Anda di halaman 1dari 4

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ATMA BHAKTI SURAKARTA

UJIAN MID SEMESTER


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

MATA KULIAH : EKONOMETRIKA MANAJEMEN


WAKTU : TAKE HOME
PRODI :M
KLAS : EKS SOLO
DOSEN : SITI AL MAIDAH SE. MM.

Nama : Ardix Yulkarnain


NIM : M28200015
Progdi : Manajemen
Soal :
1. Berikut ini adalah data mengenai IHK dan S&P

Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks S&P Amerika Serikat


Tahun 2012-2023

TAHUN IHK S&P


2012 65,2 96,02
2013 72,6 103,01
2014 82,4 118,78
2015 90,9 128,05
2016 96,5 119,71
2017 99,6 160,41
2018 103,9 160,46
2019 107,6 186,84
2020 109,6 236,34
2021 113,6 286,83
2022 118,3 265,79
2023 124,0 322,84

a. Gambarkan data tersebut pada diagram pencar dengan indeks S&P pada
sumbu vertikal dan IHK pada sumbu horizontal.
Jawab:

b. Bagaimana kesimpulan Anda tentang hubungan antara kedua indeks


tersebut?
Jawab:
Hubungan Indeks harga dan inflasi sangat berhubungan, karena indeks harga
adalah dasar untuk menghitung inflasi. Semakin tinggi indeks harga dari
waktu ke waktu semakin cepat pula laju inflasi. dengan adanya indeks harga.
Pengertian indeks harga adalah suatu tolok ukur yang digunakan untuk
mengetahui perubahan harga barang atau jasa dalam perekonomian. Lebih
jauh, manfaat indeks harga dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai alat ukur
dalam perumusan harga sekaligus suatu media guna memperlihatkan kondisi
ekonomi negara.

c. Apa yang dinyatakan oleh teori ekonomi tentang hubungan ini?


Jawab:
Perubahan IHK dapat mempengaruhi kegiatan perdagangan
internasional karena adanya perbedaan harga sebagai dampak perubahan
harga tersebut. Perubahan tersebut akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran mata uang sehingga mempengaruhi nilai tukar, misalnya jika IHK
megalami kenaikan (inflasi) lebih tinggi daripada tingkat inflasi Amerika, maka
akan memicu bertambahnya nilai impor sehingga nilai tukar Indonesian
Rupiah (IDR) terhadap United States Dollar (USD) akan melemah. Tetapi
tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap pergerakan nilai tukar USD
terhadap IDR, yang berarti bahwa jika IHK mengalami kenaikan maka arah
pergerakan nilai tukar USD terhadap IDR juga akan meningkat. Sedangkan
apabila IHK mengalami penurunan (deflasi) lebih tinggi dari tingkat deflasi
Amerika, maka nilai ekspor akan bertambah sehingga nilai tukar IDR
terhadap USD akan menguat dan pergerakkan nilai tukar USD terhadap IDR
akan melemah. Fenomena ini menyebabkan keterhubungan IHK dan kurs
menjadi penting untuk dikaji. Keterhubungan antar dua peubah dapat diukur
dengan koefisien korelasi Pearson dengan asumsi dua peubah tersebut
memiliki hubungan linier. Dua peubah memiliki hubungan linier apabila
perubahan dalam satu peubah dikaitkan dengan perubahan yang sebanding
pada peubah lainnya.
Jika hubungan dua penguubah tidak linier maka ukuran keterhubungan
Spearman’s Rho atau Kendall’s Tau dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan tersebut. Berbeda dengan koefisien korelasi Pearson, ukuran
keterhubungan ini tidak memerlukan asumsi normalitas dan data yang
digunakan dapat berupa data kategorik (tingkat pendidikan, kelompok usia,
kategori pekerjaan, dll) maupun data numerik (kurs rupiah, rasio keuangan,
pertumbuhan ekonomi, dll). Pada umumnya, kasus-kasus yang distribusinya
tidak normal tidak terlalu diperhatikan atau bahkan dipaksakan dengan
asumsi berdistribusi normal. Oleh karena itu diperlukan metode yang dapat
mengatasi permasalahan ini, salah satunya adalah dengan pendekatan
copula.
2. Perhatikan model regresi di bawah ini:

(S&P) t = B1+B2 IHK t + u t

a. Berdasarkan data pada nomor 1, gunakan metode kuadrat terkecil untuk


menaksir persamaan tersebut.
Jawab :
(S&P) t =B1+B2 IHK t + u t
(2185,08) t =B1+B2 1184,2 t + u t
b. Interpretasikan hasilnya.

Interpretasinya bahwa Tabel pertama menunjukkan variabel apa


saja yang diproses, mana yang menjadi variabel bebas dan variabel
terikat. Tabel kedua menampilkan nilai R yang merupakan simbol
dari nilai koefisien korelasi. Pada nilai diatas korelasi adalah 0,077.
Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel
penelitian ada di kategori lemah.
Berdasarkan tabel di atas digunakan untuk menentukan taraf
signifikansi atau linieritas dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan
berdasarkan uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig.). Cara yang paling
mudah dengan uji Sig., dengan ketentuan, jika Nilai Sig. < 0,05,
maka model regresi adalah linier, dan berlaku sebaliknya.
Berdasarkan tabel ketiga, diperoleh nilai Sig. = 0,001 yang berarti <
kriteria signifikan (0,05), dengan demikian model persamaan
regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan artinya, model
regresi linier memenuhi kriteria linieritas. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan Antara IHK dan S&P setiap
tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai