Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
Post Operasi merupakan kondisi pasca dilakukan pembedahan dan
penanganan secara medis untuk mengobati atau memperbaiki jaringan atau organ
yang rusak dimulai saat klien dipindahkan ke ruangan operasi dan berakhir
keruangan pemulihan (Bashir, 2020). Pembedahan merupakan tindakan
pengobatan yang menggunakan teknik invansif dengan cara membuka atau
menampilkan jaringan tubuh yang akan ditangani melalui sayatan dan berakhir
dengan penjahitan luka (Venny, 2014).
Kasus post operasi yang saat ini terjadi mencapai 144 juta tindakan, 20%
tindakan tersebut di lakukan pada klien dengan resiko tinggi yaitu angka mortalitas
yang mencapai 80%. Jumlah pasien yang risiko moderat mencapai 20% dan jumlah
komplikasi minor mencapai 20%. Berdasarkan data yang di dapat komplikasi minor
ini akan meningkatkan biaya dari suatu pembedahan (WHO, 2015). Badan
kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa angka
kejadian infeksi Luka Operasi atau Surgical Site Infection (SSI) didunia berkisar
antara 5% sampai 15% mengindikasikan bahwa Infeksi Luka Operasi (ILO)
merupakan infeksi ketiga tersering yang terjadi di Rumah sakit sekitar 14-16% dari
total pasien di rumah sakit mengalami ILO (WHO, 2013). Kejadian infeksi dialami
pasien pada hari ke 7 dan 10 post operasi. Tindakan operasi di Indonesia menempati
urutan ke 11 dari 50 pertama penanganan pola penyakit di Rumah sakit se-
Indonesia yang diperkirakan 32% diantara merupakan tindakan bedah laparotomi
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Berdasarkan data Depkes RI
(2013), prevalensi kejadian infeksi pada pasien post operasi di Indonesia tahun
2013 sebesar 1,6% infeksi akibat fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak steril.
Berdasarkan data yang didapat dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Rumah Sakit Pusri Palembang angka kejadian infeksi luka operasi pada tahun 2014
sebanyak 6% , pada tahun 2016 berkisar antara 4% (Profil PPI RS Pusri Palembang,
2016).
Tindakan operasi dapat menimbulkan resiko Infeksi Luka Operasi (ILO)
yang merupakan salah satu komplikasi pasca operasi, yang akan memperpanjang
waktu pengobatan sehingga akan menambah biaya pengobatan, selain itu infeksi
luka operasi dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian (Rahman et al, 2018).

1
Infeksi Luka Operasi ditandai dengan luka yang tampak kemerahan, mengeluarkan
pus, nyeri, edema, serta adanya peningkatan suhu tubuh pasien post operasi. Faktor
yang menyebabkan terjadinya infeksi pada luka post operasi bersifat multifaktor
diantaranya faktor sebelum operasi, faktor intraoperasi (dalam operasi), faktor
Individu (diri sendiri) dan faktor post operasi (setelah operasi ) (Gray & Hawn,
2017) .
Prosedur tindakan perawatan luka post operasi sangat menentukan dalam
pencegahan infeksi dengan mengendalikan perkembangan serta pertumbuhan
mikroorganisme (Astuti, 2019). Prinsip pencegahan infeksi luka post operasi
didasarkan pada pemutusan rantai kejadian yang menyebabkan organisme
berpindah dari sumber kedalam hospes yang rentan serta mengadakan multiplikasi
disana (Morison, 2013).
Upaya pencegahan infeksi yang dapat diberikan perawat kepada keluarga
dan pasien meliputi : manajemen perawatan luka, perbaikan nutrisi, istirahat dan
tidur yang seimbang, menghindari stress dan mendorong keluarga untuk
membiasakan diri melakukan hygiene personal, misalnya membiasakan diri
mencuci tangan dan mandi secara teratur. Pencegahan infeksi luka post operasi
merupakan salah satu prinsip dari manajemen perawatan luka yang dapat
mengakibatkan kesembuhan luka pasca operasi tertunda, pencegahan infeksi tidak
hanya dilakukan di rumah sakit tetapi juga dilakukan di rumah, bahkan di setiap
tempat yang memungkinkan (Bangun, 2018).
Hasil yang diperoleh dari peneliti di Rumah Sakit Elisabeth Medan bahwa
peran keluarga dalam pencegahan infeksi post operasi yang dilakukan pada 10
pasien anggota keluarga, mendapatkan 7 orang responden telah melakukan cuci
tangan dengan baik sebelum melakukan kegiatan dan keluarga dari pasien post
operasi membantu memandikan dengan cara dilap dengan sabun antiseptik agar
area sekitar luka bersih dan mengurangi kejadian infeksi (Nursalam, 2011). Data
tersebut dapat disimpulkan bahwa anggota keluarga pasien post operasi cukup baik
dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi berupa cuci tangan dalam perawatan
luka post operasi.
Pada perawatan luka post operasi ini peran keluarga dalam pencegahan
infeksi luka post operasi sangat diperlukan (Lisdayanti, 2019). Menurut Makhfudli
dan Efendi (2011) mengatakan bahwa peran keluarga adalah memberikan

2
perawatan dan pemeliharaan kesehatan, yaitu mempertahankan keadaan kesehatan
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi antara lain memelihara fisik
anggota keluarga, termasuk membantu pasien dalam pengambilan keputusan untuk
perawatan luka untuk mencegah infeksi di area luka post operasi. Keterlibatan
keluarga turut mempengaruhi perilaku individu, oleh karena itu peran keluarga
sangat mendukung dalam mencapai keberhasilan perawatan post operasi di rumah
(Wardani, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Eka, et al (2019) tentang tingkat
pengetahuan perawatan luka post operasi menunjukkan bahwa terdapat 80%
diantaranya memiliki tingkat pengetahuan tentang perawatan luka pasca operasi
kurang baik sehingga berpotensi terjadi infeksi pada luka. Sedangkan hasil survey
penelitian lain menyatakan bahwa jumlah pasien yang terinfeksi Tahun (2016)
berkisar 10 pasien dan Tahun (2017) berkisar 11 pasien yang disebabkan karena
keluarga kurang mengetahui perawatan luka post operasi dengan ditandai
munculnya tanda gejala infeksi, berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan
bahwa masih kurangnya pengetahuan keluarga pasien post operasi dalam
melakukan perawatan luka operasi untuk mencegah infeksi pada luka post operasi.
Sedangkan perawatan luka post operasi harus menggunakan prinsip prosedur
pencegahan infeksi baik didasarkan oleh personal hygiene, tehnik septic dan
antiseptic yang benar ,menggunakan pembalut yang bersih dan selalu diganti
setelah pembersihan luka maupun perawatan luka steril pada area luka post operasi
(Rahman et al, 2018).
Edukasi kesehatan merupakan suatu upaya dalam mempromosikan
kesehatan sehingga edukasi kesehatan merupakan suatu upaya dalam
mempromosikan kesehatan sehingga masyarakat mengenal dan menerima pesan-
pesan kesehatan sehingga masyarakat mau berperilaku hidup sehat (Bangun, 2018).
Hal ini berkaitan dengan perkembangan dari ilmu keperawatan dan luasnya ilmu
akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan tindakan. Edukasi
kesehatan yang akan disampaikan kepada keluarga dan pasien post operasi
menggunakan booklet yang bertujuan untuk mempermudah dalam memberikan
edukasi dan informasi kepada keluarga pasien post operasi mengenai perawatan
luka untuk mencegah infeksi post operasi. Media booklet merupakan metode

3
pendidikan kesehatan yang dapat mempermudah dalam penyampaian pengetahuan
kepada sasaran (Puspitaningrum et al, 2017).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik membuat luaran yang berbentuk
Booklet dengan judul “Metode Pencegahan Infeksi Pada Luka Pasien Pasca
Operasi”. Pemilihan media Booklet sebagai hasil luaran karena media ini
menyimpan pesan dalam bentuk tulisan (verbal) dan gambar (non verbal) (Intan,
2017). Booklet yang berisikan cara perawatan luka untuk mencegah infeksi luka
operasi yang sesuai prosedur. Media menggunakan kata yang singkat, jelas,
terperinci dan terdapat gambar yang mendukung untuk mempermudah pasien
dalam pemahaman dari isi Booklet (Arsyad, 2016).
Media Booklet diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
khususnya keluarga dan pasien post operasi sehingga mendapatkan informasi
tentang metode pencegahan infeksi pada pasien post operasi. Adapun manfaat
Penggunaan media booklet yang akan digunakan penulis baik terhadap mahasiswa
dan tenaga kesehatan sebagai bahan bacaan tentang pencegahan infeksi untuk
meminimalisir terjadinya komplikasi pada pasien post operasi.

Anda mungkin juga menyukai