Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahir janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu
trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester kedua
dari 13 minggu sampai 28 minggu, trimester ketiga dari 29 sampai 40
minggu.5
Kehamilan adalah lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai
partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan).
Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Kehamilan antara 28 minggu disebut kehamilan premature.5
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang saling berkaitan, dan
terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi atau implantasi pada uterus, pembentukan plasenta
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.5
2. Tanda – Tanda Kehamilan
a. Tanda Pasti
1) Terlihat embrio atau kantung kehamilan melauli USG pada 4-6
minggu sesudah pembuahan
2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu. Di dengar
dengan stetoscop leanec, alat kardiotokografi, alat dopler, atau di lihat
dengan ultrasonografi.

6
7

3) Terasa gerak janin dalam rahim. Pada primigravida bisa dirasakan


ketika kehamilan berusia 18 minggu, sedangkan pada multigravida di
usia 16 minggu. Terlihat atau teraba gerakan janin dan bagian-bagian
janin.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.6
b. Tanda tidak pasti
1) Amenore (tidak adanya mentruasi). Konsepsi dan nidasi menyebabkan
tidak terjadinya pembentukan folikel de graaf dan ovulasi.
2) Mual di pagi hari (tanpa muntah) terjadi pada 2-8 minggu setelah
pembuahan. Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).
4) Sering buang air kecil karena adanya desakan rahim ke depan,
kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
5) Pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan adanya iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan.
6) Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli
dan alveoli pada mamma Glandula montgomeri. Ujung saraf tertekan
sehingga menyebabkan rasa sakit, terutama pada hamil pertama.
7) Anoreksia.
8) Konstipasi dan obstipasi.
9) Pigmen kulit terjadi pada kehamilan usia 12 minggu ke atas. Ada
beberapa bagian di mana pigmentasi terlihat jelas yaitu:
a) Sekitar pipi: Cloasma gravidarum.
b) Dinding perut.
c) Sekitar payudara.
8

10) Epulsi. Suatu hipertrofi papilla ginggivae/hipetrofi gusi. Sering terjadi


pada trimester I.
11) Varises. Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat.
c. Tanda kemungkinan
1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan.
2) Pada pemeriksaan dijumpai:
a) Tanda hegar
b) Tanda Piscaseck
c) Tanda Chadwicks
d) Kontraksi Braxton hicks
e) Teraba ballottment
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif sebagai kemungkinan
positif palsu.7
3. Asuhan Antenatal
a. Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.8
b. Tujuan
Tujuan asuhan kebidanan dalam kehamilan pada prinsipnya adalah
memberikan layanan atau bantuan untuk meningkatkan kesehatan ibu
hamil dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga. Kegiatan yang
dilakukan di dalam pelayanan kebidanan dapat berupa upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan.
Tujuan utama asuhan antenatal adalah sebagai berikut:
1) Untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun
bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu.
2) Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
9

3) Mempersiapkan kelahiran
4) Memberikan pendidikan.
a. Kebijakan Program
Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-
kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh
sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yaitu sebagai berikut.
1) 1 kali pada trimester I
2) 1 kali pada trimester II
3) 2 kali pada trimester III
Pelayanan ANC minimal 5 T, meningkat menjadi 7 T, dan sekarang
menjadi 12 T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria
menjadi 14 T, yaitu:
5 T:
1) Ukur tinggi badan atau berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukut tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi TT
5) Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan.
9 T:
6) Tes terhadap penyakit menular seksual/VDLR
7) Temu wicara/konseling
8) Tes/pemeriksaan Hb
9) Tes/pemeriksaan urin protein
10) Tes reduksi urin
11) Perawatan payudara (tekan pijat payudara)
12) Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil)
13) Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemik gondok)
14) Terapi obat malaria.5
10

4. Iminusasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan
kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus Neonatorum) pada
saat persalinan, maupun postnatal. Menurut WHO, jika seorang ibu belum
pernah mendapatkan imunisasi TT selama hidupnya, maka ibu tersebut
minimal mendapatkan paling sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan
(pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua, empat minggu setelah
kunjungan pertama).9.10
Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Status Jenis Interval Waktu Lama Perlin- Persentase
Suntikan TT dungan Perlindungan
T0 Belum pernah
mendapat
suntikan TT
T1 TT 1 80
T2 TT 2 4 minggu dari TT1 3 tahun 95
T3 TT 3 6 bulan dari TT2 5 tahun 99
T4 TT 4 Minimal 1 tahun 10 tahun 99
dari TT3
T5 TT 5 3 tahun dari TT4 Seumur hidup
9

5. Pemberian Tablet Zat Besi


Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan 90
tablet tambah darah(Fe), karena sulit untuk mendapatkan zat besi dengan
jumlah yang cukup dari makanan. Untuk mencegah anemia seorang wanita
sebaiknya mengonsumsi sedikitnya 60 mg zat besi (mengandung FeSO4
320mg) dan 1 mg asam folat setiap hari. Akan tetapi, jika ibu tersebut sudah
menderita anemia, maka sebaiknya mengonsumsi 2 tablet besi dan 1 asam
folat per hari.9
11

B. PERSALINAN
1. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
konsepsi) yang telah cukup bulan atau yang dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan.8
2. Tanda- Tanda Persalinan
Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki kala pendahuluan (preparatory stage of labour) dengan tanda-tanda
sebagai berikut:
a. Perasaan distensi berkurang (lightening)
b. Terjadi his permulaan (His palsu)
c. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
d. Perasaan sering atau susah buang air kecil
e. Serviks menjadi lembek
Adapun tanda dan gejala inpartu adalah sebagai berikut:
a. His yang lebih kuat, sering, dan teratur
b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show)
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada
e. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada seviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya persalinan
1. Tenaga/Kekuatan (Power)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah His,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi ligamen.
Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan
sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.
2. Janin dan plasenta(passengger)
12

3. Jalan lahir (passege)


1) Jalan lahir keras, yaitu tulang-tulang panggul.
2) Jalan lahir lunak terdiri atas uterus, otot dasar panggul, dan perineum
4. Psikologi ibu bersalin
Faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual
b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
c) Kebiasaan adat
d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
5. Penolong (provider)
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam
hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.7
4. Tahapan Persalinan
Tahap – tahap persalinan terdiri dari 4 kala :
1. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir campur darah (blood
show), karena serviks mulai membuka dan mendatar.
1. Kala II, merupakan kala pengeluaran janin.
2. Kala III, merupakan kala untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta.
3. Kala IV, merupakan kala dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam.11
Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
1) Fase laten :
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b) Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
c) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.
13

2) Fase aktif :
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase :
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
b) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
d) Terjadi penurunan bagian terendah janin.11

C. LETAK SUNGSANG
1. Definisi
Letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki atau kombinasi keduanya.12
Janin yang letak memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di
fundus dan bokong di bawah.13
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan beberapa
bentuk letak sungsang sebagai berikut :
a. Letak bokong murni ( teraba bokong, kedua kaki menjungkit ke atas
sampai kepala bayi, kedua kaki bertindak sebagai spalk).
b. Letak bokong kaki sempurna (teraba bokong, kedua kaki berada di
samping bokong).
c. Letak bokong tidak sempurna (teraba bokong, disamping bokong teraba
satu kaki).
d. Letak kaki (bila bagian terendah teraba salah satu dan kedua kaki atau
lutut, dapat dibedakan : letak kaki, bila kaki terendah, letak lutut, bila lutut
terendah).1
14

2. Penyebab Letak Sungsang


Dari sudut ibu
a. Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus duplek, mioma
bersama kehamilan).
b. Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
c. Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang panggul,
terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala).
Dari sudut Janin
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
b. Hidrosefalus atau anensefalus.
c. Kehamilan kembar.
d. Hidramnion atau oligohidramnion
e. Prematuritas.1
3. Komplikasi Persalinan Letak Sungsang
a. Komplikasi pada ibu. Trias komplikasi ibu: perdarahan, robekan jalan lahir
dan infeksi.
b. Komplikasi pada bayi. Trias komplikasi pada bayi: asfiksia, trauma
persalinan dan infeksi.
1) Asfiksia pada bayi, dapat disebabkan oleh :
a) Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban, lendir.
b) Perdarahan atau edema jaringan otak.
c) Kerusakan medulla oblongata.
d) Kerusakan persendian tulang leher.
e) Kematian bayi karena asfiksia berat.
2) Trauma persalinan
a) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas.
b) Kerusakan alat vital: limpa, hati, paru-paru atau jantung.
15

c) Dislokasi fraktur persendian tulang leher: fraktur tulang besar kepala;


fraktur tulang kepala; kerusakan pada mata, hidung atau telinga;
kerusakan pada jaringan otak.
3) Infeksi dapat terjadi karena
a) Persalinan berlangsung lama.
b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil.
c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.1
4. Penatalaksanaan Letak Sungsang
Persalinan kepala mempunyai waktu terbatas sekitar 8 menit, setelah
bokong lahir. Melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau
kematian pada bayi.1
Sedangkan dalam pertolongan ketika hamil diusahakan melakukan
versi luar ke arah letak kepala. Versi luar (eksternal versi) dilakukan pula pada
kasus letak lintang yang dapat menuju kepala atau letak bokong.1
5. Pertolongan Pervaginam
Persalinan menurut metode Brach.
Persalinan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu kali His dan
mengejan, sedangkan penolong membantu melakukan hiperlordosis. Teknik
melakukan hiperlordosis adalah sebagai berikut: saat bokong tampak
disuntikkan oksitosin 5 unit, setelah bokong lahir, bokong dipegang secara
Brach (kedua ibu jari pada kedua paha bayi, dan keempat jari kedua tangan
yang lainnya memegang bokong bayi).
Dilakukan hiperlordosis dengan melengkungkan bokong ke arah perut
ibu. Seseorang melakukan tekanan Kristeller pada fundus uteri. Saat his dan
mengejan. Akan lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, muka dan kepala
bayi. Bayi diletakkan di perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan
selanjutnya dirawat sebagaimana mestinya. Bila persalinan dengan satu kali
His dan mengejan tidak berhasil, maka pertolongan Brach dianggap gagal
dan dilanjutkan dengan ekstraksi (manual aid).
16

Gambar 2.1 Metode Brach1

Ekstraksi bokong parsial.


Persalinan dengan ekstraksi bokong parsial berarti bahwa:
persalinan bokong sampai umbilicus berlangsung dengan kekuatan
sendiri, terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala. Dilakukan
persalinan bantuan dengan jalan:
a. Pertolongan ekstraksi bokong secara klasik. Teknik ekstraksi
bokong parsial secara klasik dilakukan sebagai berikut:
1) Tangan memegangbokong dengan telunjuk pada spina ischiadika
anterior superior.
2) Tarik curam ke bawah sampai ujung scapula tampak.
17

3) Badan anak dipegang sehingga perut anak didekatkan ke perut


ibu, dengan demikian kedudukan bahu belakang menjadi lebih
rendah.
4) Tangan lainnya (analog) menelusuri bahu belakang sampai
mencapai persendian siku.
5) Tangan belakang dilahirkan dengan mendorong persendian
menelusuri badan bayi.
6) Selanjutnya badan anak dipegang sedemikian rupa, sehingga
punggung anak mendekati panggul ibu.
7) Tangan lainnya menelusuri bahu depan, menuju persendian siku
selanjutnya dengan lengan atas dilahirkan dengan dorongan
persendian siku.
8) Persalinan kepala dilakukan sebagai berikut: badan anak
seluruhnya ditunggangkan pada tangan kiri. Jari tengah
dimasukkan ke dalam mulut bayi, untuk mempesatukan situasi
fleksi. Dua jari lain menekan pada os maksilaris, untuk
membantu fleksi kepala. Tangan kanan memegang leher bayi,
menarik curam ke bawah sehingga suboksiput berada di bawah
simfisis sebagai hipomoklion. Kepala bayi dilahirkan dengan
melakukan tarikan tangan kanan, sambil melakukan putaran ke
arah perut ibu. Berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan
kepala seluruhnya. Setalah bayi lahir diletakkan diatas perut ibu,
tali pusat dipotong, lendir dibersihkan dan selanjutnya dirawat
sebagaimana mestinya.
18

Gambar 2.2 Manuver Klasik/Deventer1

b. Persalinan ekstra bokong parsial menurut Mueller.


Persalinan ekstra bokong parsial menurut Mueller tidak banyak
mempunyai perbedaan dengan ekstraksi “klasik”. Perbedaan dengan
klasik terletak pada persalinan lengan depan dilakukan terlebih
dahulu dengan jalan :
1) Punggung bayi di dekatkan ke punggung ibu sehingga scapula
tampak.
2) Tangan lainnya menelusuri bahu depan menuju lengan atas
sampai persendian siku untuk melahirkan lengan atas.
3) Perut bayi di dekatkan ke perut ibu, tangan lain menelusuri bahu
belakang sampai persendian siku dan selanjutnya lengan
belakang dilahirkan.
19

4) Persalinan kepala dilakukan menurut teknik mauriceau.


5) Setelah bayi lahir tali pusat di potong dibersihkan untuk dirawat
sebagaimana mestinya.

Gambar 2.3 Manuver Mueller1

c. Pertolongan persalinan bahu menurut Loevset. Konsep teknik


Loevset untuk melahirkan bahu berdasarkan:
1) Perbedaan panjang jalan lahir depan dan belakang.
2) Bahu depan yang berada di bawah simfisis bila diputar menjadi
bahu belakang kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga
otomatis terjadi persalinan.
3) Bahu belakang setelah putaran 900 menjadi bahu depan,
kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga secara otomatis
terjadi persalinan.
4) Pada waktu melakukan putaran disertai tarikan sehingga depan
putaran tersebut kedua bahu dapat dilahirkan.
5) Persalinan kepala dapat dilakukan dengan teknik Mauriceau.1
20

Gambar 2.4 Manuver Loevset1

Pertolongan persalinan kepala


a. Pertolongan persalinan kepala menurut Mauriceau-veit Smellie.
Bila terjadi kegagalan persalian kepala dapat dilakukan pertolongan
secara Mauriceau (Viet Smellie):
1) Badan anak ditunggangkan pada tangan kiri.
2) Tali pusat di longgarkan.
3) Jari tangan dimasukkan kedalam mulut bayi. 2 jari lain
diletakkan pada tulang pipi serta menekan ke arah badan bayi
sehingga fleksi kepala dapat di pertahankan.
4) Tangan kanan memegang bayi (leher) menarik curam ke bawah
sampai suboksiput sebagai hipomoklion. Kepala bayi diputar ke
atas sehingga berturut-turut lahir dahu, mulut, hidung, mata,
dahi, kepala bayi seluruhnya.1
21

Gambar 2.5 Perasat Mauriceau (Viet-Smellie)1

6. Intervensi Bidan pada Letak Sungsang


Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya:
1) Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk
mendapatkan petunjuk kepastian posisi bayi dalam rahim.
2) Bila masih ada kesempatan, melakukan rujukan penderita ke rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal.
3) Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya
bersama dokter puskesmas atau dokter keluarga.
4) Ibu perlu diberikan KIE dan motivasi serta perjanjian tertulis dalam
bentuk informed consent.1

D. MASA NIFAS
1. Pengertian
Masa nifas (peurperium) adalah masa ibu setelah melahirkan yaitu
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6
minggu.14
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun mental.
22

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,


mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan diri, nutrisi, menyusui, keluarga
berencana, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana.14
3. Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas
Selama masa nifas terjadi berbagai perubahan pada ibu post partum
antara lain involusi rahim, pengeluaran lochea, perubahan pada serviks dan
vagina, laktasi serta perubahan pada sistem tubuh lainnya dan perubahan
serviks.14
a. Involusi Rahim
Kembalinya rahim ke bentuk semula, pada waktu hamil dapat terjadi
perubahan besar pada otot rahim, karena pembesaran selnya dan
pembesaran ukuran karena pertambahan jumlah selnya. Berat rahim
menjadi sekitar 1 kg, yang semula hanya 30 gram. Setelah persalinan
terjadi proses sebaliknya yang di sebut involusi.

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri Dan Berat Uterus Menurut


Masa Involusi

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Sepusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di bawah simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

b. Lochea
23

Cairan secret berasal dari vagina dan kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas :
1) Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, selama 2 hari pasca
persalinan.
2) Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pada hari ke-3 sampai
7 hari paska persalinan.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke-7 sampai 14
hari pasca persalinan.
4) Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.
4. Kebijakan Progaram Nasional
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan
ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk
mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-masalah yang terjadi.
Tabel 2.3 Jadwal kunjungan nifas dan tujuannya

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 Jam a. Mencegah terjadinya perdarahan.


b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
24

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah


hipotermia.
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.

2 6 hari a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus


setelah berkontraksi, fundus di bawah umbilikus tidak ada
persalinan perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan
pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan
istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada
bayi, cara merawat tali pusat dan bagaimana menjaga bayi
agar tetap hangat.
3 2 minggu
setelah
Tujuan sama dengan kunjungan 6 hari.
persalinan

4 6 minggu Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami


setelah atau bayi alami.
persalinan Memberikan konseling untuk KB secara dini.

5. Asuhan Masa Nifas


25

Asuhan masa nifas pada ibu bersalin dilakukan dalam bentuk


pengawasan sebagai berikut :
a. Mobilisasi
Mobilisasi dini/aktifitas segera pada masa nifas dapat mengurangi
kandungan lochea dalam rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar
alat kelamin, mempercepat normalisasi alat kelamin keadaan semula.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup teori / mengkonsumsi
tambahan 500 kalori setiap hari. Menu seimbang minimal sedikitnya 3
liter air setiap hari. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi
setidaknya 40 hari pasca persalinan.
c. Miksi
Hendaknya buang air kecil ( BAK) dapat dilakukan sendiri secepat
mungkin, bila tidak bisa dilakukan kateterisasi.
d. Defekasi
Buang air besar (BAB) harus dilakukan 3 – 4 hari pasca persalinan.
e. Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang di perlukan bayi, mudah di cerna,
memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk
di minum. Bayi harus di beri ASI setiap kali ia merasa lapar (atau
setidaknya 10 – 12 kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.
Tanda ASI cukup yaitu bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan
warnanya jernih sampai kuning muda, BAB berwarna kekuningan berbiji,
payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui, bayi
bertambah berat badannya.14

Ada beberapa masalah dalam pemberian ASI seperti:


i) Putting susu lecet
26

Penyebab putting susu lecet adalah sebagai berikut teknik


menyusui yang tidak benar, putting susu terpapar sabun, krim,
alcohol, ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan puting susu,
moniliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu.
Penanganannya adalah dengan mengolesi putting susu ibu
dengan ASI akhir, menyusui lebih sering, posisi menyusui yang
benar, penggunaan bra yang menyangga.
ii) Payudara Bengkak
Penyebab terjadinya payudara bengkak adalah karena
menyusui yang tidak kontinu sehingga sisa ASI terkumpul pada
daerah duktus.
Beberapa tindakan untuk mengatasi payudara bengkak adalah
melakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, untuk
mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin.
iii)Abses payudara
Penyebab terjadinya karena kurangnya ASI dihisap/
dikeluarkan.Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah kompres
hangat/panas dan pemijatan, pemberian antibiotik
f. Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa
nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja
ibu mau.14
6. Tanda Bahaya Nifas
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
b. Cairan vaginal dengan bau busuk yang keras
c. Rasa nyeri di bagian perut bagian bawah atau punggung
27

d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah


penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan
f. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu BAK atau merasa tidak enak badan
g. Payudara yang memerah, panas atau sakit
h. Kehilangan selera makan
i. Rasa sakit, warna merah, atau pembengkakan pada kaki
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayi
k. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
7. Komplikasi Masa Nifas
a) Infeksi nifas
Infeksi pada masa nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat
genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan
meningkatnya suhu badan melebihi 38°C tanpa menghitung hari pertama
dan berturut-turut selama 2 hari
b) Masalah dalam laktasi
Kelainan bentuk putting, putting lecet, payudara bengkak, abses
payudara, sindrom ASI kurang, bayi bingung putting.

E. BAYI BARU LAHIR


1. Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.15
Bayi normal adalah bayi yang mampu hidup diluar kandungan berat badan
normal yaitu 2500 – 4000 gram dengan ciri – ciri sebagai berikut:
a. Bayi menangis kuat segera setelah bayi lahir
b. Kulit tampak kemerahan
28

c. Bayi dengan gerakan ekstremitas secara aktif


d. Nadi denyutnya teraba lebih dari 100 kali / menit
e. Tonus baik dan Refleks hisap baik (sucking).
2. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir
Kebutuhan dasar bayi baru lahir, diantaranya:
a. Penilaian
1) Apakah bayi cukup bulan
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
3) Apakah bayi menangis atau bernafas
4) Apakah tonus otot baik
b. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.
c. Memotong tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong
untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Setelah
plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil, maka lakukan pengikatan
tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.
d. Menjaga kehangatan
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami
hipotermia.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara- cara
berikut:
1) Evaporasi.
2) Konduksi.
3) Konveksi,
29

4) Radiasi,
e. Kontak dini dengan ibu
1) Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan
bayi penting untuk kehangatan dan mempertahankan panas yang sesuai
pada bayi baru lahir, ikatan batin dan pemberian ASI.
2) Dorongan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah “siap”
(dengan menunjukkan refleks rooting)
f. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena difesiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 - 0,5%. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu
diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama tiga hari, sedangkan bayi risiko
tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 mg IM.
g. Memberi obat tetes mata atau salep mata
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya Oftalmia neonatrum. Di daerah
dimana gonorea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata
sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena (penyakit
menular seksual).15
3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda – tanda kegawatan atau
kelainan menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila
mempunyai salah satu atau beberapa tanda – tanda berikut:
a. Sesak nafas.
b. Frekuensi pernapasan < 40 kali/menit atau >60 kali/menit.
c. Gerakan retraksi di dada.
d. Malas minum.
e. Panas atau suhu badan bayi rendah.
30

f. Gerakan Kurang aktif.


g. Berat badan lahir rendah (1500-2500 gram).
h. Tanda – tanda bayi sakit berat.
i. Sulit minum.
j. Sianosis sentral (lidah biru).
k. Perut kembung.
l. Periode apneu.
m. Kejang / periode kejang- kejang kecil.
n. Merintih.
o. Perdarahan tali pusat.
p. Sangat kuning.
q. Berat badan Lahir < 1500 gram.15

4. Imunisasi Yang Diberikan Usia 0-9 bulan


Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.15
1) Jadwal Imunisasi Departemen Kesehatan RI
Tabel 2.4 Jadwal Imunisasi Nasional bagi Bayi yang Lahir

di Rumah

Umur Vaksin Tempat

0-7 hari HB 0 Rumah

1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu

2 bulan DPT/HB 1, Polio 2 Posyandu

3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 Posyandu


31

4 bulan DPT/HB 3, Polio 4 Posyandu

9 bulan Campak Posyandu

15

Tabel 2.5 Jadwal Imunisasi Nasional bagi Bayi yang Lahir Di


Rumah Sakit atau Rumah Bersalin

Umur Vaksin Tempat

0 bulan HB0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan

2 bulan DPT/HB 1, Polio 2 RS/RB/Bidan

3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan

4 bulan DPT/HB 3, Polio 4 RS/RB/Bidan

9 bulan Campak RS/RB/Bidan

15

Anda mungkin juga menyukai