Anda di halaman 1dari 26

COVER

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
LAPORAN PENDAHULUAN.......................................................................................................2
A. Pendahuluan............................................................................................................................2
B. Definisi......................................................................................................................................2
C. Etiologi.....................................................................................................................................2
D. Patofisiologi dan pathway........................................................................................................3
PATHWAY.....................................................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis......................................................................................................................5
F. Penatalaksanaan.......................................................................................................................6
G. Komplikasi................................................................................................................................6
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON.......................................................................................7
PENGKAJIAN DATA DASAR......................................................................................................7
A. Riwayat Kesehatan Klien..........................................................................................................7
B. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional.....................................................................................8
C. Pemeriksaan penunjang :.......................................................................................................17
ANALISA DATA.......................................................................................................................19
DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................................19
INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................................................................20
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................26

2
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Tidak hanya abnormal bagi wanita untuk mengalami infertilitas. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa laki-laki bertanggung jawab atas 25–40% kasus infertilitas, sementara istri
bertanggung jawab atas 40–55%, baik 10%, maupun 10% kasus bersifat idiopatik. Hal ini dapat
menghilangkan anggapan bahwa kesalahan perempuan/istri adalah satu-satunya penyebab
terjadinya kemandulan. Endorfin bertanggung jawab atas 2-5% kasus infertilitas pria, dengan
defisiensi testosteron—hormon yang memengaruhi produksi sperma—mewakili penyebab
paling sering (Mansjoer, 2016).
Testis membutuhkan hormon testosteron untuk mempertahankan spermatogenesis
yang sehat dan sensitivitas androgen organ-ke-organ tergantung pada konteks semantik
fungsional yang sesuai. Produksi LH disebabkan oleh mekanisme pengikatan testosteron pada
hipofisis dan hipotalamus. Tingkat FSH diubah oleh inhibin, hormon peptida yang dibuat oleh
keluarga Sertoli, serta dengan menekan testosteron. Ini dikenal sebagai endokrin loop "Sumbu
Hipotalamus-Hipofisis-Testis". Selain ketidakseimbangan hormon, ketidakseimbangan hormon
simbiotik dan parasimpatis juga berdampak negatif pada reproduksi. Ini terutama berlaku
untuk fungsi penis, yang terletak di bawah kendali parasimpatis, dan untuk ejakulasi, yang
terletak di bawah kendali simpatis (Mansjoer, 2016).

B. Definisi
Setelah setahun melakukan aktivitas seksual tanpa pelindung, pasangan mengalami
kemandulan jika tidak bisa hamil. Istilah "infertilitas" (atau "pasangan mandul") mengacu pada
pasangan suami istri yang telah bersama selama satu tahun, melakukan aktivitas seksual tanpa
menggunakan kontrasepsi, tetapi belum melahirkan (Sarwono, 2015). Menurut WHO,
infertilitas didefinisikan sebagai tidak adanya kehamilan di antara pasangan yang telah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi secara konsisten selama
setidaknya satu hingga dua tahun (Brunner dan Suddarth, 2014).

C. Etiologi
Pre testikuler
a. Kelainan pada hipotalamus
 Defisiensi hormone Gonadotropin
b. Kelainan pada hipofisis

3
 tumor, radiasi, atau insufisiensi hipofisis terkait operasi
 Hiperprolaktinemia
 Hemokromatosis
 Banyak terapi hormonInsufisiensi hipofisis karena tumor, radiasi atau operasi
Testikuler
 Anomaly kromosom
 Anorkhismus bilateral
 Gonadoktosin : obat-obatan, radiasi
 Orkitis
 Trauma testis
 Penyakit sistemik : gagal ginjal
 kriptorkismus
 vericocle
Pasca testikuler
a. gangguan transportasi sperma
 Obstruksi vas deferens yang disebabkan oleh infeksi
 disfungsi ereksi vasektomi
 masalah emisi dan masalah ejakulasi adalah contoh dari ketiadaan bilateral
kongenital vas deferens (CBAVD).
b. kelainan fungsi dan motilitas sperma
 Kelainan ekor sperma bawaan
 perkembangan sperma lambat
 masalah imunologi
 infeksi

D. Patofisiologi dan pathway


Disfungsi hipotalamus dan hipofisis adalah titik awal kelainan androgen dan testosteron,
yang menyebabkan kelainan pada status fungsional testis. Infertilitas secara signifikan
dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, seperti merokok, penggunaan narkoba, dan kecanduan zat
yang mempengaruhi kualitas sperma dan libido. Konsumsi alkohol berdampak pada masalah
ereksi, yang membatasi emisi sperma. Anomali pada spermatogenesis juga dipengaruhi oleh
suhu di sekitar testis. Saat sperma memasuki kandung kemih akibat ejakulasi retrograde, yang
bisa terjadi setelah operasi, komposisi sperma berubah.

4
PATHWAY

Disfungsi Merokok, Kelaina


hipofisis, penggunaan n
hipotalamus obat-obatan, anatomi

mikropenis
Kelainan Libido Ereksi Kualita
hormone menuru menuru s
androgen dan n n sperma

Kelainan status
fungsional testis

Gangguan Infertilitas
ereksi, ejakulasi
Kelainan
spermatogenesi
pembedahan s

oligospermi azoospermi
Ejakulas a a
i
retrogar

Biopsy testis Koping


individu
buruk
ansietas

G3 konsep Berduka dan


diri antisipasi
ketidakberdayaa
n

E. Manifestasi Klinis
a. Paparan zat bermutasi di masa lalu yang mengganggu reproduksi (panas, radiasi, rokok,
narkotika, alkohol, infeksi)
b. Status gizi dan asupan, terutama kekurangan beberapa protein dan vitamin
c. Riwayat infeksi genitourinari baik hiper maupun hipotiroidisme tumor hipofisis atau
prolaktinoma masalah ereksi yang parah ejakulasi mundur
d. Hipo/epispadia
e. mikropenis
f. Testis dari andesensus (testis masih di paha atau perut)
g. anomali dalam spermatogenesis (kelainan dalam jumlah, bentuk dan motilitas sperma)

5
h. hernia seksual (hernia parah yang meluas ke kantung testis)
i. Varikokel (varises pada testis) (varises pada testis)
j. kelainan pada cairan sperma

F. Penatalaksanaan
a. Dengan fokus pada produksi sperma, diperkirakan kualitas sperma akan meningkat dan
jumlah antibodi autoimun akan berkurang.
b. Agen antimikroba
c. Testosteron dan testosteron enantat Spionat untuk merangsang pria
d. Untuk menyelesaikan spermatogenesis, HCG intramuskular mengoreksi hipoganadisme yang
disebabkan oleh FSH dan HCG.
e. Pengobatan tumor hipofisis atau hipotalamus dengan bromokriptin
f. Subfertilitas idiopatik dapat diobati dengan clomiphene.
g. Perbaikan varikokel meningkatkan kualitas sperma.
h. penyesuaian gaya hidup yang sederhana dan efektif. seperti meningkatkan nutrisi dan
menghindari aklimatisasi terhadap panas, pakaian ketat
i. Perhatikan baik-baik pelumas yang Anda gunakan selama koitus yang tidak mengandung
spermatisida.

G. Komplikasi
Infertilitas pada pria tidak memberikan komplikasi langsung terhadap pasien. Namun
tata laksana yang dilakukan adalah penyebab dasar dari komplikasi itu sendir

6
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON

PENGKAJIAN DATA DASAR


Tanggal Pengkajian: Senin, 01 Januari 2023

A. Identitas Diri Klien


Nama : Tn. H
Tempat/Tanggal Lahir : 04 April 1975
Umur : 46 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Pekerjaan : Serabutan
Tanggal Masuk RS : 1 Januari 2023
Sumber Informasi : Kakak Kandung
Status Perkawinan : Menikah
Lama Bekerja : 4 tahun
Alamat : Datar 4/3, Sumbang

Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri dan lain-lain):
Nama : Ny. I
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SD
Alamat : Kuripa
n, Cilacap

B. Riwayat Kesehatan Klien


1. Keluhan utama

Pasien mengatakan adanya nyeri pada area testis dan kesulitan untuk
mempertahankan ejakulasi

7
2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada area testis dan kesulitan untuk
mempertahankan ejakulasi. Dengan TTV TD: 110/67 mmHg, N: 70x/menit, RR:
22x/menit, S: 37℃, Spo2: 99%, pasien terlihat cemas.

3. Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan mengalami sakit perut hingga sulit makan tetapi tidak sampai
dirawat, hanya periksa rutin dan minum obat.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

Genogram:

Keterangan
: Laki – laki

: Perempuan

: Laki – laki sudah meninggal


: Perempuan sudah meninggal

: Tinggal serumah K : Klien

8
C. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Riwayat medis sebelumnya:
Penyakit: Pasien mengatakan sakit perut hingga sulit makan.
Pembedahan: Pasien mengatakan tidak ada

Riwayat penyakit kronis: Pasien mengatakan tidak ada

Riwayat imunisasi: Pasien mengatakan tidak ada

Merokok: Pasien mengatakan perokok aktif, 1 bungkus perhari

Meminum alkohol: pasien mengatakan tidak pernah

Obat-obatan (resep/non resep):


Frekuensi Dosis
Nama obat Dosis
penggunaan terakhir
Promag 1 tab 1 x 1 sesudah 1 tab
makan

Riwayat alergi (terangkan terhadap apa) Pasien mengatakan tidak ada

Persepsi tentang kesehatan: Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti
ini dan merasa lelah dengan penyakitnya

Kebiasaan manajemen kesehatan: Pasien mengatakan rutin berobat

Berolahraga secara teratur? Pasien mengatakan tidak pernah

Mengikuti aturan pengobatan sesuai resep? Pasien mengatakan mengikuti sesuai


resep

Keamanan: Pasien mengatakan tidak menggunakan alat khusus

9
Kewaspadaan: Pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu keaamanan

Kesimpulan dari data Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan, yang akan
dilanjutkan untuk dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat hanya berobat jalan jika
merasa nyeri perut hingga sulit makan, pasien mengtakan ini pertama kalinya
merasanya sesak nafas hingga nyeri perut, pasien mengatakan seorang perokok aktif,
dan pasien mengatakan merasa lelah dengan penyakitnya.
2. Pola nutrisi dan metabolik
TB: 167 cm BB 50 kg
Fluktuasi (turun dan naiknya) BB 6 bulan terakhir: Pasien mengatakan berat badannya
tidak naik maupun turun.

Jenis diet/pembatasan: Pasien mengatakan tidak melakukan diet


Napsu makan: Pasien mengatakan semenjak sakit tidak nafsu makan dan tidak ingin
makan
Intoleransi terhadap makanan: Pasien mengatakan baik, makan 2-3 kali sehari hanya
sedikit, makanan yang didapat pasien berupa bubur.

Makan: Pasien makan sendiri dan terlihat tidak menghabiskan makanannya


Kondisi mulut: Bibir pasien terlihat pink kehitaman dan sedikit kering
Gigi/geraham; Pasien terlihat tidak menggunakan gigi palsu
Menggunakan cairan intravena (sebutkan jenisnya) Pasien menggunakan cairan
intravena Nacl 20 tpm
Lokasi insersi: Pasien terlihat tidak ada tindakan insersi
Menggunakan sonde (NGT): Pasien tidak menggunakan NGT
Kondisi kulit: Kulit pasien terlihat sedikit gelap dan tidak ada luka atau lesi
Warna: Kulit pasien berwarna cokelat
Suhu : Teraba agak hangat
Kelembaban : Kulit pasien teraba lembab dan hangat
Edema : Tidak ada edema
Turgor : Turgor kulit pasien elastis, tidak ada memar atau lesi
Suhu tubuh 36,5°C

10
Kesimpulan dari data Pola nutrisi dan metabolik, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan terlihat tidak menghabiskan makanannya,
pasien mengatakan makan dan minum dapat dilakukan secara mandiri tanpa bantuan
biasanya 2-3 kali/hari, pasien mengatakan makanan yangdidapat adalah bubur dan
pasien mengatakan tidak menggunakan gigi palsu. Kondisi mulut dan bibir pasien
terlihat pink kehitaman dan sedikit kering dan kondisi kulit pasien lembab agak dingin,
tidak ada memar atau lesi.
3. Pola eliminasi
Kebiasaan buang air besar (BAB): Pasien mengatakan BAB lancar, tidak terasa nyeri dan
sudah BAB di pagi hari

Frekuensi : 1-2 kali/hari


Konsistensi : Padat
Warna : Kecoklatan
Jumlah : ± 50cc
Masalah : Tidak ada masalah
Kebiasaan buang air kecil (BAK): Pasien mengatakan BAK lancar, tidak terasa nyeri dan susah
BAK dipagi hari

Warna: Kuning
Kejernihan: Jernih
Jumlah: ± 50 cc
Masalah: Tidak ada masalah
Penggunaan alat bantu: Pasien tidak menggunakan alat bantu
Inspeksi: Abdomen simetris
Auskultasi: Bising usus normal 15x/menit
Palpasi: Nyeri tekan pada perut kanan dan kiri
Perkusi: Abdomen timpani, keras

Kesimpulan dari data Pola eleminasi, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan pada
analisa data :
Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar tidak ada nyeri, pasien juga tidak menggunakan
alat bantu, pemeriksaan fisik abdomen pasien ada nyeri tekan pada perut kanan dan kiri,
abdomen simetris, bising usus 15x/menit dan perkusi abdomen pasien timpani, keras
4. Pola aktivitas dan olahraga
Muskuloskeletal
[ ] Tremor

11
[ ] Atrofi
[ ] Pembengkakan
Kemampuan perawatan diri:
0 = independen 1 = dengan bantuan alat 2 = dengan bantuan orang lain
3 = dengan bantuan orang lain dan alat 4 = tergantung/tidak dapat melakukan

Skala
Aktivitas sehari-hari
0 1 2 3 4
Makan ✔
Mandi ✔
Berpakaian ✔
Toileting ✔
Pindah dari tempat tidur ✔
Transferring ✔
Ambulating ✔
Naik tangga ✔
Berbelanja ✔
Memasak ✔
Pemeliharaan rumah tangga ✔

Alat bantu: Pasien tidak menggunakan alat bantu


Gaya beijalan: [ √ ] normal [ ] terbatas

Range of motion (ROM): [√ ] normal [ ] terbatas


Postur: [ √] normal [ ] kifosis [ ] lordosis [ ] skoliosis
Deformitas: [ ] ada [ √] tidak ada,

Amputasi: Tidak ada


Pengkajian perkembangan fisik: [√ ] normal [ ] abnormal

Kardiovaskuler
Denyut nadi (DN): [√] teratur [] tidak teratur [ ] kuat [ ] lemah [ ] DN radial [ ] DN apical
Tekanan darah: 107/75 mmHg

12
Ekstremitas:
Suhu rabaan: [] dingin [√] hangat [ ] panas
Capillary refill: [ √] < 3 detik [ ] > 3 detik [ ] cepat [ ] lambat [ ] warna (jelaskan) warna kulit
pasien kecoklatan

Homan's sign: [ √] negatif [ ] positif


Kuku: [ √] normal [ ] menebal [ ] lainnya

Distribusi rambut pada ekstremitas: [√ ] normal [ ] abnormal

Denyut nadi: 82x/menit


[√] teraba [ ] mennggunakan Doppler
Claudication: [ ] ada [√ ] tidak ada
Pernapasan
Inspeksi dada: [√ ] simetris [ ] asimetris
Frekuensi pernapasan: 18 kali/menit, kedalaman ([ ] dangkal [√ ] dalam [ ] abdominal [ ]
diafragma) [] teratur [√] tidak teratur [ ] periode apnea [ ] dispnea saat istirahat [ ]
ortopnea [ ] dispnea saat ekspirasi
Batuk: [ ] kering [ ] produktif (jelaskan) pasien tidak mengalami batuk

Auskultasi dada: [ ] crackles [ ] ronchi [ ] friction rub [ ] wheezing


(jelaskan) normal tidak ada bunyi tambahan
Kesimpulan dari data Pola aktifitas dan olahraga, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data :

Pasien mengatakan aktivitas sehari-harinya dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang
lain dan tidak menggunakan alat bantu apapun, denyut nadi tidak teratur dan pasien
tampak sesak nafas dengan pernapasan 18x/menit, pasien juga mengatakan menggunakan
alat bantu pernafas yaitu selang kanul tetapi tidak ada bunyi pernafasan tambahan.

5. Pola istirahat dan tidur


Kebiasaan tidur:
Lama : 5-6 jam malam hari
Waktu tidur : 22.00 sampai dengan 05.00
Merasakan dapat beristirahat sesudah tidur [√ ] iya [ ] tidak, terbangun sepanjang malam

13
[] iya [√] tidak
Metode yang digunakan untuk tidur
: [ ] minum obat (jelaskan)
: [ ] minum air hangat
: [√ ] kebiasaan (mandi, membaca, nonton tv, mendengarkan musik)
Kesimpulan dari data Pola istirahat dan tidur, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data :
Pasien mengatakan dapat tidur dengan baik ketika tidak terasa merasakan sakit dan pasien
mengatakan sering begadang dan sering terbangun di malam hari, pasien juga mengatakan
sebelum tidur sering bermain hp terlebih dahulu.

6. Pola kognitif dan persepsi

Tingkat kesadaran: [√ ] sadar penuh [ ] letargi/lesu [ ] mengantuk [ ] stupor [ ] koma


Mood (subjektif): [ ] senang [ ] irritable [] tenang [ ] bahagia [ ] euforia [√ ] cemas [ ]
ketakutan [ ] lain-lain (jelaskan):
Afek (objektif): [ ] kagetan [ ] marah [√ ] sedih [] santai [ ] memuakkan [ ] takut []
datar [ ] tumpul [ ] sempurna
Tingkat orientasi: [√ ] orang [√ ] tempat [ √] wakatu [ √] orang terdekat
Memori: jangka pendek [√ ] baik [ ] terganggu, jangka panjang [ √] baik [ ] terganggu
(jelaskan)
Pasien dapat mengingat kejadian sebelumnya baik yang baru maupaun yang sudah lama
Pupil: [ √] isokor [ ] anisokor, refleks terhadap cahaya langsung [ √] segera [ ] lambat
Refleks: [√ ] normal [ ] tidak ada refleks
Kekuatan menggenggam: Kanan [√ ] kuat [ ] lemah Kiri [ √] kuat [ ] lemah
Mendorong/menarik: Kanan [ √] kuat [ ] lemah Kiri [√ ] kuat [ ] lemah
Lain-lain: [ ] mati rasa [ ] kesemutaN
Nyeri (PQRST):
[ ] menyangkal adanya nyeri
Pencetus/Propocative (P): Nyeri saat beraktivitas
Pereda/Meringankan/Palliative (P): Beristirahat dan obat

Quality (Q)/Seperti apa nyeri dirasakan: seperti ditusuk-tusuk


Quantity (Q)/Frekuensi: Hilang timbul
Radiasi (R): Tidak menjalar maupun menyebar

14
Region (R): Perut
Severity/Scale (S)/Keparahan/Skala/Intensitas: (Skala 5 )
Timing (T)/Seberapa sering dan kapan teijadinya nyeri: terus menerus dan hilang timbul
Isi pikir: Pasien mengatakan sakit tetapi tidak terlalu sakit

Panca indera:
Lapang pandang: [√ ] dalam batas normal [ ] menggunakan kaca mata [ ] menggunakan
lensa kontak [ ] buta
Prostesis: [ ] mata buatan (kiri/kanan)
Pendengaran: [√ ] dalam batas normal [ ] terganggu (kiri/kanan) [ ] tub (kiri/kanan) [ ]
menggunakan alat bantu dengar [ ] tinnitus [ ] ada pengeluaran cairan dari telinga
Sentuhan: [ √] dalam batas normal [ ] abnormal [ ] kesemutan
[ ] mati rasa
Penciuman: [ √] dalam batas normal [ ] abnormal
Kemampuan untuk:
Berkomunikasi: Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, pasien dapat membaca maupun
menulis dengan baik
Kemampuan membuat keputusan (subjektif): [ √] mudah [ ] terganggu sebagian [ ] sulit
Kesimpulan dari data Pola kognitif dan persepsi, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data:
Pasien mengatakan merasa nyeri di perut, pasien mengatakan tidak menggunakan alat
bantu apapun dan pasien berkomunikasi dengan baik dan normal
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Penampilan: [√] tenang [] cemas [] irritable [] menolak [] gelisah []
berpenampilan/berpakaian sesuai [ √] rapih
Tingkat kecemasan: Pasien merasa cemas dengan penyakitnya, skala 4
Subjektif (Skala 0-10) Skala
Objektif [ ] wajah kemerahan [√ ] perubahan volume suara [ ] perubahan kualitas suara
(gemetar/ragu-ragu) [ ] ketegangan otot (menggenggam tinju santai/mulut terkunci)
Bahasa tubu (jelaskan): pasien terlihat lemas
Kontak mata: kontak mata ada
Menjawab pertanyaan: [√ ] segera [ ] ragu-ragu
Pandangan terhadap diri sendiri (subjektif): [ √] positif [ ] netral [ ] kadang-kadang negatif
Tingkat pengontrolan terhadap situasi (subjektif): (Skala 4)

15
Citra tubuh (subjektif): (Bagaimana pendapat pasien tentang perubahan struktur atau fungsi
tubuh karena penyakit?) [ ] tidak ada perubahan [ ] tidak tahu pasti [ √] ada perubahan
(jelaskan) pasien mengatakan kesulitan menjalani aktivitas ketika sedang sakit karena
merasa lemas
Kesimpulan dari data Pola persepsi diri dan konsep diri, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data : pasien mengatakan mencemaskan penyakitnya tetepai tetap
tenang dalam masa pengobatan dengan penyakitnya dan sering mengeluh lemas

8. Pola peran dan berhubungan (relationship)


Dengan siapa pasien tinggal: [] sendirian [√] bersama dengan siapa, pasien tinggal bersama
istri, anak dan menantunya
Menikah: pasien sudah menikah

Keluarga terdekat: istri, anak, kakak, dan adiknya


Pekerjaan: serabutan
Status pekerjaan: [ ] karyawan [√] pekerja paruh waktu [ ] pekerja tetap [ ] pensiunan [ ]
tidak bekerja
Sistem pendukung: [ ] pasangan [ ] tetangga/teman [ √] keluarga berdekatan [ ] keluarga
berjauhan [ ] tidak ada
Interaksi keluarga (jelaskan): Pasien mengatakan interaksi dengan keluarga baik
Tanyakan kepada pasien tentang:
Bagaiamana perhatiannya (concern) tentang penyakit?: pasien mengatakan sering berobat
rutin
Apakah ketika dirawat di rumah sakit menyebabkan perubahan peran yang bermakna?
Pasien mengatakan kesulitan beraktivitas
Aktivitas sosial: [√ ] aktif [ ] terbatas [ ] tidak ada
Aktif berpartisipasi dalam hal: pasien mengatakan sering berkumpul dengan teman-
temannya
Perasaan kenyamanan dalam situasi social (subjektif): [ √] nyaman [ ] tidak nyaman
Kesimpulan dari data Pola peran dan berhubungan (relationship), yang akan dilanjutkan
untuk dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan tinggal bersama kedua istri, anak, kaka dan adiknya, pasien
mengatakan sering berkumpul bersama teman-temannya dan bekerja, tetapi semenjak
sakit pasien kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari

16
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Perempuan:
HPHT: G: P: A:
Menopause: [ ] iya [ ] belum tahun
Kontrasepsi: [ ] iya [ ] tidak Jenis
Perdarahan vagina: [ ] tidak [ ] iya (jelaskan)
Pap smear terakhir:
Riwayat penyakit menular seksual: [ ] ada [ ] tidak ada
Laki-laki:
Riwayat masalah prostat: [ ] ada [√ ] tidak ada
Riwayat pengeluran dari penis (penile discharge), perdarahan, lesi [ ] ada [√ ] tidak ada
Pemeriksaan protat terakhir: pasien mengatakan tidak pernah
Riwayat penyakit menular seksual: [ ] ada [ √] tidak ada
Apakah masalah-masalah di atas berpengaruh terhadap fungsi seksual? Kesulitan untuk
mempertahankan ejakulasi
Apa yang menjadi perhatian (concern) seksual saat ini? Nyeri pada testisdan kesulitan
mempertahankan ejakulasi
Kesimpulan dari data Pola seksualitas dan reproduksi, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan ada masalah dan menjadi perhatian dalam pola seksualitas
10. Pola koping dan toleransi stres
Tanda-tanda stres berlebihan (menangis, meremas-remas tangan, mengepalkan tinju)
jelaskan pasien beberapa kali terlihat mengerang kesakitan sambil menggerak-gerakkan
kaki dengan menendang: pasien mengeluh sesak dan lemas
Tanyakan kepada pasien tentang:
Cara utama mengatasi stress? pasien mengatakan dengan beristirahat
Hal yang menjadi perhatian berkaitan dengan hospitalisasi/penyakit: (finansial, perawatan
diri)
Pasien mengatakan melakukan perwatan diri dengan baik dirumah dan pemeriksaan rutin
dirumah sakit
Apakah pernah mengalami kehilangan (loss) dalam satu tahun terakhir: [ ] iya [√ ] tidak
11. Pola nilai-nilai dan keyakinan
[ √] Islam [ ] Kristen [ ] Protestan [ ] Katolik [ ] Hindu [ ] Budha [ ] Yahudi [ ]
Tanyakan kepada pasien tentang:
Keterbatasannya dalam menjalankan agama: pasien mengatakan ketika sakit jarang

17
melakukan kegiatan ibadah
Praktik beragamanya: pasien mengatakan sholat dan berdoa
Perhatiannya (concern) berkaitan dengan kemampuannya mempraktikkan kewajiban
agamanya: [ ] ada [√ ] tidak ada

Kesimpulan dari data Pola koping dan toleransi stress, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan ketika sakit kesulitan dam melakukan kegiatan beribadah dan jarang
dilakukan

D. Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium:
Tgl Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Intepretasi
1/01/2023 Haemoglobin 6.9 13.2 - 17.3 Low
Leukosit 39.50 5.00 - 13.50 High
Hematokrit 20.8 39.6 - 51.9 Low
Eritrosit 2.41 4.50 - 6.50 Low
Trombosit 543 150 - 450 Normal
MCH 28.6 27.0 - 31.2 Normal
MCHC 33.2 31.8 - 35.4 Normal
MCV 86.3 81.0 - 91.6 Normal
RDW 14.5 11.5 – 14.5 Normal
Netrofil 96.40 39.30 - 73.70 High
Limfosit 2.60 18.00 - 48.30 Low
Monosit 0.700 4.400 - 12.700 Low
Eosinophil 0.100 0.600 – 7.300 Low
Limfosit 1.0 1.0 – 3.7 Normal
BUN 130.0 7 - 18 High
Kreatinin 11.56 0.60 - 1.30 High
Natrium 131 135 - 155 High
Kalium 5.4 3.5-5.5 Normal
TIBC 16 250 - 450 Low
1/01/2023 Albumin 3.0 3.4 -5.0 Low

b. Pengobatan
− Inj omeprazole 2x1
− Injeksi meropenem 3x1 gr
− Injeksi ketorolac

18
ANALISA DATA
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
DS: Ansietas ketidaktahuan
tentang akhir proses
- Pasien mengatakan nyeri pada area testis
diagnostik
dan kesulitan mempertahankan ejakulasi
P: saat beraktivitas
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: hilang timbul
S: skala 5
T: tidak terus menerus
DS:
- Pasien tampak khawatir dengan
penyakitnya
TD: 107/75 mmHg
N: 82x/menit
S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%
DS: Gangguan konsep gangguan fertilitas
diri ; harga diri
- Pasien mengatakan merasa malu dengan
rendah
kondisinya
DO:
- Pasien terlihat cemas
TD: 107/75 mmHg
N: 82x/menit
S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%
DS: Ketidakberdayaan kurang
- Pasien mengatakan sudah tidak pernah kontrol terhadap
melakukan hubungan intim dengan prognosis
pasangan semenjak penyakit muncul
DO:
- Pasien tampak malu dan cemas saat
membicarakannya

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostik
2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
3. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis

19
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa SLKI SIKI Nama/TTD
Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Jelaskan tujuan test dan prosedur 
berhubungan 2. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh :
3x24 jam diharapkan cemas berkurang
dengan menolak, depresi, dan marah
ketidaktahuan dengan kriteria hasil: 3. Dorong keluarga untuk menganggap pasien seperti
tentang akhir sebelumnya
 Klien mampu mengungkapkan
proses diagnostik 4. Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi
tentang infertilitas dan
bagaimana treatmentnya
 Klien memperlihatkan adanya
peningkatan kontrol diri terhadap
diagnosa infertile
 Klien mampu mengekspresikan
perasaan tentang infertil

20
2. Gangguan konsep setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Tanyakan dengan nama apa pasien ingin dipanggil
diri ; harga diri 2. Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh
selama 3x24 jam diharapkan klien
rendah kenyaman dan siapa yang harus memberitahuakan jika
berhubungan menunjukkan integritas diri konsep terjadi keadaan bahaya
dengan gangguan 3. Dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien
pribadi dan perubahan gambaran Diri
fertilitas 4. Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan efek
Kriteria Hasil: yang ditimbulkan dari penyakit / kondisi
 Klien mampu mengekspresikan
perasaan tentang infertil
 Terjalin kontak mata saat
berkomunikasi
 Mengidentifikasi aspek positif diri

21
3 Ketidakberdayaan setelah dilakukan dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melaukan
berhubungan
keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan sehari - hari
dengan kurang
kontrol terhadap diharapkan klien dapat mengembalikan 2. Hindari melaukan sesuatu untuk pasien yang dapat
prognosis
kemandiriannya. dilakukan pasien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai
Kriteria Hasil: kebutuhan
 Mendemonstrasikan teknik / 3. Sadari perilaku / aktivitas impulsif karena gangguan dalam
perubahan gaya hidup untuk mengambil keputusan
memenuhi kebutuhanperawatan 4. Pertahankan dukungan, sikap yang tegas, beri pasien
diri waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya
 Melakukan aktivitas perawatan
diri sesuai tingkat kemampuan
sendiri
 Mengidentifikasi sumber pribadi
dan komunitas dalam
memberikan bantuan sesuai
kebutuhan

22
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tgl/Jam No. Implementasi Evaluasi Nama/TTD


Dx
1 01/01/23 1  Jelaskan tujuan test dan prosedur  S:
 Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, - pasien mengatakan masih teratas nyeri pada testis
contoh : menolak, depresi, dan marah tetapi sudah berkurang
 Dorong keluarga untuk menganggap pasien P: saat beraktivitas
seperti sebelumnya
Q: seperti ditusuk-tusuk
 Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer
sesuai indikasi R: hilang timbul
 Pemberian injeksi ketorolac
S: skala 5
T: tidak terus menerus

O:
- Pasien tampak masih khawatir dengan penyakitnya
TD: 110/90 mmHg
N: 80x/menit
S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%
A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi
 Dorong keluarga untuk menganggap pasien seperti
sebelumnya
 Pemberian injeksi ketorolac
 Informasikan hasil pemantauan
2 01/01/23 2  Tanyakan dengan nama apa pasien ingin S:

23
dipanggil - pasien mengatakan terasa lelah dan lemas
 Identifikasi orang terdekat dari siapa - Pasien mengatakan masih khawatir dengan
pasien memperoleh kenyaman dan siapa kondisinya dan takut akan kondisinya
yang harus memberitahuakan jika terjadi - Pasien mengatakan sedang berusaha untuk tenang
keadaan bahaya dan memahami kondisinya
 Dengarkan dengan aktif masalah dan O:
ketakutan pasien - pasien tampak lemah
 Diskusikan pandangan pasien terhadap - pasien lebih suka berbaring
citra diri dan efek yang ditimbulkan dari TD: 110/90 mmHg
penyakit / kondisi N: 80x/menit
- S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%

A : masalah teratasi sebagian dengan kriteria hasil :

P : lanjutkan intervensi
 Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan
efek yang ditimbulkan dari penyakit / kondisi

3 01/01/23 3  Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan S:


- pasien mengatakan selama di RS selalu berdoa
untuk melaukan kebutuhan sehari - hari
- Pasien mengatakan sudah berbicara dengan istrinya
 Hindari melaukan sesuatu untuk pasien mengenai kondisinya dan mencoba memahami
O:
yang dapat dilakukan pasien sendiri, tetapi
- pasien tampak sering berbicara dengan pasangannya
berikan bantuan sesuai kebutuhan
A : masalah teratasi sebagian dengan kriteria hasil :
 Sadari perilaku / aktivitas impulsif karena
gangguan dalam mengambil keputusan P : lanjutkan intervensi
 Pertahankan dukungan, sikap yang tegas, beri pasien
 Pertahankan dukungan, sikap yang tegas,

24
beri pasien waktu yang cukup untuk waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya
mengerjakan tugasnya

25
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif, dkk. 2016. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius

Prawirohardjo,Sarwono.2017.Ilmu kandungan. Jakarta: Gramedia.

SDKI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1

SIKI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1

SLKI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1

26

Anda mungkin juga menyukai