PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Alliance for Patient Safety yaitu program bersama dengan berbagai
pengetahuan yang dimiliki saat ini, sumber data yang tersedia. Konteks
tenaga medis berperan sebagai pemeran utama. Oleh sebab itu tenaga medis
yang selanjutnya disebut insiden yaitu setiap kejadian yang tidak disengaja
1
2
dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian
memberikan kontribusi 2.6 juta kematian akibat perawatan yang tidak aman
2022 data yang telah terlaporkan di Indonesia, angka kejadian IKP sampai
bahwa provinsi DKI Jakarta berada di urutan tertinggi, yaitu 37,9% lebih
15,9%, D.I. Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatera Selatan 6,9%,
Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%, Aceh 10,7%, dan Sulawesi Selatan 0,7%). Jika
dilihat dari tipe kejadian insiden, ditemukan bahwa Kejadian Nyaris Cedera
96,1% adalah kejadian nyaris cedera atau sering disingkat KNC (Nurhiyati,
2022).
3
Health Organization, 2021), sebab telah menjadi indikator yang paling utama
rumah sakit. Salah satu jenis infeksi yang sering terjadi adalah infeksi
nosokomial.
tempat pelayanan kesehatan lain yang belum tampak atau tidak sedang masa
inkubasi pada saat pasien pertama kali masuk atau yang terjadi selama pasien
dirawat di rumah sakit lebih dari 48 jam, yang tidak muncul pada saat masuk
rumah sakit. Termasuk juga infeksi yang didapatkan pasien selama masa
4
perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang baru muncul setelah
pasien telah keluar, maupun juga infeksi pada staf rumah sakit. (WHO 2021).
mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
bila tangan terlihat kotor atau terkontaminasi dengan durasi waktu 60 detik
dekontaminasi tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda dengan durasi waktu
sesudah terkena cairan tubuh pasien, sesudah kontak dengan pasien dan
efektif mencuci tangan yaitu bersihkan tangan, gosok sabun pada kedua
telapak tangan dengan arah memutar; gosok kedua punggung tangan secara
bergantian; gosok sela-sela jari; bersihkan ujung jari dengan posisi saling
5
mengunci; gosok dan putar ibu jari secara bergantian; gosok telapak tangan
menggunakan ujung jari, dan bilas hingga bersih dengan air mengalir.
keptuhan atau tindakan dalam hal ini yang menjadi faktor adalah ada
tidaknya fasilitas hand hygiene; dan faktor pendorong merupakan faktor yang
kepatuhan, dalam hal ini yang menjadi faktor pendorong ialah supervisi.
kesehatan.
6
rumah sakit antara lain wastafel, air bersih yang mengalir lancar, sabun
antiseptik yang disediakan dalam bentuk sabun cair antiseptik dan alkohol
gliserin untuk hand rub, pengering cuci tangan tersedia bentuk lap atau tisu
sekali pakai dan tempat khusus untuk menyimpan lap/tisu bekas pakai.
pengawasan orang tersebut, dalam hal ini orang yang paling berperan untuk
kesehatan dalam melakukan hand hygiene sebesar 5,2% dan tidak patuh
punishment dan beban kerja 65% serta pengawasan 58%. Hasil penelitian
peran Tim PPI dalam kategori buruk sebanyak buruk 54 (55,7%) dan
hand hygiene pada saat sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptik, sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan pasien dan setelah kontak dengan lingkungan pasien hanya sebesar
40%. Sedangkan sebesar 60% perawat tidak melakukan hand hygiene pada
saat sebelum kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan lingkungan
ditetapkan WHO.
ruangan IGD mengatakan, terdapat wastafel di ruang isolasi IGD, ruang jaga
dokter dan ruang Ponek belum tersedia tisu atau lap sekali pakai, belum
tersedia poster bergambar 6 langkah cuci tangan dan belum tersedia tempat
sampah yang memadai pada wastafel tersebut. Kepala ruangan bagian rawat
inap juga mengatakan beberapa handrub disudut ruangan rawat inap sering
ruangan rawat inap juga menyampaikan supervisi terkait hand hygiene masih
B. Rumusan Masalah
maka peneliti membuat rumusan masalah yaitu “faktor-faktor apa saja yang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Barat.
2. Tujuan Khusus
10
Bandung Barat.
Bandung Barat.
D. Manfaat Penelitian
11
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
nosokomial.
b. Bagi Responden
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hand Hygiene
proses cuci tangan atau disinfeksi tangan merupakan salah satu cara
melakukan cuci tangan dengan hand rub ataupun cuci tangan pakai
11
12
pemantauan).
steril.
tidak utuh.
penyebaran kuman.
monitor.
sabun dan air bersih yang mengalir. Peralatan yang dibutuhkan untuk
cuci tangan sesuai sesuai standar rumah sakit (misalnya kran air
pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel), sabun cair atau cairan
dibawah wastafel terdapat alas kaki dari bahan handuk. Oleh karena itu
yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan;
dengan air yang mengalir; keringkan tangan dengan tisu sekali pakai;
menutup kran air menggunakan siku atau dengan tisu, bukan dengan jari
karena jari yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih. Lakukan
Gel pembersih tangan atau hand sanitizer ini juga dikenal dengan
pembersih yang dibuat dari bahan aktif detergen sintetik dengan atau
tanpa penambahan zat lain yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
Banyak dari gel ini berasal dari bahan beralkohol atau etanol yang
alkohol.
60% maka hand sanitizer tersebut tidak dapat secara efektif membunuh
(Purwantiningsih, 2015).
18
5. Enam langkah hand hygiene dengan air mengalir dan hand rub
b. Lama waktu cuci tangan menggunakan hand rub selama 20-30 detik
tangan.
e. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
f. Gosok ujung jari tangan kanan secara memutar pada telapak tangan
penting bagi perawat agar tidak memberikan dampak yang buruk bagi
B. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia,
Syamsulastri, 2017).
yang mendukung.
3. Kriteria Kepatuhan
bagian, yaitu:
secara benar.
tidak sempurna.
sama sekali.
tingkatan, yaitu:
C. Perawat
1. Pengertian
2. Peran Perawat
kompleks.
24
b. Advokat
c. Edukator
pendidikan kesehatan.
d. Koordinator
e. Kolaborator
f. Konsultan
g. Pembaharu
3. Fungsi Perawat
1. Pengetahuan
tersebut.
27
lain.
menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal, berikut uraian dengan
masing-masing faktor:
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
2. Ketersediaan Fasilitas
perawat sadar dan peduli akan kesehatannya. Hal ini terbukti jika
baik akan mempunyai taraf kesehatan yang lebih baik. Hal ini akan
hygiene yang diperlukan dalam di rumah sakit antara lain wastafel dan
kertas tisu atau handuk sekali pakai, sabun antiseptik yang disediakan
dalam bentuk sabun cair antiseptik dan larutan antiseptik (alkohol hand
diperhatikan.
diperlukan media atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
30
tangan.
3. Supervisi
supervisi dan juga sebagai ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya
31
bawahan.
standar
32
E. Kerangka Teori
Kebersihan Tangan
(Hand hygiene)
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
cuci tangan enam langkah dengan benar pada 5 momen cuci tangan.
memfasilitasi keptuhan atau tindakan dalam hal ini yang menjadi faktor
34
35
2. Rancangan Penelitian
mengamati kejadian yang sudah ada, dan penelitian ini sulit menyatakan
hubungan sebab dan akibat (Hidayat, 2010). Cross sectional adalah suatu
sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya setiap subjek
variabel subjek penelitian diamati pada saat yang sama (Notoatmodjo, 2010).
36
bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat dan ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Swasta Kabupaten Bandung Barat untuk melihat faktor apa saja yang
3. Hipotesis Penelitian
metode analisis data (Dharma dalam Eva 2021). Dalam penelitian ini
hipotesisnya adalah:
Darurat dan ruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Kabupaten Bandung
Barat.
37
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
atas dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, dimana:
akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2010). Dalam penelitian ini yang
hygiene.
5. Definisi Operasional
peneliti yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada definisi konseptual
(Sugiono dalam Wildan, 2022) yang bertujuan untuk memperjelas apa yang
No Variabel Definisi Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Konseptual Operasional
Variabel Terikat
(Notoatmodjo 2. Sabun
dalam antiseptik
Syamsulastri 3. Handuk
2021) atau tisu
sekali
pakai
4. Larutan
antiseptik
(alkohol
rub)
5. Tempat
sampah
4. Supervisi Supervisi Adanya kegiatan Angket Kuesioner 0) Kurang Ordinal
kepala ruangan merupakan mengawasi, baik >mean/
inspeksi memeriksa, median
terhadap meneliti, 1) Baik
pekerjaan orang memberikan ≥mean/median
lain, evaluasi dorongan dan
kinerja dan partisipasi
memastikan perawat dalam
hasil pekerjaan menerapkan hand
yang sudah hygiene sesuai
dilakukan prosedur saat
dengan benar tindakan
(Arwani dalam keperawatan oleh
Eka, 2015) kepala ruangan
1. Populasi
ditentukan, atau sekumpulan subjek dalam satu setting tertentu atau yang
Populasi yang ada di Ruang Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Rawat
2. Sampel
a. Kriteria inklusi:
pengamatan.
b. Kriteria eksklusi:
1) Perawat yang bekerja di rawat jalan, ruang OK, dan ruang rawat
inap anak
C. Pengumpulan Data
data yang di peroleh langsung dari sumber asli (Indriantoro dalam Eva
pengumpulan data.
2. Instrumen Penelitian
ruangan serta lembar observasi. Lembar observasi berisi tabel check list
yang mengadopsi dari Teguh Imam Santoso (2013), Anita Uslatu Rodyah
(2015), I Gusti Agung Gede Oka Ardana yang telah dimodifikasi oleh
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
kepustakaan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti mengurus surat izin penelitian pada pihak terkait pada bulan
April.
3. Tahap Akhir
kesimpulan.
44
1. Pengolahan Data
metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi
Selalu Ada (2) : jawaban Jarang Ada, kode (1) : jawaban Tidak
Ada
45
Patuh;
kuantitas);
kepatuhan.
kemudian dianalisis.
data.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
alternatif yaitu “Ya” dan “Tidak”. Nilai untuk jawaban “Ya” yaitu
�
� = � 100 %
�
Keterangan :
P : Presentase (%)
n : Jumlah sampel
b. Analisa Bivariat
diinterpretasikan menjadi:
48
Keterangan :
�2 : Nilai Chi-square
2) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai E<5 lebih dari 20 %
Hasil uji chi squre dapat dilihat pada kotak “Chi Square Test”, akan
atau Likelihood.
49
1) Bila tabelnya 2x2, dan tidak ada nilai expected/ E <5, maka uji
2) Bila tabelnya 2x2, dan nilai E>5, maka uji yang dipakai adalah
3) Bila tabelnya lebih dari 2x2, missal 2x3, 3x2 maka uji yang
F. Etika Penelitian
1. Informed Concent
2021).
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
pengolahan data.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
51
DAFTAR PUSTAKA
Noorbaya, S. Panduan Belajar Asuhan Neonatus , Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Gosyen Publising. 2019
53
53
53