Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI PROSEDUR TINDAKAN PADA

PASIEN PRE OPERASI GENERAL ANESTESI

A. Masalah Penelitian
Pembedahan atau sering dikenal sebagai operasi adalah praktik medis yang
penting untuk pelayanan kesehatan yang berupaya menyelamatkan nyawa dan
mencegah kecacatan dan komplikasi (Puspita, Armiyah, & Arif 2014).
Menjadi siap secara emosional sama pentingnya dengan mempersiapkan fisik
untuk operasi karena pasien yang tidak siap secara mental dapat memiliki efek negatif
pada kesehatan fisik mereka. Kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang
umum pada pasien yang bersiap untuk operasi. Kekhawatiran yang berlebihan tentang
berbagai aspek kehidupan sehari-hari adalah tanda dari gangguan emosional
kecemasan. Gejala tubuh dari kecemasan, seperti ketegangan otot, iritasi, sulit tidur,
dan gelisah, sulit diatur (Utama, 2013).
Ketakutan akan proses pembedahan dan ketidaktahuan akan efek potensial
dari pembedahan, keduanya berkontribusi pada kecemasan pre operasi. Seperti yang
bisa dilihat, pasien dipindahkan secara bersamaan ke ruang operasi. Pasien sering
mempertanyakan kapan mereka akan menjalani operasi dan banyak mengeluh.
Menurut pasien, perawat hanya menanyakan tentang penyakitnya. Saat menanyakan
pasien tentang kecemasan mereka, perawat mungkin mengabaikan beberapa tanda dan
gejala pasien mereka. Pasien yang cemas sering merasa takut atau tidak
menyenangkan tentang hal-hal seperti masa depan, uang, kewajiban keluarga, rasa
sakit, persepsi mereka sendiri tentang diri mereka sendiri, atau bahkan kematian.
Perubahan fisik dan psikologis mungkin akibat dari kecemasan (Muttaqin & Sari,
2014).
Kecemasan adalah efek samping dari anestesi dan pembedahan. Menurut
penelitian tertentu, kecemasan pra operasi mempengaruhi individu yang akan
menjalani operasi pada presentasi dari 60% hingga 80%. Tingkat kecemasan pra
operasi ringan adalah 43,7%, kecemasan pra operasi sedang adalah 18,8%, dan
kecemasan pra operasi berat adalah 12,5%, menurut penelitian Sabarina Sitepu (2016)
Peningkatan kecemasan pra operasi ini dapat mengakibatkan reaksi patofisiologis
yang tidak menguntungkan seperti hipertensi dan disritmia, meningkatkan dosis obat
anestesi untuk menginduksi ketidaksadaran, meningkatkan kebutuhan analgesik pasca
operasi, dan pada akhirnya menurunkan kepuasan pasien dengan layanan perioperatif
(Jlala, 2010).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rokawie, Sulastri, dan Anita (2017)
yang menjalani operasi untuk pertama kalinya melaporkan merasa cemas karena tidak
tahu apa yang diharapkan. Diperkuat oleh penelitain Muttaqin dan Sari (2014) yang
menyatakan bahwa pasien yang akan menjalani operasi akan merasakan efek
psikologis, mendukung efek kecemasan. Kecemasan dapat bermanifestasi secara
psikologis dalam berbagai cara, seperti permusuhan, penolakan, atau sikap apatis
terhadap tugas keperawatan. Seluruh situasi ini adalah hasil dari ketidaktahuan
pengalaman bedah.
Kecemasan sebelum operasi dapat meningkat sebagai akibat dari prosedur
anestesi yang digunakan selama operasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Jawaid et al. dalam Nugraheni (2018), prosedur anestesi umum menyebabkan lebih
banyak kecemasan selama operasi daripada teknik spinal. Kecemasan akan
kemungkinan meninggal saat di bawah anestesi berkisar antara 8 hingga 55%,
kesadaran saat di bawah anestesi berkisar antara 5 hingga 54%, nyeri pasca operasi
berkisar antara 5 hingga 65%, dan mual dan muntah pasca operasi berkisar antara 5
hingga 48%.
B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pemberian informasi
Pasien pre operasi Kecemasan
yang mengalami Preanestesi General
kecemasan

Variabel Pengganggu

Faktor mempengaruhi kecemasan :


1. Tingkat Pendidikan
2. Akses Informasi
3. Pengalamanbaru dan kurang pengetahuan
4. Respon terhadap rangsangan
5. Usia
6. Jenis kelamin
7. Kondisi medis
8. Tingkat sosial ekonomi
9. Kondisi lingkungan
10. Adaptasi
Keterangan:
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Berdasarkan kerangka konsep pebelitian diatas variabel independen atau


variabel bebas adalah variabel yang akan diteliti yaitu bagaimana pengaruh pemberian
informasi prosedur anestesi general pre operasi pada pasien yang mengalami
kecemasan dan variabel dependen atau variabel terikat yaitu kecemasan pre anestesi
general. Variabel-variabel tersebut tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menyebabkan kecemasan lainnya yaitu tingkat pendidikan, akses informasi,
pengalamanbaru, kurang pengetahuan, respon terhadap rangsangan, usia, jenis
kelamin, kondisi medis, tingkat sosial ekonomi, kondisi lingkungan, dan adaptasi.

C. Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang muncul adalah:
Ha : Ada pengaruh pemberian informasi prosedur pemberian anestesi general
pada pasien pre operasi terhadap kecemasan pasien.
Ho : Tidak ada pengaruh pemberian informasi prosedur pemberian anestesi
general pada pasien pre operasi terhadap kecemasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Budianti, Nugraheni, Dkk. (2018). Efektivitas Informasi Multimedia Video Untuk
Menurunkan Tingkat Kecemasan Praanestesi Pada Pasien Yang Akan
Dilakukan Tindakan Operasi Elektif Dengan Anestesi Umum Teknik Intubasi,
Vol. 2 No. 3
Jlala, H.A., French, J. L., Foxall, G. L., Hardman, J. G., Bedforth, N. M., ‘Effect of
Preoperative Multimedia Information on Perioperative Anxiety in Patients
Undergoing Procedures Under Regional Anaesthesia’. British Journal of
Anaesthesia, (2010), vol. 104, no. 3, hh. 369-374.
Muttaqin, A & Sari, K. (2014). Asuhan Keperawatan Perioperatif Edisi
pertama.Jakarta: Salemba Medika
Puspita, N. A., Armiyati, Y., Arif, S. (2014). Efektifitas waktu penerapan teknik
relaksasi nafas dalam terhadap bedah mayor abdomen di RSUD Tugurejo
Semarang. E-jurnal STIKES Teologorejo Semarang, 1(10):1-9
Rokawie, A .O. N., Sulastri., Anita. (2017). Relaksasi nafas dalam menurunkan
kecemasan pasien pre operasi bedah abdomen. Jurnal kesehatan Politeknik
kesehatan Tanjungkarang 8(2):257-262
Sitepu, Sabrina & Marataon Nasution. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Tahun 2016. Jurnal Volume 08 Januari 2016.
Utama. (2013). Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai