PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas hasil pengkajian berdasarkan hasil
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.T di mulai dari pemeriksaan kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir di RSUD Kelas B Majalaya Kabupaten
Bandung periode November - Januari 2014 - 2015.
A. Kehamilan
Selama hamil ini, Ny.T memeriksakan kehamilannya sebanyak 10 kali
di bidan. Jumlah dan waktu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu sudah
sesuai dengan kebijakan program yang telah dijelaskan, bahwa pemeriksaan
kehamilan minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada
Trimester I, satu kali pada Trimester II dan dua kali pada Trimester III.4
Dari data sekunder buku KIA Ny.T mendapatkan imunisasi TT lengkap
bagi ibu hamil yaitu TT1 pada usia kehamilan 4 bulan dan TT2 pada usia
83
84
kehamilan 5 bulan. Hal ini sesuai dengan interval waktu yang dijelaskan bahwa
interval antara pemberian TT1 ke TT2 interval waktu nya adalah 4 minggu dari
setelah ibu mendapatkan TT1.4
Berdasarkan data sekunder, terdapat kesenjangan yaitu tidak ada nya
data hasil pemeriksaan Hb selama ibu hamil, tidak tes penyakit menular dan tes
urine. Sedangkan kebijakan program pemeriksaan Antenatal Care minimal 14T
termasuk salah satunya adalah tes/pemeriksaan Hb. Pemeriksaan Hb pada ibu
hamil diperlukan untuk mengetahui terjadinya anemia pada ibu hamil atau tidak.
Sehingga dengan tidak dilakukannya pemeriksaan Hb pada ibu hamil, maka
kejadian anemia pada ibu hamil tidak dapat terdeteksi sehingga komplikasi yang
mungkin muncul diakibatkan oleh anemia pada ibu bisa terjadi. Dan dapat
disimpulkan bahwa ibu hanya mendapatkan pelayanan ANC 6T ( ukur tinggi
badan atau berat badan, ukur tekanan darah, ukut tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan
dan temu wicara / konseling).4
B. Persalinan
KALA I
Kala I Ny.T terdapat satu masalah yaitu letak sungsang. Kala I Ny.T di
observasi dari penulis sejak fase aktif pembukaan 6, lama kala I dari pembukaan
6 ke pembukaan 10 adalah ± selama 4 jam dihitung dari mulai ibu masuk rumah
sakit.
KALA II
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/MenKes/PerIX/1980
tentang wewenang umum bidan, bahwa bidan bertugas untuk melayani kasus ibu
untuk pertolongan persalinan normal termasuk persalinan sungsang pada
multipara. Melihat PerMenKes tersebut, pertolongan yang dilakukan kepada
Ny.T adalah masih sesuai kewenangan bidan. Hal ini disebabkan karena Ny.T
mengalami kehamilan dan persalinan letak sungsang, selain itu juga, karena NyT
adalah seorang ibu multipara atau sudah memiliki anak lebih dari satu.
85
KALA III
Pada kala ini, kenyataan yang penulis dapatkan adalah penyuntikan
oksitosin dilakukan 1 menit setelah bayi lahir pada 1/3 bagian paha kanan luar
ibu, penegangan tali pusat terkendali (PTT), dan pemotongan tali pusat 3-5 cm
dari pusat bayi lalu setelah plasenta lahir dilakukan massase fundus uteri. Tidak
dilakukan penyuntikan oksitosin kedua karena plasenta lahir lengkap dan utuh
pada 4 menit setelah penyuntikan oksitosin, hal ini tidak ada kesenjangan karena
sudah sesuai dengan teori yaitu bahwa pemberian oksitosin dalam waktu 2 menit
86
setelah kelahiran bayi secara Intra Muskulah (IM) sebanyak 10 IU di gluteus atau
1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasi terlebih dahulu
kemudian dilakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT).1
Segera setelah plasenta lahir dan selaput ketuban lahir, dilakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan massase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
menjadi keras) selama 15 detik.1
Terdapat laserasi di perinium ibu dengan kedalaman derajat 1.
KALA IV
C. Nifas
Masa nifas Ny.T berjalan secara fisiologis. Pada 2 jam postpartum
dilakukan pemantauan pada tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi, kandung kemih
dan jumlah darah hasilnya ibu dalam keadaan baik. Dilakukan pemeriksaan 6
jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu pada ibu.
87
Pada pemeriksaan 6 jam tidak ada masalah atau tanda bahaya yang
ditemukan, pada pemeriksaan 6 hari penulis menemukan masalah pada ibu dalam
hal pemberian ASI yaitu puting ibu lecet diakibatkan cara menyusui yang tidak
benar. Padahal ASI ibu teraba penuh. Tujuan kunjungan 6 hari salah satunya
adalah memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda
penyulit). Seharusnya jika ibu menyusui dengan benar, maka tidak akan terjadi
lecet pada puting dan pengeluaran ASI lancar. Penanganan pada putting susu
lecet yaitu ibu diajarkan cara breast care dan tekhnik menyusui yang benar. Pada
pemeriksaan 2 minggu dan 6 minggu, tidak ada masalah yang ditemukan pada
hasil pemeriksaan.9
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan
ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah,
mendeteksi serta menangani masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan nifas
dilakukan pada kunjungan pertama 6-8 jam setelah persalinan, kunjungan kedua
6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2 minggu setelah persalinan dan
kunjungan keempat 6 minggu setelah persalinan. Pada kunjungan 6 minggu
terdapat kekurangan yaitu ibu belum menggunakan kb karena ibu masih merasa
takut untuk menggunakan kb IUD.9
setelah melahirkan. Pemberian imunisasi HB0 dapat diberikan dalam waktu 0-7
hari. Jadi, pemberian HB0 masih sesuai.10
Perawatan tali pusat yang dilakukan pada bayi Ny. T yaitu dengan tidak
menggunakan apapun untuk menutupi tali pusat sudah sesuai. Tali pusat bayi
tidak ditutupi apapun dan tali pusat puput pada hari keenam. Tidak ada infeksi
pada tali pusat bayi Ny.T.
Pada saat lahir bayi sudah mendapatkan kolostrum dan masih
mendapatkan ASI. Bayi tidak diberikan makanan tambahan. Imunisasi yang
sudah didapatkan bayi adalah imunisasi HB0 pada usia 2 hari, imunisasi BCG
dan Polio 1 pada usia 4 minggu. Bayi tampak sehat dan berat badan bertambah.