Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

APLIKASI TEORI KONSEP KEPERAWATAN SITI RUFAIDAH TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI


NASOKOMIAL BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT
UMUM DR. SOEDARSO

RUANG PAVILIUN KAPUAS IRNA

DISUSUN OLEH

LAILA ISTIQOMAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PONTIANAK

TA.2019
APLIKASI TEORI KONSEP KEPERAWATAN SITI RUFAIDAH TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI
NASOKOMIAL

Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah penyebaran
penyakit. Tangan kita sendiri justru seringkali menjadi perantara dari berbagai bakteri untuk masuk
kedalam tubuh kita. Agar memperoleh hasil yang maksimal sebaiknya kita mengetahui bagaimana teknik
mencuci tangan yang benar. Tidakan yang sering kita anggap sepele namun merupakan hal yang sangat
penting dalam menjaga hygiene tangan maupun kulit serta salah satu upaya efektif dalam mencegah
infeksi nosokomial.

Hubungan penerapan cuci tangan yang kurang baik pada petugas kesehatan terhadap kejadian
infeksi sudah diketahui sejak 150 tahun yang lalu untuk penerapan cuci tangan yang baik pada petugas
namun memperlihatkan kurangnya kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan cuci tangan yang baik
. Mencuci tangan berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
Peningkatan angka kejadian infeksi nosokomial dan angka kematian karena terjadinya
multiresistan kuman terhadap obat yang ada di rumah sakit menjadikan cuci tangan yang baik merupakan
isu global yang berkembang pada keselamatan pasien pada tahun 2005 Word Health Organisasi
meluncurkan program global yang pertama tentang tantangan keselamatan pasien yaitu “Clean care is
safer care” yang artinya perawatan yang bersih untuk keselamatan pasien.
Infeksi nosokomial dapat terjadi pada penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang
datang ke Rumah Sakit. Infeksi yang ada dipusat pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau diperoleh
melalui petugas kesehatan, orang sakit, pengunjung yang berstatus karier atau karena kondisi Rumah
Sakit . Kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi akan
menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di Rumah Sakit. Ini berarti pasien membayar lebih
mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping pihak Rumah Sakit juga akan mengeluarkan biaya
lebih besar.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya mencuci tangan setiap masuk maupun keluar dari ruang
perawat. Perawat melakukan cuci tangan hanya pada saat setelah melakukan tindakan dan hanya pada
kran yang mengalir saja sehingga kemungkinan terjadi infeksi nosokomial masih dapat terjadi. untuk
mencegah infeksi nasokomial terjadi,
Kepatuhan dalam mencuci tangan merupakan hal yang tidak disadari akan berdampak pada
kualitas pelayanan dan menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial dari pasien satu ke pasien lainnya
serta dari tempat satu ketempat lainnya. 11 langkah cuci tangan yang benar secara berururutan yaitu,
basuh tangan dengan air , tuangkan sabun
secukupnya ,ratakan dengan kedua telapak tangan, gosok punggung dan sela-sela jari tangan dengan
tangan kanan dan sebaliknya, gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari , jari-jari dalam dari kedua
tangan saling mengunci ,gosokan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya ,bilas kedua tangan dengan air ,gunakan handuk/tisu tersebut untuk menutup kran ,dan tangan
anda kini sudah aman.
APLIKASI TEORI KONSEP KEPERAWATAN SITI RUFAIDAH TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI NASOKOMIAL
BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DR.
SOEDARSO

RUANG PAVILIUN KAPUAS IRNA

Word Health Organization (WHO) sebagai induk organisasi kesehatan dunia telah
mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya adalah menurunkan risiko Health care
associated infection (HCAI). Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan mata
rantai transmisi infeksi, sehingga insiden HCAI dapat berkurang. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada
penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang datang ke Rumah Sakit. Infeksi yang ada dipusat
pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit,
pengunjung yang berstatus karier atau karena kondisi Rumah Sakit .

Didalam kasus ini, penulis mengangkat kepatuhan mencuci tangan petugas kesehatan di ruang
pavilion Kapuas irna yang berjumlah 18 orang . dari hasil survey tim PPI ( Pencegahan Penanggulangan
Infeksi), dari 8 orang perawat jaga dinas pagi, hanya 4 orang perawat yang dapat mengkampanyekan 11
langkah cara cuci tangan dengan baik dan benar. Dari kasus ini dapat dilihat bahwa kurangnya kesadaran
perawat dalam melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Salah satu teori
model keperawatan yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kesadaran perawat ruang rawat inap
di paviliun Kapuas irna dalam pencegahan infeksi nasokomial adalah model teori konsep keperawatan
rufaidah yang merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal dengan
Preventive Care serta menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health Education).

Model teori keperawatan Siti rufaidah yang terkenal yaitu preventif care yang masih digunakan
dimasa modern ini. Upaya preventif care yang dilakukan petugas PPI (Pencegahan Penanggulangan Infeksi
) di RSUD DR SOEDARSO Ruang pavilion Kapuas irna yaitu

1. bekerja sama dengan manajemen untuk melakukan evaluasi mengenai 5 situasi mencuci
tangan dan 11 langkah mencuci tangan yang benar, objek dari evaluasi tersebut yaitu semua
peraat yang bertugas di paviliun Kapuas irna.
2. Bekerja sama dengan kepala ruangan untuk melakukan gerakan mencuci tangan setiap pre
dan post conference, hal ini bertujuan agar perawat di paviliun Kapuas irna lebih terbiasa dan
mengingat tahapan-tahapan cuci tangan yang benar
3. Tim PPI (Pencegahan Penanggulangan Infeksi ) bekerjasama dengan TIM PPNI di RSUD DR.
SOEDARSO Mengadakan lomba cuci tangan setiap ruangan yang diadakan setiap tahun.
4. Tim PPI (Pencegahan Penanggulangan Infeksi ) melakukan evaluasi setiap bulan , kesetiap
bangsal dirumah sakit, khususya paviliun Kapuas irna . bertujuan mengevaluasi apakah ada
peningkatan kesadaran mencuci tangan guna mencegah penyebaran penyakit dari petugan
kesehatan ke pasien.

Perkembangan keperawatan di masa Rufaidah binti Sa'ad (570 – 632 SM), dengan perkembangan
keperawatan era tahun 2000 masih mengalami perbedaan seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan
dan perkembangan IPTEK. Akan tetapi, keperawatan dimasa sekarang masih menggunakan teori Siti
Rufaidah tentang penyuluhan kesehatan (Health Education). Pada tahap ini, penyuluhan kesehatan yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial di RSUD DR. SOEDARSO ruang PAVILIUN KAPUAS
IRNA adalah ,

1. Seminar tentang infeksi nasokomial dan cuci tangan yang benar yang diadakan setiap 1 tahun
sekali dan wajib diikuti oleh setiap perawat di setiap ruangan.
2. manajemen di rumah sakit dibantu tim PPI (Pecegahan Penanggulangan Infeksi) menyebarkan
lembar prosedur 5 situasi dan 11 langkah mencuci tangan yang benar di setiap ruangan
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai