Nim : 20180303054
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat Menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh Kepatuhan
Perawat Dalam Menerapkan 5 Momen Mencuci Tangan Pada Tahun Ke 2 Pandemi
Covid-19 Di RSUD Tarakan” Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat memdapatkan gelar Serjana Keperawatan (S.Kep) pada Falkultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Esa Unggul.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak , cukup sulit bagi
saya untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh sebab itu, saya mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, M.B.A selaku rektor Universitas Esa
Unggul
2. Ibu Prof. Dr. Aprilita Rina Yanti Eff., M.Biomed, Apt selaku dekan fakultas ilmu-
ilmu kesehatan
3. Ibu Ety Nurhayati, S.Kp., M.Kep., Ns Sp. Kep. Mat, selaku Kaprodi Ilmu
Keperawatan, dosen pembimbing akademik dan selaku dosen penguji
4. Ibu Yuliati, SKp.,MM.,M.Kep selaku dosen pembimbing proposal yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan
proposal ini
5. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
atas segala ilmu dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis
6. Kedua orangtua, Bapak Taslim Nobisa dan Ibu Tarsina Manu, adik - adik saya
Nazaruddin Taslim Nobisa, Muhammad Fahri Taslim Nobisa, Idrus Taslim Nobisa,
Wildan Taslim Nobisa dan Mia Alawiyah Taslim Nobisa yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada pernah berhenti
7. Teman-teman keperawatan yang telah mendukung saya dalam penyusunan proposal
8. Semua pihak yang telah mendukung penyusunan proposal ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-
Nya dan membalas kebaikan mereka semua.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam
penyusunan proposal ini.
Penulis
(Umiyarthi Taslim N)
BAB I
PENDAHULUAN
Prevalensi infeksi nosokomial pada rumah sakit di dunia terdapat lebih dari 1,4 juta atau
sedikitnya 9% pasien rawat inap di seluruh dunia mengalami infeksi nosokomial, seperti
penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) terhadap 55 rumah
sakit dari 14 negara yang mewakili 4 kawasan (Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan
Pasifik Barat) terdapat 8,7% menunjukkan terjadinya infeksi nosokomial. Sedangkan di
Indonesia sendiri melalui Kebijakan Menteri Kesehatan Indonesia terkait Pencegahan
infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya menetapkan bahwa standar
kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit yaitu < 1,5% (Kemenkes, 2017). Dan
persentase kejadian infeksi nosokomial mencapai 15,74% dimana jauh lebih tinggi
daripada yang dialami oleh negara maju yang berkisar 4,8 – 15,5%, dimana dibuktikan
dengan tingkat resiko paling tinggi terjadinya infeksi nosokomial adalah pada unit ruang
rawat inap bedah (Irdan, 2018)
Lima momen mencuci tangan atau five moment hand hygiene adalah program yang
ditentukan oleh World Health Organization (WHO) dengan tujuan untuk mengatasi serta
mencegah penyebaran infeksi nosokomial atau yang disebut Hais (Healthcare Associated
Infections). Dimana WHO juga membuat program kesehatan terkait peningkatan hand
hygiene petugas kesehatan yang dideklarasikan oleh WHO melalui program keselamatan
pasien yang mencetuskan Global Patient Safety Challenge “Clean,care is safe”. Selain
itu WHO juga meluncurkan Save Lives : Clean Your Hands dengan strategi 5 momen
hand hygiene (Five Moments for Hand Hygiene) yaitu sebelum kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah terpapar dengan cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan pasien
menjelaskan bahwa mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan salah satunya
adalah mencuci tangan atau hand hygiene. Kemudian dijelaskan dalam studi bahwa
pencegahan dan pengontrolan transmisi penyebab infeksi dapat dilakukan dengan langkah
sederhana yaitu dengan cara mencuci tangan secara baik dan benar (Zakaria & Sofiana,
2018). Kebersihan tangan menjadi sangat penting bagi perawat dalam pelayanan
kesehatan sebab dapat mencegah banyaknya serangan kuman dan penyakit yang
merupakan suatu proses dalam menghilangkan kotoran dari kulit tangan dengan
menggunakan air, sabun ataupun hand rub (Nurmayunita & Hastuti, 2018).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, prevalensi nasional
terkait perilaku benar dalam kebersihan tangan masih berada pada taraf memprihatinkan
dimana hanya 49,8% yang melakukan secara benar. Dan 50,2% belum melakukan
perilaku cuci tangan secara benar dalam hal ini petugas kesehatan juga tidak melakukan
cuci tangan secara benar. Padahal cuci tangan adalah langkah yang mudah dan sangat
penting untuk dilakukan sebagai bentuk pengendalian infeksi khususnya di rumah
sakit. Pada provinsi DKI Jakarta sendiri hanya 54,79% penduduk dengan umur >10 tahun
yang melakukan perilaku cuci tangan secara benar. Dimana perilaku cuci tangan yang
benar menurut RISKESDAS adalah mencuci tangan menggunakan sabun sebelum
menyiapkan makanan, dan setiap kali tangan kotor (seperti memegang uang, binatang,
dan berkebun), serta setelah buang air besar dan air kecil).
Pada penelitian Caesarino (2019) menyatakan bahwa tingkat kepatuhan cuci tangan
perawat dengan menerapkan 5 momen dalam kategori rendah yaitu sebesar 37.7%
dimana penerapan lima momen mencuci tangan hanya pada momen sebelum menyentuh
pasien dan setelah menyentuh pasien, hal ini disebabkan oleh banyaknya pasien sehingga
perawat sibuk memberikan tindakan dan tidak mencuci tangan antara pasien pertama dan
kedua selain itu juga tidak mengganti sarung tangan yang dipakai sehingga berlanjut
sampai perawat selesai melakukan tindakan ke seluruh pasien pada waktu tersebut dan
kembali ke nurse station.
Pada hasil pengamatan dan observasi menunjukkan kurangnya kepatuhan perawat dalam
menerapkan 5 momen cuci tangan atau hand hygiene disebabkan oleh kurangnya
kesadaran perawat, kurangnya fasilitas yang disediakan, dan perawat mencuci tangan
tidak sesuai dengan SOP rumah sakit. Dan pada hasil wawancara perawat merasa tidak
perlu melakukan hand hygiene karena telah menggunakan handrub dan handscoon, tidak
terpapar cairan tubuh pasien serta tidak adanya kuman pada lingkungan sekitar pasien
(Santri, 2017)
Berdasarkan uraian diatas diperoleh data bahwa kepatuhan perawat untuk menerapkan 5
momen mencuci tangan sangat rendah, prosedur itu sangat penting karena perawat
sebagai salah satu kendali petugas di rumah sakit yang mampu menekan angka kejadian
infeksi di rumah sakit. Untuk melihat gambaran bagaimana prosedur perawat dalam
menerapkan 5 momen mencuci tangan di masa pandemi covid-19 di tahun ke 2 penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepatuhan Perawat Dalam
Menerapkan 5 Momen Mencuci Tangan Terhadap Kejadian Infeksi Nosokomial.”
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat muncul pada
penelitian ini adalah “Adakah pengaruh kepatuhan perawat dalam menerapkan 5 momen
mencuci tangan terhadap kejadian infeksi nosokomial ?
Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat dan mampu berperan
sebagai pengembangan ilmu pengetahun dan wawasan dibidang kesehatan khususnya
bidang keperawatan serta dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan secara teoritis
maupun praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan perawat sebagai bahan acuan dan penambah
wawasan terkait peningkatan kepatuhan dalam menerapkan 5 momen mencuci tangan
sehingga dapat menekan angka kejadian infeksi nosokomial
Sebagai bahan masukan serta sumber informasi bagi manajemen rumah sakit
khususnya bidang keperawatan dalam menyusun program, kebijakan dan strategi
pelayanan khususnya mengenai kepatuhan perawat dalam menerapkan 5 momen
mencuci tangan guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta
memperhatikan ketersediaan fasilitas mencuci tangan yang dapat mendukung
pelaksanaan cuci tangan atau hand hygiene
Dapat digunakan sebagai bahan acuan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan
pengembangan sistem pendidikan keperawatan
c. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
Penerapan 5 Momen
Mencuci Tangan
1. Sebelum kontak
Kepatuhan dengan pasien
Perawat Dalam
Menerapkan 5 2. Sebelum Kejadian Infeksi
Momen Nosokomial
Mencuci melakukan
Tangan tindakan aseptik
3. Setelah kontak
1. Faktor Predisposisi dengan pasien 1. Faktor Intrinsik :
(pengetahuan dan 4. Setelah terkena Usia, Jenis
sikap perawat)
cairan tubuh pasien Kelamin, waktu
2. Faktor pemungkin lama perawatan
5. Setelah kontak
(fasilitas sarana dan paparan
dan prasarana) dengan lingkungan
patogen
3. Faktor pendorong pasien
2. Faktor ekstrinsik :
(supervisi atau
kepala ruangan petugas kesehatan,
dan motivasi) alat-alat kesehatan,
lingkungan, dan
pengunjung
Gambar 2.1 Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010), Syamsulastri (2017), Hamzah (2018)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pembahasan pada bab ini mengenai desain Penelitian, objek penelitian populasi dan sampel,
tempat dan waktu penelitian, etika penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur
pengumpulan data, kerangka konsep dan definisi operasional.
Desain penelitian merupakan salah satu metode yang digunakan oleh seorang peneliti dalam
melaksanakan sebuah penelitian yang berfungsi untuk memberikan arahan terkait alur
penelitian dan strategi guna mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti untuk keperluan
pengujian hipotesis serta sebagai alat dalam mengontrol variabel yang mempengaruhi
penelitian (Sugiyono, 2014 dikutip Magdalena, 2021)
Kerangka konsep merupakan suatu susunan konstruksi logika yang dibuat dengan tujuan
menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Selain itu kerangka konsep juga digunakan
peneliti guna mencapai fokus yang lebih terarah dalam penyusunan hipotesis penelitian
(Pamungkas & Usman, 2017). Pada penyusunan kerangka konsep peneliti akan
menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang dapat diamati atau diukur melalui
variabel.
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen yang
biasanya disebut dengan variabel terikat dan disimbolkan dengan huruf Y (Pamungkas,
2021). Pada penelitian ini variabel dependennya adalah kejadian infeksi nosokomial
Berdasarkan uraian teori diatas, maka kerangka konsep yang dapat digunakan dalam
penelitian ini dapat digambarkan dengan skema berikut :
Penelitian ini akan dilakukan di ruang rawat inap khusus keperawatan kritis yaitu ruang ICU
dan IW RSUD Tarakan Jakarta yang beralamat di Jl. Kyai Caringin No. 7 RT.11/RW.4,
Cideng, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerha Khusus Ibukota Jakarta 10150
3.3.2 Waktu Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi atau universe merupakan keseluruhan dari suatu objek yang akan diteliti oleh
peneliti berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti (Pamungkas & Usman,
2017). Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat yng bertugas di Unit Rawat Inap
khusus keperawatan kritis yaitu ruang ICU dan IW RSUD Tarakan dengan besar populasi
adalah 56 perawat
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari suatu populasi yang dapat mewakili secara keseluruhan sifat dan
kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti (Pamungkas & Usman,2017). Sampel pada
penelitian ini adalah sebagian populasi perawat ruang rawat inap khusus keperawatan kritis
yaitu ruang ICU dan IW di RSUD Tarakan. Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, dtentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin merupakan rumus yang
digunakan jika populasi diketahui oleh peneliti, yaitu :
n=
Keterangan :
N : Jumlah Populasi
Besar populasi yang diketahui 56 perawat maka besar sampel yang ditentukan adalah
n=
n :
n :
n :
n : 49
Maka sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari populasi 56 perawat dengan
margin eror 5% adalah 52 perawat
Sampling merupakan proses pengambilan sampel atau proses seleksi sampel dari populasi
(Pamungkas & Usman, 2017). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel berdasarkan
pada kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Pamungkas & Usman, 2017). Dan pemilihan
sampel ini berdasarkan pada kriteria inklusi dan ekslusi yang ditentukan oleh peneliti sebagai
berikut :
Kriteria inklusi merupakan kriteria yang dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian
yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012 dikutip Magdalena 2021).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
Kriteria ekslusi merupakan kriteria yang dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili
sampel dikarenakan tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Misalnya terdapat
hambatan etis, terdapatnya penolakan untuk menjadi responden, atau suatu keadaan yang
tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012 dikutip Magdalena,
2021). Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah :
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan
observasi
a. Kuesioner
Dan dikarenakan kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti, maka perlu dilakukannya uji
coba terlebih dahulu untuk menentukan validitas dan realibitas instrumen. Dimana uji
coba instrumen penelitian akan dilakukan pada 30 responden di rumah sakit Siloam
Karawaci
- Uji validitas
Uji validitas merupakan salah satu alat uji untuk mengukur sah atau valid tidaknya
pengukuran yang dilakukan oleh peneliti, dimana uji validitas berguna untuk
mencegah adanya variabel perancu yang dapat menyebabkan terjadinya bias
dalam penelitian (Pamungkas & Usman, 2017). Pengujian validitas tiap butir
kuisioner pada program SPSS dengan menggunakan teknik korelasi product
moment antara skor tiap butir kuisioner dengan skor total (jumlah tiap skor
kuisioner). Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation)
adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α)
0,05. Untuk uji validitas dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
Keterangan :
- Uji reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan hasil pengukuran yang konsisten pada waktu dengan
hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama namun hasilnya
tetap sama atau tidak berubah (Pamungkas & Usman, 2017). Metode yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas kuisioner adalah dengan metode
Cronbach’s Alpha, dimana kuisioner katakan reliabel, jika nilai Cronbach’s Alpha
lebih besar dari r. Uji reabilitas dilakukan pada kuesioner kepatuhan perawat
dalam menerapkan 5 momen mencuci tangan atau hand hygiene dan kejadian
infeksi nosokomial
b. Observasi
Lembar observasi pada penelitian ini berupa pilihan (chek list) yang tertuang dalam
point pernyataan untuk mengukur tingkat kepatuhan perawat dalam menerapkan 5
momen mencuci tangan, ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana dalam
menerapkan 5 momen mencuci tangan serta supervisi di RSUD Tarakan dan terdiri
dari 5 butir pernyataan terkait tingkat kepatuhan, 8 butir pertanyaan terkait fasilitas
atau sarana dan prasarana serta 5 butir pernyataan terkait supervisi. Pada pengukuran
penerapan 5 momen mencuci tangan untuk jawaban ya diberi skor satu (1) dan
jawaban tidak diberi skor nol (0). Peneliti dalam mengumpulkan data mengatakan
secara terus terang kepada responden bahwa sedang melakukan penelitian dengan
memberikan inform-consent pada sampel yang akan diteliti dan observasi dalam
penelitian ini dilakukan selama seminggu.
a. Prosedur administrasi
b. Prosedur teknis
Pengolahan data merupakan sebuah proses secara sistematis yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh informasi data yang diinginkan dengan menggunakan rumus tertentu. Dan
terdapat beberapa tahap dalam pengolahan data, yaitu :
Pada tahap pertama peneliti melakukan pemeriksaan data pada data yang telah
diperoleh dengan cara memeriksa dan mengecek kembali lembar observasi
karakteristik responden. Pengecekan satu per satu lembar observasi dilakukan dengan
tujuan agar mengetahui kelengkapan dan kebenaran data. Dimana jika terdapat lembar
observasi karakteristik responden yang kurang lengkap maka akan lembar tersebut
akan dikecualikan
Peneliti melakukan pemberian kode pada data yang didapatkan setelah semua data
diedit atau disunting. Kemudian peneliti mengklasifikasikan kedalam kategori yang
telah ditentukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-
masing jawaban
c. Skoring
Peneliti melakukan processing data agar data dapat dianalisa. Dimana pada tahap ini
jawaban- jawaban responden yang telah diberikan kode berupa angka dimasukkan
kedalam software komputer berupa program statistik pengolah data yaitu SPSS
(Statistical Product and Service Solutions)
Cleaning adalah salah satu teknik pembersihan data dengan berdasarkan pada variabel
apakah data yang masuk telah benar atau belum. Data yang telah dimasukkan
diperiksa kembali dari kemungkinan data yang belum entry
Analisa data dalam suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui makna yang terdapat
pada hasil olahan data. Dimana setelah dilakukan analisa, akan dilakukannya interpretasi
data untuk mencari makna dari hasil penelitian dengan cara menjelaskan hasil penelitian
dan melakukan generalisasi dari data penelitian yang diperoleh. Dan teknik analisa data
terbagi menjadi 2 metode yaitu :
a. Analisa univariat
Analisa univariat digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi, frekuensi, dan persentase. Tujuan dilakukannya analisa univariat adalah
agar mendapatkan gambaran statistik deskriptif setiap variabel dependen serta
variabel karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, lama kerja, pernah mengikuti pelatihan cuci tangan dan pengetahuan
terkait mencuci tangan atau hand hygiene. Sedangkan pada variabel infeksi
nosokomomial dilakukan analisa univariat agar mendapatkan gambaran statistik
deskriptif mengenai faktor resiko yang mempengaruhi kejadian infeksi. Adapun
rumus yang digunakan yaitu :
P= x 100 %
Keterangan :
P : Presentase
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat merupakan metode analisa yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2010 dikutip Syamsulastri,
2017). Jenis data pada variabel analisis bivariat diperoleh dari variabel dependen
dan independen dalam jenis kategorik sehingga dilakukan analisis data
menggunakan uji chi-square. Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kepatuhan perawat dalam menerapkan 5 momen
mencuci tangan terhadap kejadian infeksi nosokomial. Proses pengujian
menggunakan chi-square yaitu membandingkan frekuensi yang terjadi ataupun
observasi dengan nilai frekuensi harapan atau ekspektasi. Analisa bivariat pada
penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, motivasi, fasilitas atau sarana dan
prasarana serta supervisi kepala ruangan.
b. Jika nilai p-value > α, maka dikatakan Ha ditolak. Penarikan kesimpulan yaitu
tidak terdapat pengaruh kepatuhan perawat dalam menerapkan 5 momen
mencuci tangan atau hand hygiene dengan kejadian infeksi nosokomial
Keterangan :
X² : nilai Chi-square
Etika penelitian atau ethical clearance secara umum dikenal sebagai ijin etika dalam
penelitian. Kemudian didefinisikan sebagai suatu pernyataan bahwa rencana kegiatan
penelitian yang tergambar dalam protokol atau panduan tersebut telah dilakukannya
kajian dan telaah sehingga telah memenuhi kaidah etik dan tidak membahayakan sampel
dan layak dilaksanakan (Pamungkas, 2018). Etika penelitian menurut Pamungkas (2018)
terdapat 7 prinsip, yaitu :
a. Tidak membahayakan atau mengganggu kenyamanan (the right to freedom from harm
and discomfort)
Pada penelitian yang melibatkan manusia sebagai objek atau sampel penelitian,
peneliti diwajibkan untuk mencegah terjadinya sesuatu yang mampu membahayakan
sampel atau objek penelitian
Prinsip berbuat baik dan tidak merugikan disangkutpautkan dengan kewajiban peneliti
membantu objek atau sampel untuk mengupayakan manfaat secara maksimal dengan
kerugian minimal. Dimana tujuan utama prinsip ini agar objek atau sampel tidak
diberlakukan sebagai sarana dan memberikan perlindungan terhadap tindakan
penyalahgunaan
c. Keadilan (justice)
Peneliti dalam melakukan penelitian dan melibatkan objek atau sampel tidak
seharusnya mengekspos rahasia sampel atau objek yang dapat merugikan
f. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (reconnect for privacy and
confidentiality)
Dalam melakukan penelitian, peneliti setelah mendapatkan data dari objek atau
sampel peneliti tidak diperbolehkan untuk menampilkan semua informasi mengenai
identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun
untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek.
g. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)
Hal yang menjadi perhatian peneliti dalam melakukan penelitian yaitu bahwa
penelitian yang dilakukan secara jujur, hati-hati dan profesional dimana menekan
sejauh mana kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata
atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas sampel atau objek
Definisi operasional pada penelitian ini yang dilakukan terdiri dari dua variabel yaitu
variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini
adalah kepatuhan perawat dalam menerapkan 5 momen mencuci tangan dan variabel
dependen pada penelitian ini adalah kejadian infeksi nosokomial.
Marfu’ah, S., & Sofiana, L. (2018). Analisis Tingkat Kepatuhan Hand Hygine Perawat dalam
Pencegahan Infeksi Nosokomial. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 12 (1), 1978-
0575
Irdan. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Infeksi Nosokomial (INOS) oleh
Perawat di Irna Bedah Rsud Kayuagung Kabupaten OKI Tahun 2017. STIKES Bakti
Husada Tasikmalaya
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Peraturan Kementrian Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien. Kemen, 14(7), 450.
https://doi.org/10.1177/0309133309346882
Zakaria, A. A., & Sofiana, L. (2018). Correlation between nurse knowledge and attitude with
hand hygiene compliance. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 9(2), 74–81.
https://doi.org/10.20885/jkki.vol9.iss2.art3
D. A., Nurbaeti, & Baharuddin, A. (2021). Hubungan Kepatuhan Perawat dengan Penarapan
Five Moment Cuci Tangan Di RSUD Kabupaten Buton Tahun 2020. Window of
Public Health Journal, 1(4), 394-403. https://doi.org/10.33096/woph.v1i4.25
Huang, L. H., Chen, C. M., Chen, S. F., & Wang, H. H. (2020). Roles of nurses and National
Nurses Associations in combating COVID-19: Taiwan experience. International
Nursing Review, 67(3), 318–322. https://doi.org/10.1111/inr.12609
Suara, M., & Isnaeni. (2020) . Implementasi Pengetahuan Perawat Tentang Cuci Tangan
Terhadap Infeksi Nosokomial Pada Masa Pandemi Covid-19 di RSID Kabupaten
Bekasi. STIKES Abdi Nusantara. Jakarta
Octaviani, E., & Fauzi R. (2020). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Mencuci Tangan pada Tenaga Kesehatan di RS Hermina Galaxi Bekasi. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan. Vol. 16, No. 1, Januari 2020.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK
Caesarino RI, Wahjono H, Lestari ES. Tingkat Kepatuhan Perawat Rumah Sakit X Di
Semarang Terhadap Pelaksanaan Cuci Tangan. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokteran
Diponegoro). 2019;8(2):852–9
Santri, dkk. (2017). Perbedaan Angka Kuman di Telapak Tangan Perawat Menurut Tingkat
Pengetahuan dan Kepatuhan dalam Pelaksanaan Cuci Tangan di Rumah Sakit Swasta.
BKM Journal of Community Medicine and Public Health
Riani & Syafriani. (2019). Hubungan Antara Motivasi dengan Kepatuhan Perawat
Melaksanakan Handhygine Sebagai Tindakan Pencegahan Infeksi Nosokomial di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit AH Tahun 2019. Journal Ners, Vol 3 Nomor 2 Hal
49-59
Suhartini, E. (2017). Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Perawat dalam Hand Hygine Five
Moment di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Sleman. STIKES Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta
Yotlely, S, A. (2019). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat dalam
Penerapan Kewaspadaan Standar di RSUD Piru
Arifianto. (2017). Kepatuhan Perawat Dalam Menerapkan Sasaran Keselamatan Pasien Pada
Pengurangan Resiko Infeksi Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Rs Roemani
Muhammadiyah Semarang. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro
Putri, R, H. (2018). Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawt Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun 2018. STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun
Pamungkas, A,R., & Usman, M, A. (2017). Metodelogi Riset Keperawatan. Book 1. Trans
Info Media. Jakarta Timur
Pamungkas, A, R. (2018). Modul Riset Keperawatan Tentang Kerangka Konsep & Variabel
Penelitian. Program Studi Keperawatan. Universitas Esa Unggul. Jakarta
Pamungkas, A, R. (2018). Modul Riset Keperawatan Tentang Etika Penelitian. Program Studi
Keperawatan. Universitas Esa Unggul. Jakarta
Rofiani, R. (2018). Hubungan Antara Motivasi Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan Hand
Hygiene Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Universitas Islam Sultan
Agung. Semarang
Lampiran 1.
Kepada
Di Tempat
Dengan Hormat,
Berhubungan dengan penyusunan skripsi sebagai salah satu tugas akhir, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Umiyarthi Taslim N
NIM.20180303054
Lampiran 2
(INFORMED CONSENT)
Nama (Inisial) :
Institusi :
Setelah mendapatkan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti serta menyadari manfaat dari
penelitian tersebut dengan judul :
Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam kegiatan penelitian
ini. Apabila responden merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan
persetujuan ini serta berhak mengundurkan diri
Jakarta,..................2021
Responden,
(....................................)
Lampiran. 3
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
Berilah jawaban pada pernyataan berikut sesuai keadaan diri anda. Dengan cara memberi
tanda ☑ pada kolom yang tersedia
S : Setuju
KS : Kurang setuju
TS : Tidak setuju
A. Karakteristik Responden
☐ Laki-laki
☐ S1 keperawatan ☐
Lainnya,sebutkan..............
☐ > 2 tahun
B. Pengetahuan
PERNYATAAN JAWABAN
Benar Salah
C. Sikap
PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
D. Motivasi
PERNYATAAN JAWABAN
YA TIDAK
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
Berilah jawaban pada pernyataan berikut sesuai keadaan diri anda. Dengan cara memberi
tanda ☑ pada kolom yang tersedia
S : Setuju
KS : Kurang setuju
TS : Tidak setuju
A. Karakteristik Responden
☐ Laki-laki
☐ S1 keperawatan ☐ Lain-lain,
sebutkan..............
☐ > 2 tahun
PERNYATAAN JAWABAN
Benar Salah
LEMBAR OBSERVASI
DI RSUD TARAKAN
PERNYATAAN OBSERVASI
YA TIDAK
PERNYATAAN JAWABAN
YA TIDAK
LEMBAR OBSERVASI
Fasilitas Sarana dan Prasarana 5 Momen Mencuci Tangan atau Hand Hygiene di Ruang ICU
RSUD Tarakan
PERNYATAAN OBSERVASI
YA TIDAK
4. Alkohol handrub
LEMBAR OBSERVASI
Fasilitas Sarana dan Prasarana 5 Momen Mencuci Tangan atau Hand Hygiene di Ruang IW
RSUD Tarakan
PERNYATAAN OBSERVASI
YA TIDAK
4. Alkohol handrub