PEMBAHASAN
A. KEHAMILAN
Asuhan Kehamilan pada Ny. “T.S” sesuai dengan teori tidak ada
Ny. “T.S” melakukan pemeriksaan kehamilan dari awal kehamilan sampai akhir
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, satu kali pada
triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga.
Ibu mendapat immunisasi TT dua kali, pada usia kehamilan 5 bulan dan
kehamilan 6 bulan, ini sesuai dengan kebijakan program terbaru yaitu jadwal
1. Kala I
atau fase aktif pada pkl.01.00 WIB dan pembukaan lengkap pkl 07.30 WIB. Pada
menyatakan bahwa fase aktif servik membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan
kecepatan 1 cm per jam pada primi, dan 2 cm per jam pada multi, keadaan yang
lengkap berlangsung 6 jam 30 menit, dalam hal ini terjadi perpanjangan kala I
fase aktif, seharusnya berlangsung 4 jam jika 1 cm per jam. Dengan demikian
2. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Fitramaya,
2009 : 6).
Berdasarkan pada kasus Ny.”T.S” pembukaan lengkap pada pukul 07.30 WIB,
bayi lahir pukul 09.05 WIB, jadi kala II berlangsung selama 1 jam 35 menit. Jika
dikaitkan dengan teori, maka kala II pada Ny.”T.S” tidak ada kesenjangan dan
3. Kala III
Pada kala III penulis telah melakukan penanganan manajemen aktif kala
III di mulai dengan memberikan oksitosin segera setelah bayi lahir, dilanjutkan
dengan PTT dan dorso kranial untuk melahirkan plasenta, akan tetapi setelah 15
menit dilakukan PTT tidak terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta. Maka
kosong, kontraksi uterus kurang baik, ada semburan darah, dilanjutkan kembali
IM plasenta belum lahir juga, artinya dalam 30 menit setelah bayi lahir plasenta
belum lahir maka Ny. “T.S” diidentifikasi mengalami retensio plasenta adalah
karena kontraksi uterus kurang baik. Sesuai dengan teori penyebab retensio
plasenta, secara fungsional dapat terjadi karena his kurang kuat (Rukiyah, 2010 :
296)
menjelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan dan mempersiapkan serta
perdarahan postpartum dengan keadaan ibu baik, maka dilanjutkan pada asuhan
persalinan normal kala IV. Dari hal tersebut diatas tidak terdapat kesenjangan
postpartum (Sarwono, 2009, hal :101). Pada kala ini keadaan pasien dalam
keadaan baik, TTV normal, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan kurang lebih 100 cc, kebutuhan nutrisi ibu
sudah dipenuhi, ibu sudah minum dan makan . Keadaan seperti ini dapat
dikatakan normal jika mengacu pada sebuah teori yang dikemukakan oleh
tinggi fundus uteri + 3 jari di bawah pusat akan tetapi sesudah 2 hari uterus
600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Rukiyah, 2010, hal:322).
menyusui anaknya sejak dini sebagai ikatan kasih sayang ibu dan bayi juga
menganjurkan ibu untuk BAK sebagai upaya mobilisasi dini dan anjurkan ibu
untuk tidak menahan kencing. Hal ini dikarenakan kandung kemih yang penuh
Masa nifas adalah masa yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
yang normal. Dijumpai 2 kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi uterus
Kunjungan masa nifas untuk menilai kondisi ibu dan bayi baru lahir
minggu postpartum, dan 6 minggu postpartum. Adapun rasa mules yang Ny“T.S”
rasakan pada hari pertama masa nifas adalah normal karena otot-otot uterus
terjepit, proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta lahir (Varney,
2004)
Pada kunjungan 6 hari postpartum, ibu mengeluh badan terasa panas dingin dan
(Prawirohardjo,2009:124)
Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik, melakukan perawatan payudara dan
memotivasi ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif. Sesuai teori lobus
Pengeluaran air susu adalah refleks yang ditimbulkan oleh rangsang penghisapan
puting susu untuk menghasilkan oksitosin yang menyebabkan payudara
Kunjungan selanjutnya kondisi ibu baik, tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
D. Bayi Baru Lahir
warna kulit merah, tonus otot aktif dan bayi Ny.”T.S” sehat tanpa kelainan dan
tidak terdapat tanda bahaya bayi baru lahir. Setelah 1 jam kelahiran bayi diberikan
untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir.
Pada pemeriksaan 6 jam pasca lahir, bayi sudah BAK dan BAB, adapun
tinja bayi berwarna kehitaman, lengket dan lembek itu merupakan hal fisiologis,
ini disebut mekonium, tali pusat tidak diberi zat apapun hanya dibungkus kassa
vitamin K1. HB0 diberikan setelah hari k-6 persalinan bersamaan dengan
Berdasarkan teori tersebut maka pemberian vaksin hepatits B pada hari ke-
6 dapat dilakukan asal jangan lebih dari hari ke-7 kelahiran bayi sebagaimana
bayi mengalami ikterus atau tidak, terjadi infeksi atau tidak, BAB nya normal atau
tidak, dan ada kelainan atau tidak. Pada pemeriksaan 6 hari, ibu mengatakan tali
pusat sudah lepas kemarin pada usia bayi 5 hari, keadaan bayi baik, bayi masih
diberikan ASI saja oleh ibunya, tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi
kemudian bayi diberikan imunisasi hepatitis B, pada saat umur bayi kurang dari 1
minggu, perawatan tali pusat tidak menggunakan alkohol atau betadine sebagai
menggunakan alkohol atau betadine sebagai kompresan tali pusat karena akan
Pada kunjungan kedua kondisi bayi dalam keadaan sehat, bayi masih
diberikan ASI, selain itu tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi seperti tidak
4. Bayi 6 Minggu
Bayi terlihat sangat sehat, sudah dapat dibawa keluar rumah, pada pagi
hari sekitar 08.00 WIB bayi selalu dijemur, bayi masih diberi ASI sesuka yang ia
mau, 5 hari sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi BCG dan polio 1 di BPS
berumur 0-3 bulan sedangkan polio 0 diberikan pada bayi berumur 0 bulan. Maka
dapat disimpulkan bahwa bayi Ny.”T.S” telah sesuai jadwal pada pemberian
imunisasi BCG sedangkan bayi tidak mendapatkan polio 0 pada saat bayi berumur
0 bulan sebagaimana telah direkomendasikan oleh Depkes dan IDAI. Hal ini
baik pada bidan dan masyarakat luas.Selain itu tidak ada keluhan yang dirasakan