PENDAHULUAN
tubuh yang rentan. Pada umumnya di Indonesia pasien yang datang ke rumah
sakit sudah dalam keadaan lemah atau parah. Oleh karena itu sering diperlukan
"Rumah Sakit", adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di
lebih dari 4 juta- 4,5 juta pasien terkena setiap tahun. Di Amerika Serikat,
diperkirakan sekitar 1,7 juta pasien yang terkena infeksi nosokomial setiap
tahun, ini mewakili prevalensi 4,5% untuk 99.000 kematian (WHO, 2016).
1
Departemen Kesehatan RI melakukan survey pada tahun 2013 di 10 RSU
16% dengan rata-rata 9,8%. Survey yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI
Jakarta menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang
di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang dalam
Menkes Nomor 129 tahun 2008 mengenai Standar Pelayanan Minimal Rumah
Pontianak berdasarkan data indikator area klinis pada tahun 2016 menunjukkan
17,7‰, dan triwulan III sebesar 17‰. Terjadi peningkatan yang signifikan
2
RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang prevalensi kejadian infeksi
3
3
dokumen rekam medik yang ada. Data rekam medik yang digunakan adalah
data dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2016 berdasarkan
rumah sakit. Hasil rekap tersebut didapat jumlah pasien pada tahun 2016
Infeksi Saluran Kecing (ISK) sebesar 1,7%, Infeksi Luka Operasi (ILO)
sebesar 0,02% (Rekam Medik RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, 2016).
petugas, dari pasien ke pasien yang lain, dari pasien ke pengunjung atau
atau bahan yang sudah terkontaminasi dengan darah ataupun cairan tubuh
utamanya yang merupakan salah satu metode paling efektif untuk mencegah
atau membunuh mikroorganisme pada kulit yang dapat diperoleh dari kontak
merupakan penyebab utama perpindahan infeksi (Perry & Potter 2005 yang
dikutip Rodyah,
2015). Kegagalan untuk melakukan kebersihan tangan dengan baik dan benar
mencetuskan Global Patient Safety Challenge “clean care is safe care”. WHO
juga meluncurkan Save Lives: Clean Your Hands dengan strategi 5 momen
hand hygiene (My Five Moments for Hand hygiene) yaitu sebelum kontak
cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
2009).
melakukan hand hygiene masih sekitar 50% dan di Australia masih sekitar 65%.
2008 tetapi sampai saat ini kepatuhan perawat melakukan cuci tangan hanya
sekitar
5
60%. Hal ini merupakan tantangan yang cukup besar bagi tim pengendali
infeksi
5
rumah sakit untuk mempromosikan program cuci tangan ini (Perdalin, 2010
dalam
Utami,
2016).
Kepatuhan dalam hand hygiene sangat penting dilakukan oleh perawat. Hal
bahwa 44.7% perawat tidak patuh melakukan cuci tangan (Sinaga, 2015). Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Waney dan Utami, hasil
hygiene dengan baik yaitu sebanyak 61,9% (Waney, 2016). Penelitian yang
dilakukan oleh Utami tahun 2016 di instalasi rawat inap RST Dr. Soedjono
bahwa sebagian besar perawat masih belum patuh melakukan tindakan hand
hygiene. Perawat diharapkan harus dapat menerapkan hand hygiene yang tepat
dan ruang perawatan bedah RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang tanggal 29
Agustus
6
perawat pelaksana saat melakukan hand hygiene didapat 80% perawat belum
melakukan hand hygiene dengan baik dan benar sesuai prosedur yang
kurang baik.
langsung dengan pasien selama 24 jam. Oleh karena itu penelitian ini
rawat selama di rumah sakit hingga dapat menyebabkan kematian; (2) Bagi
rumah sakit; (3) Bagi perawat, akan menjadi barier (pembawa kuman) yang
menularkan kepada pasien lain dan diri sendiri; (4) Bagi rumah sakit,
rumah sakit.
Sintang”.
7
I.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan fenomena diatas maka yang menjadi
I.3 Tujuan
Penelitian
2017.
Sintang Tahun
2017.
Tahun 2017.
8
5. Mengetahui hubungan antara fasilitas hand hygiene dengan kepatuhan
Sintang Tahun
2017.
8
RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang untuk menyusun program, kebijakan dan
melakukan hand hygiene guna mencegah penularan infeksi yang terjadi selama
Tabel I.1
Keaslian Penelitian
o. Nama Peneliti/ Judul Penelitian enis Penelitian, Sampel dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Tahun tehnik sampling
1. Sinaga (2015) Kepatuhan hand 1. Jenis penelitian 1. Ada hubungan yang bermakna 1. Jenis penelitian kuantitatif 1. Sampel penelitian
hygiene di kuantitatif antara ketersediaan sarana dengan dengan desain penelitian berjumlah
Rumah Sakit dengan desain penelitian kepatuhan melakukan hand Cross Sectional 78 orang
Misi Cross Sectional hygiene ( p value 0.000). 2. Teknik penelitian Total 2. Analisis data yang
Rangkasbitun 2. Sampel penelitian 2. Ada hubungan bermakna antara Sampling digunakan analisis
g adalah perawat di lama bekerja dengan kepatuhan 3. Variabel terikat multivariat dengan
Rumah Sakit MISI melakukan hand hygiene (p penelitian adalah uji Regresi Logistik
Rangkasbitung dengan value kepatuhan hand hygiene 3. Variabel bebas penelitian
jumlah 78 orang 0.0034). 4. Analisis data yang lama bekerja dan
3. Teknik penelitian Total 3. Ada hubungan bermakna antara digunakan antara lain pelatihan dengan
Sampling supervisi kepala ruangan dengan analisa univariat, analisa kepatuhan hand hygiene
kepatuhan melakukan hand bivariat dengan uji
hygiene, (p- value 0.005). statistik Chi-Square
4. Ada hubungan bermakna 5. Variabel bebas
dengan pelatihan dengan penelitian adalah
kepatuhan hand hygiene (p- ketersediaan sarana dan
value 0.000). supervisi kepala ruangan
6. Hasil penelitian ada
hubungan yang
bermakna antara
ketersediaan sarana
dengan kepatuhan
perawat dalam
melakukan hand hygiene
(p-value 0,010) dan Ada
hubungan bermakna
9
kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene
(p value 0,001).
2. Waney (2016) tor-faktor yang 1. Jenis penelitian kuantitatif 1. Terdapat hubungan yang 1. Jenis penelitian kuantitatif 1. Sampel penelitian
berhubungan dengan metode signifikan dengan desain penelitian berjumlah
dengan penelitian survei analitik antara pengetahuan dengan Cross Sectional 84 orang
kepatuhan hand dengan pendekatan kepatuhan hand hygiene ( p- 2. Teknik penelitian Total 2. Analisis data yang
hygiene di Cross Sectional value Sampling digunakan uji regresi
instalasi rawat 2. Sampel penelitian adalah 0,000). 3. Variabel terikat logistik berganda
inap Rumah perawat di instalasi rawat 2. Terdapat hubungan penelitian adalah 3. Variabel bebas
Sakit Tingkat inap Rumah Sakit Tingkat ketersediaan sarana dengan kepatuhan hand hygiene penelitian adalah
III R. W. III R.W Mongisidi kepatuhan hand hygiene (p- 4. Analisis data yang pelatihan dengan
Mongisidi Manad. yaitu seluruh value 0,000) digunakan dalam kepatuhan hand hygien.
Manado perawat yang bekerja di 3. Terdapat hubungan motivasi penelitian adalah uji 4. Hasil penelitian tidak ada
Instalasi Rawat Inap dengan kepatuhan hand hygiene, chi square hubungan yang bermakna
rumah sakit berjumlah (p-value 5. Variabel bebas antara pengetahuan dengan
84 orang. 0,003) penelitian adalah kepatuhan perawat dalam
3. Metode sampling 4. Terdapat hubungan supervisi pengetahuan, motivasi, melakukan hand hygiene
yang digunakan adalah kepala ruangan dengan kepatuhan ketersediaan sarana, (p- value 0,237).
Total Sampling hand hygiene (p- value 0,001). dan supervisi kepala
dengan teknik quota ruangan dan pelatihan
sampling dengan kepatuhan hand
hygiene
6. Hasil penelitian ada
hubungan yang
bermakna antara
motivasi dengan
kepatuhan perawat
dalam kepatuhan hand
hygiene
(p-value 0,007), ada
hubungan yang bermakna
antara fasilitas hand
hygiene dengan
10
yang bermakna antara
supervisi kepala ruangan
dengan kepatuhan
perawat dalam
melakukan hand hygiene
3. tami, dkk (2016) ungan kualitas 1. Jenis penelitian analitik 1. Supervisi yang dilakukan kepala 1. (p-value
Jenis 0,001).analitik 1. Sampel penelitian
penelitian
supervisi korelasional dengan ruang pada kategori baik (55,5%). korelasional dengan berjumlah
kepala ruang desain 2. Kepatuhan perawat dalam desain 128 orang
terhadap cross-sectional melakukan cuci tangan adalah Cross-Sectional 2. Supervisi yang dilakukan
kepatuhan 2. Sampel penelitian pada kategori tidak patuh 2. Teknik penelitian kepala ruang pada
perawat adalah perawat di (44,5%). Total Sampling dengan kategori kurang baik
melakukan instalasi rawat inap Rst 3. Ada hubungan kualitas supervisi teknik quota sampling (67,8%).
standar Cuci dr. Soedjono magelang kepala ruang terhadap 3. Analisis data yang
tangan di dengan jumlah kepatuhan perawat melakukan digunakan antara lain
instalasi rawat 128 orang standar cuci tangan di instalasi analisa univariat,
inap Rst dr. 3. Metode sampling yang rawat inap RST Dr. Soedjono analisa bivariat dengan
Soedjono digunakan adalah Total Magelang (p value Uji Statistik Chi
Magelang Sampling dengan 0,005) Square
teknik quota sampling 4. Variabel terikat
penelitian adalah
kepatuhan perawat
melakukan standar cuci
tangan
5. Variabel bebas
penelitian adalah
kualitas supervisi
kepala ruang ruang
terhadap kepatuhan
perawat melakukan
standar
cuci tangan
6. Kepatuhan perawat
dalam melakukan hand
hygiene adalah pada
kategori tidak patuh
11
perawat dalam
hand hygiene (p
0,001).