………………………………………………………………………….45


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka teori…………………………………………………………………………………………………38

Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………………………………………………………….40

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus

dimulai sejak dini mungkin yaitu dimulai sejak dari janin dalam kandungan.

Apabila keadaan kesehatan dan nutrisi pada ibu hamil sangat baik, maka

keadaan janin yang dikandung oleh ibu sangat baik serta keselamatan ibu

terjamin ketika proses melahirkan.

Post partum atau disebut masa nifas merupakan masa sesudah persalinan

dapat juga di sebut masa nifas (puerperium) yang di perlukan untuk pulihnya

kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post Partum merupakan masa

kelahiran bayi, placenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan

kembali organ rahim seperti sebelum hamil dengan waktu lebih kurang 6

minggu (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data WHO

( World Health Organitation) pada tahun 2012, Angka Kematian Ibu sebanyak

99% terjadi di Negara-negara berkembang yang terjadi akibat masalah

persalinan dan kelahiran. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang

sebanyak 450 kematian ibu per 100. 000 kelahiran bayi hidup.

3
Angka Kematian Ibu di dunia pada tahun 2015 sebanyak 216 per 100 .000

kelahiran hidup atau di perkirakan kematian Ibu adalah 303.000 kematian

dengan dengan jumlah tetinggi berada di negara berkembang yaitu 302.000

kematian. AKI di negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan AKI di

negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO,

2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia

masih cukup tinggi dibandingkan Negara ASEAN lainnya. Menurut hasil Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 menunjukkan AKI

359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per 1000 kelahiran

hidup,diperkirakan bahwa sebanyak 60% kematian ibu akibat Kehamilan terjadi

setelah proses persalinan dan 40% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama

persalinan. AKI di Indonesia terbanyak di sebabkan karena pendarahan

sebanyak 28%, infeksi sebanyak 11% dan eklamsia sebanyak 24% (Maryam,

2015). Meningkatnya AKI di duga karena masih lemahnya system kesehatan

dan masih kurang efektifnya program Kependudukan dan Keluarga Berencana

(KKB) kendala lainnya adalah rendahnya pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi, kurang tersedianya infrastruktur di setiap kabupaten/kota, adanya

variasi geografis, aspek sosial budaya, dan tingkat sosio ekonomi yang terbatas.

Menurut data pada Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) AKI pada tahun 2019

mencapai 130/100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 32/1000 kelahiran

hidup. AKI dan AKB ini tergolong tinggi karena wilayah Provinsi Kepri
80 persen perairan laut sehingga sulitnya akses pelayanan kesehatan sampai kedaerah

pulau terpencil sehingga masyarakat yang tinggal di daerah hinterland di provinsi Kepri

masih banyak menggunakan perawatan post partum secara tradisional berdasarkan

budaya Melayu. Jumlah AKI dan AKB diprovinsi Kepri terdiri dari jumlah AKI dan

AKB dari 2 kota dan 7 Kabupaten salah satunya dari Kabupaten Karimun. Kabupaten

Karimun merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 198 pulau dengan 67

diantaranya pulau berpenghuni dengan luas lautan 7984 kilometer persegi sedangkan

daerah daratan seluas 1524 kilometer persegi dengan populasi penduduk wilayah

mencapai angka 233.888 jiwa dari berbagai etnis yang mayoritas utamanya suku

Melayu. Banyaknya pulau-pulau kecil yang berpenghuni tetapi masih sulitnya

trasportasi laut untuk menuju akses pulau terpencil salah satu faktor minimnya

pelayanan kesehatan masyarakat dan hal ini salah satu penyebab adanya AKI dan AKB.

Dan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2019 jumlah ibu

nifas sebanyak 3763 orang dengan AKI sebanyak 3 per 100.000 kelahiran hidup

yang disebabkan eklamsia Post Partum dan TB paru,sedangkan AKB sebanyak

54 per 1000 kelahiran hidup dengan penyebab premature, asfiksia dan lain-lain.

Laporan dari program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Tanjung Balai

Karimun jumlah sasaran ibu Post partum tahun 2019 di Kecamatan Karimun

sebanyak 862 orang dengan total ibu Post Partum sebanyak 772

orang,sedangkan untuk wilayah Kelurahan Sungai Lakam Barat sasaran ibu Post
Partum direncanakan sebanyak 187orang tetapi mengalami peningkatan

pencapaian sebanyak 6 orang dari target sasaran, jadi total ibu Post Partum

sebanyak 193 orang.Di Kelurahan Sungai Lakam Barat tidak ada AKI hanya

saja AKB sebanyak 1 orang yang disebabkan aspirasi.

Ragam budaya Melayu di Indonesia terdapat di Kepulauan Riau salah

satunya di Kabupaten Karimun, dimana setiap anak Melayu mempunyai tradisi

dalam perawatan masa Post Partum. Berdasarkan survey yang dilakukan pada

tanggal 30 Maret 2020 di Kelurahan Sungai Lakam Barat, masih ada di temukan

ibu suku Melayu yang dalam perawatan masa Post Partum menggunakan tradisi

yang di percayai mereka secara turun temurun sebagai warisan dari orangtua

meskipun terkadang tradisi tersebut bertolak belakang dengan kesehatan.

Hasil data yang dilakukan di Kelurahan Sungai Lakam Barat pada 3

bulan terakhir pada ibu postpartum didapati 12 orang yang melakukan

kunjungan ulang pada bulan agustus, ada 16 orang yang melakukan kunjungan

ulang pada bulan juni dan 16 orang yang melakukan kunjungan ulang pada

bulan juli.

Survey yang di lakukan pada saat kunjungan Post Partum di Kelurahan

Sungai Lakam Barat di temukan perilaku pengetahuan, sikap ibu Suku Melayu

yang masih merawat dirinya dengan memantangkan tidak boleh keluar rumah

selama 40 hari, selain itu mereka harus meminum beberapa ramuan tradisional

seperti pati kunyit yang di percaya bisa mengecilkan rahim, ibu Post Partum

dilarang makan yang dapat menyebabkan iritasi pada seluruh anggota badan
seperti udang, kerang, cumi, kepiting dan ikan pari serta tidak memakan

ikan yang memiliki sengat seperti lele, sembilang dan baung karena dapat

menyebabkan gatal-gatal pada tubuh dan di larang makan daging dengan alasan

bisa menyebabkan perdarahan padahal ikan dan daging sumber protein yg sangat

bermanfaat bagi kesehatan tubuh, Ibu tidak boleh mengkonsumsi sayuran yang

licin seperti kangkung dan genjer karena bisa menyebabkan vagina licin atau

berair dan sebenarnya sayuran sangat kaya akan vitamin dan mineral.

Perawatan perut yang dilakukan masih menggunakan air limau dan kapur sirih

sebelum memakai benkung yang di percaya bermanfaat untuk mengatasi perut

buncit atau pinggul yang turun setelah masa bersalin secara kesehatan rahim

akan terjadi involusi dengan sendirinya.sedangkan untuk perawatan kebersihan

daerah kemaluan ibu Post Partum suku Melayu menggunakan air daun sirih.

Masalah kesehatan memang tidak terlepas dari sosial budaya di lingkungan

masyarakat Melayu di Kabupaten Karimun yang di pengaruhi oleh tingkat

pengetahuan, sikap serta tindakan Ibu mengenai berbagai pantangan, hubungan,

sebab akibat antara perawatan masa Post Partum dan kondisi sehat sakit yang

dapat membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan. Hal

tersebut merupakan potensi dan kendala yang perlu digali karena tidak semua

perawatan yang dilakukan menurut kebudayaan atau leluhur dapat diterima

sepenuhnya dan tidak semua dapat menguntungkan bagi ibu dan bayinya. Oleh

karena itu berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Adakah Hubungan Pengetahuan Dan Sikap


Ibu Terhadap Perawatan Post Partum Berbasis Budaya Melayu Di

KelurahanSungai Lakam Barat Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun?”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:”Adakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Ibu Terhadap Perawatan masa Post Partum Berbasis Budaya Melayu?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Perawatan Post

Partum Berbasis Budaya Melayu di Kel. Sungai Lakam Barat Kec. Karimun

Kab. Karimun

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Perawatan Post

Partum Berbasis Budaya Melayu di Kelurahan Sungai Lakam Barat

Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun

2. Mengetahui distribusi frekuensi Sikap Ibu terhadap Perawatan Post Partum

Berbasis Budaya Melayu di Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan

Karimun Kabupaten Karimun

3. Mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Perawatan

Post Partum Berbasis Budaya Melayu di Kelurahan Sungai Lakam Barat

Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Tempat Penelitian

Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan kajian dan sekaligus

masukan khususnya bagi tenaga kesehatan di Kelurahan Sungai Lakam Barat

Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun untuk dapat memberikan pelayanan

post partum yang lebih baik dan optimal.

1.4.2 Institusi Pendidikan

Menambah pembendaharaan pembacaan bagi mahasiswa dan mahasiswi

untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3 Peneliti

Dapat menambah wawasan penulis mengenai pentingnya perawatan post

partum pada ibu nifas.

1.5 Penelitian Terkait

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan

mereferensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar

belakang masalah pada skripsi ini. Berikut ini penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan skripsi ini antara lain:


Tabel 1.1
Penelitian Terkait
Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
Penelitian
Ermawati, Tradisi Tradisi Dalam penelitian ini membahas tentang tata cara pelaksanan,
2018 Selepas tradisi suku Melayu dalam perawatan masa Post Partum serta
Melahirkan pantangan yang harus dihindari dalam tradisi pada
pada Etnik masyarakat Hamparan Perak dengan tujuan penulis diatas
Melayu di adalah untuk Agar mengetahui bagaimana tata cara
Hamparan pelaksanaan tradisi selepas melahirkan anak pada etnik
Perak Melayu Hamparan Perak dan Agar mengetahui makna serta
fungsi dalam tradisi selepas melahirkan anak pada etnik
Melayu Hamparan Perak.

Yosa Perilaku Perilaku Dalam penelitian ini membahas 3 domain yang


Rini.Z, Keluarga Keluarga mempengaruhi perilaku keluarga tentang perawatan ibu nifas
2017 Suku yaitu pengetahuan,sikap dan tindakan.Tujuan penulis di atas
Melayu adalah untuk mengidentifikasai perilaku keluarga suku
dalam Melayu dalam merawat ibu nifas di Desa Lama Kecamatan
Merawat Sei Lepan Kabupaten Langkat.
Ibu Nifas di
Puskesmas
Desa Lama
Kecamatan
Sei Lepan
Kabupaten
Langkat
Desi Etika Pengalaman Perawatan Didapatkannya filosofi kesehatan suku Melayu tentang
Sari suku masa nifas Perawatan ibu pada masa nifas yang menyatakan bahwa
Sembiring. Melayu perawatan maupun pantangan perilaku yang dilakukan pada
2011 dalam masa nifas berhubungan dengan keadaan di masa tua. Nilai-
perawatan nilai yang mendasari praktek budaya yakni terdiri dari
masa nifas pantangan perilaku yaitu tidak boleh keluar rumah selama 40
di Desa hari.
Perhiasan
Kecematan
Selesai
Kabupaten
Langkat
Mirawati, Gambaran Budaya Responden yang memiliki sikap negative pada budaya melayu
2020 sikap ibu melayu, sebanyak 31 (72,1%) responden. Selama postparm ibu
postpartum postpartu memiliki sikap yang baik sesuai dengan kesehatan, ibu sudah

7
pada m, sikap menjauhi kepercayaan budaya melayu selama masa
kepercayaan postpartum
budaya
melayu
Lisawati, Pantang Panntang Bahwa masyarakat didesa Pesisir Timur Kecamatan Siantan
2011 larang adat larang adat Kabupaten Kepulauan Anambas sebagian tidak memakai
bersalin bersallin dukun beranak, pada umumnya banyak masyarakat pergi
masyarakat masyaraka kerumah sakit. Namun, adat pantang larang tetap
melayu di t melayu dipertahankan dan dipegang dalam halini tahap – tahap
desa Pesisir pantang larang adat bersalin masyarakat itu harus tetap
Timur dipertahankan, selain sebagai upaya pelestarian budaya,
Kecamatan ketaatan terhadap adat kebiasaan daerah juga merupakan
Siantan upaya penyelamatan ibu dan bayi.
Julianto, Tradisi Norma masyarakat Melayu banyak mengadopsi norma tertentu yang
2013 Melayu diwariskan secara turun temurun yang mencakup mulai dari
Adat kehamilan, melahirkan dan setelah lahiran.
Melahirkan

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perawatan Post Partum Berbasis Budaya Melayu

2.1.1 Pengertian Budaya Melayu

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yang ialah buddhayah

yang merupakan jamak dari buddhi (budi dan akal) yang artinya sebagai hal – hal

yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Budaya ialah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh

sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari

banyak unsur yang rumit seperti sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,

perkakas, pakaian, bangunan, karya seni dan bahasa. Sebgaimana juga budaya

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang

cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis (Liliweri 2013:107 dalam

Skripsi Wahyudi, 2015).

Kebudayaan melayu yang diharapkan oleh Negara bisa menjadi salah satu

benteng untuk menahan segala dampak dari globalisasi ternyata justru kewalahan.

Tidak sedikit unsur - unsur kebudayaan melayu yang hilang dan punah akibat

globalisasi (Yusuf, 2008). Dalam bidang kesehatan banyak ibu-ibu suku Melayu yang

masih melakukan perawatan sesuai dengan budaya mereka walaupun hal tersebut

bertentangan dengan ilmu kesehatan, mereka masih berpegang pada kebiasaan atau

perilaku yang mereka dapatkan dari orang tua mereka secara turun temurun.
2.1.2 Pengertian Perawatan Post Partum

Post partum merupakan masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti

sebelum hamil dengan waktu lbih dari 6 minggu (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

Post Partum merupakan masa dari kelahiran placenta dan selaput janin hingga

kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney, 2008). Menurut

Suherni dkk (2009) masa post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan

keluar dari rahim sampe 6 minggu berikutnya disertai dengan pulihnya kembali

organ-organ yang berkaitan saat melahirkan.

Pada saat menjalani proses pemulihan juga membutuhkan perawatan post

partum yang membantu mengoptimalkan kondisi tubuh. Perawatan Post partum

antara lain meliputi perawatan fisik yang bertujuan mengembalikan organ reproduksi

ke bentuk semula. Jalan lahir yang meregang bahkan bengkak atau sobek memerlukan

perawatan khusus karena kehamilan dan pasca persalinan mengakibatkan adanya

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu seperti otot perut yang meregang

karena adanya janin dalam perut, perubahan kulit kotor, kegemukan, pengeluaran

cairan lochea, rambut rontok. Perawatan payudara juga penting diperhatikan untuk

memenuhi kebutuhan ASI terhadap nutrisi bayi.

2.1.1 Tujuan Perawatan Post Partum

Adapun tujuan perawatan post partum secara Kesehatan antara lain:

1. Menigkatkan involusi uterus normal dan kembali keadaan sebelum hamil

2. Mencegah atau meminimalkan komplikasi post partum

3. Meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pelvik, jaringan perianal dan

perineal.

4. Membantu pemulihan fungsi tubuh normal


5. Meningkatkan pemahaman terhadap perubahan-perubahan fisiologis dan

psikologis

6. Memfasilitasi perawatan bayi baru lahir

7. Meningkatkan keberhasilan integrasi bayi baru lahir ke dalam unit keluarga

8. Menyokong ketrampilan peran orang tua dan pelekatan orang tua-bayi

2.1.3 Perubahan Fisiologis Post Partum

Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis menurut Tresnawati

(2012) :

1. Perubahan fisik

Suatu keadaan dimana tubuh ibu kembali ke keadaan semula, seperti sebelum

hamil.

2. Involusi uterus

Proses involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus

kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 30 gram. Involusi uterus

adalah perubahan organ tubuh yaitu uterus yang berangsur-angsur pulih kembali

menjadi ukuran normal sesudah persalinan.

Tabel 2.1
Proses Involusi Uterus
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Plasenta lahir Sepusat 1000 gr
Pertengahan pusat –
7 hari ( 1 minggu) 500 gr
simfisis
14 hari (2 minggu) Tidak teraba 350 gr
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gr
56 hari (8 minggu) Normal 30 gr
Sumber: Manuaba, 2015
3. Pengeluaran Lochea

Lochea merupakan eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea dibagi

menjadi tiga yaitu lochea rubra yang muncul pada hari pertama sampai hari ke

empat masa post partum.

Lochea yang ada dalam masa nifas menurut Tresnawati, 2012 yaitu :

a) Lochea Rubra (Cruenta) : terjadi pada hari pertama dan kedua post partum

yang terdiri atas darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,

verniks caseosa, lanugo dan mekonium.

b) Lochea Sanginolenta : terjadi pada hari ke 3–7 hari post partum yang

berwarna merah kuning berisi darah bercampur lendir.

c) Lochea Serosa : terjadi pada hari ke 7–14, lochea ini berwarna agak

kuning, cairan tidak berdarah lagi.

d) Lochea Alba : terjadi setelah 2 minggu post partum, lochea ini hanya

berupa cairan putih.

e) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah pada hari ke

7-14 pasca persalinan.

f) Lochea Statis : lochea tidak lancar keluarnya.

4. Laktasi atau pengeluaran air susu ibu

Pengeluaran ASI terjadi karena adanya rangsangan dari isapan bayi yang dapat

mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.

5. Perubahan sistem tubuh lainnya

Perubahan sistem organ lain meliputi perubahan vagina saluran kencing sistem

kardiovaskuler, system hematologi.

6. Perubahan psikologi
Wanita mengalami banyak perubahan emosi selama masa nifas, sementara ia

menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.

2.1.4 Tahapan Post Partum


Tahapan Post Partum dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam pertama. Pada masa ini

sering didapati banyak masalah seperti perdarahan atonia uteri. Oleh karena itu

diharapkan bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,

pengeluaran lochea, tekanan darah dan suhu.

2. Early postpartum

Masa 1 minggu pertama dimana pada fase ini bidan memastikan involusi uteri

dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak

demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui

dengan baik.

3. Laten postpartum

Masa minggu ke – 2 sampai minggu ke – 6 dimana pada fase ini bidan tetap

melakukan perawatan serta konseling KB.

2.1.5 Standar Pelayanan Post Partum

Menurut IBI Standar Pelayanan Postpartum atau nifas ada 3 yaitu :

1. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Pernyataan standar:

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernapasan

spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan dan dan melakukan

tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan serta bidan harus mencegah atau

menangani hipotermi (Ikatan Bidan Indonesia, 2006 dalam LTA Soraya, 2016).

2. Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan


Pernyataan standar:

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadsinya komplikasi dalam

2 jam setelah persalinan serta melakukan tindakan yang diperlukan.

3. Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas

Pernyataan standar:

Bidan memberikan pelayanan selama masa post partum melalui kunjungan rumah

pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu ke enam setelah persalinan untuk

membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan atau rujukan

komplikasi yang mungkin terjadi pada masa post partum serta memberikan

penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan

bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

2.1.6 Program dan Kebijakan Teknis Postpartum

Kunjungan masa nifas atau postpartum dilakukan paling sedikit empat kali.

Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga untuk

mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah – masalah yang terjadi. Berikut

kunjungan masa nifas atau postpartum :

1. Kunjungan I (hari ke – 1 sampai hari ke – 7)

Pemberian ASI : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara

ekslusif, cara menyatukan mulut bayi dengan putting susu, mengubah posisi,

mengetahui cara memeras ASI dengan tangan seperlunya, atau dengan metode –

metode untuk mencegah nyeri putting dan perawatan putting (Dewi, 2013).

Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah yang

semestinya, adakah tanda – tanda perdarahan yang berlebihan (nadi cepat dan

suhu naik),uterus tidak keras dan TFU naik.kaji pasien apakah bias masase uterus

dan mengajarinya, periksa pembalut untuk memastikan tidak ada darah yang
berlebihan. Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri

penjelasan kepada pasien mengenai involusi uterus.

Pembahasan tentang kelahiran : kaji perasaan ibudan apakah pertanyaan

tentang proses tersebut, bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin

antara ibu dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan

rangsangan. Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda – tanda bahaya baik

bagi ibu maupun bagi bayi dan rencana menghadapi keadaan darurat.

2. Kunjungan II (hari ke- 8 sampai hari ke – 28)

Bidan memberikan informasi mengenai makanan yang seimbang, banyak

mengandung protein, makanan berserat dan air sebanyak 8 – 10 gelas per hari

untuk mencegah komplikasi. Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan

diri, terutama putting susu dan perineum, mengajarkan senam kegel, serta senam

perut yang ringan tergantung pada kondisi ibu dan tingkat diastasis,

menganjurkan untuk cukup tidur ketika bayi sedang tidur.

Bidan mengkaji adanya tanda – tanda post partum blues, melakukan konseling

keluarga berencana yaitu pembicaraan tentang kembalinya masa subur dan

melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas, kebutuhan akan

pengendalian kehamilan. Bidan memberitahu kapan dan bagaimana

menghubungi bidan jika ada tanda – tanda bahaya, misalnya pada ibu dengan

riwayat preeclampsia atau resiko eklampsia memerlukan penekanan pada tanda –

tanda bahaya dari preeclampsia/eklampsia, melakukan perjanjian untuk

pertemuan berikutnya.

3. Kunjungan III (hari ke -29 sampai hari ke – 42)

Yang perlu dikaji pada saat kunjungan III yaitu, penapisan adanya kontra

indikasi terhadap metode keluarga berencana yang belum dilakukan, riwayat


tambahan tentang periode waktu sejak pertemuan terakhir, evaluasi fisik dan

panggul spesifik tambahan yang berkaitan dengan kembalinya saluran reproduksi

dan tubuh pada status tidak hamil.

Zat besi atau folat kecukupan diet seperti yang dianjurkan dan petunjuk untuk

makan makanan yang bergizi, menentukan dan menyediakan metode dan alat

KB, merencanakan senam yang lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen

kembali normal, keterampilan membesarkan dan membina anak, rencana untuk

asuhan selanjutnya, dan rencana untuk check- up bayi serta imunisasi.

2.1.7 Perawatan Post Partum Menurut Budaya Melayu

Nilai-nilai yang mendasari praktek budaya dalam suku Melayu adalah adanya

pantangan perilaku di antaranya sebagai berikut:

1. Pantang Larang Wanita Melayu setelah melahirkan

a. Berpantang selama 44 hari.

Wanita melayu yang baru melahirkan anak perlu melalui waktu

berpantang 44hari, jika tidak akan menyebabkan bentan.Bentan artinya

bisa menyebabkan sakit. Sakit yang pada awalnya sudah semakin

sembuh akan menjadi bertambah buruk dan melarat. Sebagai contoh,

wanita yang baru melahirkan anak perlu berpantang.  Antara gejala

bentan pada wanita yang baru melahirkan yaitu sakit pada ari-ari dan

pendarahan. Dari sudut sains, ‘bentan’ dianggap seperti ‘infection’,

‘allergic’ atau ‘side effect’, Yaitu kesan daripada sesuatu pembedahan

atau obat yang dimakan ketika sakit. Kesan ini juga boleh diperoleh jika

badan kita salah pada sesuatu jenis makanan contohnya makanan laut

yang akan menyebabkan kegatalan pada kulit dan mata. Konsep bentan

hanya difahami sepenuhnya oleh orang Melayu yang berpegang pada


adat, nilai dan budaya Melayu. Jika kita mengikut pantang larang ketika

sakit, pastinya kita tidak akan mengalami bentan.

b. Pantang larang makanan

Perempuan suku Melayu dilarang makan makanan yang dapat

menyebabkan iritasi atau gatal pada seluruh anggota badan seperti

mengkonsumsi udang, kerang, kepiting,ikan kembung,tongkol,ikan

selayang dan ikan pari serta memakan ikan yang memiliki sengat seperti

lele, sembilang dan baung karena dapat menyebabkan gatal-gatal pada

tubuh dan tidak mengkonsumsi daging yang menurut mereka makanan

tersebut dapat menyebabkan perdarahan serta tidak boleh mengkonsumsi

sayuran yang licin seperti kangkung,genjer yang masih di percaya suku

Melayu bisa membuat kemaluan menjadi licin serta membuat perut

kembung.Sebaliknya masa Post Partum dianjurkan memakan nasi

dengan ikan haruan yang dibakar atau direbus serta diizinkan minum air

hangat atau susu. Secara kesehatan bahwa ikan dan lainnya merupakan

sumber protein yang sangat baik untuk tubuh kita,begitu juga dengan

sayuran yg kaya akan mineral.

c. Berpantang memakan telur itik

Berpantang memakan telur itik dengan alasan supaya jahitan cepat

sembuh. Pernyataan ini tidak benar. Pada ibu nifas, justru pemenuhan
kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu penyembuhan

luka baik  pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang

mengalami jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang

membentuk jaringan otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali

luka.protein sebagai zat pembangun yang cukup, maka ibu nifas akan

mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila

daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga

diperlukan untuk pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi

minimal telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila

ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum 

hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari

d. Tidak di perkenankan minum air terlalu banyak

Tidak di perkenankan minum air terlalu banyak dengan alasan untuk

mempercepat penyembuhan luka sementara secara kesehatan hal ini

sangat bertentangan, justru ibu Post Partum sangat membutuhkan banyak

air terutama menggantikan cairan tubuh yang hilang baik saat

mengalami perdarahan, keringat serta untuk pembentukan ASI

e. Duduk tidak boleh bersila.

Ibu suku Melayu yang baru Melahirkan di anjurkan duduk dengan

kedua kaki melurus. Suku Melayu mempercayai duduk bersila bisa

membuat varices vagina, padahal jika ditarik secara kesehatan duduk

bersila bisa menyebabkan peredaran darah tidak lancer yang berdampak

membuat kaki keram, kesemutan, nyeri perut bagian bawah, nyeri sendi,

menyebabkan sakit pinggang dan mengganggu sistem pencernaan.


f. Tidak boleh bergerak terlalu banyak

Perempuan Melayu yang baru melahirkan anak dilarang melakukan kerja

rumah yang di percaya suku Melayu bisa menyebabkan bentan.

Sebenarnya Hal ini bertujuan untuk memberi istirahat yang sepenuhnya

kepada ibu di samping membantu proses penyembuhan dengan lebih

cepat. Selain itu, mereka juga dapat memberi perhatian dan tumpuan

sepenuhnya pada anak yang baru diahirkan tanpa perlu memikirkan

tugasan-tugasan rumah seperti mencuci, memasak dan sebagainya.

g. Tidak bercakap atau mengeluarkan suara keras dengan alasan

mengundang hantu

h. Tidak di perkenankan bersiul-siul di dalam rumah dengan alasan konon

bisa memanggil setan,yang sebenarnya bersiul dalam rumah bisa

mengganggu waktu istirahat ibu Post Partum.

i. Menjelang waktu magrib sebaiknya pintu atau jendela segera di tutup

dengan alasan supaya setan jangan masuk ke rumah

2. Hal – Hal yang di lakukan Ibu suku Melayu dalam merawat dirinya selama masa

Post Partum

a. Mengkonsumsi obat tradisional

Selain itu dalam budaya Melayu perawatan masa Post Partum harus

meminum obat-obat tradisional yang di racik sendiri oleh bidan

kampung contohnya ramuan jamu kunyit,jahe,kencur dan temulawak


yang di percaya bisa untuk menghangatkan tubuh dan membuat tubuh

menjadi sehat serta mempercepat keluar darah kotor dari rahim. Secara

kesehatan juga obat tradisional yang kebanyakan berupa obat herbal

sudah di akui untuk mengobati beberapa penyakit.

b. Bertungku

Bertungku dipercaya dapat membantu perut wanita kembali normal,

memperlancar keluar darah Post Partum, darah keluar lebih banyak dari

biasa dan ini akan mempercepatkan kering darah serta membantu agar

darah kotor tidak tertinggal di dalam rahim, manfaat bertungku adalah :

1) Mengecutkan sistem peranakan wanita dengan cepat

2) Menyembuhkan wasir

3) Memecah lemak badan

4) Menyegarkan badan

5) Memulihkan sistem urat saraf,

6) Dapat menghangatkan badan ibu,

7) Membuang angin

8) Mengecutkan urat yang kembang selepas bersalin.

Biasanya bertungku ini dibalut dengan kain yang dilapisi dengan daun

yang tebal seperti daun lengkuas yang di percayai oleh masyarakat

Melayu sebagai obat penawar suhu panas dan mengobati rasa sakit

selepas melahirkan pada proses bertungku dilaksanakan.


Sementara secara kesehatan dalam waktu sekitar 4-6 minggu rahim akan

kembali ke dalam keadaan sebelum hamil dengan sendirinya.

c. Mengoles perut dengan air limau campuran kapur sirih

Wanita Melayu yang dalam masa Post Partum menyapu perutnya dengan

air limau yang dicampur dengan kapur sirih sebelum memakai bengkung

yang di percaya untuk mengecilkan rahim.

d. Memakai Bengkung

Bengkung merupakan suatu alat yang terbuat dari kain untuk melilit

perut agar cepat mengempis serta mencegah kulit bergerak leluasa yang

berfungsi:

1) Untuk melangsingkan dan mempercantik bentuk perut selepas

melahirkan

2) Mengecutkan sistem peranakan wanita dengan cepat

3) Mengelakkan wuasir

4) Memecah lemak badan

5) Menyegarkan badan
6) Tubuh badan kepada keadaan asal

7) Mengempiskan perut dan mengeluarkan angin dari rongga perut.

Pada faktanya secara kesehatan bengkung bukanlah alat pelangsing. Jika

memang berhasil langsing kembali anggap saja itu bonus karena pada

dasarnya kembali langsing setelah melahirkan dapat dicapai karena

banyak faktor. Termasuk asupan gizi yang dikonsumsi. Bengkung atau

yang kerap disebut stagen bermanfaat untuk menghangatkan, sehingga

ibu terasa nyaman.Saat ibu mengenakan bengkung tulang ibu tersangga.

Ibu pun akan tetap tegak meski dalam keadaan berdiri atau pun duduk.

Kondisi ini membuat postur tubuh ibu terjaga dengan baik, bahkan saat

menyusui. Bengkung juga dapat menghangatkan area perut, panggul dan

area punggung bawah. Bonus lainnya selain perut terlihat rata jika rutin

mengenakannya. Memakai bengkung juga dapat membantu proses

penyembuhan pasca persalinan. Bengkung menjadi salah satu cara ibu

merawat diri setelah melahirkan

e. Memakai pilis di dahi

Fungsi pilis di percaya ibu  Melayu untuk melancarkan peredaran darah

di kepala, mengurangi pusing, mencegah naiknya darah putih ke kepala,

baik untuk kesehatan mata. Untuk memakainya bubuk pilis dicampur

dengan air lalu ditempel di dahi dan dibiarkan selama beberapa menit

hingga kering. Sebenarnya pilis ini akan menimbulkan sensasi dingin di


kepala yang bisa membuat ibu lebih rileks saat menggunakannya.

Namun jika muncul sakit kepala atau pusing sebaiknya berkonsultasi

dengan dokter terutama jika terjadi selama berhari-hari.

f. Membersihkan kemaluan dengai air rebusan daun sirih

Membersihkan kemaluan dengai air rebusan daun sirih yang di percayai

ibu suku Melayu untuk mengurangi bau daerah kemaluan.

2.2. Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung

dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan.Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).

1. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2010 Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6

tingkat pengetahuan :

a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat

banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar,

penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes agepti, dan

sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan misalnya: apa tanda-tanda anak yang

kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN

(pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam

berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup, dan

menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup,

menguras,dan sebagainya, tempat-tempat penampungan air tersebut.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah

diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah

paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan

program kesehatan di tempat ia bekerja atau di mana saja, orang yang telah

paham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian di

mana saja, dan seterusnya.

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan,

dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui.Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.Misalnya dapat membedakan nyamuk aedes

agepty dengan nyamuk biasa.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

Misalnya dapat meringkas atau membuat dengan kata-kata atau kalimat

sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-

norma yang berlaku dimasyarakat.Misalnya seorang ibu dapat menilai atau

menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak.

2.2.2 Teori WHO

Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu

berperilaku tertentu adalah karena adanya empat alasan pokok.

1. Pemahaman dan pertimbangan, yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi,

sikap,kepercayaan-kepercayaan dan penilaiain-penilaian seseorang terhadap objek


a. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah

memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya terkena api.

b. Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap

sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat.

Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.

Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu

tindakan nyata.

d. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi oleh

orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu dipercaya, maka

apa yang ia katakana atau perbuat cendrung dicontoh

2. Sumber-sumber daya

Sumber daya disini mencakup fasilitas, uanng, waktu, tenaga dan sebagainya.

Semua itu berpengaruh terhadap perilku seseorang atau sekelompok masyarakat.

Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat berupa positif maupun negatife.

3. Kebudayaan, kebiasaan, nilai-nilai,tradisi-tradisi, sumber-sumber didalam suatu

masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut

kebudayaan.kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari
4. kehidupan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik secara

lambat ataupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

1. Faktor Internal

Ada beberapa fakor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Beberapa

faktor itu diantarnya sebagai berikut :

a. Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakin indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

b. Umur

Mangkin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya

bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses

perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan

tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2008) juga menyebutkan bahwa memang

daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian

itu maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan

tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

c. Pendidikan

Suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau

meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat

berdiri sendiri dan tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah


tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka

perolah, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin baik pula pengetahuannya.

d. Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang yang menyita waktu. Bekerja

bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupannya sehingga

ibu tidak punya banyak waktu untuk mendapatkan informasi. Manusia

memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah.

Seseorang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih dari

pada keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat yang

bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman.

e. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek.Sikap manusia, atau untuk sikngkatan kita

sebut sikap, telah diidentifikasi dalam berbagai versi oleh para asli.

2. Faktor Eksternal

a. lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan

sumber daya alam seperti tanah, air, energy surya, mineral serta flora dan

fauna yang tumbuh diatas tanah maupun dalam lautan, dengan

kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia.Lingkungan terdiri dari

komponen abiotik dan biotic. Komponen abiotik adalah segala yang tidak

bernyawa seperti tanah, udara, air iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.

Sedangkan komponen biotic adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti

tumbuhan, manusia, hewan dan mikro-organisme (virus dan bakteri).


Kehidupan manusia tidak bisa dipishkan dari lingkungannya. Baik

lingkungan alam maupun lingkungan social. Kita bernapas memerlukan

udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan

semuanya memerlukan lingkungan.

b. Niat

Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

keadaan atau status dan kemungkinan dilakukannya pengukuran terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indicator

tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi sering kali

memberi petunjuk tentang keadaan keseluruhan tersebut.Indikator niat

adalah ukuran yang menggambarkan suatu niat seseorang dalam populasi

tertentu.

c. Dukungan Sosial

Menurut Piero mendefinisikan dukungan social sebagai sumber emosional,

informasional atau pendamping yang diberikan oleh orang-orang disekitar

individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi

sehari-hari dalam kehidupan. Saravino (2006) menyatakan bahwa

dukungan social mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain,

merawatnya, atau menghargainya. Dukungan social dapat berupa

pemberian informasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi yang didapat

dari hubungan social akrab yang dapat membuat individu merasa

diperhatikan, bernilai dan dicintai.

d. Sumber Informasi

Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan

selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna


atau bermanfaat bagi pemakainya. Menurut Estabrook dalam Yusuf

(2009:11), “Menurut sudut pandang dunia kepustakaan dan perpustakaan,

informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga

berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang”.Suatu kejadian atau suatu

gejala alam yang diamati seseorang kemudian dapat direkam baik dalam

pikiran orang yang mengamati atau juga dapat terekam di dalam sebuah

alat yang dapat menyimpan sebuah fenomena adalah informasi.Kemudian

dijelaskan juga bahwa sebuah keputusan yang dibuat seseorang dari hasil

pengamatan juga merupakan informasi.

e. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan

profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal

kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN), tenaga kesehatan merupakan pokok dari subsistem SDM

kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,

pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara terpadu

dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur utama dari subsistem ini adalah

perencanaan, pendidikan dan pelatihan, dan pendayagunaa tenaga

kesehatan.

f. Bidan

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan

akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan

dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan

memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. asuhan ini mencakup

upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada

ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta

melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Semangkin tinggi pendidikan

bidang akan semangkin bagus pengetahuannya.

2.3. Sikap

2.3.1 Pengertian Sikap

Sikap (attitude) adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek

tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak

senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Sikap merupakan suatu

sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau obyek, maka sikap

melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu, dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan

(reaksi terbuka) atau aktifitas, tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau

reaksi tertutup.

Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap yang lebih baik tentang ANC

mencerminkan kepedulian ibu terhadap kesehatan dirinya dan janin yang

dikandungnya.

2.3.2 Komponen Sikap

Menurut Allport (1954) yang dikutip Notoatmodjo (2010), sikap terdiri dari 3

komponen pokok, yaitu:

1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif yaitu representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik

sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki oleh

individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan terutama apabila

menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. Kepercayaan atau

keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu obyek, artinya bagaimana keyakinan,

pendapat atau pemikiran seseorang terhadap obyek.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif yaitu perasaan yang menyangkut aspek-aspek emosional.

Aspek emosional tersebut yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap berbagai

pengaruh yang dapat merubah suatu sikap seseorang, seperti komponen afektif

disamakan dengan perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu.

Kehidupan emosional atau evaluasi seseorang terhadap obyek.

3. Komponen Konatif

Komponen konatif yaitu aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai

dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi kecenderungan untuk

bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara tertentu, serta berkaitan

dengan obyek yang dihadapinya logis untuk mengharapkan, bahwa sikap

dicerminkan dalam bentuk kecenderungan berperilaku. Kecenderungan untuk

bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan komponen yang

mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk

bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan).

Ketiga komponen di atas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memiliki peranan

penting dalam menentukan sikap yang utuh.


2.3.3 Tingkatan Sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

1. Menerima (Receiving) diartikan bahwa orang/subyek mau menerima stimulus

yang diberikan (obyek).

2. Menanggapi (Responding) diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau obyek yang dihadapi

3. Menghargai (Valuing) diartikan subyek atau seseorang memberikan nilai positif

terhadap obyek atau stimulus, dalam arti membahasnya bersama dengan orang

lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain

merespon.

4. Bertanggung Jawab (Responsible). Sikap yang tertinggi tingkatnya adalah

bertanggung jawab terhadap suatu hal yang telah diyakininya. Seseorang yang

telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani

mengambil risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko

lain.

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu

terwujud dalam tindakan, sebab terwujudnya tindakan perlu faktor lain, antara lain

adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Seorang ibu hamil yang sudah tahu bahwa

periksa kehamilan itu penting untuk kesehatannya dan janinnya serta sudah ada niat

(sikap) untuk periksa kehamilan. Agar sikap ini meningkat menjadi tindakan,

sehingga diperlukan seorang bidan, posyandu atau puskesmas yang dekat dari

rumahnya atau fasilitas tersebut mudah dijangkau atau ditempuh, bila tempat

pelayanan kesehatan tersebut tidak mudah dijangkau, kemungkinan ibu tersebut tidak
akan memeriksakan kehamilannya pada fasilitas kesehatan atau tenaga

kesehatan yang berkompeten.

Berdasarkan kualitasnya, praktik atau tindakan dibedakan menjadi 3 tingkatan,

yaitu:

1. Praktik Terpimpin (Guided Response)

Praktik terpimpin yaitu apabila subyek atau seseorang telah melakukan sesuatu

tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan, misalnya

seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya tetapi masih menunggu

diingatkan oleh bidan atau tetangganya.

2. Praktik Secara Mekanisme (Mechanism)

Praktik secara mekanisme apabila subyek atau seseorang telah melakukan atau

mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis, maka disebut praktik atau tindakan

mekanis, misalnya seorang ibu selalu membawa anaknya ke posyandu untuk

ditimbang tanpa harus menunggu perintah dari kader atau petugas kesehatan.

3. Adopsi (Adoption)

Adopsi merupakan suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya,

apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau suatu mekanisme saja, tetapi sudah

dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

2.3.4 Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap antara lain yaitu:

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dibentuk atau dipelajari sepanjang

perkembangan tersebut berhubungan dengan berbagai obyeknya.

2. Sikap dapat berubah-ubah, maka sikap dapat dipelajari dan dapat berubah pada

orang-orang apabila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap pada orang tersebut.


3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap sutu obyek, dengan kata lain sikap itu berbentuk, dipelajari atau

berubah senantiasa berkenaan dengan sutu obyek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4. Obyek-obyek sikap merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan.

2.3.5 Karakter Sikap

Sikap mempunyai beberapa karakter, antara lain yaitu:

1. Sikap mempunyai arah, artinya suatu sikap terpilih pada dua arah kesetujuan

yaitu apakah setuju atau tidak setuju, mendukung atau tidak mendukung,

memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai obyek.

Orang yang setuju, mendukung, dan memihak terhadap suatu obyek sikap

berarti dia memiliki suatu sikap yang arahnya positif dan sebaliknya.

2. Sikap memiliki intensitas, artinya kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu

sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda.

3. Sikap memiliki keluasan, artinya kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap

obyek sikap mengenai aspek yang sedikit dan spesifik tetapi mencakup banyak

aspek yang terdapat pada obyek sikap.

4. Sikap memiliki konsistensi, artinya kesesuaian antara pernyataan sikap yang

dikemukakan dengan responnya terhadap obyek sikap. Konsistensi sikap

diperlihatkan oleh kesesuaiaan sikap antar waktu.

2.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan

orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan seseorang untuk

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi sikap seseorang, karena apabila

seseorang berpendidikan tinggi maka dia akan lebih bersikap positif.

2. Tingkat Pengetahuan

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas akan lebih merasa lebih

tenang, maka dalam bersikap juga lebih kearah yang positif, senang berbagai

informasi kepada orang lain dan mencari informasi mengenai hal-hal yang

positif.

3. Peran Tenaga Kesehatan

Peran tenaga kesehatan yang positif dapat mempengaruhi sikap ibu hamil dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan, karena tenaga kesehatan selalu berupaya

untuk memberikan motivasi dan informasi kesehatan pada ibu hamil dan ibu

hamil menginginkan kehamilannya dalam keadaan sehat maka ibu hamil

bersikap positif dan mau memeriksakan kehamilannya secara rutin.

4. Support Keluarga

Keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan ibu hamil. Support

keluarga sangat diperlukan oleh ibu hamil, agar ibu hamil lebih memperhatikan

kehamilannya, merasa disayangi dan diterima keadaannya, maka ibu hamil juga

dapat bersikap positif dalam merawat kehamilannya. Ibu hamil akan mencari

informasi tentang kehamilan, lebih memperhatikan kondisi kehamilannya dan

memeriksakan kehamilannya secara teratur.

5. Kepercayaan atau Keyakinan


Keyaninan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap suatu obyek dapat

mempengaruhi sikap seseorang. Ibu hamil yang memiliki keyakinan atau

pemikiran yang positif, maka dia akan bersikap yang positif terhadap

kehamilannya.

6. Nilai-nilai

Nilai-nilai yang terdapat pada suatu tempat atau daerah dapat berpengaruh pada

sikap individu yang berada dalam tempat tersebut, misalnya ibu hamil

merupakan hal yang alamiah, maka tidak perlu melakukan pemeriksaan secara

rutin, walaupun jarang dilakukan kesehatan dan kondisi kehamilannya juga baik.

7. Gaya Hidup

Gaya hidup dapat mempengaruhi sikap seseorang. Orang yang memiliki gaya

hidup yang tidak sehat, maka ia akan bersikap acuh terhadap kesehatannya dan

beranggapan bahwa apa yang ia lakukan wajar dan tidak akan berdampak buruk

pada kesehatannya.
2.4. Kerangka Teori
PERAWATAN POST
Masa Post Partum PARTUM

Tujuan Perawatan
Post Partum

Perubahan Fisiologis Post Partum


Perilaku
- Involusi -Perineum
- Lochea - Traktus urinarus
1.Pengetahuan
- Laktasi - gastrointestinal
- Suhu tubuh - Kardiovaskuler 2.Sikap
- Nadi - Kulit
- Vulva/Vagina - Abdomen
- Serviks

Standar Pelayanan Post Partum

- Perawatan BBL
- Penanganan 2 jam Post Partum
- Pelayanan bagi ibu dan bayi
-
Perawatan Post Partum budaya Melayu Perawatan ibu Post Partum
berdasarkan Kesahatan
 Pantangan Keluar rumah
 Personal Hygiene
 Kebiasaan ibu dalam merawat daerah kemaluan
 Kebutuhan nutrisi
selama masa Post Partum
 Perawatan payudara
 2.1
Kebiasaan
KERANGKA ibu memberikan
KONSEP perawatan perut
 Kebutuhan istirahat
selama masa Post Partum dengan menggunakan air
 Perawatan
limau dan kapur sirih perineum
 Kebiasaan ibu mengkonsumsi makanan selama  Perawatan
masa Post partum psikologis
 Kebiasaan ibu meminum ramuan tradisional saat  Memelihara latihan
2.6 KERANGKA
masa Post Partum KONSEP dan ambulasi
 Pemakaian bengkung
 Kebiasaan ibu menggunakan pilis

Bagan 2.1 Kerangka Teori

38
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Post Partum Berbasis
Budaya Melayu Di Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan Karimun
Kabupaten Karimun

(Menurut teori Lawrence W.Green,2005)

2.5. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmojo (2012) Kerangka konsep penelitian adalah

suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep lainnya atau antara variabel yang satu dengan variabel

yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti. Penelitian ini bertujuan

untuk menggambarkan Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam

merawat Post Partum berbasis budaya melayu, maka dapat digambarkan

kerangka konsep penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel Dependent yaitu perilaku Ibu dalam perawatan Post Partum

berbasis budaya Melayu

2. Variabel Independent yaitu Pengetahuan dan sikap dan di ukur

dengan koesioner dengan unsur-unsur yang meliputi:

Mengidentifikasi semua unsur-unsur yang terkait pada perawatan

Post Partum berbasis budaya Melayu antara lain:

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan Ibu suku

Melayu tentang perawatan Post Partum

b. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku

Ibu suku Melayu tentang perawatan Post Partum

39
c. Untuk mengetahui hubungan sikap terhadap perilaku Ibu suku

Melayu dalam perawatan Post Partum

Berdasarkan penelitian di atas maka kerangka konsep dapat

digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Perawatan Post Partum


1. Pengetahuan
Berbasis Budaya Melayu
2. Sikap
Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Post Partum Berbasis
Budaya Melayu Di Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan Karimun
Kabupaten Karimun
(Notoatmojo, 2012)

2.6. Hipotesis

Menurut Notoatmojo 2012, hipotesis adalah suatu jawaban

sementara dari pertanyaan penelitian.

Ha : Diduga Ada hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam

Perawatan Post Partum berbasis Budaya Melayu.

H0 :Diduga tidak ada hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam

Perawatan Post Partum berbasis budaya Melayu.

40
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

metode cross sectional. Desain ini dipilih untuk mencari hubungan antar

variabel, tidak melakukan intervensi terhadap variabel dan survey hanya

dilakukan satu kali.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Sungai Lakam Barat

Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2020 –

Januari 2021.

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi yaitu keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu Post Partum Bulan

Juni - Agustus 2020 di Kelurahan Sungai Lakam Barat Kecamatan

Karimun Kabupaten Karimun berjumlah 44 orang.

b. Sampel

Sampel merupakan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili

dari populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu ibu post partum yang

41
baru melahirkan 0 sampai 42 hari.Sampel pada penelitian ini ibu post

partum anak pertama, anak kedua, anak ketiga, anak keempat, ibu nifas

anak kelima, ibu nifas dari kalangan bawah, dan ibu nifas dari

kalangan menengah sebanyak 44 orang.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan teknik non probability

sampling dengan pendekatan secara totally sampling. Non probability

sampling digunakan karena sampel yang digunakan spesifik dan

jumlahnya 44 terbatas. Totally sampling digunakan karena jumlah

populasi kurang dari 100 maka seluruh populasi di jadikan sampel

penelitian semuanya (Sugiyono, 2007).

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable)

atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau

bilangan ( Notoatmodjo,2010).Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan Data dari kohort ibu Nifas dan pelaporan dari

program KIA Puskesmas Tanjung Balai.

3.5.2 Sumber Data

a. Data primer

Dalam penelitian ini yang menjadi data primer bersumber

langsung dari ibu post partum dengan pengisian kuesioner

42
b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder di dapatkan dari

kohort ibu Nifas dan pelaporan dari program KIA Puskesmas

Tanjung Balai.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional

analitik dengan metode cross sectional bertujuan untuk untuk mencari

hubungan antar variabel.kemudian surat izin dikirimkan ketempat peneliti

yaitu Kelurahan Sungai Lakam Barat Setelah mendapatkan surat izin

tersebut, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian, dengan terlebih

dahulu mengumpulkan data nifas yang berada di Kelurahan Sungai Lakam

Barat. Setelah mendapatkan data responden, Selanjutnya peneliti

menjelaskan tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner kepada calon

responden. Calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani

informed consent dan jika ada yang kurang jelas calon responden diberi

kesempatan untuk bertanya selama proses pengumpulan data. Kemudian

responden diberikan waktu 10-15 menit untuk mengisi kusioner. Maka

selanjutnya data tersebut dikumpulkan jika sudah selesai untuk dianalisa.

43
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Alat Cara


Variabel Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Baik skor 76-
Ibu yang diketahui ibu 100%
tentang perawatan 2. Cukup jika
Postpartum skor 56-75%
budaya Melayu
3. Kurang baik
jika skor 40-
55%
(Notoatmojo,
2012)

Sikap Tanggapan ibu Kuesioner Wawancara Nominal 1. Baik jika total


mengenai hal-hal skor > 66,7%
yang berkaitan 2. Kurang baik
dengan jika total skor
kebiasaan ibu <66,7%
dalam perawatan (Azwar, 2011)
post partum
secara budaya
Melayu
Perawatan Tindakan nyata Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Positif jika
Postpartum yang dilakukan total persentase
ibu dalam praktek >50%
perawatan 2. Negatif jika
postpartum secara total persentase
budaya Melayu
<50%
(Azwar, 2011)

44
3.7 Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Suatu instrument dikatakan Valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari Variabel

yang diteliti setelah penelitian ini Validitas yang tepat ( Arikunto, 2010

). Pada penelitian ini tidak dilakukan Uji Instrument karena instrument

yang digunakan sudah dilakukan Uji validitas oleh peneliti

sebelumnya. Adapun kuesioner yang peneliti gunakan diambil dari

Yosa Rini Z (2017). Uji validitas ini juga telah dilakukan peneliti di

Kelurahan Sungai Lakam Timur Kecamatan Karimun Kabupaten

Karimun.

Untuk tabel t α =0.05 derajat kebebasan(df=n-2) jika hasil nilai

r dihitung > r tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika hasil r

hitungnya < tabel, maka tidak valid. Nilai r tabel dilihat pada r tabel

yang menggunakan df=n-2 (n=20, dan df=18) pada α 5% maka

diperoleh nilai r tabel 0,444.

Tabel 3.2
Validitas Pengetahuan
Pernyataan R tabel R hitung Keterangan
P1 0,444 0,490 Valid
P2 0,444 0,538 Valid
P3 0,444 0,497 Valid
P4 0,444 0,491 Valid
P5 0,444 0,600 Valid
P6 0,444 0,550 Valid
P7 0,444 0,519 Valid
P8 0,444 0,600 Valid
P9 0,444 0,519 Valid
P10 0,444 0,535 Valid

45
Berdasarkan hasil uji validitas pernyataan variabel pengetahuan

didapatkan hasil dari 10 pernyataan diketahui bahwa semua pernyataan

yang uji validitaskan dinyatakan valid.

Tabel 3.3
Validitas Sikap
Pernyataan R tabel R hitung Validitas
S1 0,444 0,537 Valid
S2 0,444 0,562 Valid
S3 0,444 0,509 Valid
S4 0,444 0,504 Valid
S5 0,444 0,598 Valid
S6 0,444 0,536 Valid
S7 0,444 0,518 Valid
S8 0,444 0,598 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas pernyataan variabel sikap

didapatkan hasil dari 10 pernyataan diketahui bahwa semua pernyataan

yang uji validitaskan dinyatakan valid.

Tabel 3.4
Validitas Perawatan Post Partum
Pernyataan R tabel R hitung Validitas
PP1 0,444 0,671 Valid
PP2 0,444 0,519 Valid
PP3 0,444 0,619 Valid
PP4 0,444 0,460 Valid
PP5 0,444 0,509 Valid
PP6 0,444 0,634 Valid
PP7 0,444 0,595 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas pernyataan variabel sikap

didapatkan hasil dari 10 pernyataan diketahui bahwa semua pernyataan

yang uji validitaskan dinyatakan valid.

46
2. Reabilitas

Uji Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini sudah dilakukan reabilitas oleh peneliti

sebelumnya yaitu diambil dari Yosa Rini Z (2017).

Jika sebuah pertanyaan tersebut tidak valid maka akan di

hilangkan atau di buang. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan yang

sudah valid langsung di ukur reliabilitasnya. Perhitungan realibilitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis cronbach’s alpha

didapatkan hasil realibilitas variabel pengetahuan 0,799, variabel sikap

0,773, dan perawatan post partum 0,784.

Tabel 3.5
Hasil Reliabilitas

Variabel Nilai realibility Cronbach’s Reabilitas


Alpha
Pengetahuan > 0,7 0,799 Reability
Sikap > 0,7 0,773 Reability
Perawatan Post > 0,7 0,784 Reability
Partum

Berdasarkan hasil uji realibilitas semua variabel dikatakan reliabel

karena nilai cronbach’s alpha > 0,7.

3.8 Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

47
Menurut Notoatmodjo 2012, agar analisis menghasilkan informasi

yang benar, ada lima tahapan dalam mengolah data yaitu sebagai

berikut :

a. Pengolahan ( Editing )

Setelah data berhasil dikumpul, langkah selanjutnya yang perlu

dilakukan ialah mengolah sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh data tersebut perlu diperiksa terlebih

dahulu, apakah telah sesuai seperti yang diharapkan atau tidak

(Notoatmodjo, 2012)

b. Pemberian kode ( Coding )

Yaitu tahap pemberian kode pada jawaban responden terdiri

dari

1) Memberi kode identitas responden untuk menjaga

kerahasiaan identitas responden dan mempermudah

penelusuran biodata responden bila diperlukan

2) Menetapkan kode untuk scoring jawaban responden

atau hasil observasi yang telah dilakukan.

c. Memasukkan data (Processing)

Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk

kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau

computer.

d. Perapihan (Cleaning)

48
Yaitu pengumpulan data kuesioner dari responden atau

pemeriksa lembar observasi. Periksa kembali apakah ada hasil

observasi yang ganda, hilang atau belum dijawab.

e. Tabulasi (Tabulating)

Data yang lengkap sesuai dengan variable yang dibutuhkan lalu

dimasukkan kedalam table-tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisa data, sehingga data tersebut dapat ditarik suatu

kesimpulan. Adapun data analis dengan menggunakan bantuan

program komputer yang meliputi analisa univariat dan analisa bivariat.

Analisa data yang digunakan dengan menggunakan 2 tahap yaitu :

a. Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, baik

variabel bebas dan variabel terikat dengan karakteristik

responden. Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi

analisis variabel pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan

masa Post Partum berbasis budaya Melayu.

b. Analisis Bivariat

Notoatmodjo (2012), mengatakan bahwa analisis bivariat

merupakan hasil dari varaibel bebas yang di duga mempunyai

hubungan dengan variabel terikat. Dengan menggunakan uji

49
chi-square dimana tingkat kemaknaanya adalah 95% (p <

0,05). Kriteria uj istatistik menggunakan Chi Square yaitu :

1) Jika p-Value > 0,05 maka H0 gagal ditolak, berarti

tidak ada hubungan antara kedua variabel

2) Jika p-Value < 0,05 maka H0 ditolak, berarti ada

hubungan antara kedua variabel

Ketentuan pengujian menggunakan chi square yaitu :

1) Jika pada tabel 2x2 ditemukan nilai E (Harapan)

kurang dari 5, maka uji digunakan Fisher Exact

2) Jika pada tabel 2x2 tidak ditemukan nilai E (Harapan)

kurang dari 5, maka uji yang dipakai adalah Continuty

Correction

3) Jika tabel 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain maka

uji yang digunakan uji Pearson Chi Square (Sarwono,

2015)

50
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.2 Analisis Univariat

Analisa univariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, yaitu

pengetahuan, sikap dan perawatan post partum. Data distribusi ini

diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut ini:

1. Pengetahuan

Tabel 4.1.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Perawatan Post
Partum di Kelurahan Sungai Lakam Barat 2021 (n= 44)
Pengetahuan Jumlah Responden Presentase (%)

Baik 20 45,5%

Kurang 24 54,5%

Total 44 100%

Pada tabel frekuensi pengetahuan terhadap perawatan post

partum, diperoleh bahwa ada sebanyak 20 orang (45,5%) yang

memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 24 orang (54,5%)

memiliki pengetahuan kurang dari total 44 responden.

51
2. Sikap

Tabel 4.1.2
Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Perawatan Post
Partum di Kelurahan Sungai Lakam Barat 2021 (n= 44)
Sikap Jumlah Responden Presentase (%)

Baik 16 36,4%

Kurang 28 63,6%

Total 44 100%

Pada tabel frekuensi sikap terhadap perawatan post partum,

diperoleh bahwa ada sebanyak 16 orang (36,4%) yang memiliki

sikap baik dan sebanyak 28 orang (63,6%) memiliki sikap kurang

dari total 44 responden.

4.1.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang ditunjukan untuk mengetahui

hubungan antara 2 variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat

dengan menggunakan uji Chi Square pada = 5%. Bila nilai p >  (5%)

maka keputusan Ha ditolak dan sebaliknya nilai p <  (5%) maka

keputusannya Ha diterima yaitu ada hubungan antara pengetahuan, sikap

ibu terhadap perawatan post partum berbasis budaya melayu di Kelurahan

Sungai Lakam Timur Tahun 2021.

52
1. Pengetahuan terhadap Perawatan Post Partum

Tabel 4.1.3
Hubungan Pengetahuan Terhadap Perawatan Post Partum di
Kelurahan Sungai Lakam Timur Tahun 2021
NO Pengetahuan Perawatan Post Partum Total
Baik Kurang P OR
F % F % F % Value CI 95%
1. Baik 7 15,9% 13 29,5% 20 45,5% 1,077
2. Kurang 8 18,2% 16 36,4% 24 54,5% 0,000 0,308 –
Total 15 34,1% 29 65,9% 44 100% 3,762

Hasil analisa hubungan antara pengetahuan dengan perawatan post

partum diperoleh bahwa ada sebanyak 7 (15,9%) dari 20 responden yang

memiliki pengetahuan baik terhadap perawatan post partum baik dan

sebanyak 16 (36,4%) dari 24 responden yang memiliki pengetahuan kurang

terhadap perawatan post partum. Hasil uji hipotesis chi square diperoleh p-

value sebesar 0,000 berarti nilai p-value <0,05 maka dapat disimpulkan

ada hubungan antara pengetahuan terhadap perawatan post partum.

Diperoleh pula nilai Odds Ratio (OR) 1,077, artinya responden yang

memiliki pengetahuan yang baik mempunyai peluang 1 kali memiliki

perawatan post partum yang baik dibandingkan responden pengetahuan

yang kurang.

53
2. Sikap terhadap Perawatan Postpartum

Tabel 4.1.4
Hubungan SikapTerhadap Perawatan Post Partum di Kelurahan
Sungai Lakam Timur Tahun 2021
NO Sikap Perawatan Post Partum Total
Baik Kurang P OR
F % F % F % Value CI 95%
1. Baik 6 13,6% 10 22,7% 16 36,4% 1,267
2. Kurang 9 20,5% 19 43,2% 28 63,6% 0,001 0,350 –
Total 15 34,1% 29 65,9% 44 100% 4,582

Hasil analisa hubungan antara sikap dengan perawatan post partum

diperoleh bahwa ada sebanyak 6 (13,9%) dari 16 responden yang memiliki

sikap baik terhadap perawatan post partum baik dan sebanyak 19 (43,2%)

dari 28 responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap perawatan

post partum. Hasil uji hipotesis chi square diperoleh p-value sebesar 0,001

berarti nilai p-value <0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara

pengetahuan terhadap perawatan post partum. Diperoleh pula nilai Odds

Ratio (OR) 1,267, artinya responden yang memiliki sikap yang baik

mempunyai peluang 1 kali memiliki perawatan post partum yang baik

dibandingkan responden sikap yang kurang.

54
4.2. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Perawatan Post Partum

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa 44 responden di Kelurahan Sungai Lakam Timur yang diteliti 24

(54,5%) responden dengan perawatan post partum yang kurang sedangkan

20 (45,5%) responden dengan perawatan post partum yang baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 51

responden penelitian, 58.8% responden mendapat dukungan emosional

dalam kategori cukup, 52.9% responden mendapat dukungan instrumental

kategori cukup 56.9% responden mendapat dukungan penilaian kategori

cukup dan 54.9% responden mendapat dukungan informatif dalam

penggunaan jamu tradisional pada ibu post partum di wilayah kerja

Puskesmas Sidoharjo Sragen dalam kategori cukup (Beny, jurnal, 2012)

Menurut Muhammad dan Margareth (2010), daun sirih merah

dapat mengatasi batuk, bronchitis, menghilangkan bau badan, mengobati

luka bakar, mimisan, bisul, mata gatal dan merah, koreng dan gatal-gatal,

menghentikan perdarahan gusi, sariawan, menghilangkan bau mulut,

jerawat, keputihan dan mengurangi produksi air susu ibu yang berlebihan.

Pada sirih merah secara empiris,terdapat senyawa utama sirih merah

flavonoid, alkaloid, tannin dan minyak atsiri berperan penting dalama

pengobatan dan senyawa lain yang berperan dalam pengobatan yaitu

55
karvakol bersifat desinfektan dan antijamur sehingga dapat

digunakan sebagai obat antiseptic pada bau mulut, keputihan dan

penyembuhan luka perineum (Utami, 2013)

b. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa dari 44 responden di Kelurahan Sungai Lakam Timur yang diteliti

13 (29,5%) responden yang memiliki sikap baik dan sebanyak 31 (70,5%)

responden yang memiliki sikap kurang.

Dalam penelitian ini memiliki sikap baik sebanyak 76 (95%)

orang sedangkan yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 4 (5%) orang.

Menurut pendapat Azwar (2005) factor yang mempengaruhi pembentukan

sikap yaitu salah satunya adalah factor pendidikan. (Rini, jurnal, 2017)

Sikap ialah respons terhadap stimulasi social yang telah sesuai

dengan kondisi yang terjadi terhadap kesiapan atau antisipatif untuk

menyesuaikan diri dalam situasi social, atau secara umum dan sederhana

dalam menjalani masa postpartum Azwar, S. (2012).

Menurut Wawan dan Dewi (2010) ada dua sikap yang

diungkapkan oleh seseorang terhadap suatu objek. Sikap yang positif

cenderung bertindak antara lain mengharapkan, menyenangi, mendekati,

dan menyukai sebuah objek. Sikap negatif lebih cenderung untuk

56
menghindari tidak menyukai, menjauhi, bahkan membenci terhadap

budaya yang ia miliki.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eldawati di Kecamatan

Gunung Pati Kota Semarang tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu

nifas dengan perawatan masa nifas diperoleh adanya lebih dari setengah

responden yang sudah memiliki sikap yang baik tentang perawatan masa

nifas hal ini disebabkan oleh adanya lebih dari setengah dari

responden yang sudah tidak mempercayai akan budaya dimasyarakat

mengenai perawatan masa nifas yang tentukan hal ini akan memberi

dampak yang positif terhadap kesehatan ibu selama masa nifas (Eldawati,

2015).

c. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa dari 44 responden di Kelurahan Sungai Lakam Timur yang diteliti,

28 (63,6%) responden yang memilki pengetahuan kurang, 11 (25%)

responden yang memiliki pengetahuan cukup dan 5 (11,4%) responden

yang memiliki pengetahuan yang baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurrahmaton (2018) yang

mengatakan bahwa dari 32 responden mayoritas pengetahuan responden

tentang perawatan luka perineum cukup adalah sebanyak 15 (46,9%) dan

minoritas berpengetahuan baik sebanyak 8 (25%), sedangkan dengan

penyembuhan luka normal sebanyak 12 (37,5%) dan minoritas cepat

57
sebanyak 9 (28,1%). Hasil uji Chi Square dengan nilai p 0,00

<α=0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum dengan proses

penyembuhan luka.

Pengetahuan merupakan hal yang penting, pengetahuan bisa

didapatkan karena pengalaman terdahulu atau informasi yang didapatkan

dari orang lain. Jika pengetahuan yang dimiliki tidak mencukupi maka

akan berakibat tidak baik untuk kesehatan. Perawatan luka episiotomi

memerlukan pengetahuan yang cukup tentang perawatan luka episiotomi

untuk mencapai tingkat kesembuhan yang baik serta terhindar dari infeksi

yang menyebabkan kematian.

2. Analisa Bivariat

a. Pengetahuan terhadap Perawatan Postpartum

Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara pengetahuan

dengan perawatan postpartum di Kelurahan Sungai Lakam Timur tahun

2021, diketahui bahwa ada sebanyak bahwa ada sebanyak 7 (15,9%) dari

20 responden yang memiliki pengetahuan baik terhadap perawatan post

partum baik dan sebanyak 16 (36,4%) dari 24 responden yang memiliki

pengetahuan kurang terhadap perawatan post partum.

Hasil uji hipotesis chi square diperoleh p-value sebesar 0,000

berarti nilai p-value <0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara

pengetahuan terhadap perawatan post partum. Diperoleh pula nilai Odds

58
Ratio (OR) 1,077, artinya responden yang memiliki pengetahuan yang

baik mempunyai peluang 1 kali memiliki perawatan post partum yang baik

dibandingkan responden pengetahuan yang kurang.

Pengetahuan keluarga suku melayu dalam merawat ibu nifas masih

dilakukan sesuai dengan kebiasaan yang sudah diterapkan secara turun

temurun berdasarkan budaya melayu. Pengetahuan keluarga terkait hal

tersebut dalam kategori baik sebanyak 70 (88%) orang sedangkan 10

(13%) orang memiliki pengetahuan yang kurang baik terkait merawat ibu

nifas berdasarkan budaya melayu. Pengetahuan keluarga suku melayu

dalam penelitian ini baik karena kebudayaan melayu di desa lama masih

percaya dengan budaya yang sudah dilakkan sejak lama dan masih

dipraktikkan oleh keluarga. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan maka

dapat memperlambat proses penyembuhan ibu setelah melahirkan (Rini,

jurnal, 2017)

Pengetahuan tentang perawatan masa nifas yang baik akan

membentuk suatu tindakan atau perilaku positif. Seseorang dengan

pengetahuan yang cukup dapat menerapkan apa yang ia tahu kedalam

pelaksanaan di kehidupan sehari-hari, sehingga perilaku yang baik

akan kesehatan khususnya mengenai perawatan pada ibu masa nifas

(Yudiyanti.dkk, 2017)

b. Sikap terhadap Perawatan Postpartum

59
Hasil analisa hubungan antara sikap dengan perawatan post partum

diperoleh bahwa ada sebanyak 6 (13,9%) dari 16 responden yang memiliki

sikap baik terhadap perawatan post partum baik dan sebanyak 19 (43,2%)

dari 28 responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap perawatan

post partum.

Hasil uji hipotesis chi square diperoleh p-value sebesar 0,001 berarti

nilai p-value <0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara

pengetahuan terhadap perawatan post partum. Diperoleh pula nilai Odds

Ratio (OR) 1,267, artinya responden yang memiliki sikap yang baik

mempunyai peluang 1 kali memiliki perawatan post partum yang baik

dibandingkan responden sikap yang kurang.

Dari penelitian mengatakan bahwa mayoritas ibu post partum

memiliki sikap negative terhadap kepercayaan budaya melayu yaitu

sebanyak 31 (72,1%) artinya ibu sudah meninggalkan budayanya sesuai

dengan kesehatan. (mirawati, jurnal, 2019)

Berdasarkan penelitian Sembiring (2011) didapatkannya filosofi

kesehatan suku Melayu tentang perawatan ibu pada masa nifas

berhubungan dengan keadaan di masa tua. Nilai-nilai yang mendasari

praktik budaya terdiri dari pantangan perilaku yaitu tidak boleh keluar

selama 40 hari, perilaku khusus yang dilakukan seperti keramas selama

seminggu dan memakai pilis di kening. Pantangan makanan seperti

pantang makan sayuran kangkung, genjer, ikan, dan daging. Perilaku

tersebut tidak sesuai dengan ilmu kesehatan. Berbeda halnya dengan

60
pantangan mengkonsumsi nangka, makanan pedas-pedas dan es sesuai

dengan ilmu kesehatan. Ramuan tradisional seperti meminum pati jahe,

kencur dan kunyit juga dikonsumsi oleh suku Melayu. Praktek perawatan

nifas terdiri dari aktivitas seperti tidak boleh banyak bergerak dan bekerja,

pemeliharaan kebersihan diri seperti mandi wiladah dan perawatan khusus

seperti memakai air daun sirih untuk membersihkan vagina dan memakai

bekung.

61
DAFTAR PUSTAKA

Aishah@Eshah Mohamed. Penjasagaan Kesihatan Wanita Semasa Dalam Pantang

Malaysian Journal of Society and Space, 8(7), 20-31. (2011).

Anggraini, Y.(2010). Asuhan Kebidadan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Arifin, Z. (Tahun tidak dicantumkan). Ragam Pesona Upacara Adat Melayu. Langkat :

Sanggar Seni Pustaka Aru Teater Garis Lurus Langkat. .

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2014

Azwar, S. (2012). Sikap manusia teori dan pengukurannya: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2010).SikapManusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Barakbah, Anisah.(2018). Ensiklopedia Perbidanan Melayu. Malaysia: Universitas Islam

Malaysia

Beny, Dukungan social terhadap penggunaan jamu tradisional dalam perawatan ibu post

partum di wilayah kerja puskesmas sidoharjo sragen, jurnal, 2012

Dewi,V.N.L.,Tri, S. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba medika.

Ermawati,(2018). Tradisi Selepas Melahirkan Pada Etnik Melayu Di Hamparan Perak.

(skripsi).Medan. Sumatera Utara.

Hamilton, P. M. (2013). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Handayani, S. (2010).Aspek Sosial Budaya pada Kehamilan Persalinan dan Nifas. Surakarta.

Julianto.(2013). Adat Kelahiran Tradisi Melayu. https://juliianto.blogspot.com/2013/06/adat-

kelahiran-tradisi-melayu.html

62
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2015. Pengantar Kuliah Obtetri. EGC. Jakarta

Mirawati, Dian R.Adila, Sukeni N.(2020). Gambaran Sikap Ibu Post Partum Pada

Kepercayaan Budaya Melayu. Jurnal Ners Indonesia Vol 2

mirawati, gambaran sikap ibu postpartum pada kepercayaan budaya melayu, jurnal, 2019

Notoatmodjo, S. (2010).Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012

Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2012

Novita, N.Franciska, Y. (2012). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika.

Rahmah, S. Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Wilayah

Kerja Puskesmas Karang Rejo Kabupaten Langkat Tahun

Rini, Perilaku keluarga suku melayu dalam merawat ibu nifas di puskesmas desa lama

kecamatan sei lepan kabupaten langkat, jurnal, usu, 2017

Rini, Yosa.(2017).Perilaku Keluarga Suku Melayu Dalam Merawat Ibu Nifas Di Puskesmas

Desa Lama Kecamatan Sei.Lepan Kabupaten Langkat.(skripsi). Medan. Sumatera Utara.

Sari, D. E., (2011).Pengalaman Suku Melayu dalam Perawatan Masa Nifas di Desa

Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. (Skripsi). Medan. Universitas Sumatera

Utara

Soekidjo Notoatmojdjo, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta,

2012), hal 131

63
Tresnawati, F. 2012. Asuhan Kebidanan. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Wawan, A dan Dewi. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta: Nuha Medika; 2011

Yusuf, A. M. (2014). Meteodologi penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan.

Jakarta: Kencana

Zam, Mochtar.(2010). Butang Emas warisan Budaya Melayu Kepulauan Riau.Tanjung

Pinang: Yayasan Pustaka Bunda

64
DATA KUNJUNGAN IBU NIFAS DI KELURAHAN SUNGAI LAKAM BARAT

KECAMATAN KARIMUN KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Kelurahan : Sungai Lakam Barat

Bulan : Juni 2020

N Nama Ibu Umur Nama Alamat Tanggal Kf Kf Kf Tempat


O Nifas Suami Persalinan 1 2 3 Partus

1 Suci 27 M.Tahir Gg.Perjuangan 14 Juni v v Puskesmas


Niayati 2020
2 Sinta 22 Roni Kolong 24 Juni v v Puskesmas
2020
3 Salbiah 28 Hafid Telaga Tujuh 29 Juni v v Puskesmas
Yadi 2020
4 Nurbayah 26 Abdul Telaga Mas 16 Juni v v Puskesmas
2020
5 Melda 33 Jalaludi Tl.Harapan 19 Juni v v Puskesmas
n 2020
6 Lola 28 Muslim Tl.Riau 22 Juni v v Puskesmas
2020
7 Julina 37 Ismail Tl.Harapan 23 Juni v v RSUD
2020
8 Muharyuni 29 Jufri Tl.Tujuh 25 Juni v v PMB
2020 Delima
9 Fitri 38 Akir Tl. Tujuh 17 Juni v v PMB
2020 Delima
10 Desi 37 Tl.Tujuh 18 Juni v v RSBT
2020
11 Nanda 22 Tl.Tujuh 20 Juni v v RSBT
2020
12 Helvi 40 Tl.Riau 24 Juni v v RSBT
2020
13 Rini 26 Tl.Tujuh 24 Juni v v RSBT
2020
14 Erlinda 30 Akbar Tl.Mas 17 Juni v v RSUD
2020
15 Melati 24 Sudiro Tl.Riau 18 Juni v v PMB
2020 Santi
16 Melah 21 Rifqi Tl. Harapan 20 Juni v v PMB
2020 Santi

65
Kelurahan : Sungai Lakam Barat

Bulan : Juli 2020

N Nama Ibu Umur Nama Alamat Tanggal Kf Kf Kf Tempat


O Nifas Suami Persalina 1 2 3 Partus
n
1 Agustina 41 Hendr Tl.Tujuh 10 juli v v RSUD
2020
2 Tina 24 Hamadi Tl.Tujuh 15 juli v v PMB Sona
2020
3 Lasmaria 34 Benni Tl.Harapan 15 Juli v v RSBT
2020
4 Eka 28 Kamarudi Tl. Harapan 25 Juli v v RSUD
n 2020
5 Ika 39 Rafani Tl.Riau 25 Juli v v PMB Sona
2020
6 Salmah 30 Abidin Tl.Tujuh 9 Juli v v PMB Sona
2020
7 Asmah 44 Budi Tl.Mas 15 Juli v v PMB
2020 Yustina
8 Juliana 30 Hendi Tl.Tujuh 18 Juli v v PMB
2020 Delima
9 Elvina 25 Trendy Tl.Riau 27 Juli v v PMB
2020 Delima
10 Sumawarni 35 Haidir Tl.Riau 2 Juli v v Puskesmas
2020
11 Soleha 23 Julianto Tl,Riau 12 Juli v v Puskesmas
2020
12 Syaripah 22 Yanto Tl.Mas 7 Juli v v RSUD
2020
13 Merisa 41 Tl.Riau 23 Juli v v RSUD
2020
14 Raswi 40 Rasa Tl.Riau 23 Juli v v RSUD
2020
15 Rika 30 Idris Tl.Tujuh 29 Juli v PMB
2020 Doris
16 Olivia 29 Diyas Tl.Tujuh 29 Juli v Pmb
2020 Yustina

66
Kelurahan : Sungai Lakam Barat

Bulan : Agustus 2020

N Nama Ibu Umur Nama Alamat Tanggal Kf Kf Kf Tempat


O Nifas Suami Persalina 1 2 3 Partus
n
1 Windi 24 Dodi Tl.Tujuh 6 Agustus v v Puskesmas
2020
2 Puni 25 Dason Tl.Harapan 7 Agustus v v Puskesmas
2020
3 Eka 27 Nanang Tl.Harapan 7 Agustus v v PMB
2020 Yustina
4 Elis 30 Nagif Tl.Riau 5 Agustus v v PMB
2020 Doris
5 Nurul 19 M.Alif Tl.Timah 10 v v PMB
Agustus Doris
2020
6 Safrina 24 Sarudin Tl.Mas 20 v v PMB
Agustus Doris
2020
7 Puput 29 Indrayuna Tl.Riau 5 Agustus v v RSUD
2020
8 Ayu 22 Rahman Tl.Harapan 5 Agustus v v RSUD
2020
9 Yusni 24 Azhar Tl.Tujuh 18 v v RSUD
Agustus
2020
10 Yuspa 30 Tl.Tujuh 25 v v RSUD
Agustus
2020
11 Pita 25 M,Kamil Tl.Tujuh 28 v PMB
Agustus Yustina
2020
12 Dona 26 Tl.Riau 8 Agustus v v RSBT
2020

67
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH PEKANBARU

Nama : Doris Firisda M.Pasaribu

NIM : 1903021644

Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Post


Partum Berbasis Budaya Melayu Di Kelurahan Sungai Lakam Barat
Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun
Pembimbing I : Wira Ekdeni Aifa, SST, M.Kes

Tanggal Materi Bimbingan TTD Pembimbing

1 25 -05-2020 Konsul Judul

2 05-06-2020 BAB I,II,III

3 08-06-2020 Perbaikan BAB I

4. 20-06-2020 Perbaikan BAB I,II,III

5 25-06-2020 Perbaikan BAB III

6 30-06-2020
Acc

Pekanbaru, 2020
Pembimbing I

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

68
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH PEKANBARU

Nama : Doris Firisda M.Pasaribu

NIM : 1903021644

Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Post


Partum Berbasis Budaya Melayu Di Kelurahan Sungai Lakam Barat
Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun
Pembimbing I : Riski Novera Yenita, MKL

Tanggal Materi Bimbingan TTD Pembimbing

1 08 -06-2020 BAB I,II,III

2 15-07-2020 Perbaikan BAB I

3 10-08-2020 Perbaikan BAB I,II,III

4. 08-09-2020 Perbaikan BAB I,II,III

5 25-09-2020 Perbaikan BAB II, III

6 28-09-2020 Acc

Pekanbaru, 2020
Pembimbing II

INFORMED CONSENT

69
(SURAT PERNYATAAN)
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PERAWATAN POST
PARTUM BERBASIS BUDAYA MELAYU DI KEL. SUNGAI LAKAM BARAT
KEC. KARIMUN KAB. KARIMUN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


No. Responden :
Umur :
Alamat :
Setelah membaca keterangan / penjelasan mengenai manfaat dan tujuan penelitian ini yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Perawatan Post Partum Berbasis

Budaya Melayu di Kel. Sungai Lakam Barat Kec. Karimun Kab. Karimun” menyatakan

bersedia diikut sertakan sebagai responden dalam penelitian tersebut. Dalam pelaksanaan

penelitian ini saya bersedia mengisi kuesioner yang diberikan kepada saya dengan jawaban

yang sesuai dengan kenyataan pada diri saya.

Tanjung Balai Karimun, …………………2020

Penanggung jawab
Peneliti Responden

(Doris Firisda M.Pasaribu) ( )

KUESIONER PENELITIAN

70
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PERAWATAN POST
PARTUM BERBASIS BUDAYA MELAYU DI KEL. SUNGAI LAKAM BARAT
KEC. KARIMUN KAB. KARIMUN

DATA UMUM
No. Responden :
Tanggal Pengumpulan Data :
Pengumpul Data :

PETUNJUK SEBELUM WAWANCARA


1. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
2. Meminta kesediaan menjadi responden penelitian
3. Menjelaskan cara menjawab pertanyaan
4. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas, dapat menanyakan kepada peneliti

A. Identitas Responden
Nama Lengkap : …………
Umur : ………….
Alamat Lengkap : …………
No telp : …………
Agama : …………
Suku / Bangsa : ………....
B. Pekerjaan Ibu :1.Tidak Bekerja (IRT)
2.Bekerja (Pegawai Pemerintah, Swasta, dan Wiraswasta)

C. Pendidikan Ibu : 1. Tidak Sekolah


2. SD
3. Pendidikan Tingkat Menengah (SMP dan SMA)
4. Perguruan Tinggi (DI s/d DV, SI s/d S3)

VARIABEL PENGETAHUAN

71
Petunjuk Pengisian

Pilih satu jawaban yang saudari anggap sesuaai dengan pernyataan dibawah ini dengan

menceklis (√) nilai yang mendekati jawaban anda pada kotak yang tersedia

No
Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah Masa nifas dimulai dari beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan?
2. Apakah Perawatan luka robekan didaerah kemaluan ibu
saat melahirkan bisa berguna untuk mencegah terjadinya
infeksi?
3. Apakah setelah melahirkan ibu boleh duduk bersila?
4. Bolehkan ibu menggunakan pilis setelah melahirkan?
5. Apakah ibu mengoleskan air limau dengan campuran
limau ke perut?
6. Benarkah dengan menggunakan bengkung bisa
mengecutkan peranakan?
7. Apakah ibu Boleh memakan sayur kangkong dan genjer?
8. Benarkah Ibu nifas tidak dibolehkan keluar rumah selama
40 hari?
9. Apakah Ibu meminum pati kunyit untuk membersihkan
sisa pendarahan dari melahirkan?
10 Apakah ibu membersihkan kemaluan dengan
menggunakan Daun sirih?

VARIABEL SIKAP

Petunjuk Pengisian

72
Pilih satu jawaban yang saudari anggap sesuaai dengan pernyataan dibawah ini dengan
menceklis (√) nilai yang mendekati jawaban anda pada kotak yang tersedia dengan
keterangan :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju


S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S RG TS STS
5 4 3 2 1
1. Saya melakukan perawatan ibu nifas dengan
menjaga kebersihan diri termasuk kebersihan
pada daerah kemaluan dengan cara ganti
pembalut sesering mungkin
2. Saya memakai bengkung untuk mengecilkan
sistem peranakan saya dengan cepat

3. Saya memakan makanan bergizi seperti telur,


ayam, sayur – sayuran dan buah

4. Saya mengkonsumsi obat tradisional dari pada


obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan

5. Saya membersihkan daerah kemaluan dengan


air rebusan daun sirih

6. Saya menjaga pantangan makanan seperti


kangkung, genjer, dan sayuran yang licin
lainnya
7. Keluarga memberikan saya ramuan tradisional
seperti pati kunyit untuk membersihkan sisa
perdarahan dari melahirkan
8. Saya menggunakan air sabun untuk
membersihkan kotoran yang ada didaerah
putting susu

VARIABEL PERAWATAN POST PARTUM

Petunjuk Pengisian

73
Pilih satu jawaban yang saudari anggap sesuaai dengan pernyataan dibawah ini dengan

menceklis (√) nilai yang mendekati jawaban anda pada kotak yang tersedia.

No
Pernyataan Ya Tidak
.
1. Saya menggunakan air sabun untuk membersihkan
kotoran yang ada didaerah putting susu

2. Saya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein


(ikan, daging, telur, tempe dan tahu) dan sayuran untuk
penyembuhan luka

3. Saya mengganti pembalut 2 kali dalam 1hari


4. Saya melakukan kunjungan ulang ke tenaga kesehatan
sebanyak tiga kali
5. Saya mengkonsumsi kapsul vitamin A untuk mencegah
perdarahan
6. Saya menjaga kebersihan diri dengan mandi 2x sehari
dengan sabun
7. Saya mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk
meningkatkan kualitas ASI

74

Anda mungkin juga menyukai