Disusun oleh:
Nama : Putri Subakti
NPM : 1715210194
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan,
Medan, ...., ....., 2021
Menyetujui,
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan mini riset ini yang berjudul “Analisis Indikator Moneter Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia”.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan penulis semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang
agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada ..... selaku dosen Pembimbing Akademik saya, dan saya
ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait
dalam penyusunan mini riset ini. Semoga mini riset ini bisa memberikan
sumbangan pemikiran sekaligus pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
A. Judul : ANALISIS INDIKATOR MONETER TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1998 yang berdampak
buruk bagi negara dan rakyatnya. Goncangan ekonomi tersebut mengakibatkan laju
membuat banyak pekerja yang menganggur. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia
tidak sepenuhnya terjadi karena krisis moneter saja, namun juga musibah lainnya
yang muncul di tengah kesulitan ekonomi di antaranya gagal panen padi selama 50
tahun terakhir.
kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun untuk satu periode ke periode yang lain dengan
mengambil rata-ratanya dalam waktu yang sama, maka untuk mengatakan tingkat
tahun ke tahun. Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (biasanya Bank Sentral) untuk mempengaruhi inflasi, jumlah uang yang
beredar, suku bunga dan nilai tukar yang pada gilirannya akan mempengaruhi
ekonomi di kisaran minus 0,4 persen hingga minus 2,3 persen. Pada Mei-Juni,
perkiraan lebih pesimistis di angka minus 0,4 persen hingga minus 1 persen. Setelah
Untuk mengetahui analisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 2020,
perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan. Kondisi- kondisi tersebut
Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua faktor,
ekonomi.
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara inflasi,
suku bunga, jumlah uang beredar, dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi
antara inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar, dan nilai tukar terhadap
E. Kerangka Berpikir
F. Kerangka Konseptual
G. Hipotesis
penelitian : Terdapat hubungan antara inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar, dan
nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dalam jangka pendek, jangka
Dimana :
Vector Autoregression (VAR) didukung oleh Uji Asumsi yang terdiri dari:
1. Uji Stationeritas
2. Uji Kointegrasi
3. Uji Kausalitas
Penentuan lag yang optimal jikanilai AIC dan SIC lebih rendah dari salah satu
lag.
I. Data
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Inflasi
statistic ADF lebih kecil dari Critical Value 5% dan juga Probability ADF
lebih kecil dari Taraf Signifikansi 5%. Setelah memenuhi syarat, maka dapat
pertama. Sehingga model VAR in Level tidak dapat digunakan dan data yang
akan digunakan adalah data yang stasioner pada tingkat diferensi pertama.
b. Uji Tingkat Lag Optimal
Hasil Uji Lag Optimal dapat dilihat pada Tabel 4.3, terdapat 2
kandidat selang optimal, yaitu lag 2 dan lag 3 sehingga perlu membandingkan
Jumlah Uang
Variabel Inflasi Pertumbuhan Suku
yang Nilai
Ekonomi Bunga
Beredar Tukar
Lag 2
Lag 3
Model VAR pada lag 2 memiliki nilai Adjusted R2 yang lebih tinggi
untuk seluruh variabel inflasi, jumlah uang yang beredar, nilai tukar,
pertumbuhan ekonomi dan suku bunga. Oleh karena itu, lag optimal pada
penelitian periode ini adalah lag 2. Dengan demikian, Uji Kointegrasi, Uji
pada tabel dapat disimpulkan bahwa estimasi stabilitas VAR yang akan
digunakan untuk analisis IRF dan FEVD telah stabil karena kisaran modulus
d. Uji Kointegrasi
signifikansi 5%. Hal ini berarti hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak
ada kointegrasi ditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada
dilihat bahwa di antara kelima variabel dalam penelitian ini, terdapat satu
kointegrasi pada tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian, dari hasil uji
ekonomi, inflasi, suku bunga, nilai tukar dan jumlah uang yang beredar
jangka panjang. Dengan kalimat lain, dalam setiap periode jangka pendek,
jangka panjangnya.
=10% (1.00), 5% (0.05), 1% (0.01) maka Ho akan ditolak yang berarti suatu
terjadi pada jumlah uang secara dominan direspon positif oleh Inflasi selama
terjadi pada Nilai Tukar secara dominan direspon positif oleh Pertumbuhan
ketika terjadi peningkatan pada Nilai Tukar maka ada pengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.
terjadi pada Inflasi secara dominan direspon negatif oleh Pertumbuhan Ekonomi
terjadi pada Suku Bunga secara dominan direspon oleh Pertumbuhan Ekonomi
selama periode penelitian. Kondisi ini menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga
Ekonomi.
dijelaskan oleh variabel suku bunga dan nilai tukar tetapi besarnya tidak terlalu
Pandemi
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh
adalah 0,145 oleh karena itu nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka artinya data
karena memenuhi maka dilanjutkan uji parametrik paired t-test. Berikut hasil uji
yang diperoleh.
0,044 dengan t hitung 2,543 maka dapat dinyatakan bahwa nilai yang diperoleh
kurang dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa antara pertumbuhan ekonomi
terdapat pengaruh jumlah uang, nilai tukar, inflasi dan suku bunga terhadap
independent yakni jumlah uang, nilai tukar, inflasi dan suku bunga memiliki
ini diterima.
yang kemudian diikuti oleh Jumlah uang yang beredar sebesar 0,016%, Nilai
tukar 8,83% dan suku bunga 1,88%. Sampai pada akhir pengamatan inflasi
17,73% diikuti oleh Nilai tukar 10.22% , Jumlah uang yang beredar sebesar
10,20%, dan suku bunga 1,98%. Dalam penelitian ini, semua variabel
menjadi rendah. Selain itu menurut Amir (2007) Selain itu memburuknya
ekonomi.
Sebelum pandemi, GDP rill Indonesia pada kuartal kedua tahun 2019
adalah Rp2.735 triliun, sementara itu pada kuartal kedua tahun tahun 2021
ini sudah mencapai Rp2.773 triliun. Menkeu menyebut angka ini adalah
angka yang lebih tinggi bahkan dari sebelum krisis. Covid telah membuat
2020 lalu, hingga GDP riil mengalami kontraksi dan nilainya menjadi Rp
2.590 triliun.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan pengujian analisis faktor moneter yaitu Inflasi, Jumlah Uang
yang Beredar, Nilai Suku Bunga, dan Nilai tukar yang memiliki nilai
kausalitas signifikan adalah Inflasi (0,018) dan Nilai tukar (0,02) nilai
signifikansi tersebut kurang dari 0,05. Kemudian dari hasil nilai Hasil Uji
signifikan.
Saran :
dan (X3) dan (X4) diharapkan pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan
dengan metode yang berbeda sehingga dapat diperoleh kesimpulan dari dua