PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menimbulkan respon fisiologi dan psikologi pada pasien (Potter & Perry,
2018). Respon paling umum pada pasien pre operasi salah satunya adalah
(WHO) dalam jurnal (WHO dalam Putra, 2021), jumlah pasien dengan
signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat ditahun 2019 terdapat 140 juta
pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2020 data
jantung di Amerika Serikat pada tahun 2021 mencapai 1,2 juta jiwa (WHO
peran hidup, integritas tubuh, bahkan kehidupan itu sendiri (Smeltzer &
Bare, 2018). Cemas merupakan hal yang sering terjadi dalam hidup
mental yang disertai dengan gangguan tubuh yang menyebabkan rasa tidak
lebih tinggi karena keadaan jantung mereka yang tidak baik, konsep
Menurut Volicer & Volicer yang dikutip oleh Rosintan pada tahun
klien yang dirawat tanpa rencana tindakan pembedahan. Ketika klien tiba
macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman
Tindakan non farmakologi yang dapat diberikan pada pasien pre operasi
salah satunya yaitu dengan stimulasi kutaneus atau Slow Stroke Back
Massage. Salah satu masase yang dapat dilakukan pada pasien pre operasi
bahwa Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kecemasan pasien pre
menunjukkan ada pengaruh antara sebelum dan sesudah terapi Slow Stroke
Back Massage.
kecemasan pada pasien gagal jantung di ruang rawat inap Rumah Sakit
percaya diri dengan keadaan hidup saat ini, ia takut dengan kematian,
ia takut dan tidak tenang dengan operasi yang akan dijalani nanti, dan 4
orang lainya merasa khawatir dalam menghadapi kondisi penyakit saat ini.
kecemasan.
Penanganan kecemasan untuk pasien yang akan menjalani proses
pembedahan jantung sudah banyak diteliti tetapi hasil dari metode yang
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre opersi, maka peneliti ingin
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Bandung
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Perawat
pasien tersebut.
secara ilmiah.
E. Ruang Lingkup
dengan sampel pre Operasi yang akan menjalani bedah jantung dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Definisi Kecemasan
tidak rasional, sulit tidur sepanjang malam, rasa tegang dan cepat
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
terjadi, rasa tegang dan cepat marah, khawatir terhadap penyakit yang
Sundeen, 2018).
yang terjadi dimasa depan yang tidak bisa dikendalikan dan jika itu
(Kartijo, 2018)
Stuart & Sundeen (2018) menyatakan ada beberapa teori yang telah
3. Tingkat kecemasan
a. Kecemasan ringan
b. Kecemasan sedang
c. Kecemasan berat
Pada tingkat kecemasan ini sangat mengurangi lapang persepsi
spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan
terengah-engah.
tidak nyaman pada abdomen, mual, rasa terbakar pada jantung dan
diare.
5) Traktus Urinarius : Tidak dapat menahan kencing dan Sering
berkemih.
gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan
b. Respon Psikologis
c. Respon Kognitif
d. Respon Afektif
2018).
4. Faktor-Faktor Kecemasan
Faktor – faktor kecemasan menurut Stuart & Sundeen, 2018
c. Tingkat pendidikan
psikiatrik.
e. Penyakit Penyerta
Pada dasarnya penyakit penyerta seperti kombobid juga
DM.
tingkat kecemasan yaitu skala STAI form Y. Pada penelitian ini skala
sesaat ini saja. Domain dari skala STAI yaitu 1) Mengenali emosi diri
C. Bedah Jantung
1. Pengertian
2018).
a. Lesi obstruktif
ekstermitas atas, dan tekanan darah yang rendah pada tubuh dan
katup.
ringan
timbul pada stenosis aorta adalah sinkop, nyeri dada angina dan
dispnea atau gejala lain dari gagal jantung seperti ortopnea, dispnea
rusak dengan katup mekanik baru atau bagian dari jaringan katup.
Katup mekanik terbuat dari metal, dapat bertahan lama tetapi dapat
dapat diambil dari babi, sapi atau berasal dari cadaver manusia
Defek dapat berupa defek sinus venosus didekat muara vena kava
Gejala klinis VSD yang sering tampak pada bayi yaitu, cepat lelah,
potongan dakron.
3) Patent Ductus Arteriosus (PDA)
fisiologis.
penyerta. Pada PDA ukuran besar akan berdampak saat masa bayi
PDA adalah bayi rewel, takikardi disertai takipneu dan sulit makan.
bayi menangis.
baik neonatal atau anak yang lebih besar adalah operasi Senning
ICU selama 1-3 hari. Selama beberapa jam pertama kesadaran pasien
(Cahyono, 2018):
selama perawatan.
pembengkakan jantung.
pembedahan.
kembali ke rumah.
dan morbiditas yang rendah. Namun bukan berarti teknik ini lebih
di tubuh
maupun dalam waktu yang lebih lama antara lain (Asai et all.
2016):
hemothorax/ pneumothorax .
accident.
colap.
besar gangguan ritme ini dapat respon baik dengan terapi obat-
8 hari. Jahitan dilepaskan dari dada atau dari tungkai bawah (jika
rumah sakit.
erat dengan hasil rawat ICU. Kejadian infeksi saat masuk ICU
lanjut.
1. Pre operasi
perawatan pasca operasi. Kesalahan yang dilakukan pada fase ini akan
2019).
Perry,2018):
1) Terapi Farmakologi
b) Status nutrisi
pembedahan.
dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini juga
efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini
segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai
pengaruh dengan orang lain, SBBM ini juga dapat berguna untuk
pendukung/support system.
diri sendiri positif dapat berfungsi sebagai dasar harapan dan dapat
1. Pengertian
2. Sejarah
lebih dari 5.000 tahun (McRee, Noble, & Pasvogel, 2018). Ini adalah
Pokorny, 2019).
Stimulasi pada kulit yaitu Slow Stroke Back Massage dimana
(SSBM)
1) Pengertian
lembut dari kulit sehingga tangan meluncur di atas kulit dan jangan
endorphin.
3) Prosedur
a) Tahap Persiapan
ruangan
b) Tahap orientasi
1. Memberikan salam
jendela/korden
Massage
6. Informed consent
c) Tahap pelaksanaan
di bantal;
120 detik);
detik) diikuti;
d) Tahap Terminasi
e) Pendokumentasian
F. Kerangka Teori
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
B. Hipotesis
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
tertentu. Ciri khusus dari penelitian ini adanya perlakuan yaitu Slow
terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain yaitu Slow
sesudah intervensi, tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok sesudah
sebagai berikut :
01 X 02
Keterangan :
Massage (SBBM)
1. Tahapan pertama
eksperimen
2. Tahapan kedua
bantal;
4) Sebelum memulai pemijatan, terlebih dahulu melakukan
5) Pukulan halus dan melingkar kecil dengan ibu jari di leher (20
diikuti;
detik);
a. Populasi
b. Sampel
c. Kriteria sampel
- Kriteria Inklusi :
1. Pasien kooperatif
- Kriteria Eksklusi
(obat penenang)
3. Instrumen Penelitian
pengumpulan data yang terdiri dari data primer yaitu data yang diambil
jantung .
al., 2019) untuk validitas tes tersebut, mean kecemasan normal dan
standar di semua kelompok usia dibandingkan pada 5%, untuk
komunitas standar
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data
pertanyaan lainnya.
2. Coding (Pengkodean)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
b. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisa Bivariat
50.
a. Uji Normalitas
Keterangan:
Keterangan :
X = Rata-rata data.
b. Uji Hipotesis
Pada tahapan ini jika jenis data normal maka akan dilakukan uji T
yang saling berpasangan. Dalam penelitian ini dua set data adalah
x1−x 2
t=
( )
s1 2
√ s + s2 −2 r √ n ( √sn )
1
2 2
1 2
Keterangan :
s1
2
= Varians 1 sebelum intervensi
s2
2
= Varians 2 sesudah intervensi
intervensi.
berasal dari dua sampel yang mempunyai mean dan dan deviasi
x 1−x 2
Z=
√
2 2
s1 s 2
+
n1 n2
Keterangan :
2
s1 = Nilai Varian sebelum
2
s2 = Nilai Varian sesudah
n1
2
= Jumlah sampel sebelum
n2
2
= Jumlah sampel sesudah (Sopiyudin, 2020)
E. Etika Penelitian
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar persetujuan data atau
c. Kerahasiaan (Confindentiality)
hasil riset.
F. Jadwal Penelitian