Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

INFERTILITAS

A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Menurut beberapa ahli infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami istri
untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi
selama satu tahun, Djuwantono (2008).
Infertilitas (ketidaksuburan) merupakan suatu kondisi dimana pasangan suami
istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu satu tahun dengan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun. Atau infertilitas merupakan
ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan.
Sebuah istilah dapat juga dapat di artikan sebagaia kegagalan,tidak berhasil,atau
tidak dapat membentuk. Istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang reproduksi
yang dimaksudkan untuk membuahkan manusia maupun hewan. Reproduksi
dilakukan melalui hubungan seksual antara pria dan wanita atau jantan dan betina.
Pada manusia, infertilitasi mengistilahkan ketidakmampuan pasangan atau salah satu
di antara pasangan untuk memiliki keturunan. Banyak nfaktor secara biologis yang
dapat menyebabkan infertilitas, meskipun begitu hal tersebut dapat diobati dengan
bantuan teknologi.

2. ETIOLOGI
Terkait Wanita:
A. Masalah Vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis dan trikomonas vaginalis hebat dapat
menyebabkan infeksi lanjut pada serviks, endometrium, serta tuba falopi yang
merupakan organ vital dalam proses terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual dapat
mengakibatkan kegagalan penetrasi penis, selain itu apabila lingkungan vagina
sangat asam, daya hidup sperma akan berkurang.
B. Uterus
Uterus merupakan tempat melekatnya ovum yang telah dibuahi, sehingga
apabila terjadi masalah pada uterus, nidasi ovum tidak dapat terjadi. Kelainan
seperti polip endometriium, adenomiosis, mioma uterus, dan beberapa masalah
lain seperti pasca kuretase dan abortus septik dapat mengganggu implantasi,
pertumbuhan nutrisi, serta oksigenasi janin.
Terkait Pria:
A. Faktor Koitus Pria
Faktor koitus pria yang merupakan salah satu penyebab infertilitas meliputi
spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal, kelainan anatomi, dan disfungsi
seksual. Keabnormalitasan spermatogenesis dapat terjadi akibat terpajan bahan
kimia, radiasi, atau dapat pula terjadi karena kelainan kromosom. Pada kelainan
anatomi, biasanya karena tidak adanya vasdeferens kongenital, obstruksi
vasdeferens, serta kelainan sistem ejakulasi kongenital.
B. Masalah ejakulasi
Masalah ejakulasi berhubungan dengan diabetes melitus kerusakan saraf, atau
obat-obatan.
C. Faktor Pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di bawah temperatur tubuh,
sehingga sering kali ketidak efektifan spermatogenesis terjadi pada pria pemadam
kebakaran atau pengemudi jarak jauh.
D. Masalah Interaktif
Masalah interaktif berupa permasalahan yang berasal dari penyebab spesifik
yang berbeda-beda antar pasangan, seperti frekuensi senggama yang tidak
memadai, waktu senggama yang buruk, perkembangan atibodi terhadap sperma
pasangan dan ketidak mampuan sperma untuk melakukan penetrasi ke ovum.
Selain beberapa faktor terkait dengan pria dan wanita, terdapat beberapa penyebab
lain yang dapat menyebabkan infertilitas seperti usia. Faktor usia sangat
berpengaruh pada kesuburan wanita dan pria. Seiring bertambahnya usia,
kemampuan ovarium wanita dalam memprosuksi ovum akan mengalami
penurunan. Begitu juga dengan pria, meskipun sperma terus diprosuksi, namum
morfologi sperma akan menurun seiring bertambahnya usia. Obesitas juga
menjadi salah satu penyebab infertilitas, terutama pada wanita karena kelebihan
berat badan dapat mempengaruhi hormom estrogen dan mengurangi kemampuan
untuk hamil. Penelitian juga menunjukan bahwa peningkatan kadar prolaktin dan
Lutheinizing Hormone (LH) berhubungan erat dengan masalah psikis dimana
kesedihan cenderung dapat meningkatkan prolaktin yang akan mengakibatkan
gangguan pengeluaran LH dan menekan hormon gonadotropin yang berpengaruh
pada proses ovulasi.

3. TANDA DAN GEJALA


A. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)
 Afek depresi
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
B. Gejala lainnya
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang

4. PATOFISIOLOGI
A. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan
stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak
adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.Penyebab
lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan padaovulasi. Gangguan
bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dariinfertilitas, diantaranya
cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapatlewat dan tidak terjadi
fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi
tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadifertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi
proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi
genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia
tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan
melibatkan reaksi imunsehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma
tidak bisa bertahan,
infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
B. Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan
hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok,
penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma
dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang
mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya
akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang
mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
5. PATHWAY

Pada wanita Pada Pria

Gg. Hipotalamus dan Disfungsi Hipotalamus


Hipofisis, terpapar radiasi, dan hipofisis, gaya
toksik, Gaya Hidup hidup, terpapar radiasi,
toksik

Mempengaruhi hormone
dalam tubuh (Produksi Ketidakseimbangan
Hormon tidak seimbang) Hormonal

Pembentukan FSH dan Lh


Fungsi Testis Obstruksi Ketidakmampuan
menurun ductus & untuk
Terjadi gg. Pada pembentukan tubulus koitus/ejakulasi
folikel di ovarium

Produksi
sperma inflamasi
Mempengaruhi
gg. bentuk anatomi menurun
factor
system reproduksi
psikologis
Bentuk sperma Resiko
Bentuk tuba palopi yang tidak menjadi infeksi
sesuai akibat cedera/ infeksi abnormal Mempengaruhi
factor psikologis

Sperma tidak dapat lewat,


tidak terjadi fertilitas dari Ansietas
ovum dan sperma

Hasil konsepi tidak


berkembang

Tidak kunjung hamil Timbul rasa malu


dan tidak berguna

Ansietas
Harga Diri Rendah
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Radiologi
Dugaan masalah pada organ reproduksi istri yang letaknya dibagian dalam
akan dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi Hysterosalpingoraphy (HSG)
Pada tes ini, menggunakakn rontgen untuk melihat bentuk fisik dari
saluran tuba dan Rahim. Tes dimulai dengan memasukan cairan kontras ke Rahim
melalui vagina untuk melihat adakah sembatan- sumbatan di situ.
Bila diperlukan bisa juga dilakukan pemeriksaan laparoskopi. Pada
pemeriksaan ini, akan menggunakan alat yang disebut laparoskop guna melihat
keadaan bagian dalam rongga perut istri. Petugas akan membuat irisan kecil pada
kulit perut bagian bawah melalui kamera yang terdapat di laparoskop, petugas
dapat melihat kondisi ovarium, saluran tuba, dan Rahim.
B. Pemeriksaan Lab
Pada wanita, biasanya dokter akan menganjurkan uji laboratorium. Antara
lain untuk pemeriksaan hormone dan tes darah yang berhubungan dengan
fertilitas. Sedangan pada suami dilakukan analisis sperma.

7. PENATALAKSANAAN
Terapi non farmakologi
Teknologi reproduksi bantuan (assisted reproductivetechnology, ART) adalah
upaya-upaya terapi untukmenghasilkan kehamilan tanpa melibatkan hubungan
seksual. Beberapa upayatersebut antara lain: inseminasi intra uterin danfertilisasi
in vitro
a. Terapi farmakologi:
- Antiestrogen
- Metformin
- Gonadotropin beserta analognya,
- Dopamin agonis

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian focus

Langkah I (pertama) :
Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Perawat mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam 30 manajemen
kolaborasi perawat akan melakukan konsultasi. Pengkajian atau pengumpulan data
dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
keadaan pasien.
a. Data subyektif
1) Identitas pasien
a) Nama : Dikaji untuk mengenal atau memanggil agar tidak keliru
dengan pasien-pasien lain.
b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien masih dalam masa
reproduksi.
c) Agama : Untuk mengetahui pandangan agama klien mengenai
gangguan reproduksi.
d) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
e) Suku/bangsa : Dikaji untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari pasien.
f) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya.
g) Alamat : Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.

2) Alasan Kunjungan Alasan apa yang mendasari ibu datang.


Tuliskan sesuai uangkapan.
a) Keluhan Utama
Dikaji dengan benar-benar apa yang dirasakan ibu untuk mengetahui
permasalahan utama yang dihadapi ibu mengenai kesehatan reproduksi.
b) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan yang lalu
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang dulu pernah diderita yang dapat
mempengaruhi dan memperparah penyakit yang saat ini diderita.
(2) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yang berhubungan dengan gangguan reproduksi
terutama kista ovarium.
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gaangguan kesehatan pasien.
c) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, syah atau tidak,
umur berapa menikah dan lama pernikahan.
d) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui tentang menarche umur berapa, siklus, lama menstruasi,
banyak menstruasi, sifat dan warna darah,
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan system reproduksi sehubungan dengan menstruasi.
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Bertujuan untuk mengetahui apabila terdapat penyulit, maka bidan harus
menggali lebih spesifik untuk memastikan bahwa apa yang terjadi pada ibu
adalah normal atau patologis.
f) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini digunakan
ibu yang kemungkinan menjadi penyebab atau berpengaruh pada penyakit yang
diderita saat ini.
g) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
(1) Nutrisi
Dikaji tentang kebiasaan makan, apakah ibu suka memakan makanan yang
masih mentah dan apakah ibu suka minum minuman beralkohol karena
dapat merangsang pertumbuhan tumor dalam tubuh.
(2) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan air kecil
meliputi frekuensi, warna, jumlah.
(3) Hubungan seksul
Dikaji pengaruh gangguan kesehatan reproduksi tersebut apakah
menimbulkan keluhan pada hubungan seksual atau sebaliknya.
(4) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah klien beristirahat yang cukup atau tidak.
(5) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia.
(6) Aktivitas
Dikaji untuk menggambarkan pola aktivitas pasien sehari hari. Pada pola ini
perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.

b. Data Objektif
Seorang perawat harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien
dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen-komponen pengkajian data
obyektif ini adalah:
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Dikaji untuk menilai keadaan umum pasien baik atau tidak.
b) Kesadaran
Dikaji untuk menilai kesadaran pasien.
c) Vital sign
Dikaji untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya, meliputi : Tekanan darah, temperatur/ suhu, nadi serta pernafasan
a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki.


a) Kepala : Dikaji untuk mengetahui bentuk kepala, keadaan rambut rontok
atau tidak, kebersihan kulit kepala.
b) Muka : Dikaji untuk mengetahui keadaan muka oedem atau tidak, pucat
atau tidak.
c) Mata : Dikaji untuk mengetahui keadaan mata sklera ikterik atau tidak,
konjungtiva anemis atau tidak.
d) Hidung : Dikaji untuk mengetahui keadaan hidung simetris atau tidak,
bersih atau tidak, ada infeksi atau tidak.
e) Telinga : Dikaji untuk mengetahui apakah ada penumpukan sekret atau
tidak.
f) Mulut : Dikaji untuk mengetahui apakah bibir pecah-pecah atau tidak,
stomatitis atau tidak, gigi berlubang atau tidak.
g) Leher : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid,
limfe, vena jugularis atau tidak.
h) Ketiak: Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe
atau tidak.
i) Dada : Dikaji untuk mengetahui apakah simetris atau tidak, ada benjolan
atau tidak.
j) Abdomen : Dikaji untuk mengetahui luka bekas operasi dan pembesaran
perut.
k) Ekstermitas atas : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik atau tidak,
ikterik atau tidak, sianosis atau tidak.
l) Ekstermitas bawah : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik atau
tidak, sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek patella positif atau
tidak.
m) Genitalia : Untuk mengetahui apakah ada kelainan, abses ataupun
pengeluaran yang tidak normal.
n) Anus : Dikaji untuk mengetahui apakah ada hemorrhoid atau tidak.
2) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk melihat keadaan
muka, payudara, abdomen dan genetalia.
b) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan indera peraba atau tangan, digunakan
untuk memeriksa payudara dan abdomen.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ansietas b.d kekhawatiran tidak kunjung hamil
 Harga diri rendah b.d rasa malu
 Resiko ketidakberdayaan b.d rasa tidak berguna
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi ansietas


kekhawatiran tidak tindakan - Observasi
kunjung hamil keperawatan selama 1. Identivikasi saat tingkat ansietas
2x24 jam diharapkan berubah (mis. Kondisi, waktu,
ansietas dapat stressor)
teratasi, dengan 2. Identifikasi kemampuan mengambil
kriteria hasil: keputusan
1. Pasien tidak 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
cemas lagi dan non verbal)
2. Pasien sudah
mengetahui
tentang
- Terapeutik
penyakit
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
8. Diskusikan perencanaan yang realistis
tentang peristia yang akan datang

- Edukasi
1. Jelaskan prosedur yang termasuk
sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
3. Anjurkan keluarga agar tetap bersma
pasien, jika perlu
4. Anjurkan untuk melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
6. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Latih teknik relaksasi

- Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu

Harga diri rendah b.d Setelah dilakukan Dukungan Keyakinan


timbul rasa malu tindakan - Observasi
keperawatan selama 1. Identifikasi keyakinan, masalah dan
2x24 jam diharapkan tujuan perawatan
defisit pengetahuan 2. Monitor kesehatan fisik dan mental
dapat teratasi, pasien
dengan kriteria hasil:
1. Rasa malu
pada pasien
- Terapeutik
berkurang
1. Intergrasikan keyakinan dalam
rencana sepanjang perawatan tidak
membahayakan/beresiko
2. Fasilitasi pertemuan antara keluarga
dan tim kesehatan untuk membuat
keputusan
3. Fasilitasi memberikan makna terhadap
kondisi kesehatan

- Edukasi
1. Jelaskan bahaya atau resiko yang
terjadi akibat keyakinan negative
2. Jelaskan alternative yang berdampak
positif untuk memenuhi keyakinan dan
perawatan
3. Berikan penjelasan yang relevan dan
mudah dipahami
Resiko ketidakberdayaan Setelah dilakukan Promosi Harapan
b.d rasa tidak berguna tindakan - Observasi
keperawatan selama 1. Identivikasi harapan pasien dan
2x24 jam diharapkan keluarga dalam pencapaian hidup
ansietas dapat
teratasi, dengan
kriteria hasil:
- Terapeutik
1. Rasa tidak
1. Pandu mengingat kembali kenangan
berguna pada
yang menyenangkan
pasien
2. Libatkan pasien secara aktif dalam
menghilang
perawatan
3. Kembangkan rencana perawatan yang
melibatkan tingkat pencapaian tujuan
sederhana sampai dengan kompleks.
4. Berikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga terlibat dengan dukungan
kelompok
5. Ciptakan lingkungan yang
memudahkan mempraktikan
kebutuhan spiritual

- Edukasi
1. Anjurkan mengungkapkan perasaan
terhadap kondisi dengan realistis
2. Anjurkan mempertahankan hubungan
3. Anjurkan mempertahankan hubungan
terapeutik dengan orang lain
4. Latih cara mengembangkan spiritual
diri
5. Latih cara mengenang dan menikmati
masa lalu
DAFTAR PUSTAKA

Saefuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP-SP, 2002.
Sastrawinata, Suliman, 2005, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 2, FKUP :
Jakarta.
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2016) Standar Diagnosis Keperawatan indonesia: definisi
dan indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPPPPNI

Anda mungkin juga menyukai