1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
LAPORAN PENDAHULUAN.......................................................................................................2
A. Pendahuluan............................................................................................................................2
B. Definisi......................................................................................................................................2
C. Etiologi.....................................................................................................................................2
D. Patofisiologi dan pathway........................................................................................................3
PATHWAY.....................................................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis......................................................................................................................5
F. Penatalaksanaan.......................................................................................................................6
G. Komplikasi................................................................................................................................6
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON.......................................................................................7
PENGKAJIAN DATA DASAR......................................................................................................7
A. Riwayat Kesehatan Klien..........................................................................................................7
B. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional.....................................................................................8
C. Pemeriksaan penunjang :.......................................................................................................17
ANALISA DATA.......................................................................................................................19
DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................................19
INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................................................................20
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................26
2
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Tidak hanya abnormal bagi wanita untuk mengalami infertilitas. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa laki-laki bertanggung jawab atas 25–40% kasus infertilitas, sementara istri
bertanggung jawab atas 40–55%, baik 10%, maupun 10% kasus bersifat idiopatik. Hal ini dapat
menghilangkan anggapan bahwa kesalahan perempuan/istri adalah satu-satunya penyebab
terjadinya kemandulan. Endorfin bertanggung jawab atas 2-5% kasus infertilitas pria, dengan
defisiensi testosteron—hormon yang memengaruhi produksi sperma—mewakili penyebab
paling sering (Mansjoer, 2016).
Testis membutuhkan hormon testosteron untuk mempertahankan spermatogenesis
yang sehat dan sensitivitas androgen organ-ke-organ tergantung pada konteks semantik
fungsional yang sesuai. Produksi LH disebabkan oleh mekanisme pengikatan testosteron pada
hipofisis dan hipotalamus. Tingkat FSH diubah oleh inhibin, hormon peptida yang dibuat oleh
keluarga Sertoli, serta dengan menekan testosteron. Ini dikenal sebagai endokrin loop "Sumbu
Hipotalamus-Hipofisis-Testis". Selain ketidakseimbangan hormon, ketidakseimbangan hormon
simbiotik dan parasimpatis juga berdampak negatif pada reproduksi. Ini terutama berlaku
untuk fungsi penis, yang terletak di bawah kendali parasimpatis, dan untuk ejakulasi, yang
terletak di bawah kendali simpatis (Mansjoer, 2016).
B. Definisi
Setelah setahun melakukan aktivitas seksual tanpa pelindung, pasangan mengalami
kemandulan jika tidak bisa hamil. Istilah "infertilitas" (atau "pasangan mandul") mengacu pada
pasangan suami istri yang telah bersama selama satu tahun, melakukan aktivitas seksual tanpa
menggunakan kontrasepsi, tetapi belum melahirkan (Sarwono, 2015). Menurut WHO,
infertilitas didefinisikan sebagai tidak adanya kehamilan di antara pasangan yang telah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi secara konsisten selama
setidaknya satu hingga dua tahun (Brunner dan Suddarth, 2014).
C. Etiologi
Pre testikuler
a. Kelainan pada hipotalamus
Defisiensi hormone Gonadotropin
b. Kelainan pada hipofisis
3
tumor, radiasi, atau insufisiensi hipofisis terkait operasi
Hiperprolaktinemia
Hemokromatosis
Banyak terapi hormonInsufisiensi hipofisis karena tumor, radiasi atau operasi
Testikuler
Anomaly kromosom
Anorkhismus bilateral
Gonadoktosin : obat-obatan, radiasi
Orkitis
Trauma testis
Penyakit sistemik : gagal ginjal
kriptorkismus
vericocle
Pasca testikuler
a. gangguan transportasi sperma
Obstruksi vas deferens yang disebabkan oleh infeksi
disfungsi ereksi vasektomi
masalah emisi dan masalah ejakulasi adalah contoh dari ketiadaan bilateral
kongenital vas deferens (CBAVD).
b. kelainan fungsi dan motilitas sperma
Kelainan ekor sperma bawaan
perkembangan sperma lambat
masalah imunologi
infeksi
4
PATHWAY
mikropenis
Kelainan Libido Ereksi Kualita
hormone menuru menuru s
androgen dan n n sperma
Kelainan status
fungsional testis
Gangguan Infertilitas
ereksi, ejakulasi
Kelainan
spermatogenesi
pembedahan s
oligospermi azoospermi
Ejakulas a a
i
retrogar
E. Manifestasi Klinis
a. Paparan zat bermutasi di masa lalu yang mengganggu reproduksi (panas, radiasi, rokok,
narkotika, alkohol, infeksi)
b. Status gizi dan asupan, terutama kekurangan beberapa protein dan vitamin
c. Riwayat infeksi genitourinari baik hiper maupun hipotiroidisme tumor hipofisis atau
prolaktinoma masalah ereksi yang parah ejakulasi mundur
d. Hipo/epispadia
e. mikropenis
f. Testis dari andesensus (testis masih di paha atau perut)
g. anomali dalam spermatogenesis (kelainan dalam jumlah, bentuk dan motilitas sperma)
5
h. hernia seksual (hernia parah yang meluas ke kantung testis)
i. Varikokel (varises pada testis) (varises pada testis)
j. kelainan pada cairan sperma
F. Penatalaksanaan
a. Dengan fokus pada produksi sperma, diperkirakan kualitas sperma akan meningkat dan
jumlah antibodi autoimun akan berkurang.
b. Agen antimikroba
c. Testosteron dan testosteron enantat Spionat untuk merangsang pria
d. Untuk menyelesaikan spermatogenesis, HCG intramuskular mengoreksi hipoganadisme yang
disebabkan oleh FSH dan HCG.
e. Pengobatan tumor hipofisis atau hipotalamus dengan bromokriptin
f. Subfertilitas idiopatik dapat diobati dengan clomiphene.
g. Perbaikan varikokel meningkatkan kualitas sperma.
h. penyesuaian gaya hidup yang sederhana dan efektif. seperti meningkatkan nutrisi dan
menghindari aklimatisasi terhadap panas, pakaian ketat
i. Perhatikan baik-baik pelumas yang Anda gunakan selama koitus yang tidak mengandung
spermatisida.
G. Komplikasi
Infertilitas pada pria tidak memberikan komplikasi langsung terhadap pasien. Namun
tata laksana yang dilakukan adalah penyebab dasar dari komplikasi itu sendir
6
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri dan lain-lain):
Nama : Ny. I
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SD
Alamat : Kuripa
n, Cilacap
Pasien mengatakan adanya nyeri pada area testis dan kesulitan untuk
mempertahankan ejakulasi
7
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada area testis dan kesulitan untuk
mempertahankan ejakulasi. Dengan TTV TD: 110/67 mmHg, N: 70x/menit, RR:
22x/menit, S: 37℃, Spo2: 99%, pasien terlihat cemas.
Genogram:
Keterangan
: Laki – laki
: Perempuan
8
C. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Riwayat medis sebelumnya:
Penyakit: Pasien mengatakan sakit perut hingga sulit makan.
Pembedahan: Pasien mengatakan tidak ada
Persepsi tentang kesehatan: Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti
ini dan merasa lelah dengan penyakitnya
9
Kewaspadaan: Pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu keaamanan
Kesimpulan dari data Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan, yang akan
dilanjutkan untuk dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat hanya berobat jalan jika
merasa nyeri perut hingga sulit makan, pasien mengtakan ini pertama kalinya
merasanya sesak nafas hingga nyeri perut, pasien mengatakan seorang perokok aktif,
dan pasien mengatakan merasa lelah dengan penyakitnya.
2. Pola nutrisi dan metabolik
TB: 167 cm BB 50 kg
Fluktuasi (turun dan naiknya) BB 6 bulan terakhir: Pasien mengatakan berat badannya
tidak naik maupun turun.
10
Kesimpulan dari data Pola nutrisi dan metabolik, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan terlihat tidak menghabiskan makanannya,
pasien mengatakan makan dan minum dapat dilakukan secara mandiri tanpa bantuan
biasanya 2-3 kali/hari, pasien mengatakan makanan yangdidapat adalah bubur dan
pasien mengatakan tidak menggunakan gigi palsu. Kondisi mulut dan bibir pasien
terlihat pink kehitaman dan sedikit kering dan kondisi kulit pasien lembab agak dingin,
tidak ada memar atau lesi.
3. Pola eliminasi
Kebiasaan buang air besar (BAB): Pasien mengatakan BAB lancar, tidak terasa nyeri dan
sudah BAB di pagi hari
Warna: Kuning
Kejernihan: Jernih
Jumlah: ± 50 cc
Masalah: Tidak ada masalah
Penggunaan alat bantu: Pasien tidak menggunakan alat bantu
Inspeksi: Abdomen simetris
Auskultasi: Bising usus normal 15x/menit
Palpasi: Nyeri tekan pada perut kanan dan kiri
Perkusi: Abdomen timpani, keras
Kesimpulan dari data Pola eleminasi, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan pada
analisa data :
Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar tidak ada nyeri, pasien juga tidak menggunakan
alat bantu, pemeriksaan fisik abdomen pasien ada nyeri tekan pada perut kanan dan kiri,
abdomen simetris, bising usus 15x/menit dan perkusi abdomen pasien timpani, keras
4. Pola aktivitas dan olahraga
Muskuloskeletal
[ ] Tremor
11
[ ] Atrofi
[ ] Pembengkakan
Kemampuan perawatan diri:
0 = independen 1 = dengan bantuan alat 2 = dengan bantuan orang lain
3 = dengan bantuan orang lain dan alat 4 = tergantung/tidak dapat melakukan
Skala
Aktivitas sehari-hari
0 1 2 3 4
Makan ✔
Mandi ✔
Berpakaian ✔
Toileting ✔
Pindah dari tempat tidur ✔
Transferring ✔
Ambulating ✔
Naik tangga ✔
Berbelanja ✔
Memasak ✔
Pemeliharaan rumah tangga ✔
Kardiovaskuler
Denyut nadi (DN): [√] teratur [] tidak teratur [ ] kuat [ ] lemah [ ] DN radial [ ] DN apical
Tekanan darah: 107/75 mmHg
12
Ekstremitas:
Suhu rabaan: [] dingin [√] hangat [ ] panas
Capillary refill: [ √] < 3 detik [ ] > 3 detik [ ] cepat [ ] lambat [ ] warna (jelaskan) warna kulit
pasien kecoklatan
Pasien mengatakan aktivitas sehari-harinya dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang
lain dan tidak menggunakan alat bantu apapun, denyut nadi tidak teratur dan pasien
tampak sesak nafas dengan pernapasan 18x/menit, pasien juga mengatakan menggunakan
alat bantu pernafas yaitu selang kanul tetapi tidak ada bunyi pernafasan tambahan.
13
[] iya [√] tidak
Metode yang digunakan untuk tidur
: [ ] minum obat (jelaskan)
: [ ] minum air hangat
: [√ ] kebiasaan (mandi, membaca, nonton tv, mendengarkan musik)
Kesimpulan dari data Pola istirahat dan tidur, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data :
Pasien mengatakan dapat tidur dengan baik ketika tidak terasa merasakan sakit dan pasien
mengatakan sering begadang dan sering terbangun di malam hari, pasien juga mengatakan
sebelum tidur sering bermain hp terlebih dahulu.
14
Region (R): Perut
Severity/Scale (S)/Keparahan/Skala/Intensitas: (Skala 5 )
Timing (T)/Seberapa sering dan kapan teijadinya nyeri: terus menerus dan hilang timbul
Isi pikir: Pasien mengatakan sakit tetapi tidak terlalu sakit
Panca indera:
Lapang pandang: [√ ] dalam batas normal [ ] menggunakan kaca mata [ ] menggunakan
lensa kontak [ ] buta
Prostesis: [ ] mata buatan (kiri/kanan)
Pendengaran: [√ ] dalam batas normal [ ] terganggu (kiri/kanan) [ ] tub (kiri/kanan) [ ]
menggunakan alat bantu dengar [ ] tinnitus [ ] ada pengeluaran cairan dari telinga
Sentuhan: [ √] dalam batas normal [ ] abnormal [ ] kesemutan
[ ] mati rasa
Penciuman: [ √] dalam batas normal [ ] abnormal
Kemampuan untuk:
Berkomunikasi: Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, pasien dapat membaca maupun
menulis dengan baik
Kemampuan membuat keputusan (subjektif): [ √] mudah [ ] terganggu sebagian [ ] sulit
Kesimpulan dari data Pola kognitif dan persepsi, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data:
Pasien mengatakan merasa nyeri di perut, pasien mengatakan tidak menggunakan alat
bantu apapun dan pasien berkomunikasi dengan baik dan normal
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Penampilan: [√] tenang [] cemas [] irritable [] menolak [] gelisah []
berpenampilan/berpakaian sesuai [ √] rapih
Tingkat kecemasan: Pasien merasa cemas dengan penyakitnya, skala 4
Subjektif (Skala 0-10) Skala
Objektif [ ] wajah kemerahan [√ ] perubahan volume suara [ ] perubahan kualitas suara
(gemetar/ragu-ragu) [ ] ketegangan otot (menggenggam tinju santai/mulut terkunci)
Bahasa tubu (jelaskan): pasien terlihat lemas
Kontak mata: kontak mata ada
Menjawab pertanyaan: [√ ] segera [ ] ragu-ragu
Pandangan terhadap diri sendiri (subjektif): [ √] positif [ ] netral [ ] kadang-kadang negatif
Tingkat pengontrolan terhadap situasi (subjektif): (Skala 4)
15
Citra tubuh (subjektif): (Bagaimana pendapat pasien tentang perubahan struktur atau fungsi
tubuh karena penyakit?) [ ] tidak ada perubahan [ ] tidak tahu pasti [ √] ada perubahan
(jelaskan) pasien mengatakan kesulitan menjalani aktivitas ketika sedang sakit karena
merasa lemas
Kesimpulan dari data Pola persepsi diri dan konsep diri, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data : pasien mengatakan mencemaskan penyakitnya tetepai tetap
tenang dalam masa pengobatan dengan penyakitnya dan sering mengeluh lemas
16
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Perempuan:
HPHT: G: P: A:
Menopause: [ ] iya [ ] belum tahun
Kontrasepsi: [ ] iya [ ] tidak Jenis
Perdarahan vagina: [ ] tidak [ ] iya (jelaskan)
Pap smear terakhir:
Riwayat penyakit menular seksual: [ ] ada [ ] tidak ada
Laki-laki:
Riwayat masalah prostat: [ ] ada [√ ] tidak ada
Riwayat pengeluran dari penis (penile discharge), perdarahan, lesi [ ] ada [√ ] tidak ada
Pemeriksaan protat terakhir: pasien mengatakan tidak pernah
Riwayat penyakit menular seksual: [ ] ada [ √] tidak ada
Apakah masalah-masalah di atas berpengaruh terhadap fungsi seksual? Kesulitan untuk
mempertahankan ejakulasi
Apa yang menjadi perhatian (concern) seksual saat ini? Nyeri pada testisdan kesulitan
mempertahankan ejakulasi
Kesimpulan dari data Pola seksualitas dan reproduksi, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan ada masalah dan menjadi perhatian dalam pola seksualitas
10. Pola koping dan toleransi stres
Tanda-tanda stres berlebihan (menangis, meremas-remas tangan, mengepalkan tinju)
jelaskan pasien beberapa kali terlihat mengerang kesakitan sambil menggerak-gerakkan
kaki dengan menendang: pasien mengeluh sesak dan lemas
Tanyakan kepada pasien tentang:
Cara utama mengatasi stress? pasien mengatakan dengan beristirahat
Hal yang menjadi perhatian berkaitan dengan hospitalisasi/penyakit: (finansial, perawatan
diri)
Pasien mengatakan melakukan perwatan diri dengan baik dirumah dan pemeriksaan rutin
dirumah sakit
Apakah pernah mengalami kehilangan (loss) dalam satu tahun terakhir: [ ] iya [√ ] tidak
11. Pola nilai-nilai dan keyakinan
[ √] Islam [ ] Kristen [ ] Protestan [ ] Katolik [ ] Hindu [ ] Budha [ ] Yahudi [ ]
Tanyakan kepada pasien tentang:
Keterbatasannya dalam menjalankan agama: pasien mengatakan ketika sakit jarang
17
melakukan kegiatan ibadah
Praktik beragamanya: pasien mengatakan sholat dan berdoa
Perhatiannya (concern) berkaitan dengan kemampuannya mempraktikkan kewajiban
agamanya: [ ] ada [√ ] tidak ada
Kesimpulan dari data Pola koping dan toleransi stress, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data :
Pasien mengatakan ketika sakit kesulitan dam melakukan kegiatan beribadah dan jarang
dilakukan
D. Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium:
Tgl Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Intepretasi
1/01/2023 Haemoglobin 6.9 13.2 - 17.3 Low
Leukosit 39.50 5.00 - 13.50 High
Hematokrit 20.8 39.6 - 51.9 Low
Eritrosit 2.41 4.50 - 6.50 Low
Trombosit 543 150 - 450 Normal
MCH 28.6 27.0 - 31.2 Normal
MCHC 33.2 31.8 - 35.4 Normal
MCV 86.3 81.0 - 91.6 Normal
RDW 14.5 11.5 – 14.5 Normal
Netrofil 96.40 39.30 - 73.70 High
Limfosit 2.60 18.00 - 48.30 Low
Monosit 0.700 4.400 - 12.700 Low
Eosinophil 0.100 0.600 – 7.300 Low
Limfosit 1.0 1.0 – 3.7 Normal
BUN 130.0 7 - 18 High
Kreatinin 11.56 0.60 - 1.30 High
Natrium 131 135 - 155 High
Kalium 5.4 3.5-5.5 Normal
TIBC 16 250 - 450 Low
1/01/2023 Albumin 3.0 3.4 -5.0 Low
b. Pengobatan
− Inj omeprazole 2x1
− Injeksi meropenem 3x1 gr
− Injeksi ketorolac
18
ANALISA DATA
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
DS: Ansietas ketidaktahuan
tentang akhir proses
- Pasien mengatakan nyeri pada area testis
diagnostik
dan kesulitan mempertahankan ejakulasi
P: saat beraktivitas
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: hilang timbul
S: skala 5
T: tidak terus menerus
DS:
- Pasien tampak khawatir dengan
penyakitnya
TD: 107/75 mmHg
N: 82x/menit
S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%
DS: Gangguan konsep gangguan fertilitas
diri ; harga diri
- Pasien mengatakan merasa malu dengan
rendah
kondisinya
DO:
- Pasien terlihat cemas
TD: 107/75 mmHg
N: 82x/menit
S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%
DS: Ketidakberdayaan kurang
- Pasien mengatakan sudah tidak pernah kontrol terhadap
melakukan hubungan intim dengan prognosis
pasangan semenjak penyakit muncul
DO:
- Pasien tampak malu dan cemas saat
membicarakannya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostik
2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
3. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis
19
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa SLKI SIKI Nama/TTD
Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Jelaskan tujuan test dan prosedur
berhubungan 2. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh :
3x24 jam diharapkan cemas berkurang
dengan menolak, depresi, dan marah
ketidaktahuan dengan kriteria hasil: 3. Dorong keluarga untuk menganggap pasien seperti
tentang akhir sebelumnya
Klien mampu mengungkapkan
proses diagnostik 4. Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi
tentang infertilitas dan
bagaimana treatmentnya
Klien memperlihatkan adanya
peningkatan kontrol diri terhadap
diagnosa infertile
Klien mampu mengekspresikan
perasaan tentang infertil
20
2. Gangguan konsep setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Tanyakan dengan nama apa pasien ingin dipanggil
diri ; harga diri 2. Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh
selama 3x24 jam diharapkan klien
rendah kenyaman dan siapa yang harus memberitahuakan jika
berhubungan menunjukkan integritas diri konsep terjadi keadaan bahaya
dengan gangguan 3. Dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien
pribadi dan perubahan gambaran Diri
fertilitas 4. Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan efek
Kriteria Hasil: yang ditimbulkan dari penyakit / kondisi
Klien mampu mengekspresikan
perasaan tentang infertil
Terjalin kontak mata saat
berkomunikasi
Mengidentifikasi aspek positif diri
21
3 Ketidakberdayaan setelah dilakukan dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melaukan
berhubungan
keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan sehari - hari
dengan kurang
kontrol terhadap diharapkan klien dapat mengembalikan 2. Hindari melaukan sesuatu untuk pasien yang dapat
prognosis
kemandiriannya. dilakukan pasien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai
Kriteria Hasil: kebutuhan
Mendemonstrasikan teknik / 3. Sadari perilaku / aktivitas impulsif karena gangguan dalam
perubahan gaya hidup untuk mengambil keputusan
memenuhi kebutuhanperawatan 4. Pertahankan dukungan, sikap yang tegas, beri pasien
diri waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya
Melakukan aktivitas perawatan
diri sesuai tingkat kemampuan
sendiri
Mengidentifikasi sumber pribadi
dan komunitas dalam
memberikan bantuan sesuai
kebutuhan
22
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
- Pasien tampak masih khawatir dengan penyakitnya
TD: 110/90 mmHg
N: 80x/menit
S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Dorong keluarga untuk menganggap pasien seperti
sebelumnya
Pemberian injeksi ketorolac
Informasikan hasil pemantauan
2 01/01/23 2 Tanyakan dengan nama apa pasien ingin S:
23
dipanggil - pasien mengatakan terasa lelah dan lemas
Identifikasi orang terdekat dari siapa - Pasien mengatakan masih khawatir dengan
pasien memperoleh kenyaman dan siapa kondisinya dan takut akan kondisinya
yang harus memberitahuakan jika terjadi - Pasien mengatakan sedang berusaha untuk tenang
keadaan bahaya dan memahami kondisinya
Dengarkan dengan aktif masalah dan O:
ketakutan pasien - pasien tampak lemah
Diskusikan pandangan pasien terhadap - pasien lebih suka berbaring
citra diri dan efek yang ditimbulkan dari TD: 110/90 mmHg
penyakit / kondisi N: 80x/menit
- S: 36,5℃
RR: 18x/menit
SPO2: 99%
P : lanjutkan intervensi
Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan
efek yang ditimbulkan dari penyakit / kondisi
24
beri pasien waktu yang cukup untuk waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya
mengerjakan tugasnya
25
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2016. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius
26