Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindakan pembedahan merupakan salah satu terapi yang dapat

menimbulkan respon fisiologis maupun psikologis serta mendatangkan

ancaman pada integritas tubuh seseorang. Pembedahan juga merupakan

tindakan pengobatan invasif melalui sayatan untuk membuka atau

menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan diakhiri dengan

penutupan dan penjahitan luka. Salah satu tindakan bedah yang digunakan

adalah bedah mayor (Hasanah, 2017).

Bedah mayor merupakan tindakan bedah yang menggunakan

anestesi umum atau general anestesi yang biasanya dilakukan oleh dokter

anestesi (Sjamsuhidajat, dkk, 2015). Sebelum dilakukan tindakan operasi,

akan dilakukan anestesi umum dan regional terlebih dahulu. Operasi

tersebut memerlukan persiapan mental pasien (Barus dkk., 2018).

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa data

prevalensi jumlah pasien dengan tindakan pembedahan telah meningkat

secara signifikan dari tahun ke tahun. Ternyata pada tahun 2017 terdapat

140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia ini. Pada saat yang sama

pada tahun 2019, data bertambah 148 juta orang, jumlah pasien pre operasi

terus bertambah dengan klien yang mengalami gangguan kecemasan

sebelum operasi sekitar 20% (WHO, 2019). Menurut Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia (2019) menunjukkan bahwa prosedur

1
2

pembedahan menduduki peringkat 11 dari 50 penyakit di rumah sakit

Indonesia sebesar 12,8% dan diperkirakan 32% adalah kasus bedah

laparotomi. Hasil studi pendahuluan yang didapatkan oleh peneliti data

kunjungan pasien bedah di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo pada periode

bulan juni sampai november 2023 sebanyak 1431 pengunjung (Rekam

Medik RSUD Ir. Soekarno, 2023).

Pasien pre operasi yang akan menjalani operasi biasanya akan

mengalami kecemasan. Salah satu kecemasan yang terjadi pada pasien pre

operasi seperti ketakutan, kegelisahan mental, firasat atau perasaan putus

asa, takut pembiusan gagal, takut dengan operasi gagal pada saat

menjalani operasi. Kecemasan biasanya berkaitan dengan penyakitnya,

pengobatan yang dijalaninya. Kecemasan pasien pre operasi dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pengetahuan,

dukungan keluarga, jenis operasi, komunikasi atau sikap perawat dalam

mengaplikasikan pencegahan kecemasan terhadap pasien pre operasi.

Kecemasan berhubungan dengan berbagai prosedur asing yang harus

dihadapi pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa pasien akibat

prosedur pembedahan dan pembiusan (Oktarini & Prima, 2021).

Kecemasan adalah suatu pengalaman subjektif mengenai

ketegangan mental yang mengganggu sebagai reaksi umum terhadap

ketidakmampuan untuk menghadapi masalah atau perasaan yang tidak

menyenangkan. Hal ini biasanya menimbulkan gejala fisiologis (seperti

gemetar, berkeringat, peningkatan detak jantung, dan lain-lain) dan gejala


3

psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tidak mampu berkonsentrasi,

dan lain sebagainya) (Manurung, 2016).

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengurangi

kecemasan pasien meliputi farmakologi, pendekatan dukungan dan

psikoterapi. Teknik utama psikoterapi dalam pengobatan kecemasan

adalah melalui relaksasi dan biofeedback. Teknik relaksasi yang

digunakan untuk mengurangi kecemasan pada pasien pre operasi adalah

teknik relaksasi otot progresif (Arbani, 2015).

Progressive Muscle Relaxation (PMR) merupakan suatu bentuk

kegiatan yang tujuannya adalah untuk mengurangi stres yang melibatkan

pergerakan anggota tubuh, mudah dan bisa dilakukan dimana saja.

Penderita dapat merasakan hilangnya ketegangan sebagai salah satu respon

nyeri dan kecemasan di mana terapi PMR dapat merangsang pengeluaran

endorphin dan merangsang signal otak yang menyebabkan otot relaks serta

dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Relaksasi dapat meningkatkan

kualitas tidur, mengurangi rasa kecemasan, menurunkan tekanan darah,

merangsang sirkulasi darah dan memastikan relaksasi otot

(Khasanah.D.A, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniati Puji Lestari, dkk (2014)

bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif

terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di Ruang

Wijaya Kusuma RSUD Dr. R Soeprapto Cepu. Hasil uji Marginal

Homogenity didapatkan nilai p 0,000 (<0,05) yang berarti ada pengaruh


4

relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien

preoperasi di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R Soeprapto Cepu.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di ruang flamboyan RSUD

Ir. Soekarno Sukoharjo pada 3 bulan terakhir sejak bulan september

sampai november didapatkan 180 pasien yang akan menjalani tindakan

operasi dan beresiko mengalami kecemasan. Melihat prevalensi

banyaknya pasien yang akan menjalani operasi dan beresiko tinggi

mengalami kecemasan maka perlu adanya tindakan untuk mengurangi

serta menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi. Berdasarkan

uraian latar belakang dan fenomena yang terjadi diatas maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Progressive

Muscle Relaxation Terhadap Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di

RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh

progressive muscle relaxation terhadap kecemasan pada pasien pre

operasi?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh progressive muscle relaxation terhadap

kecemasan pada pasien pre operasi.


5

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, riwayat operasi sebelumnya.

b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

sebelum diberikan progressive muscle relaxation

c. Mendeskripsikan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

setelah diberikan progressive muscle relaxation

d. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

sebelum dan setelah diberikan progressive muscle relaxation

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang kecemasan pada pasien

sebelum menjalani operasi dan dapat dijadikan referensi bagi

mahasiswa untuk mempelajari pengetahuan tentang tingkat kecemasan.

2. Manfaat secara praktis bagi institusi pendidikaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang

melakukan penelitian dengan topik yang sama dan untuk meningkatkan

pemahaman adik-adik mahasiswa keperawatan tentang kanker.


6

3. Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi perawat yang

memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang akan menjalani

operasi dengan memberikan pelayanan optimal kepada pasien.

4. Bagi penderita

Meningkatkan pemahaman mengenai kecemasan dan cara mengatasi

atau meredakan kecemasan, salah satunya dengan progressive muscle

relaxation.

5. Bagi mahasiswa

Meningkatkan pemahaman tentang kecemasan pada pasien sebelum

menjalani operasi, serta menerapkan ilmu penelitian yang diperoleh

dari perkuliahan.

6. Bagi peneliti lain

Menambah referensi bagi mahasiswa lain yang ingin mencari topik

serupa dengan jumlah responden lebih banyak untuk penelitian yang

lebih representatif dan dengan metode penelitian lainnya.

E. Keaslian Penelitian

Keaslian Penelitian Yang Ada Relevansi dengan Penelitian Sekarang

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Peneliti dan Tahun
1. Erna Pengaruh Berdasarkan Sama-sama Penelitian yang
Masdiana relaksasi otot Observasi meneliti saya lakukan
dan Liza progresif terhadap 3 pengaruh tentang pengaruh
Phonna terhadap Responden relaksasi progressive
7

kecemasan pada didapat nilai otot muscle


pasien pre tingkat progresif relaxation
operasi di kecemasan 2 terhadap terhadap
Rumah Sakit responden dari kecemasan
kecemasan pada
Lhokseumawe cemas sedang pada pasien
pasien pre
tahun 2023 menjadi cemas pre operasi
operasi yang
ringan dan 1
akan dilakukan
responden dari
cemas berat
di RSUD Ir.

menjadi cemas Soekarno


sedang. Hal ini Sukoharjo,
menunjukkan sedangkan
ada perubahan penelitian
nilai tingkat terdahulu di RS
kecemasan Lhokseumawe
sebelum dan
sesudah
dilakukan
relaksasi otot
progresif.
2. Sea Ajeng Studi kasus : Berdasarkan Sama-sama Penelitian yang
A, Rodhi implementasi studi kasus dari mneliti saya lakukan
Hartono, progressive 2 responden pengaruh yaitu dengan
dan Yuli muscle yang dilakukan relaksasi mengajari
Kurniawati relaxation relaksasi otot otot langsung pasien
(PMR) untuk progresif progresif untuk melakukan
mengatasi didapatkan hasil terhadap progressive
kecemasan pada tingkat kecemasan muscle relaxation
pasien pre kecemasan pada pasien yang akan
operasi di ruang pasien pre operasi dilakukan di
IBS RSUD mengalami RSUD Ir.
Tugurejo penurunan dari
Soekarno
Semarang tahun skala sedang
Sukoharjo,
2019 menjadi ringan.
8

sedangkan
penelitian
terdahulu di
ruang IBS RSUD
Tugurejo
Semarang
3. Anisa Pengaruh terapi Berdasarkan Sama-sama Perbedaan yaitu
Febristis, progressive hasil penelitian mneliti objek atau sasaran
Nurhamidah muscle yang telah pengaruh pemberian terapi
Rahman, relaxation dilakukan, hasil relaksasi
Nopan terhadap ansiety Uji Statistik otot
Saputra rate pada pasien menunjukkan progresif
pre-operasi bahwa pValue < terhadap
dengan general (P = 0,000) kecemasan
anastesi era terdapat pada pasien
pandemi covid- perbedaan yang pre operasi
19 di Rumah signifikan antara
Sakit Siti sebelum dan
Rahmah Padang sesudah
tahun 2022 diberikan
intervensi
Muscle
Relaxation
Progressive
Therapy pada
Pra Operasi
Umum pasien
anestesi Umum
Masa Pandemi
Covid-19 Di RS
Siti Rahmah
Padang.

Anda mungkin juga menyukai