Anda di halaman 1dari 29

EKONOMI MONETER DAN PERBANKAN

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA
PERIODE 1973-2005
jurnal dibuat oleh :
Fery Andrianus
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang

Amelia Niko
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
Anggota
Kelompok 4:
KELOMPOK 4:

130119044 - Patricius Jasson


130119035 - Vachry Arfansyah Imang
130120007 – Erisa
130120034 – Olivia Margaretha S
130120080 - Michael Rycardo
DEFINISI

Suatu kenaikan harga - harga. Inflasi bisa


INFLASI diakibatkan oleh kebijakan - kebijakan yang
diambil oleh pemerintah. Suatu inflasi tidak boleh
terlalu besar atau biasa disebut hyper inflasi karena
mengakibatkan daya beli masyarakat turun dan
tidak boleh terlalu rendah karena akan
melemahkan daya saing.
DASAR TEORI
PENELITIAN TERDAHULU
Menurut Nopirin biaya yang dikeluarkan peminjam atas pinjaman yg di
terima dan jadi imbalan pemberi pinjaman terhadap investasinya merupakan
keharusan suku bunga.
Suku bunga mempengaruhi masa datang karena merupakan sebuah harga
yang menghubungkan sekarang ke masa datang. Suku bunga minim
efektifitasnya untuk mengatasi krisis menurut penelitian UREM BI.
Tidak efektifnya suku bunga jika dikaitkan dengan faktor pembentuk
inflasi yang dilakukan Warjiyo dan Zulverdi menggunakan tes kausalitas
Granger periode 1989.1 sampai 1997.7 menghasilkan temuan sebagai
berikut:

Deposito jangka 1 bulan dan kredit modal kerja punya hubungan searah
01 dengan inflasi, artinya naiknya suku bunga akan menaikkan laju inflasi

02 Suku bunga yang tidak ada hubungan searah inflasi adalah deposito dengan waktu
yang lebih panjang 3, 6 dan 12 bulan
Mekanisme penggunaan suku
bunga yang menyebabkan
inflasi
75

Penelitian dari
Mochtar 50

memperlihatkan operasi pasar terbuka, yang


dilakukan BI dari SBI dalam mempengaruhi suku
bunga, membuahkan hasil penurunan inflasi.
25
Dalam penerapan kebijakan moneter awalnya dapat
menurunkan inflasi namun periode berikutnya BI
wajib membayar balik pokok dan bunga SBI, jadi hal
ini menjadi kenaikan inflasi.
0
UMI DAN INSUKINDRO (2004) kebijakan melalui suku bunga ini akan
memberikan hasil kebijakan yang lebih baik dari
menunjukkan bahwa kebijakan otoritas moneter pada penggunaan uang primer. Karena SBI
terhadap suku bunga SBI pada tahun 1990 memiliki kemampuan untuk menjelaskan
direspon relatif cepat oleh IHK. Yang berarti SBI variabilitas pertumbuhan ekonomi sekitar 2,2%
cukup berhasil meredam laju inflasi pada periode hingga 14% dan lebih mampu memberikan
1990. Sedangkan pada saat krisis tahun 1997, kontribusi terhadap pertumbuhan ketika horizon
peningkatan suku bunga SBI yang sangat tinggi waktu semakin panjang. Sedangkan uang primer
direspon lemah oleh IHK. Sehingga berdasarkan tidak memberikan kontribusi pada variasi
penelitian ini kenaikan suku bunga selama krisis pertumbuhan ekonomi dan variabilitas inflasi.
dapat meningkatkan laju inflasi
Peranan suku bunga terhadap perekonomian bertujuan
untuk menstabilkan nilai tukar. Pertimbangan ini diperoleh
dari penemuan peran suku bunga dalam mendorong

Bachtiar investasi tidak teraplikasikan di Indonesia, yang disebabkan


oleh faktor penentu investasi di Indonesia tidak hanya

(2005) ditentukan oleh suku bunga. Terbukti dari rendahnya suku


bunga pada periode sebelumnya tidak diiringi oleh
kenaikan investasi sehingga disimpulkan bahwa suku bunga
MENYATAKAN
tidak memiliki hubungan fungsional dengan investasi di
Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh studi pengembangan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
indikator ekonomi makro pada periode 1983.1- Arifin dan Syamsul (1998) mengenai
1997.4 mengenai output gap dan inflasi dengan efektifitas kebijakan suku bunga dalam hal
menggunakan output gap dapat memberikan menstabilkan rupiah di masa terpuruk
kesimpulan yaitu terjadinya peningkatan 10% output
memperlihatkan bahwa JUB cukup kuat
gap mengakibatkan peningkatan terhadap IHK
mempengaruhi inflasi. Dapat dilihat bahwa
sebanyak 1,66%. Dengan begini dapat memeberikan
kesimpulan bahwa laju ekonomi yang melebihi M0, M1 dan M2 yang mengakibatkan
potensial mengakibatkan inflasi. ekspansi uang beredar mengakibatkan
peningkatan inflasi
METODOLOGI PENELITIAN

Data dan sumber data


--
Variabel & Definisi
Operasional
Jumlah Uang Beredar
01 jumlah uang kartal dan giral pada satuan miliyar
rupiah

02 Nilai Tukar
nilai tengah rupiah pada USD

03 Produk Domestik Bruto


nilai PDB rill Indonesia pada harga konstan.

Tingkat Suku Bunga


04 deposito berjalan satu bulan terhadap bank pemerintah
yang dikatakan pada satuan persen.

Tingkat Inflasi
05 angka yang berubah pada indeks harga konsumen rill
pada harga konstan
Model Ordinary Least Square &

Analistis Partial Adjustment Model.


Model tersebut mengarahkan kepada model
yang dipakai Sasana pada tahun 2004.
Demi meraih hasil analisis yang baik, jadi
penelitian ini menggunakan 2 model
ekonometrik
INFLASI

Hasil
&
Pembahasan
METODE ORDINARY LEAST SQUARE
(OLS)
suatu metode ekonometrik dimana terdapat variabel independen yang
merupakan variabel penjelas dan variabel dependen yaitu varibel yang
dijelaskan dalam suatu persamaan linear
R² = 0,809 (nilai estimasi)
Arti = variasi seluruh variabel bebas (nilai tukar dan tingkat
Nilai R square lebih dari 0,5
suku bunga) dapat mempengaruhi variabel terikat (Inflasi ) sebesar berarti kemampuan variabel
80,9 % ( 0,809) sedangkan sisanya 19 % dipengaruhi oleh variabel prediktor kuat dalam menjelaskan
lain diluar penelitian variable response.
INF = f (M 1 , PDB, ER, R)
INF = þ 0 + þ 1 M 1 + þ 2 PDB + þ 3 ER+ þ 4 R+ e)

INF = –87.04899– 2.05875M1+ 0.00058PDB+0.00271ER +1.00669R


(–2.893) (–0.321) (1.888) (2.590) (6.699)

Dimana
B0 = coefficient Variabel nilai tukar rupiah dan tingkat
INF = Tingkat inflasi
variabel suku bunga secara signifikan
M 1 = Jumlah uang beredar
B1 = M1 berpengaruh terhadap inflasi,
PDB= Produk Domestik Bruto sedangkan variabel jumlah uang
B2 = PDB
ER = Equivalent Rate beredar dan PDB tidak signifikan pada
B3 = ER
periode observasi.
B4 = R

Ket = angka dalam kurung adalah nilai t-tes


2 variabel makro ekonomi yang mempengaruhi
inflasi di Indonesia, yaitu nilai tukar dan tingkat bunga
yang pengaruhnya positif .
Perubahan nilai tukar rupiah atau menguatnya nilai
dollar amerika serikat terhadap rupiah akan
menyebabkan inflasi di Indonesia.
Barang modal yang diimpor sangat bergantung pada
nilai kurs (rupiah ke dollar) , apabila nilai dollar tinggi
maka dana yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan impor akan barang
modal semakin banyak.
Kenaikan 1% tingkat suku bunga deposito akan menaikan
inflasi sebesar 1% pula. Kebijakan bank umum untuk
menaikan bunga tabungan menyebabkan terjadinya
inflasi yang berdampak pada pengusaha karena
sektor riil susah bergerak.
METODE PAM
[PARTIAL ADJUSTMENT MODEL]
Model regresi yang menunjukkan hubungan antara variabel terikat dan variabel
bebas yang didistribusikan berdasarkan periode waktu tertentu biasa disebut dengan
Model Lag Terdistribusi (Gujarati, 2009).
HASIL PENGUJIAN TABEL
PENGUJIAN MODEL PAM
• Hasil regresi diperoleh nilai koefisien lag
• Nilai koefisien lag endogen (lag inflasi) harus endogen 0,339
terletak diantara 0 dan 1. • Hasil penelitian menunjukan nilai koefisien lag
ini signifikan dengan nilai t hitung (3,163) yang
• Nilai koefisien lag endogen (lag inflasi) harus lebih besar terhadap t tabel (1,708) dan positif
signifikan dan positif. pada angka koefisien sebesar 0,339.
Hasil analisis
metode PAM

INF = –40.78522 + 6.19562M1+ 0.00017PDB


(–1.249) (0.903) (0.480)

+ 0.00076ER+ 1.08192R + 0.33929LAGINF


(0.702) (8.156) (3.163)

Ket: angka dalam kurung adalah nilai t-test.


Tabel Regresi PAM
R^2 dari analisa data adalah 86,6% berarti sekitar 13.4 % faktor-
faktor yang mempengaruhi inflasi ditentukan oleh variabel selain
yang tidak dimasukkan dalam model.

Uji Farrar-Glauber menunjuk- kan nilai F hitung yang signifikan pada


tingkat kepercayaan 95%. Uji parsial pada tingkat kepercayaan 95%
variabel jumlah uang beredar (M1), PDB dan nilai tukar tidak
signifikan berpengaruh terhadap inflasi.

variabel tingkat suku bunga (R) dan variabel kelambanan (lag-inf)


memiliki hubungan positif secara signifikan
JANGKA PANJANG
JANGKA PENDEK

Kenaikan 1 % tingkat suku bunga akan


meningkatkan inflasi sebesar 1,08%.
Secara keseluruhan dari 2 model OLS dan
PAM hasilnya tidak jauh beda,
metode OLS terdapat 2 variabel yang mempengaruhi inflasi yaitu nilai tukar dan tingkat suku
bunga

sedangkan metode PAM 1 variabel mempengaruhi inflasi yaitu tingkat suku

bunga.
KESIMPULAN
Dari beberapa hasil penelitian seperti arifin dan
syamsul (1998) , warjiyo dan zulvedi
(1998) dengan model kausalitas granger dan model johansen didapatkan hasil yang

sama, menjelaskan bahwa penetapan suku bunga yang tinggi hanya akan mendorong

inflasi yang lebih tinggi lagi. Dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang tingkat

suku bunga akan mempengaruhi inflasi.


SARAN
Otoritas moneter harus berupaya menjaga tingkat
suku bunga untuk tidak terlalu tinggi dan
sebaiknya penggunaan suku bunga harus disertai
dengan penelitian perhitungan tingkat suku bunga
netral di Indonesia,yang memiliki pengaruh jangka
panjang dan jangka pendek terhadap inflasi.
Otoritas moneter juga harus menjaga kestabilan
nilai tukar agar tidak overvalued atau undervalued
yang bisa berpengaruh juga terhadap inflasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai