Anda di halaman 1dari 7

JPPNI Vol.01/No.

01/April-Juli/2016

HAND MASSAGE TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN


KLIEN PRA-OPERASI PADA PEMBEDAHAN ELEKTIF
Erawati Sitompul, Mustikasari
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: erabr.tompul@yahoo.com, titiayu.titi@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan Penelitian: mengidentifikasi pengaruh hand massage terhadap penurunan kecemasan
klien. Metode: Desain penelitian quasi experimental one group pre-test post-test dengan sampel 27
orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Spielberg State-Trait Anxiety Inventory (STAI)
for adult. Uji statistik menggunakan Uji Proporsi, Chi Square dan Uji ANOVA. Hasil: Responden
penelitian dengan rerata usia 30 tahun, mayoritas berpendidikan sarjana, bekerja, dan pernah
menjalani pembedahan. Tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan tingkat
kecemasan klien pra-operasi dengan perolehan nilai p>0,05. Terdapat pengaruh Hand Massage
terhadap penurunan tingkat kecemasan klien dengan nilai p=0,038<0,05. Diskusi: Hasil penelitian
menyarankan agar hand massage dijadikan sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam
penanganan kecemasan di tahap pra-operasi pada pasien bedah elektif. Simpulan: Hand massage
dapat menurunkan tingkat kecemasan klien pra-operasi pada pembedahan elektif di Rumah Sakit
Pondok Indah Jakarta Selatan.

Kata Kunci: hand massage, kecemasan, pra-operasi, pembedahan elektif.

ABSTRACT
Objectives: The study aimed to identify the effect of hand massage on the reduction of client’s
anxiety. Methods: This study was quasi experimental one group pretest postest with a sample
size of 27 people. It employed a questionaire of Spielberg State Trait Anxiety Inventory (STAI) for
adult. Data were analyzed using proportion, chi square and ANOVA tests. Result: The average
age of respondents was 30 years old, mostly holding bachelor degree, working and having surgery
experience. The results indicated that there was no correlation between characteristics of respondents
and their levels of pre-operation anxiety, (p>0.05). Hand massage had an effect on the reduction of
client’s anxiety levels (p=0.038<0.05). Discussion: The results suggested that Hand Massage be
used as an independent nursing intervention in addressing client’s anxiety in pre-elective surgery.
Conclusion: Hand massage reduces the anxiety levels of pre-operative clients in elective surgery
at Pondok Indah Hospital, South Jakarta.

Keywords: hand massage, anxiety, preoperation, elective surgery

LATAR BELAKANG jenis pembedahan yang tidak membahayakan


Pembedahan elektif merupakan salah apabila tidak segera dilakukan. Keputusan
satu jenis pembedahan yang terencana melakukan pembedahan elektif dapat terjadi
(Potter dan Perry, 2010). Pembedahan ini karena indikasi medis (pengobatan) seperti
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pengangkatan katarak dan atas indikasi
pasien baik secara fisik dan psikologis. keinginan pasien seperti pembedahan
Pembedahan elektif merupakan golongan estetika (operasi pembesaran payudara,

20
Hand Massage

herniography, atau vaginoplasty (Litwatck, fisiologis yaitu abnormalnya hemodinamik


2009). seperti terjadinya hipertensi dan takikardi
Masalah psikologis yang dialami klien (Grieve, 2001).
berupa rasa cemas karena pasien khawatir Pra-operasi merupakan tahap awal
akan terjadi sesuatu yang membahayakan dari fase perioperatif. Fase pra-operatif
pada tubuhnya (Janis, 1974 dalam Pritchard, dimulai saat seseorang diputuskan menjalani
2011). Pritchard (2011) mengatakan pembedahan dan melakukan persiapan untuk
bahwa klien dengan rencana pembedahan dilakukan pembedahan hingga seseorang
mengatakan takut dan cemas karena tersebut sampai di meja operasi (Kozier,
pascaoperasi sulit melakukan aktivitas 2010). Peran perawat pada tahap pra-
sehari-hari, timbul nyeri, terjadi perubahan operasi yaitu melakukan pengkajian status
pada bentuk tubuh, risiko terjadinya infeksi fisiologis dan psikologis klien. Pengkajian
dan kematian. Hal tersebut dibuktikan oleh tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan
Devi (2002) dalam penelitiannya yang klien yang berkaitan dengan persiapan
mengukur tingkat kecemasan klien yang akan menghadapi pembedahan dalam upaya
menjalani operasi, dari 30 sampel diperoleh mendukung keberhasilan dan kesuksesan
gambaran 15,8 persen mengalami tingkat suatu tindakan operasi (Kozier, 2010).
kecemasan ringan dan sisanya mengalami Caumo, dkk (2001) membuktikan 11-
kecemasan sedang (84,2 persen) yang 80 persen pasien usia dewasa mengalami
ditandai dengan mulut kering, anoreksia, kecemasan pra-operasi. Hal tersebut
sering buang air kecil, badan gemetar, menjelaskan bahwa hampir setiap klien yang
ekspresi wajah gelisah, tidak mampu rileks, berusia dewasa merasakan kecemasan saat
sukar tidur, meremas tangan, banyak bicara, mempersiapkan diri menjalani pembedahan.
dan volume bicara keras. Pada tahap pra-operasi inilah klien sangat
Kecemasan menimbulkan respons merasakan kecemasan dengan alasan
kognitif, psikomotor, dan fisiologis. Respons khawatir terhadap tindakan pembedahan
kognitif ditandai dengan kesulitan berpikir dan pembiusan.
logis, atau sulit memecahkan masalah Karakteristik sosiodemografi seperti
kecil. Pada respons psikomotor klien usia, jenis kelamin, status pernikahan,
memperlihatkan kegelisahan, tremor, dan pekerjaan, dan pendidikan memengaruhi
sulit tidur, sedangkan respons fisiologis kemampuan klien dalam mengatasi
menimbulkan peningkatan tanda–tanda kecemasan preoperasi maupun pasca-
vital, keringat dingin, peningkatan kadar gula operasi (Karanci dan Dirik, 2003). Hal
darah (Videbeck, 2008). tersebut dibuktikan oleh Erawan (2012)
Kecemasan pada tahap pra-operasi dalam penelitiannya yang mengukur
apabila tidak ditangani akan berdampak perbedaan tingkat kecemasan antara
pada fisik dan emosional, hasil operasi pasien laki-laki dan perempuan pada pra-
yang tidak sesuai harapan, dan perawatan operasi laparatomi. Pada penelitian tersebut
pasca-operasi yang lama. Kecemasan didapatkan data bahwa jenis kelamin
memicu respons stres, merangsang perempuan (76,5 persen) lebih banyak
pelepasan epinefrin dan norepinefrin mengalami kecemasan dibandingkan laki-
sehingga meningkatkan tekanan darah dan laki (60,0 persen).Penanganan kecemasan
meningkatkan denyut jantung, curah jantung, yang bersifat non-farmakologi dipercaya
dan kadar glukosa darah (Yellen dan Davis, mampu mengatasi rasa cemas seperti terapi
2001). Dampak kecemasan pada respons musik klasik, teknik napas dalam, massage,

21
JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016

dan terapi wewangian (aromaterapi). Hand respon kecemasan yang masing-masing


massage merupakan tindakan pemijatan pertanyaan menggunakan skala Likert
pada tangan dengan menggunakan lima dengan memilih salah satu jawaban yaitu
langkah pemijatan menggunakan minyak. tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat
Kim dkk (2013) telah membuktikan pada setuju. Instrumen STAI memiliki nilai
pasien pembedahan katarak bahwa reliabilitas 0,891 dan nilai validitas 0,413.
pemijatan dapat menurunkan respons tingkat Pengolahan data menggunakan program
kecemasan secara fisik dan psikologis komputer, dan analisis data menggunakan
pasien. Massage merangsang peningkatan uji proporsi, Chi Square, dan uji ANOVA.
hormon oksitosin dan mengurangi hormone
adrenocortikotrofin (ACTH) pada manusia. HASIL
Hasil survei yang dilakukan peneliti Tabel 1 menunjukkan mayoritas
di kamar operasi Rumah Sakit Pondok responden berpendidikan sarjana dan
Indah menyatakan delapan dari sepuluh bekerja, lebih dari sebagian responden
orang pasien mengalami kecemasan. pernah menjalani pembedahan sebelumnya
Upaya penanganan masalah kecemasan dan mengalami tingkat kecemasan sedang.
pada tahap pra-operasi sejauh ini dilakukan Tabel 2 menunjukkan hasil uji
oleh dokter anestesi yaitu pemberian terapi statistik antara pendidikan dengan tingkat
medikasi dan bersama perawat memberikan kecemasan diperoleh sebanyak 19 (90,5
pendidikan kesehatan mengenai latihan persen) berpendidikan sarjana mengalami
teknik napas dalam dan pemberian informasi kecemasan tingkat sedang dan dua
tentang prosedur pembedahan yang akan (9,5 persen) mengalami cemas berat.
dilakukan. Belum ada upaya penanganan Sedangkan pada responden berpendidikan
kecemasan menggunakan terapi hand SMA diperoleh sebanyak enam (100 persen)
massage oleh perawat. hanya mengalami tingkat kecemasan
sedang. Hasil uji statistik diperoleh nilai
METODE p=0,432 pada nilai alfa 0,05, sehingga dapat
Penelitian ini menggunakan desain disimpulkan tidak ada hubungan tingkat
quasi experimental one group pre-test pendidikan dengan tingkat kecemasan.
post-test dengan purposive sampling tanpa Hasil uji statistik antara pekerjaan
menggunakan kelompok pembanding dengan tingkat kecemasan diperoleh
(group control). Teknik pengambilan sampel sebanyak 16 (88,9 persen) responden yang
adalah purposive sampling. Penelitian ini bekerja mengalami kecemasan tingkat
melibatkan 27 responden berjenis kelamin sedang dan dua (11,1 persen) mengalami
wanita, rawat inap, usia ≥18 tahun, pasien cemas berat. Sedangkan pada responden
dengan rencana pembedahan elektif tanpa yang tidak bekerja sebanyak Sembilan orang
ada luka dan fraktur di kedua telapak mengalami tingkat kecemasan sedang.
tangan di RS Pondok Indah Jakarta Selatan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,299
Penelitian ini menggunakan instrumen pada nilai alfa=0,05 dapat disimpulkan tidak
demografi berisi pertanyaan mengenai usia, ada hubungan pekerjaan dengan tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman kecemasan.
pembedahan yang menggunakan instrumen Hasil uji statistik antara pengalaman
kecemasan berupa kuesioner Spielberg pembedahan dengan tingkat kecemasan
State-Trait Anxiety Inventory (STAI) for adult diperoleh sebanyak 15 (88,2 persen)
yang terdiri dari 20 pertanyaan mengenai responden pernah menjalani prosedur

22
Hand Massage

pembedahan sebelumnya. Hasil uji statistik dan Sembilan (33,3 persen) mengalami
diperoleh nilai p=0,260 dengan nilai alfa kecemasan sedang. Hasil uji statistik
0,05 dapat disimpulkan tidak ada hubungan diperoleh nilai p=0,038 sehingga dapat
pengalaman pembedahan dengan tingkat disimpulkan ada perbedaan proporsi
kecemasan. tingkat kecemasan sebelum dan setelah
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat dilakukan hand massage (ada hubungan
kecemasan sedang pada sebelum dilakukan signifikan antara sebelum dengan setelah
hand massage dialami oleh 25 orang dan dua dilakukan hand massage). Hasil analisis
mengalami kecemasan berat. Sedangkan diperoleh nilai RR=0,280, yang artinya bila
setelah dilakukan hand massage, 18 (66,7 dilakukan hand massage memiliki peluang
persen) mengalami kecemasan ringan 0,280 kali menurunkan tingkat kecemasan.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan, Pengalaman


Pembedahan, Tingkat Kecemasan Klien Pra-operasi Pembedahan Elektif di RS.
Pondok Indah Jakarta Selatan (Mei-Juni 2015) (n=27)
Persentase
Pendidikan:
SMA/STM 22,2
Sarjana 77,8
Pekerjaan:
Tidak bekerja 33,3
Bekerja 66,7
Pengalaman Pembedahan:
Belum pernah 37
Sudah pernah 63
Tingkat Kecemasan Pra-operasi:
Cemas sedang 92,6
Cemas berat 7,4

Tabel 2 Hubungan Pendidikan, Pekerjaan, Pengalaman Pembedahan dan Tingkat


Kecemasan di RS. Pondok Indah Jakarta Selatan (Mei-Juni 2015) (n=27)
Tingkat Pendidikan Pekerjaan Pengalaman
kecemasan pembedahan
sebelum hand SMA Sarjana Tidak Kerja Belum Pernah
massage kerja pernah
Cemas sedang 6 19 9 16 10 15
Cemas Berat 0 2 0 2 0 2
RR 1,105 1,125 1,133
95% CI 0,962-1,270 0,955- 1,325 0,953-1,348
P value 0,432 0,299 0,260

23
JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016

Tabel 3 Perbedaan Tingkat Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah Dilakukan


Intervensi di RS. Pondok Indah Jakarta Selatan (Mei-Juni 2015)
Tingkat Kecemasan sebelum Tingkat Kecemasan setelah hand massage
Hand Massage Cemas ringan Cemas sedang
n (persentase) n (persentase)
Cemas sedang 18 (72) 7(28)
Cemas berat 0 2
Total 18 (66,7) 9 (33,3)
RR 0,280
95% CI 0,149-0,525
p Value 0,038

DISKUSI antara usia dengan tingkat kecemasan klien


Secara keseluruhan rerata pra-operasi. Hal ini sama dengan hasil
usia responden yang akan menjalani penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2009)
pembedahan adalah 29,25 tahun hingga yang menunjukkan hasil uji statistik bahwa
32,67 tahun. Responden pada penelitian tidak terdapat hubungan yang signifikan
ini semuanya berpendidikan tinggi dan antara usia dengan tingkat kecemasan
didominasi sarjana, pekerja, dan mayoritas dengan nilai p>0,05. Usia dewasa merupakan
pernah menjalani pembedahan sebelumnya. masa yang sulit untuk menyelesaikan tahap
Responden pada penelitian ini mayoritas perkembangan yang cenderung memiliki
mengalami kecemasan tingkat sedang tanggung jawab dalam menyelesaikan
seperti penelitian yang dilakukan Devi (2002) tuntutan pekerjaan, kebutuhan rumah
bahwa mayoritas responden yang akan tangga, dan prestasi kerja yang semuanya itu
menjalani pembedahan mengalami tingkat bersangkutan dengan persoalan keuangan.
kecemasan sedang. Tindakan pembedahan dianggap
Responden mengalami penurunan sebagai penghambat bagi individu
lapang persepsi, khawatir terhadap tindakan untuk menyelesaikan segala tanggung
pembedahan, fokus terhadap kondisinya, jawabnya. Menurut Potter dan Perry (2010),
dan kurang mampu menyelesaikan masalah bertambahnya usia semakin menurunkan
yang lain, tetapi responden termotivasi kemampuan fisik dalam beradaptasi dengan
menerima peneliti melakukan tindakan kecemasan.
hand massage untuk mengatasi masalah
kecemasannya sesuai dengan Videbeck Hubungan Pendidikan dengan Tingkat
(2008) menyatakan bahwa pada tingkat Kecemasan
kecemasan sedang individu termotivasi Hasil analisis bivariat pada Tabel
untuk menerima pembelajaran dalam 2 diperoleh sebanyak 19 (90,5 persen)
mengatasi kecemasannya. yang berpendidikan sarjana mengalami
kecemasan tingkat sedang dan dua (9,5
Hubungan Usia dengan Tingkat Kecema- persen) mengalami cemas berat. Sedangkan
san pada responden berpendidikan SMA
Usia responden yang mengalami diperoleh sebanyak enam (100 persen) hanya
tingkat kecemasan berada di tahapan usia mengalami tingkat kecemasan sedang.
dewasa. Hasil uji statistik menunjukkan Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,432
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak
24
Hand Massage

ada hubungan antara tingkatan pendidikan sebelumnya. Mayoritas responden


dengan tingkat kecemasan. mengalami tingkat kecemasan sedang.
Diperoleh dua orang mengalami tingkat
Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Ke- cemas berat pada responden yang pernah
cemasan menjalani pembedahan sebelumnya.
Responden mayoritas adalah wanita Pengalaman masa lalu dapat berpengaruh
yang bekerja yang mengalami tingkat cemas terhadap respon fisik maupun respons
sedang dan berat, tetapi didominasi cemas psikologis seseorang (Potter dan Perry,
sedang. Responden yang tidak bekerja 2010).
mengalami tingkat cemas sedang. Hasil uji Responden yang pernah menjalani
statistik menunjukkan tidak ada hubungan pembedahan banyak yang mengatakan
pekerjaan dengan tingkat kecemasan klien trauma dengan pembedahan. Peneliti
pra-operasi dengan nilai p=0,299 (p>0,05). mendapatkan pengakuan dari responden
Penelitian ini menunjukkan perolehan yang akan dilakukan pembedahan sectio
data yang menyatakan bahwa responden caesarea dengan indikasi riwayat sectio
yang bekerja mengalami tingkat cemas caesarea yang mengatakan lebih cemas
berat, sedangkan pada responden yang bahkan takut menjalani pembedahan
tidak bekerja tidak diperoleh data adanya yang yang berulang karena mengingat
kecemasan berat. Responden dengan status pengalaman masa lalu pembedahan yang
bekerja cenderung mengatakan khawatir membuat kurang nyaman. Namun, hasil
dengan perawatan pasca-operasi yang lama uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada
karena akan menghambat mereka dalam hubungan antara pengalaman pembedahan
pencapaian target penyelesaian tugas kantor. dengan tingkat kecemasan klien pra-operasi
Bagi beberapa responden yang bekerja pada pembedahan elektif dengan nilai
sebagai wirausaha, mereka cenderung p=0,260 >alfa 0,05.
khawatir apabila lama penyembuhan
pasca-operasi maka mereka tidak dapat Pengaruh Hand Massage terhadap
menghasilkan uang sehingga memengaruhi Penurunan Tingkat Kecemasan
keadaan perekonomian. Adapula yang Hand Massage bermanfaat untuk
mengkhawatirkan proses pembedahan membantu mencapai relaksasi. Proses
(intraoperasi), takut meninggal karena relaksasi mengurangi hantaran neural ke
responden merupakan tulang punggung hipotalamus sehingga aktivitas sistem saraf
keluarga. simpatis, medula adrenal, Hormon ACTH
Responden yang bekerja memiliki menurun dan kerja sistem tubuh yang
tingkat cemas yang lebih tinggi karena lain juga menjadi menurun. Penelitian ini
tuntutan pekerjaan. Apabila setelah dilakukan untuk membuktikan manfaat hand
pembedahan menimbulkan terbatasnya massage tersebut.
beraktivitas maka akan menghambat Penelitian ini menunjukkan adanya
pekerjaan dan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan setelah
kecemasan ekonomi. dilakukan hand massage yaitu cemas
sedang menjadi cemas ringan dan terjadi
Hubungan Pengalaman Pembedahan penurunan kecemasan pada responden
dengan Tingkat Kecemasan yang mengalami cemas berat menjadi cemas
Responden pada penelitian ini sedang. Hasil uji statistik menunjukkan
mayoritas pernah menjalani pembedahan adanya perbedaan tingkat kecemasan

25
JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016

sebelum dilakukan hand massage dengan Dewi, A.R., Budiarti, D., Endiyono., Astuti,
setelah dilakukan hand massage dengan L.R. (2009). “Pengaruh Terapi Musik
nilai p Value=0,038<0,05. Hand Massage Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
sangat efektif menurunkan gejala fisik dan Pada Klien yang Menggunakan Terapi
psikologis klien (Kim dkk., 2013). Peneliti Hiperbarik di RSAL DR. Minthohardjo
dapat menyimpulkan hasil penelitian sesuai Jakarta”. Tesis. Fakultas Ilmu
dengan teori, yang artinya hand massage Keperawatan UI. Erawan, W., Opod,
terbukti dapat mengurangi atau mengatasi H., Pali, C. (2012). “Perbedaan Tingkat
masalah kecemasan yang timbul pada klien Kecemasan Antara Pasien Laki-Laki dan
pra-operasi pada pembedahan elektif. Perempuan pada Pra-Operasi Laparatomi
Setelah responden mendapatkan di RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado”.
intervensi hand massage yang dilakukan Jurnal e-Biomedik, hlm.: 642-645.
oleh peneliti, hampir seluruhnya memberikan Grieve. (2002). “Day Surgery Preoperative
penilaian yang positif dengan menunjukkan Anxiety Reduction and Coping
penerimaan intervensi hand massage dalam Strategies”. Brtitish Journal of Nursing,
upaya mengatasi ketidaknyamanan akibat 11, 10, hlm.: 670-678.
kecemasan terhadap prosedur pembedahan. Karanci AN, Dirik G. (2003). “Predictors
Setelah dilakukan hand massage responden of Pre-And Postoperative Anxiety in
mengatakan merasa nyaman, ketegangan Emergency Surgery Patients.” Journal
otot berkurang, frekuensi dan durasi of Psychosomatic Research.55, 4, hlm.:
kontraksi uterus semakin berkurang khusus 363-369.
pada responden rencana pembedahan Kim MS,Cho KS, Woo HM, Kim JH. (2001).
section caesarea. Penurunan kontraksi “Effects of hand massage on anxiety in
uterus berdampak baik untuk keselamatan cataract surgery using local anesthesia.”
janin di kandungan ibu karena berpengaruh J. Cataract Refract Surgery.
terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen Kozier, B., Erb, Berman, A., Snyder,
janin. S.j. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik
SIMPULAN Edisi 7. Jakarta: EGC.
Hand massage dapat menurunkan Litwack, K. (2009). Clinical Choach for
tingkat kecemasan klien pra-operasi pada Effective Perioperative Nursing Care.
pembedahan elektif di RS Pondok Indah Philadelphia: F.A. Davis Company.
Jakarta Selatan. Pritchard, M.J. (2011). Using the Hospital
Anxiety and depression Scale in Surgical
DAFTAR PUSTAKA patients. Nursing Standard.Potter,
Caumo dkk. (2001). Risk Factors for P.A. & Perry, A.G. (2010). Buku Ajar
Preoperative Anxiety in Adults. Acta Fundamental Keperawatan. Konsep,
Anaesthesiologica Scandhavita. Proses, dan Praktik. (edisi 2). Jakarta:
Devi, S.K.L. (2002). “Tingkat Kecemasan EGC.
pada Ibu Primigravida yang akan Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar
Dilakukan Tindakan Operasi Sectio Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Caesarea”. Skripsi. Fakultas Ilmu Yellen E, Davis G. (2001). Patient satisfaction
Keperawatan UI. in ambulatory surgery. AORN J.

26

Anda mungkin juga menyukai