Anda di halaman 1dari 2

Ketika mendengar kata anestesi atau pembiusan memang terdengar menakutkan bagi sejumlah

pasien yang tengah menjalani suatu tindakan pembedahan. Sebelum pasien melakukan
pembedahan, baik pembedahan besar atau pembedahan kecil diperlukan salah jenis anestesi.
Sumber informasi tentang anestesi dan ketakutan yang timbul setelah operasi seperti perasaan
mual, muntah, rasa nyeri menimbulkan kecemasan terhadap pasien. Kecemasan praoperasi
mengaktifkan stres yang menyebabkan stimulasi sistem saraf simpatis. Salah satu
penanganannya adalah dengan pemberian informasi (edukasi), melalui komunikasi efektif,
informatif dan empati, diharapkan terjadi penurunan tingkat kecemasan pasien sebelum
menjalani pembiusan dan pembedahan.
Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan. Gangguan kecemasan termasuk
salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum dengan prevalensi seumur hidup yaitu
sebesar 16 – 29%. National Comorbidity study melaporkan bahwa 1 dari 4 orang memenuhi
kriteria untuk sedikitnya 1 gangguan kecemasan dan terdapat angka prevalensi 12 bulan per
17,7%. Di Indonesia , prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% dari jumlah penduduk
Indonesia atau sekitar 14 juta orang mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas. Nilai ini sudah lebih
baik dibandingkan hasil survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yaitu 11,6 %
Secara umum anestesi dapat berarti suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan prosedur pembedahan (operasi) dan atau tindakan lainnya yang menimbulkan rasa
nyeri pada tubuh. Teknik anestesi yang digunakan dalam pembedahan dapat meningkatkan
kecemasan pra operasi. Penelitian yang dilakukan oleh Jawaid et all, 2007 memberikan hasil
bahwa tingkat kecemasan operasi pembedahan menggunakan teknik anestesi umum lebih tinggi
dibandingkan dengan teknik spinal. Kecemasan bisa menimbulkan efek merugikan pada anestesi
umum saat induksi serta saat pemulihan pasien. Menurut Ortiz , J et al (2013) Kecemasan adanya
kemungkinan meninggal selama dilakukan anestesi sekitar 8-55%, kesadaran selama anestesi
sekitar 5-54%, nyeri paska operasi sekitar 5-65% dan mual muntah paska operasi 5-48%.
Pendekatan psikologis dengan pemberian informasi pra operasi yang baik merupakan strategi
yang paling banyak digunakan oleh dokter dan penata Anestesi. Pemberian informasi yang
terlalu banyak akan meningkatkan kecemasan pasien. Di sisi lain, pemberian informasi kepada
pasien sebelum tindakan medis adalah hak pasien dan keluarga. Nugrahaeni (2018) Informasi
yang baik dapat menciptakan komunikasi kesehatan yang efektif , sehingga informasi kesehatan
yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh pasien dan dapat dipergunakan
untuk menurunkan situasi kecemasan yang dialami.
Asesmen pra anestesi memiliki peran yang sangat penting untuk menjamin keselamatan
pelayanan tindakan pembedahan karena proses operasi merupakan proses yang paling berisiko
untuk terjadinya insiden keselamatan pasien di rumah sakit (Greer & Irwin, 2002). Selain untuk
mencegah insiden keselamatan pasien, asesmen praanestesi juga bertujuan untuk mengurangi
angka penundaan ataupun kegagalan pelaksanaan operasi pada saat pasien sudah berada di kamar
operasi. Tujuan lain dari asesmen praanestesi ialah untuk mengurangi pemeriksaan penunjang,
sehingga meningkatkan efisiensi biaya dan mengurangi beban pasien dan rumah sakit (Greer &
Irwin, 2002; Sutoto & Garna, 2017; Weinstein & Aglio, 2016).
Berdasarkan wawancara dan observasi secara singkat yang dilakukan di ruang premedikasi
Instalasi Bedah Sentral RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes sewaktu petugas memberikan
penjelasan terkait persiapan operasi didapatkan pasien tampak gelisah dan minta ditemani oleh
keluarga/suami/istri sebelum masuk ke ruang operasi. Beberapa pasien mengatakan takut dan
cemas meskipun sudah pernah operasi dan ada pasien yang mengatakan tidak takut karena
merasa sering operasi. Bardner (1990) mengatakan ansietas preoperatif merupakan konsep yang
menantang dalam pelayanan preoperatif pada pasien. Pasien yang akan menjalani pembedahan
elektif sebagian besar mengalami kecemasan dan hal ini diterima secara luas sebagai respon
yang normal. Adapun tingkat kecemasan yang diwujudkan masing-masing pasien tergantung
dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk usia, jenis kelamin, jenis dan tingkat
pembedahan, riwayat pembedahan, dan kerentanan personal terhadap situasi penuh tekanan.
Berdasarkan penjabaran diatas, peneliti berminat meneliti ef……. pre  anestesi dengan tindakan
di IBS Rumah Sakit Johannes kupang

Anda mungkin juga menyukai