KABUPATEN KARAWANG
DISUSUN OLEH :
NIM : 0433131540118004
Pembimbing
NIDN : 0431058501
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 0433131540118004
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
NIDN. 0416108502
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA DIRI
Agama : Islam
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
2021
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan
studi kasus ini dibuat sebagai salah satu tugas untuk mengikuti ujian akhir
membantu penulisan sehingga laporan studi kasus ini dapat terselesaikan tepat
kasus ini.
4. Ibu Siti Sopiatun, M.Keb, selaku Ketua prodi D III Kebidanan Stikes
Kharisma Karawang
5. Ibu Nita Farida, M.Kes selaku pembimbing studi kasus yang telah
dalam menyelesaikan studi kasus ini, sehingga studi kasus ini dapat
terselesaikan.
iv
6. Yayuk Sri Rahayu, SST, M.Kes selaku wali kelas semester 1-6 yang selalu
sabar membimbing, yang tak pernah lelah memberi motivasi kepada anak-
anaknya.
7. Segenap Dosen dan staf Program Studi Diploma III Kebidanan Stikes
8. Ny. A dan keluarga, selaku klien yang telah memberikan bekal materi,
pembuatan studi kasus ini, serta telah menerima penulis dengan terbuka.
9. Terkhusus untuk kedua orang tua, Papah dan Mamih yang paling aku
sayangi dan aku cintai yang selalu berjuang untuk anak-anaknya, atas do’a
serta dorongan baik materi maupun moral yang membuat saya sanggup
untuk berdiri, kasih sayangnya yang tiada tara sanagt kuat terasa, yang
motivasi penulis.
10. Keluarga yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik materi
11. Teman-teman Prodi D III Kebidanan Stikes Horizon Karawang yang telah
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
v
kepada penulis dapat menjadi karunia yang tidak terhingga dalam
hidupnya.
SWT, Amin.
untuk itu penyusun mohon kritikan dan saran yang sifatnya membangun,
agar penyusun laporan selanjutnya bisa lebih baik lagi. Semoga laporan
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. II
KATA PENGANTAR......................................................................................... IV
DAFTAR ISI.......................................................................................................VII
DAFTAR TABEL................................................................................................IX
BAB I.......................................................................................................................1
PEMBAHASAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. TUJUAN..........................................................................................................4
D. RUANG LINGKUP............................................................................................5
BAB II..................................................................................................................... 7
TINJAUAN TEORI...............................................................................................7
A. KEHAMILAN...............................................................................................7
B. PERSALINAN.................................................................................................15
C. NIFAS...........................................................................................................43
BAB III..................................................................................................................85
vii
PERKEMBANGAN KASUS.............................................................................. 85
BAB IV................................................................................................................114
PEMBAHASAN.................................................................................................114
A. KEHAMILAN............................................................................................... 114
B. PERSALINAN...............................................................................................117
C. NIFAS.........................................................................................................119
PENUTUP...........................................................................................................122
A. KESIMPULAN..............................................................................................122
B. SARAN........................................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses alamiah. Setiap wanita yang mempunyai organ
dengan seorang pria yang juga organ reproduksinya sehat, kemungkinannya besar
Kematian ibu dan bayi sering terjadi karena komplikasi yang terjadi pada masa
persalinan yang baik dan benar, diharapkan komplikasi akibat salah penanganan
bisa dicegah, mengetahui dengan cepat komplikasi yang timbul dan dengan segera
pada tahun 2019 sebanyak 100 dari 44.850 persalinan. Penyebab utama kematian
infeksi, aspirasi, diare, dan penyebab lain yang tidak diketahui (Dinas Kesehatan
1
2
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di kecamatan
menjelang akhir tahun ini angka kematian ibu tidak ada sedangkan angka
Kutawaluya memberikan data 5 orang yang meninggal. Hal ini bagi kita masih
Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, peran
kebidanan yang diharapkan (Mandriwati, dkk, 2017). Upaya yang dilakukan untuk
diberikan pada ibu hamil melalui pelayanan antenatal minimum 4 kali selama
masa kehamilan, yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada
trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester ketiga. Pelayanan tersebut
diberikan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa
deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan yang diberikan ibu bersalin yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada
ibu nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai
jadwal yang dianjurkan (Kemenkes RI, 2015). Asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir dilakukan segera setelah lahir yang diberikan pada bayi selama 1 jam
Untuk memperoleh gambaran yang sesuai dan jelas tentang pelayanan yang
kehamilan, bersalin, hingga masa nifas serta pemberian asuhan bayi baru lahir,
komprehensif.
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
dan bayi baru lahir pada Ny. A di PKM Kutawaluya, dengan menggunakan
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny. A di
1. Bagi Penulis
asuhan kebidanan komprehensif dimulai dari ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang baru dihadapi pasien
3. Bagi Pasien
D. Ruang Lingkup
Maret 2021. Data yang diambil oleh penulis adalah hasil anamnesa dari responden
Ny. A pada kehamilan 40 minggu, persalinan normal, nifas, serta perawatan bayi
baru lahir selain itu. Asuhan berkelanjutan masa nifas dan bayi baru lahir di
lakukan dengan kunjungan ke rumah pasien agar melibatkan keluarga dalam masa
nifas dan adaptasi bayi baru lahir. Asuhan yang diberikan menggunakan asuhan
studi kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi.
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pelayanan
masa kehamilan yang dilakukan, yakni: 1 (satu) kali pada trimester pertama:
1 (satu) kali pada trimester kedua: dan 2 (dua) kali pada trimester ketiga.
Pelayanan kesehatan pada masa hamil ini dilakukan oleh tenaga kesehatan
kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan. a. Perubahan Tubuh Pada Ibu Hamil
7
8
Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari, selama ini terjadi
perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun janin. Tubuh ibu
rahim. Adaptasi ini secara umum berfungsi untuk meminimalkan gaya yang
janin. Beberapa sistem organ dalam tubuh ibu hamil yang melakukan
Perubahan lain terjadi pada organ genitalia extena dan interna dan pada
a. Pendarahan pervaginam
c. Penglihatan kabur
dan pembedahan.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
eksklusif.
1) Trimester Pertama
tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual muntah pada
pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan
hamil.
2) Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat Ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tdak nyaman karena
hamil sudah berkurang, perut ibu belum terlalu besar sehingga belum
11
bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman
3) Trimester Ketiga
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
ibu akan bayinya. Kadangkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan
trmbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kak merasa
Tujuan perawatan antenatal adalah untuk menjamin bayi yang sehat dan
ibu yang sehat, tidak ada yang menderita akibat kehamilan dan persalinan
Tujuan ini dapa dengan perawatan antenatal yang tepat dan pengobatan
ibu, nasihat diet dan pemberian mineral besi dan asam folat.
skrining kesehatan umum untuk wanita, misalnya tes "smear" serviks dan
pemeriksaan payudara.
Mortalitas perinatal di antara bayi-bayi yang lahir dari wanita yang tidak
Walaupun statistik ini jelas bertentangan dengan fakta bahwa sebagian besar
6. Asuhan Antenatal
Tabel 2.1
Kunjungan ANC
I 1x Sebelum minggu ke 16
kali untuk deteksi kelainan secara umum. Untuk memantau kehamilan ibu,
digunakan buku KIA. Buku diisi setiap kali ibu melakukan kunjungan
antenatal, lalu berikan kepada ibu untuk disimpan dan dibawa kembali pada
dan pencegahan komplikasi (P4K) kepada ibu. Anjurkan ibu mengkuti kelas
ibu.
14
Tabel 2.2
atau lebih yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester ke II,
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam persentasi belakang
kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu
maupun bayi berada dalam kondisi sehat. Persalinan adalah suatu proses
2. Jenis Persalinan
caesarea.
d. Teori Keregangan
e. Teori Fetalmembran
produksi hormone.
SAR (Segmen Atas Rahim) dan SBR (Scgmcn Bawah Rahim) bekerja
2016)
persalinan dan kelahiran bayi yang bersih dan arnan. Kelima benang merah
yang dijadikan dasar asuhan persalinan yang bersih dan aman, adalah
1. Pengumpulan Data
a. Data subjektif
b. Data objektif
2. Diagnosis
a. Membuat rencana
b. Melaksanakan rencana
4. Evaluasi
18
dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah
rasa aman dan hasil yang lebih baik,asuhan sayang ibu yang dapat diberikan
2016).
martabatnya.
2. Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir.
19
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga yang lain.
kelahiran bayinya.
11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.
12. Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia
menginginkannya.
pengaruh merugikan.
16. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah
kelahiran bayi.
18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik serta bahan-
3. Ajarkan kepada ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang
5. Ajarkan kepada ibu dan anggota keluarganya tentang bahaya dan tanda-
tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari
Prawirrohardjo, 2014)
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosinal.
cukup.
keputusan.
penyakit.
yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara
rutin. Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui drah, skret vagina,
air mani, cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka setiap petugas yang di
(Saifuddin, 2010).
terjadinya infeksi pada ibu bersalin meliputi: proses cuci tangan, pemakaian
Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah
1. Basahi kedua telapak tangan anda dengan air mengalir, lalu crootkan
sabun ke telapak usap dan gosok dengan lembut pada keuda telapak
tangan.
kesehatan, atau menjamin alat tersebut selalu dalam kondisi steril dan siap
d) Rujukan Medik
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu fasilitas rujukan atau fasilitas
tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul
baik secara vertical (dari satu unti ke unit yang lebih lengkap/rumah sakit)
maupun horizontal ( dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit). Sangat
ibu/bayi ke fasilitas rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi syarat
1) Pengeriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unti yang
lebih lengkap.
Kaji ulang rencana rujukan dengan ibu dan keluargannya. Jika ibu belum
persalinan. Jika timbul masalah pada saar persalinan dan rencana rujukan
belum dibicarakan maka sering kali sulit untuk melakukan semua persiapan-
mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.
fasilitas rujukan.
difasilitas rujukan.
5. Tahapan Persalinan
1. Kala I
fase, yaitu:
a. Fase laten
terjadi demikian, tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih
dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium
internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum sudah sedikit terbuka.
Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks
terjadi dalam saat yang sama. Pada prigmigravida kala I berlangsung kira-
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, gejala utama dari kala II
adalah:
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi hingga
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikut oleh putar paksa luar, yaitu
dengan jalan:
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
3. Kala III
nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya placenta sudah dapat
d. Terjadi perdarahan.
fundus uteri, biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
4. Kala IV
dan/atau vaginannya
3. Perenium menonjol.
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
yang bersih
pemeriksaan dalam.
lakukan amniotomi.
(100-180x/menit).
patrograf.
31
11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
dengan keinginannya.
mendokumentasi temuan-tamun.
mulai meneran.
meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setnagh
meneran.
semangat ibu.
8. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi akan terjadi segera
konrtraksi.
10. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum lahir akan
segera.
14) Jika kepala bayi telah membuka vula dengan diameter 5-6 cm,
bayi.
15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong
ibu.
17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
33
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan
kain atau kasa yang bersih. (langkah ini tidak harus dilakukan).
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
kelahiran bayi :
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
kearah bawah dan keatas luar hingga bahu anterior muncul dibawah
34
arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, meneluruskan tangan yang ada
saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
resusitasi.
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk biarkn
bayi. Melakukan pada tali pusat mulai dari klem kea rah ibu dan
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi
menghendakinya.
oksitosin 10 unit I.M di gluteus atu 1/3 atas paha kanan ibu bagian
35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada pada perut ibu, tepat
cara menekan uterus kearah kearah atas dan belakang (dorso kranial)
perlu.
berikutnya.
ketuban tersebut.
tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masasse
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan
0,5%.
pervaginam:
sesuai.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
normal.
dekontaminasi.
59) Mencuci tangan kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
7. Tanda-Tanda Persalinan
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas
(follaksuria)
his palsu. Sifat his palsu, antara lain: Rasa nyeri ringan dibagian bawah,
Datangnya tidak teratur, Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa
tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas. (Mika Oktarina, 2016)
3. Konsep penting
d. Tahap persalianan, kala I disebut dengan kala pembukaan terdiri dari dua
fase yaitu fase laten (pembukaan 0-3) dan fase aktif ( pembukaan 4 sampe
8. Evidence Based
Rasa sakit akibat nyeri persalinan ini terjadi pada fase kala I persalinan.
Pada fase ini terjadi konttraksi otot rahim akan semakin sering ddan semakin
persalinan normal.
waktu untuk menstransfer darah janin di plasenta ke bayi pada saat kelahiran.
43
Transfusi plasenta inidapat memberi bayi tambahan volume darah 40% lebih
untuk sel darah merah, sel-sel batang dan sel-sel kekebalan untuk transisi ke
tub uh bayi, dan untuk ibu penundaan tali pusat ternyata bisa mengurangi
(Rosmadewi,2016).
bayi baru lahir ditunda setelah 2 menit agar kejadian anemia pada bayi dapat
C. Nifas
1. Pengertian Nifas
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
atau peurperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali
alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu
dan berjalan.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
a. Rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi)
perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3-10)
45
c. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase
a. Lochea rubra : hari ke 1-2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa
warna kecoklatan
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama. (Elisabeth, 2021) Tujuan asuhan masa nifas terbagi
menjadi 2, yaitu:
1) Tujuan umum :
anak
2) Tujuan khusus :
Human plasenta lactogen akan menghilang dari perdaran darah ibu dalam 2
hari dan HCG dalam 2 minggu setelah melahirkan. Kadar estrogen dan
progesterone hampir sama dengan kadar yang ditemukan pada fase folikuler
a. Sistem Kardiovaskuler
semula.
2. Cardiac output
b. Sistem Haematologi
1. Hari pertama pada masa nifas kadar fibrinogen daan plasma sedikit
tetap tinggi dalam beberapa hari postpartum. Jumlah sel darah putih
setelah persalinan.
5. Varises pada kaki dan sekitar anus (haemaroid) adalah umum pada
c. Sistem Reproduksi
1. Uterus
a. Bayi lahir fundus uteri setinngi pusat dengan berat uterus 1000 gr
b. Akhrir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
gr
Adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
a) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
postpartum
49
postpartum
c) Lochea serosa : berwarna kuning caairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-14 postpartum
3. Serviks
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah
3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae
5. Perineum
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari
6. Payudara
50
isapan bayi. Hal ini menyebab kan kontraksi sel-sel mioepitel di dalam
miometrium pada uterus, yang biasa nya dilaporkan wanita sebagai afterpain
ASI yang yang dapat di hasilkan oleh ibu pada setiap harinya ±150-300
ml, sehingga kebutuhan bayi bayi setiap harinya. ASI dapat di hasilkan oleh
hormon laktogen.
ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas adalah ASI yang
d. Sistem perkemihan
terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
51
Urine dalam jumlah yang besar akan di hasilkan dalam waktu 12-39 jam
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
tempo 6 minggu.
e. Sistem gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh
berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan
ke belakang.
f. Sistem endokrin
berangsur-angsur hilang.
g. Sistem muskulosklebal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini
involusi.
52
h. Sistem integumen
2. Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan
dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manifestasi
dan emosi yang labil. Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas
yaitu :
a. Fase taking in
kedua melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya
tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan
ibu misal rasa muleskarena rahim berkontarksi untuk kembali seperti semula,
payudara bengkak, nyeri luka jahitan. Rasa bersalah karena belum bisa
menyusui bayinya, suami dan keluarga yang mengkritik ibu tentang cara
merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. b. Fase taking
hold
53
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan
c. Fase letting go
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu sudah muali menyesuaikan
Keinginan merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan
yang di berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu
Nutrisi adalah zat yang perlu di perlukan oleh tubuh untuk keperluan
sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk
menyehatkan bayi semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
54
Kalori bagus untuk proses metabolise tubuh, kerja organ tubuh, proses
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa +700 k. kalori pada 6
seimbang yang harus di konsumsi adalah porsi cukup da teratur, tidak terlalu
asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin, serta bahan
sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan
ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju)
dan nabati (kepala sawit, minyak sayur, minyak kepala dan margarin).
penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh
dari protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur,
susu dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran
(gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang dalam jumlah lebih
kalsium dan mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana (laktosa dan
glukosa) yang di butuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi
kira-kira setengah kalori yang di produksi oleh air susu ibu jumlah kelebihan
protein yang diperlukan ibu pada masa nifas adalah sekitar 10 sampai 15%.
Protein pertama dari air susu ibu adalah whey. Whey menjadi kepala susu
bayi.
Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat
makanan adalah vit B6, tiamin, asam volat, kalsium, seng dan magnesium.
Kadar vit B6, tiamin dan asam volat dan air susu berkaitan dengan diet atau
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme dalam
tubuh minumlah carian cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi
asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari postpartum
persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi semua system tubuh,
terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut
aktifitas dan istirahat. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu sudah bisa melakukan
a. Miksi
1. Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak
mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin
dan spasme oleh iritasi musculus spinchter selama persalinan, juga karena
jika ibu belum bisa melakukan maka ajarkan ibu untuk berkemih sambil
membuka kran air, jika tetap belum bisa melakukan juga maka dapat
dilakukan kateterisasi.
b. Defekasi
1. Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan
luka episiotomy.
2. Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sebaiknya dilakukan obat
rangsangan per oral atau per rektal, jika masih belum bisa dilakukan
58
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal
harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
dari arah depan kebelakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk
menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit (Elisabeth, Endang
2021).
dibutuhkan ibu nifas sekira 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
secara perlahan. Kurang istirahat akan memengaruhi ibu dalam berbagai hal,
2021)
7) Kebutuhan Seksual
59
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri,
aman untuk memulai, melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka
episiotomy dan luka bekas section cesarean (SC) biasanya telah sembuh
dengan baik. Bila suatu persalinan dipastikan tidak ada luka atau perobekan
jaringan, hubungan seks bahkan telah boleh dilakukan 3-4 minggu setelah
adakalanya ibu-ibu tertentu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau nyeri
putting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya
c) Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih dan kering
e) Apabila putting susu lecet kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot
kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampa hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh
yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Hal hal yang
perut dan pirenium terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan
persalinan
3. Manfaat
4. Persiapan
62
Senam ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas. Ibu yang keadaan umumnya
hipertensi, pasca kejang, demam. Untuk itu, bila senam nifas didampingi oleh
dulu tanda-tanda vitalnya dan memastikan bahwa kondisi ibu baik dan bisa
senam nifas setelah makan membuat ibu merasa tidak nyaman karena perut
masih penuh. Sebaliknya jika dilakukan disaat lapar, ibu tidak mempunyai
tenaga dan lemas. Senam nifas bisa dilakukan pagi atau sore hari.
Ada berbagai versi gerakan senam nifas. Meskipun demikian, tujuan dan
berbagai pilihan bagi ibu untuk berolahraga seperti pilates, yoga, body
language.
denvut nadi kemudian hitung selama menit penuh Frekuensi nadi yang
tanda vital secara lengkap untuk memastikan pulihnva kondisi ibu yaitu
sebelum dan sesudah senam nifas. Perhatikan pula kondisi ibu selama
senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika tampak berat dan kelelahan.
a) Hari Pertama
Kedua
Sikap tubuh terlentang kedua kaki lurus kedepan. Angkat kedua tangan lurus
sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu. Lakukan
64
gerakan dengan mantap hingga terasa otot sekitar tangan dan bahu terasa
c) Hari Ketiga
Berbaring relaks dengan posisi tangan di samping badan dan lutut ditekuk.
Keempat
Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di samping badan, tangan
kanan diatas perut dan lutut di tekuk. Angkat kepala sampai dagu menyentuh
dada sambil mengerut otot sekitar anus dan mengontrasikan otot perut.
dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk,
diulang sebaliknya. Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut ketika
Tidur terlentang kaki lurus kedua tangan di samping badan. Angkat kedua
tidak usah memaksakan diri. Gerakan dapat diulang 8 kali. g) Hari kedelapan
Posisi nungging, napas melalui pernapasan perut. Kerutkan anus dan tahan 5-
10detik. Saat anus dikerutkan ambil napas kemudian keluarkan napas pelan-
kesembilan
Posisi berbaring kaki lurus kedua tangan di samping badan, angkat kedua
Hari kesepuluh
posisi tidur kembali (sit up). Lakukan gerakan sebanyak 8 kali. Ingat,
ditekuk di belakang kepala untuk mendorong tubuh untuk duduk karena akan
dan memaksakan.
10) Rencana KB
secara tidak langsung KB dapat membantu ibu untuk dapat merawat anaknya
kandungan). Ibu dan suami dapat memiih alat kontrasepsi KB apa saja yang
ingin digunakan. Mengapa ibu perlu ikut KB? Agar ibu tidak cepat hamil lagi
(minimal 2 tahun) dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri,
Tabel 2.3
perdarahan berlanjut.
menjadi ibu.
mencegah hipotermia
keadaan stabil.
abnormal.
tandatanda penyulit.
pasca melahirkan.
tandatanda penyulit.
KB secara dini.
a. Pijat oksitosin
sampai keenam. Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh suami
pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk
b. Pemberian Vit A
tinggi (200.000 IU) kepada ibu nifas sebanyak dua buah, yaitu 1 kapsul
1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500 – 4000 gram.
sejumlah adaptasi fisik dan psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru
Tujuan asuhan kebidanan yang lebih luas selama ini adalah memberikan
perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat ia dalam ruang
rawa, untuk mengajarkan orang tua bagaimana merawat bayi mereka, dan
untuk memberikan motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua (Ni
beberapa jam dari awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir merupakan
keadaan yang paling dinamis. Pada saat kelahiran, bayi berubah dari keadaan
transisi.
2. Periode Transisi
(sebagai respon yang diberikan oleh kehadiran mucus, muntah, dan gerakan
Dimulai pada masa persalinan dan berakhir setelah 30 menit. Selama periode
ini detak jantung cepat dan pulsasi tali pusar jelas. Warna kulit terlihat
sementara sianosis dan akrasianosis. Selama periode ini mata bayi membuka
terpukau. Selama periode ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan
kontak bayi dan ibu. Membiarkan ibu memegang bayi untuk mendukung
proses pengenalan. Beberapa bayi akan disusui dalam periode ini. Bayi sering
dalam keadaan baik. (Ni Wayan Armini, S.S.T.,M.Keb. dkk, 2017). b. Fase
menjadi lebih lambat. Dalam keadaan tidur, suara usus muncul tapi
berkurang. Jika mungkin, bayi tidak diganggu untuk pengujian utama dan
bayi untuk memulihkan diri dari proses persalinannya dan periode transisi
Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalian. Jantung bayi labil dan
dengan cara memuntahkan susu bersama mucus. Ibu harus diajari cara
2017).
j. Gentalia:
n. Refleks rooting mencari putting susu dengan rangsang taktil pada pipi
Pada tahap ini digunakan system scoring apgar dan scoring gray untuk
Uterus
a. Perubahan Pernafasan
yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba
setelah bayi lahir. Proses mekanis ini menyebabkan cairan yang ada di dalam
beberapa kali napas pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan napas pada
75
udara.
1. Perubahan Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem.
Karena paru-paru adalah organ tertutup yang berisi cairan, maka paru-paru
memerlukan aliran darah yang minimal. Sebagian besar darah janin yang
kanan dan kiri yang disebut foramen ovale. Darah yang kaya akan oksigen
sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang terjadi
bertekanan rendah.
dalam jantung. Tekana akibat peningkatan aliran darah di sisi kiri jantung
darah teroksigenasi ke otak janin kiri tak lagi diperlukan. Dalam 48 jam,
duktus ini akan mengecil dan secara fungsional menutup akibat penurunan
jantung. Darah yang tidak kaya akan oksigen masuk ke jantung bayi
dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir. Sangar penting bagi bidan
yang adekuat.
2. Termoregulasi
77
lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila
dibiarkan saja dalam suhu kamar 250C maka bayi akan kehilangan panas
a) Konveksi
Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara di sekeliling bayi, misal
Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin, misalnya popok atau celana basah tidak
langsung diganti.
c) Radiasi
Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin,
Cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi dan menguap, misalnya bayi
terakhir antara ibu dan bayi. Waktu pemotongan tali-pusat tergantung dari
pusat terhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat
yang tepat untuk mengklem atau menjepit tali pusat, diketahui ada dua
pendapat tersebut.
kehidupan letaknya bayi di atas perut pasien dalam keadaan tali pusat
masih utuh. Posisi ini dapat meningkatkan aliran darah dalam jumlah
sedang ke bayi baru lahir tanpa kemungkinan bahaya dari dorongan dan
bolus darah yang banyak. Setelah 3 menit, sebagian besar aliran darah dari
tali pusat telah masuk kedalam tubuh bayi baru lahir. Walaupun aliran
kemungkinan besar tidak akan terjadi karena tali pusat akan mengalami
1. Klem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kirakira 2 atau 3 cm
klem tersebut).
80
2. Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil melindungi perut bayi
4. Ikatlah tali pusat dengan kuat atau gunakan penjepit khusus tali pusat.
6. Pastikan dengan benar bahwa tidak ada perdarahan tali pusat. Perdarahan
30 ml dari bayi baru lahir setara dengan 600 ml pada orang dewasa.
7. Jangan mengoleskan salep atau zat apapun ke tempat tali pusat, hindari
juga pembungkusan tali pusat. Tali pusat yang tidak tertutup akan
mongering dan pupur lebih cepat dengan komplikasi yang lebih sedikit.
dengan tali pusat lepas. Penjepit ini biasanya terbuat dari plastik dan
sudah dalam kemasan steril dari pabrik. Pengikatan dilakukan di jarak 2,5
cm dari umbilicus.
81
terjadinya infeksi neonatal. Tali pusat dapat merupakan pintu masuk bagi
infeksi ke tubuh bayi, maka diperlukan tindakan perawatan tali pusat yang
tepat agar bayi terhindar dari infeksi salah satunya infeksi tetanus
masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat akibat
tali pusat yang tidak baik mengakibatkan tali pusat menjadi lama lepas.
Risiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan
sebagai berikut:
Evaluasi awal bayi baru lahir dilaksanakan segera setelah bayi baru
dan ibunya, sehingga dua aspek ini sudah sangat mewakili kondisi
umum bayi baru lahir. Penilaian ini mengacu pada SIGTUNA skor.
Virginia Apgar, seorang ahli anak sekaligus ahli anastesi. Skor ini
dipublikasikannya pada tahun 1952. Pada tahun 1962, seorang ahli anak
Tabel 2.4
Tanda APGAR
Pulse (denyut
Tidak ada <100 >100
jantung)
83
Grimace Ekstremitas
Tidak ada Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit fleksi
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
(aktivitas) menangis
Respiration Lemah/tidak
Tidak ada Menangis
(pernafasan) teratur
Interprestasi :
pemberian ASI segera setelah lahir atau inisiasi menyusu dini. Idealnya
proses menyusui dapat dilakukan segera setelah bayi lahir, bayi yang lahir
cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya 20-30 menit
pertama penghisapan oleh bayi paling kuat dilakukan dalam waktu setengah
jam setelah lahir. Isapan bayi pada putting ibu akan merangsang hormon
perdarahan ibu. Hormon oksitosin juga dapat merangsang hormon lain yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Roesli (2013) yang mengatakan
bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui
eksklusif dan akan lebih lama disusui. Isapan bayi yang penting dalam
produksi susu 2 kali lipat. Bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah
berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur.
Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali di bawah payudara ibunya, ia
PERKEMBANGAN KASUS
WIB di Puskesmas
pertama pergerakan janin aktif dirasakan ibu dalam 12 jam terakhir >
10 kali. Pola nutrisi makan 3-4 kali sehari dengan porsi kecil dengan
menu bervariasi seperti nasi, ikan, sayuran tempe, telur, dan tidak ada
85
86
bulan. Berat badan ibu sebelum hamil 60 kg. Ibu mengatakan ini
tahun 2004, lahir spontan dirumah, ditolong oleh Bidan dan paraji,
berat badan saat lahir 3000 gram, jenis kelamin laki-laki, tidak ada
penyulit dan masalah saat kehamilan dan persalinan. Dan anak kedua
lahir pada tahun 2014, lahir spontan dirumah, ditolong oleh Bidan dan
paraji, berat badan saat lahir 3200 gram, jenis kelamin laki-laki, tidak
ada penyulit dan masalah saat kehamilan dan persalinan Ibu tidak
sehari 2-3 kali, ganti celana dalam 3-4 kali sehari, gosok gigi 2-3 kali
dan penyandang oleh suami, ibu tinggal serumah dengan suami dan ke
dua anaknya.
87
berat badan 10 kg, tinggi badan 147 cm, Indek Masa Tubuh (IMT)
berat badan 10 kg, tinggi badan 147 cm, setelah dihitung melalui
rumus maka Indek Masa Tubuh (IMT) ibu yaitu 27,8. LILA 29,2 cm,
Pemeriksaan fisik muka tidak oedema dan tidak pucat. Mata tidak ada
radang. Mulut tidak sianosis, tidak kering, gusi tidak berdarah, tidak
ada caries pada gigi. Telinga bentuknya simetris, tidak ada kotoran,
tidak ada benjolan, belum ada pengeluaran colostrum, tidak ada rasa
nyeri saat ditekan. Abdomen tidak ada bekas luka operasi, ada linea
prosesus xipoideus dan pusat, teraba bagian janin bulat, lunak, tidak
panjang, keras, ada tahanan yaitu punggung janin, leopold III teraba
140 x/mnt, irama regular, Ekstremitas bawah : tidak oedema, tidak ada
pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu bahwa ibu dan janin
saat ini dalam keadaan baik, ibu mengerti dan mengetahui hasil
yang mengandung banyak vitamin, dan telur, tempe, tahu, ikan, hati
kehamilan seperti tekanan darah tinggi, bengkak pada muka dan kaki,
pagi hari atau malam hari sebelum tidur dengan air putih jangan
menggunakan kapas dan baby oil/ bisa dibersihkan pada saat mandi,
WIB, ibu mengatakan sudah merasakan mulas sejak pukul 08:00 WIB
keluar lendir bercampur darah yang sejak pukul 18:00 WIB. Ibu
Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul 17:00 WIB dengan nasi,
dan sayur porsi sedang habis minum terakhir pada pukul 21:35 WIB
dan baru saja minum teh manis dan air putih. Ibu mengatakan terakhir
BAB tadi sore pukul 16:00 WIB dan BAK terakhir pada pukul 21:30
WIB.
sianosis, gusi tidak berdarah, tidak ada caries pada gigi. Leher tidak
susu menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada rasa nyeri saat ditekan,
leopold II kiri teraba bagian teraba bagian janin kecil-kecil janin yaitu
yaitu punggung janin, leopold III teraba bagian janin bulat, keras,
sebelah kanan disamping bawah pusat, DJJ 135 x/mnt, irama regular,
oedema, tidak ada kelainan sendi, tidak kemerahan, tidak ada varises,
dalam vulva vagina tidak ada kelainan, portio lunak, tipis, pembukaan
bahwa ibu akan segera bersalin, untuk saat ini sudah pembukaan 5
cm, ibu dan keluarga sudah mengetahuinya. Keadaan ibu dan janin
baik untuk saat ini, ibu dan keluarga sudah mengertahui hasil
energi saat bersalin, ibu lebih memilih minum teh manis. Menyiapkan
½ koher) hacting set (jarum otot, jarum kulit, cutget, nahpuder, pinset)
92
resusitasi set dan perlengkapan ibu dan bayi, alat-alat sudah siap.
Memantau ibu TTV (tekanan darah, nadi, suhu) setiap 4 jam sekali,
(DJJ dan his setiap 30 menit sekali, dan pemeriksaan dalam setiap 4
melakukannya.
Ibu mengatakan mulas semakin kuat dan ada dorongan ingin BAB
detik, kandung kemih kosong. Ada tanda dan gejala kala II yaitu
baunya khas, jumlah ± 150 cc. Presentasi kepala, UUK kanan depan,
Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala. Masalah : tidak ada.
meneran apabila ada mulas dan dorongan ibu meneran yang kuat, ibu
ada mulas dengan cara panjangan kearah perut, gigi ketemu gigi dan
dari hidung dan mengedan tanpa ada suara seperti sedang BAB keras,
ibu mengerti dan siap mengedan ketika ada mulas. Mengecek kembali
sudah siap, dan siap untuk digunakan. Mencuci tangan memakai APD.
Memeriksa DJJ disela-sela his DJJ 147 x/mnt. Saat ada his ibu
menekan verteks kepala bayi. Mengecek lilitan tali pusat pada leher
bayi, tidak ada lilitan tali pusat. Menunggu hingga kepala bayi
Bayi lahir spontan pukul 23:40 WIB, jenis kelamin laki-laki tidak
langsung menangis, rangsang taktil (+), isap lendir, tonus otot kuat,
Nuroh. IMD (+) menempelkan badan bayi ke badan ibu untuk segera
baik, uterus teraba keras, kandung kemih kosong. Tali pusat tampak
Ibu P3A0 Partus kala III normal. Masalah : tidak ada. Kebutuhan :
observasi
klem dengan jarak 2-3 cm, tali pusat sudah terpotong. Memberitahu
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik,
(peregangan tali pusat terkendali) pada saat ada his tangan kanan
meregangkan tali pusat, dan tangan kiri menahan uterus dorso cranial
hasilnya perut ibu keras karna ada kontraksi kemudian ibu diberitahu
apabila perut teraba bundar keras seperti batu berarti baik jika terasa
96
lembek seperti kulit jeruk berarti kontaksi jelek, ibu sudah mengerti.
±100 cc.
observasi.
merapikan ibu setelah tindakan selesai dengan air DTT, Ibu sudah
air sabun dan dibilas mnggunakan air mengalir dan keringkan. Setelah
panjangan kabur, nyeri uluhati, demam tinggi, sakit kepala hebat, ibu
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Terlampir dalam
Puskesmas Kutawaluya
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. 2 jam post partum ibu bisa
miring kiri dan kanan, 3 jam post partum ibu sudah bisa duduk. 6 jam
post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan ke
kamar mandi di bantu oleh keluarga. Ibu tidak merasakan pusing saat
pukul 02:00 dengan nasi dan goreng tempe porsi sedang, serta minum
air putih dan teh manis. Dan makan ke 2 pada pukul 05:30 WIB
98
dengan bubur ayam porsi sedang, serta minum air putih habis 1 botol.
3x1, vit A, Fe 1x1). Istirahat ibu mengatakan semalam susah tidur dan
hanya ½ jam. Aktivitas ibu saat ini hanya tiduran dan menyusui
bayinya. Ibu sudak BAK dan belum BAB. Ibu mengatakan sudah
lochea berwana merah segar. Ibu sudah pernah menyusui dan ini
suhu 36,5 ◦C, respirasi 21 x/mnt, nadi 80 x/mnt. Muka tidak oedema,
dan tidak pucat. Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikhterik. Hidung bersih. Mulut dan bibir tidak sianosis, lembab. Leher
tidak kemerahan, tidak ada varises, refleks fatela kiri dan kanan +/+.
untuk ganti pembalut sesering mungkin dan setelah BAK ibu harus
Menganjurkan ibu untuk istirahat saat bayinya tidur, ibu mengerti dan
terlebih dahulu posisikan tubuh ibu dan bayi senyaman mungkin dan
pastikan perut atau dada bayi menempel pada perut atau dada ibu
benar yakni terletak di lengan ibu dan bukan di siku pastikan dagu
membentuk garis lurus dengan lengan dan lehernya sangga tubuh bayi
dapat meningkatkan ikatan batin yang kuat, ibu mengerti dan akan
kabur, uterus atau rahim lembek, mudah lelah, bengkak, sakit pada
yang berbau busuk, nyeri atau panas saat BAK, dan memberitahu
Rumah Klien
makan 3x sehari dengan sayur, telur dan tempe, tidak ada makanan
tidur siang ibu ±1 jam karena mengikuti waktu tidur bayi, dan ibu
tidak anemis, sklera tidak ikhterik. Mulut dan bibir tidak sianosis,
puting susu menonjol. Abdomen tidak ada bekas luka operasi, palpasi
tidak oedema, tidak ada varises, tidak kemerahan. Vagina tidak ada
cara menyusui yang benar yaitu badan bayi menempel pada badan
ibu, posisikan ibu dengan nyaman, keluarkan asi sedikit dan oleskan
seperti jeruk, apel, pisang dll, dan tidak ada makanan yang dipantang,
untuk lebih banyak minum air putih yaitu >10 gelas karena untuk
nyeri atau panas saat BAK, perdarahan dan menganjurkan ibu untuk
memberitahu bidan bila ada tanda bahaya tersebut, ibu mengerti dan
2021.
3. Kunjungan III Tanggal 10 – 04 – 2021 pukul 15.00 WIB
dirumah Klien
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat ini, ibu mengatakan makan
sayuran dan tidak ada makanan yang di pantang. Pola istirahat tidur
lancar, bayinya lahap menyusu dan tidak ada masalah. Aktivitas ibu
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik. Mulut dan bibir tidak sianosis,
lembab, besih. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada
menonjol, tidak ada benjolan, ASI lancar. Abdomen palpasi TFU 2 jari diatas
rongga 1 jari. Ekstremitas bawah tidak oedema, tidak ada varises, tidak
kemerahan, tidak ada homen sign. Anogenital tidak ada kelainan, tidak
kemerahan, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran lochea, tidak ada luka
ini Ibu dalam keadaan baik, ibu terlihat lega dan tersenyum
banyak gizi yang dibutuhkan oleh bayi, ibu mengerti dan akan
yaitu mudah lelah, demam, sakit kepala terus menerus, bengkak, sakit
yang berbau busuk, nyeri atau panas saat BAK, perdarahan dan
tersebut, ibu mengerti dan bersedia menghubungi bidan bila ada tanda
dirumah Klien
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat ini, ibu mengatakan makan
4-5x sehari porsi sedang dengan menu bervariasi seperti nasi, ikan,
sayuran dan tidak ada makanan yang di pantang. Pola istirahat tidur
lancar, bayinya lahap menyusu dan tidak ada masalah. Aktivitas ibu
dan tidak pucat. Mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik.
105
Mulut dan bibir tidak sianosis, lembab, besih. Leher tidak ada
lochea, tidak ada luka jahitan, tidak oedema, tidak kemerahan, tidak
saat ini Ibu dalam keadaan baik, ibu mengerti dan sudah
kepada ibu jika sudah 40 hari langsung segera menggunakan alat kontrasepsi,
atau ibu bisa menggunakan metode kontrasepsi alamiah terlebih dahulu sampai
bayi berusia 6 bulan, dengan syarat hanya memberikan ASI saja, menyusui
sesering mungkin dan belum mendapatkan haid, ibu mengerti dan akan
Puskesmas
dan kaki teraba dingin, gerakan bayi aktif, menangis kuat, mau
jantung 141 x/mnt, berat 3000 gram, panjang badan 50 cm, jenis
cm, tidak ada pelebaran sutura. Mata simetris, kelopak mata tidak ada
oedema, bersih, sklera putih, tidak ada kolobama, tidak ada glukoma
palato shizis, ada reflek rooting, ada reflek sucking dan reflek
thyroid, pergerakan normal, tidak ada lipatan kulit berlebih, ada reflek
tonic neck. Bahu tidak fraktur, tidak ada paralisi fleksus bracialis,
reflek moro. Dada lingkar dada 34 cm, tidak terlihat tulang rusuk dan
Abdomen membulat, bising usus ada, tidak ada pendarahan pada tali
polidaktili, rajah kaki lebih dari ⅓, ada reflek babinski, ada reflek
Kulit terdapat verniks dan lanugo, tidak ikterik. Terdapat lubang anus
bersih dan kering, sarung tangan, sarung kaki dan topi. Memberikan
suntik HB-0 pada paha kanan 1/3 bagian Memberikan salep mata
108
pada bayi dari mata bagian luar sampai mata bagian dalam untuk
Mengganti kassa tali pusat setiap kali mandi dengan kassa steril,
Rumah Klien
aktif, tidak ada tanda-tanda kedinginan pada tangan dan kaki. Tali
pusat belum puput , BAK lebih dari 6 kali sehari, BAB 1-2 kali sehari
dan perutnya.
kelainan fisik pada bayi, reflek bayi normal, lingkar kepala 32 cm,
ini bayi ibu dalam keadaan baik. ibu terlihat senang mendengarnya.
dingin. Jangan letakkan bayi dekat jendela atau kipas angin. Segera
menjaga lingkungan sekitar bayi tetap hangat, ibu mengerti dan akan
x/menit, bayi tidak mau menyusu, suhu bayi ≤ 36,5 ˚C atau ≥ 37,5 ˚C,
bayi tidak BAB selama 3 hari dan tidak BAK selama 24 jam, warna
kulit kuning dan kebiruan, menangis lemah dan merintih, bayi kejang.
Jika ibu menemukan tanda-tanda bahaya tersebut pada bayi maka ibu
gurita pada bayi membuat lambung bayi tertekan sehingga pada saat
dirumah Klien
aktif dan tidak lemah, tidak ada demam dan badan tidak dingin, bayi
diberi ASI lebih dari >8 kali sehari. BAB 1-2 kali sehari berwarna
lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 34 cm bayi tidak kuning dan pucat,
saat ini bayi ibu dalam keadaan baik, ibu terlihat senang
imunisasi BCG dan polio 1 pada usia bayi 1 bulan. Fungsi dari
tidak mau menyusui, suhu bayi ≤ 36,5 ˚C atau ≥ 37,5 ˚C, bayi tidak
BAB selama 3 hari dan tidak BAK selama 24 jam, warna kulit kuning
dan kebiruan, menangis lemah dan merintih, bayi kejang. Apabila ibu
dirumah Klien
aktif dan tidak lemah, tidak ada demam dan badan tidak dingin, bayi
diberi ASI lebih dari >8 kali sehari. BAB 1-2 kali sehari berwarna
lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 34 cm bayi tidak kuning dan pucat,
ekslusif.
ini bayi ibu dalam keadaan baik, ibu terlihat senang mendengarnya.
tidak mau menyusui, suhu bayi ≤ 36,5 ˚C atau ≥ 37,5 ˚C, bayi tidak
BAB selama 3 hari dan tidak BAK selama 24 jam, warna kulit kuning
dan kebiruan, menangis lemah dan merintih, bayi kejang. Apabila ibu
PEMBAHASAN
secara komprehensif (kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir) pada
Ny. A umur 36 tahun G3P2A0 yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2021
Karawang. Dalam hal ini penulis membandingkan antara teori dan praktek
di lapangan.
A. Kehamilan
trimester pertama: 1 (satu) kali pada trimester kedua: dan 2 (dua) kali
114
115
kasus Ny. A penulis tidak melakukan 2 tindakan yang sesuai dengan teori
melihat video diyoutube. Yang kedua yaitu pemberian obat anti malaria
daerah terebut tidak ada indikasi untuk melakukan test tersebut, karena
berbagai komplikasi pada ibu dan janin yang dapat meningkatkan angka
ringan dimana ibu hamil dengan indeks massa tubuh obesitas ini
asupan makanan agar tidak mengalami kenaikan berat badan yang terlalu
dan lemak, serta garam. Selain itu, lakukan olahraga ringan, seperti
berjalan santai, berenang, atau yoga, agar berat badan tetap stabil. Tetapi
dilakukan oleh Ny. A seperti makan yang tidak berlebihan dan berjalan
santai, dan ada beberapa yang tidak dilakukan oleh Ny. A seperti
berenang atau yoga karena tidak sempat untuk melakukan hal tersebut.
praktik.
117
B. Persalinan
Menurut teori Mia Oktarina, 2016 Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan
mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik. Tetapi pada kasus ny.
detik), kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala
bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya ( bila tali pusat terlalu pendek,
diambil tindakan oleh bidan untuk dilakukan rangsang taktil, isap lendir,
bayi kuat kemudian bidan menempelkan badan bayi ke badan ibu untuk
Rasa sakit akibat nyeri persalinan terjadi pada fase kala I persalinan.
Pada fase ini terjadi kontraksi otot rahim akan semakin sering ddan
untuk mengurangi rasa nyeri dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan
dan praktik.
119
C. Nifas
Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).
dilakukan oleh suami pada ibu menyusui yang berupa back massage
dan praktik.
ibu nifas sebanyak dua buah, yaitu 1 kapsul diminum segera setelah
kapsul, kapsul yang pertama untuk diminum 1 kali dalam sehari, dan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir
terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini
upaya pasangan menjadi orang tua. Dalam kasus Bayi Ny. A sudah
menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui. Isapan bayi yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
nifas, dan bayi baru lahir. Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir pada
pendokumentasian SOAP.
pada Ny. A saat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
122
123
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
asuhan kebidanan.
pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Oktarina, Mika. (2016). Buku ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru
Salemba Medika
Nuha Medika
Siwi Walyan Elisabeth. (2021). Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Dinkes Provinsi Jawa Barat. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Payudara Terhadap Bendungan Asi Pada Ibu Post Partum Di Rsia Khadijah I
Fita Supriyani dan Sri Handayani. (2011). Perbedaan Perawatan Tali Pusat
Dengan Menggunakan ASI Dan Kassa Kering Terhadap Lama Pelepasan Tali
Pusat Bayi Baru Lahir di BPS Endang Purwanti. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu.
Wagiyo. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & Bayi Bru Lahir