BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dikerjakan oleh profesi medis, keperawatan dan non medis, salah satu layanan
yang ada di rumah sakit adalah layanan pengobatan melalui operasi (Arif,
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2019 dalam Sartika
(2020), jumlah pasien dengan tindakan operasi dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Tahun 2018 terdapat 148 juta jiwa pasien diseluruh Rumah Sakit
Rumah Sakit se Indonesia dengan pasien operasi sebanyak 1,2 juta jiwa. Pada
tahun 2019 diperkiraan 11% dari beban penyakit di dunia dapat di tanggulangi
dengan pembedahan dan WHO menyatakan bahwa kasus bedah adalah masalah
1
2
lambung, kanker colon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis,
tindakan operasi secara keseluruhan. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini
akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Pengkajian secara integral dari
fungsi klien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan
untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu tindakan operasi diawali pada fase pre
dan akurat dapat membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan
cepat, aman dan nyaman sehinga pasien tidak cemas (Sugeng, 2010).
Salah satu dari respon psikologis dari pasien yang mengalami pada pre
operasi dan post operasi dapat berupa kecemasan. Respon psikologis karena
tindakan pembedahan dapat berkisar cemas ringan, sedang, berat sampai panik
disharmoni dalam tubuh. Pada pasien pre operasi apabila mengalami tingkat
kecemasan tinggi, maka hal itu merupakan respon maladaptif yang dapat
(Vellyana, 2017).
tidak menyenangkan dan dialami oleh setiap makhluk hidup dalam keadaan
(respon fight, flight atau freeze, tidak mungkin untuk belajar) (Heru, 2019).
pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dapat diantisipasi dengan
4
dan kecemasan ini sangat di pengaruhi oleh karakteristik dari responden itu
pembedahan, takut terjadi perubahan fisik (menjadi buruk rupa dan tidak
peralatan bedah dan petugas, takut mati saat dilakukan anastesi, dan takut akan
gagal, takut akan perubahan fisik (menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi
normal), keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti), mati saat
dilakukan anestesi, mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang
kecemasan pada pasien pre operasi diantaranya umur tingkat kecemasan pasien
yang usia yang lansia juga memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terhadap
tindakana operasi karena memikirkan hal yang akan terjadi seperti saat
pendidikan pendidikan pasien yang rendah seperti SD, SMP, SMA berbeda
kecemasan yang akan dialami (Kistan, 2019) . Kalau di lihat dari jenis kelamin
401 Rumah sakit dan peritah daerah yang dilaksanakan sebanyak 642.632,
berdasarkan jenis opeasi. Pada kelas A jumlah operasi besar adalah 8.364, kelas
B operasi besar 76.969, pada kelas C jumlah operasi besar adalah 65.987, pada
Data WHO tentang tingkat kecemasan pasien pre operasi terdapat 35 juta
orang terkena kecemasan dan depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia dalam menghadapi persiapan pre operasi.
sekitar 11,6% populasi Indonesia (27.708.000 orang) yang usianya diatas 15 tahun dan
di Provinsi Sumatra Barat terdapat 155.208 jiwa penduduk dan sebanyak 47.692
kecemasan pasien yang akan menjalani operasi di Ruang Rawat Inap Melati RSUD
keluarga pada pasien yang akan menjalani tindakan operasi. Hasil penelitian Rizka
(2019) Gambaran tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah mayor di
6
kecemasan yaitu sebanyak 15 orang (37,5%) dan berjenis kelamin yang sama
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
ilmiah
2. Tujuan Khusus
ilmiah
8
artikel ilmiah
artikel ilmiah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
tindakan operasi
2. Manfaat Praktis
tenaga perawatan serta sebagai data dan hasil penelitian yang dapat
penelusuran dengan membaca berbagai sumber link, buku, jurnal yang terdiri
dari google scholar, SINTA, Elsevier, dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan
dengan topik penelitian untuk menjawab isu dan permasalahan yang ada.