PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis membahas tentang manajemen asuhan kebidanan secara
komprehensif (kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir) pada Ny. A
umur 36 tahun G3P2A0 yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2021 sampai
Dalam hal ini penulis membandingkan antara teori dan praktek di lapangan.
A. Kehamilan
dan perkembangan janin Intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh
lahirnya sang bayi. Definisi lain menyebutkan bahwa masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pelayanan
kehamilan yang dilakukan, yakni: 1 (satu) kali pada trimester pertama: 1 (satu)
kali pada trimester kedua: dan 2 (dua) kali pada trimester ketiga. Pelayanan
kesehatan pada masa hamil ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi dan kewenangan, serta sesuai dengan standar pelayanan ibu hamil.
posyandu dan 2 kali ke puskesmas, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 3 kali
pada trimester kedua dan 5 kali pada trimester ketiga. Dengan melakukan
pemeriksaan antenatal maka ibu dapat menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
maupun janin berupa deteksi dini, faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini
Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri), Tablet FE, Penentuan status
payudara, Senam Hamil, Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis
malaria, Temu Wicara/konseling. Dalam kasus ini Ny. A teori dan praktik
senam hamil dan pemeriksaan terhadap pemberian terapi malaria untuk daerah
edermis kepada Ny. A tidak dilakukan karena tidak ada indikasi untuk melakukan
tes tersebut serta fasilitas tidak tersedia, pemberian terapi yodium daerah edermis
sehingga tes pemberian yodium untuk daerah edermis gondok tidak dilakukan.
Sehingga dapat disimpulkan ada kesenjangan antara teori dan praktek. bukan
wilayah endemis gondok maupun malaria dan obat tidak tersedia. Sehingga dapat
B. Persalinan
a. Fase laten
demikian, tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks
akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri intrenum sudah sedikit
terbuka. Pada prigmigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium
uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Pada
kira-kira 7 jam. Dalam kasus Ny. A berdasarkan teori dan praktik terdapat
terjadi pada fase kala I persalinan. Pada fase ini terjadi kontraksi otot rahim akan
semakin sering dan semakin kuat. Kotraksi terjadi sekitar 45 detik sampai 90
kemajuan sehingga hal ini mengakibatkan intensitas nyeri yang semakin besar.
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri dalam hal ini tidak terdjadi kesenjangan
C. Nifas
hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
Sedangkan menurut teori (Abidin, 2011) Masa nifas atau peurperium adalah masa
sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu. Dalam kasus
kunjungan ketiga (14 hari setelah persalinan) dan (40 hari setelah persalinan)
tindakan yang dilakukan oleh suami pada ibu menyusui yang berupa back
Pijat oksitosin yang dilakukan oleh suami akan memberikan kenyamanan pada
ibu, sehingga akan memberikan kenyamanan pada bayi yang disusui. Manfaat
membangkitkan rasa percaya diri, membantu ibu agar mempunya pikiran dan
praktis. Dalam kasus Ny. A mengeluh keluar ASI sedikit dan penulis sudah
melakukan pemijatan kepada Ny. A dan mengajarkan kepada suami dan keluarga
agar bisa dikerjakan dirumah, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktik.
dosis tinggi (200.000 IU) kepada ibu nifas sebanyak dua buah, yaitu 1 kapsul
pemberian kapsul pertama. Dalam kasus Ny. A penulis sudah memberikan Vit A
2 kapsul untuk diminum 1 kali dalam sehari, diminum segera setelah lahir dan 24
jam setelah pemberian kapsul, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktik.
Berdsarkan teori (Ni Wayan Armini, S.S.T.,M.Keb. dkk, 2017) Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau sama
dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500 – 4000 gram. Adaptasi bbl terhadap
kehidupan di luar uterus. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi fisik dan
psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini
bayi memelurkan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat
sesuatu transisi yang baik terhadap kehidupannya di luar uterus. Bayi baru lahir
masa transisi dengan berhasil. Tujuan asuhan kebidanan yang lebih luas selama
ini adalah memberikan perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat
ia dalam ruang rawat, untuk mengajarkan orang tua bagaimana merawat bayi
mereka, dan untuk memberikan motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang
tua. Dalam kasus Bayi Ny. A sudah diberikan perawatan gabung bersama ibunya
pengeluaran ASI adalah pemberian ASI segera setelah lahir atau inisiasi menyusu
dini. Idealnya proses menyusui dapat dilakukan segera setelah bayi lahir, bayi
yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya 20-30
sesegera mungkin dalam waktu setengah jam setelah persalinan. Yang pertama
penghisapan oleh bayi paling kuat dilakukan dalam waktu setengah jam setelah
lahir. Isapan bayi pada putting ibu akan merangsang hormon prolaktin yang
dapat merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih
Sedangkan pada kasus bayi Ny. A dilakukan proses IMD selama 1 jam dan bayi
Berdasarkan teori (Roesli, 2013) Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Roesli (2013) yang mengatakan bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusu
dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui. Isapan bayi
yang penting dalam meningkatkan kadar hormone prolaktin, yaitu hormone yang
meningkatkan produksi susu 2 kali lipat. Bayi yang dibiarkan menyusu sendiri,
setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan
diukur. Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali di bawah payudara ibunya,
ia tampak dapat menyusu dengan baik. Pada kasus Ny. A bayi setelah
dibersihkan dan dipakaikan baju dan dibedong bayi diberikan kepada ibunya
untuk melakukan IMD kembali agar tidak ada kesenjangan social pada teori dan
praktek.