E-mail: mrwaluyo@upnyk.ac.id
Abstract: The objective of this research is to analyze the effect of macroeconomics variable,
which is real exchange rate, SBI, M1 and GDP to domestic inflation in Inflation Targeting
Framework. This research also intended to analyze effect of macroeconomics to inflation,
which been transmitted through interest rate and will give us a big picture on what’s the next
monetary policies. We used monthly time series data 1999:01–2008:06 and applied Vector Er-
ror Correction Model to analyze the phenomenon. Real exchange rate, SBI (quarterly), M1
and GDP have positive effect to the inflation, but only real exchange rate and SBI (quarterly)
which has permanent and long term effect. The real exchange rate has strong effect on infla-
tion stability because, by applying ITF. The free-floating exchange rate system should be ap-
plied, and the fragile currency shall be easily fluctuated.
Keywords: inflation targeting framework, real exchange rate, GDP, money supply, vector
error correction model
Abstrak: Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh variabel makroekonomi seperti nilai
tukar riil, SBI, M1 dan PDB terhadap inflasi domestik dalam penerapan Inflation Targeting
Framework. Penelitian ini juga bertujuan menganalisis pengaruh ekonomi makro terhadap
inflasi yang ditransmisikan melalui suku bunga dan akan memberikan kita gambaran besar
kebijakan moneter berikutnya. Data penelitian ini berupa data time series bulanan selama
1999:01-2008:06 yang dipakai dalam Model Vector Error Correction untuk menganalisis
fenomena yang tersebut. Nilai tukar riil, SBI triwulanan, M1, dan PDB berpengaruh positif
terhadap inflasi. Nilai tukar riil dan SBI triwulan memiliki efek jangka panjang yang perma-
nen. Nilai tukar riil memiliki pengaruh kuat terhadap stabilitas inflasi setelah diterapkan ITF.
Sistem nilai tukar mengambang bebas seharusnya diterapkan dan mata uang lemah akan ber-
fluktuasi dengan mudah.
Kata kunci: inflation targeting framework, nilai tukar riil, GDP, penawaran uang, model
vector error correction
Apakah target
Apakah target dianggap Apakah Apakah
dianggap
sesuai dengan tindakan taksiran taksiran
sesuai dengan
yang diharapkan verbal verbal
tindakan yang
diharapkan
YA (A21) YA (B21)
0. 12 0. 12 0. 12 0. 12 0. 12
0. 10 0. 10 0. 10 0. 10 0. 10
0. 08 0. 08 0. 08 0. 08 0. 08
0. 06 0. 06 0. 06 0. 06 0. 06
0. 04 0. 04 0. 04 0. 04 0. 04
0. 02 0. 02 0. 02 0. 02 0. 02
0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00
- 0. 02 - 0. 02 - 0. 02 - 0. 02 - 0. 02
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of LNRER t o LNI F Response of LNRER t o LNRER Response of LNRER t o LNSBI Response of LNRER t o LNM1 Response of LNRER t o LNPDB
6 00 600 6 00 600 6 00
4 00 400 4 00 400 4 00
2 00 200 2 00 200 2 00
0 0 0 0 0
- 20 0 - 200 - 20 0 - 20 0 - 200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of LNSBI t o LNI F Response of LNSBI t o LNRER Response of LNSBI t o LNSBI Response of LNSBI t o LNM1 Response of LNSBI t o LNPDB
1. 0 1. 0 1. 0 1. 0 1. 0
0. 8 0. 8 0. 8 0. 8 0. 8
0. 6 0. 6 0. 6 0. 6 0. 6
0. 4 0. 4 0. 4 0. 4 0. 4
0. 2 0. 2 0. 2 0. 2 0. 2
0. 0 0. 0 0. 0 0. 0 0. 0
- 0. 2 - 0. 2 - 0. 2 - 0. 2 - 0. 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of LNM1 t o LNI F Response of LNM1 t o LNRER Response of LNM1 t o LNSBI Response of LNM1 t o LNM1 Response of LNM1 t o LNPDB
2 00 00 2 00 00 2 00 00 2 00 00 2 00 00
1 50 00 1 50 00 1 50 00 1 50 00 1 50 00
1 00 00 1 00 00 1 00 00 1 00 00 1 00 00
5 00 0 5000 5 00 0 5 00 0 5000
0 0 0 0 0
- 50 00 - 50 00 - 50 00 - 50 00 - 50 00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of LNPDB t o LNI F Response of LNPDB t o LNRER Response of LNPDB t o LNSBI Response of LNPDB t o LNM1 Response of LNPDB t o LNPDB
6 00 00 6 00 00 6 00 00 6 00 00 6 00 00
5 00 00 5 00 00 5 00 00 5 00 00 5 00 00
4 00 00 4 00 00 4 00 00 4 00 00 4 00 00
3 00 00 3 00 00 3 00 00 3 00 00 3 00 00
2 00 00 2 00 00 2 00 00 2 00 00 2 00 00
1 00 00 1 00 00 1 00 00 1 00 00 1 00 00
0 0 0 0 0
- 10 00 0 - 10 00 0 - 10 00 0 - 10 00 0 - 10000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sebagai sasaran operasionalnya. Variabel LNM1 Vector Error Correction Model (VECM)
terhadap LNIF (IHK) (pada Tabel 1) berespon
Data penelitian stasioner pada first difference
positif, pergerakan M1 dari awal periode sam-
dan berdasarkan uji kointegrasi Johansen data
pai dengan akhir periode berada pada titik
berkointegrasi, sehingga dapat dilakukan esti-
yang mendekati garis keseimbangan, sehingga
masi dengan vector error correction model
shock dari variabel M1 terhadap inflasi tidak
(VECM).
permanen dalam jangka panjang.
Dari hasil estimasi VECM panjang lag
Variabel LNPDB terhadap LNIF (IHK)
adalah 3 dengan menggunakan akaike informa-
(pada Tabel 1) memiliki respon positif, perge-
tion criteria (AIC) dan juga schwarz criteria yang
rakan variabel PDB pada titik 1 mengalami
nilai absolutnya lebih kecil pada lag 3, dan ber-
peningkatan pada periode tengah mendekati
dasarkan estimasi VECM menunjukkan varia-
garis keseimbangan dan pada periode selanjut-
bel inflasi, nilai tukar riil, dan M1 signifikan
nya agak menjauh dari garis keseimbangan,
sedangkan variabel SBI 3 bulan dan juga PDB
shock PDB terhadap inflasi tidak permanen
tidak signifikan. Variabel yang shock nya berpe-
dalam jangka panjang.
ngaruh besar pada inflasi adalah nilai tukar riil
sebesar 7,25E-05 sejak diterapkan inflation tar- berfluktuasi stabil di periode selanjutnya untuk
geting sistem nilai tukar berubah menjadi saat ini tingkat inflasi bisa dikatakan rendah,
mengambang bebas, sehingga pergerakan nilai karena pergerakan tingkat harga meningkat
tukar riil lebih berfluktuatif sehingga lebih ber- secara perlahan sehingga masih bisa diperkira-
peluang besar memberi efek shock permanen kan tingkat inflasi di masa yang akan datang.
pada variabel inflasi, variabel M1 sebesar Tingkat SBI 3 bulan berespon positif terha-
2,10E-06 peredaran uang di masyarakat me- dap inflasi, dari periode ke periode pergerakan
ningkat karena masyarakat lebih memilih me- SBI 3 bulan meningkat secara perlahan, sehing-
megang uang dibanding menyimpan sehingga ga shock dari SBI 3 bulan berpaengaruh positif
peredaran uang di masyarakat meningkat dan terhadap inflasi. Perubahan tingkat suku bunga
inflasi terganggu kestabilannya. Variabel SBI 3 merupakan indikator perubahan keberadaan
bulan sebesar -0,073332 tingkat BI Rate masih (stance) kebijakan yang dianut otoritas sebagai
dapat dikendalikan oleh BI sehingga nilai SBI 3 reaksi atas kemungkinan terjadinya shocks yang
bulan juga dapat dikendalikan. Variabel PDB akan mengancam terjadinya tingkat inflasi di
sebesar -6,30E-07 perkembangan PDB terhadap masa datang. Shocks pada sisi permintaan yang
inflasi tidak mempengaruhi secara kuat terha- ditandai oleh pergeseran IS menjadi IS’ yang
dap kestabilan dari inflasi. berakibat pada meningkatnya output dari Y0
menjadi Y1 (Maski, 2007).
Pergerakan nilai tukar riil terhadap inflasi
SIMPULAN
berespon positif, pergerakan nilai tukar riil dari
periode awal bulan di tahun 1999 sampai bulan
Dari hasil estimasi VECM serta analisis penga- juni di tahun 2008 mengalami pergerakan yang
ruh variabel makro ekonomi terhadap inflasi, stabil, shock dari nilai tukar rill terhadap inflasi
tingkat harga di awal periode mengalami berpengaruh positif, sejak pemberlakuan infla-
peningkatan kemudian perlahan menurun dan tion targeting sebagai operasional kebijkan mo-
mengalami peningkatan pada tahun 2005 akibat neter, sistem nilai tukar menjadi mengambang
administered price (kenaikan harga BBM) tetapi bebas karena syarat dari penerapan kebijakan
hal itu tidak berlangsung lama tingkat harga inflation targeting.