Anda di halaman 1dari 7

Tabel 1.

Analisis Gap Penelitian

Penulis, Judul, Populasi dan Teknik


No Variabel Hasil
Tahun Sampel Analisis
1 Rizki Ansori. Dependen: Sampel Regresi - Secara simultan variabel
Analisis Nilai Tukar penelitian yaitu linier tingkat inflasi, SBI,
Pengaruh Tingkat data variabel berganda. jumlah uang beredar, dan
Inflasi, SBI, Independen: tingkat inflasi, tingkat pendapatan
Jumlah Uang 1. Tingkat SBI, jumlah berpengaruh signifikan
Beredar, dan Inflasi uang beredar, terhadap nilai tukar.
Tingkat 2. SBI dan tingkat - Secara parsial variabel
Pendapatan 3. Jumlah pendapatan dan SBI, jumlah uang
Terhadap Nilai Uang nilai tukar beredar, dan tingkat
Tukar Rupiah Beredar periode waktu pendapatan berpengaruh
Terhadap Dollar 4. Tingkat 2006 sampai signifikan terhadap nilai
Amerika. 2010. Pendapatan dengan 2009. tukar, sedangkan tingkat
inflasi tidak berpengaruh
terhadap nilai tukar.
2 Zulki Zulkifli Dependen: Sampel Regresi - Secara simultan variabel
Noor. Pengaruh Nilai Tukar penelitian yaitu linier inflasi, suku bunga, dan
Inflasi, Suku data nilai tukar berganda jumlah uang beredar
Bunga, dan Independen: rupiah terhadap dan uji tidak berpengaruh
Jumlah Uang 1. Inflasi dollar yang kausalitas signifikan pada
Beredar 2. Suku diukur dengan Granger. perubahan nilai tukar.
Terhadap Nilai Bunga 3 faktor - Secara parsial variabel
Tukar. 2011 3. Jumlah ekonomi yaitu suku bunga dan jumlah
Uang inflasi, suku uang beredar berpengaruh
Beredar bunga, dan signifikan terhadap nilai
jumlah uang tukar. Variabel inflasi
beredar. tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
tukar.
3 Muhammadinah. Dependen: Sampel yang Regresi Secara parsial maupun
Pengaruh Tingkat Nilai Rupiah digunakan Linier simultan variabel tingkat
Suku Bunga Bank yaitu data time Berganda suku bunga Bank Indonesia
Indonesia dan Independen: series periode dan tingkat inflasi
Tingkat Inflasi 1. Tingkat waktu 2003 berpengaruh signifikan
Terhadap Nilai Suku sampai dengan terhadap nilai tukar.
Tukar Atas Dollar Bunga BI 2008.
Amerika. 2011. 2. Tingkat
Inflasi
4 Istiqomah. Dependen: Sampel Analisis Variabel inflasi, PMA dan
Pengaruh Inflasi Nilai Rupiah penelitian Ordinary dummy crisis berpengaruh
dan Investasi adalah yaitu Least signifikan positif terhadap
Terhadap Nilai Independen: data nilai tukar Square nilai rupiah, sedangkan
Tukar Rupiah. 1. Investasi dan investasi (OLS) variabel PMDN tidak
2011 a. PMDN terdiri dari berpengaruh signifikan
b. PMA penanaman terhadap nilai rupiah.
c. Dummy modal dalam
Crisis negeri,
penanaman
modal asing,
dan dummy
crisis periode
1983-2009.
5 Roshita Dependen: Sampel dalam Regresi - Secara simultan variabel
Puspitaningrum, Nilai Rupiah penelitian yaitu linier tingkat inflasi, tingkat
Suhadak, dan data time series berganda suku bunga SBI dan
Zahroh. Pengaruh Independen: triwulan pertumbuhan ekonomi
Tingkat Inflasi, 1.Tingkat periode 2003- berpengaruh signifikan
Tingkat Suku Inflasi 2012. terhadap nilai tukar
Bunga SBI, dan 2.Suku rupiah.
Pertumbuhan Bunga SBI - Secara parsial hanya
Ekonomi 3.Pertumbuha variabel tingkat inflasi
Terhadap Nilai n Ekonomi dan tingkat suku bunga
Rupiah (Studi SBI berpengaruh
Pada Bank signifikan terhadap nilai
Indonesia Periode tukar rupiah, sedangkan
2003-2012). 2014 pertumbuhan ekonomi
tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
tukar rupiah.
6 Ari Usman Dependen: Sampel dalam Regresi Secara simultan dan parsial
Effendi. Analisis Nilai Rupiah penelitian yaitu linier menunjukkan variabel
Pengaruh Tingkat data time series berganda tingkat inflasi, tingkat suku
Inflasi, Tingkat Independen: periode 1998 bunga, ekspor dan impor
Suku Bunga, 1.Tingkat sampai dengan tidak berpengaruh terhadap
Ekspor Dan Inflasi 2012. nilai tukar rupiah periode
Impor Terhadap 2.Tingkat 1998 sampai dengan 2012.
Nilai Kurs Mata suku bunga
Uang Rupiah 3. Ekspor
Atas Dollar 4. Impor
Amerika Serikat
Tahun 1998-2012.
2014.
7 Horas Djulius dan Dependen: Sampel dalam Forward - Dalam jangka pendek
Yudi Nilai Rupiah penelitian yaitu stepwise variabel jumlah uang
Nurdiansyah. data time series regressio beredar, tingkat suku
Keseimbangan Independen: periode 1997 n dan bunga dan ekspor tidak
Jangka Pendek 1.Tingkat sampai dengan model berpengaruh terhadap
dan Jangka suku bunga 2012. ECM nilai tukar sedangkan
Panjang Nilai 2. Jumlah variabel impor dan IHSG
Tukar Rupiah uang berpengaruh terhadap
Terhadap Dollar beredar nilai tukar.
Rupiah. 2014. 3. Ekspor - Dalam jangka panjang
4. Impor variabel jumlah uang
5. IHSG beredar, tingkat suku
bunga, impor, ekspor dan
IHSG berpengaruh
terhadap nilai tukar.
Dari hasil penelitian Noor (2011) diketahui bahwa variabel inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sedangkan hasil
penelitian lainnya oleh Puspitaningrum, Suhadak, dan Zahron (2014) dan Istiqomah
(2011) diketahui bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah
terhadap dollar. Tinjaun teori dari (Madura, 2006:299) menyatakan bahwa perubahan
dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan internasional. Jika inflasi
suatu negara meningkat, permintaan atas mata uang negara tersebut menurun dikarenakan
ekspornya juga turun (disebabkan harga yang lebih tinggi). Dapat disimpulkan masih
terdapat hasil yang berbeda antara penelitian satu dengan yang lain (gap penelitian)serta
teori yang menjadi dasar penelitian. Perbedaan ini memunculkan peluang untuk dilakukan
pengujian kembali. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali
pengaruh inflasi terhadap nilai tukar dollar, dengan periode waktu yang lebih up-date
yaitu masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudoyono periode April 2005- April
2015. Penggunaan periode 10 tahun didasarkan pada pendapat Rahardja dan Manurung
(2008:165) bahwa inflasi merupakan kenaikan harga barang yang bersifat umum dan
terus menerus. Secara garis besar inflasi terjadi pada kenaikan harga dan dalam waktu
yang lama.

Dari kajian literatur dan empiris, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Tingkat
Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudoyono Tahun 2005-2015”.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Esensi dari kegiatan perdagangan adalah proses pertukaran, yang dibutuhkan adanya

satu kesamaan yaitu penetapan nilai tukar, sehingga dibutuhkan alat tukar atau mata uang

yang dapat diterima oleh semua pelaku ekonomi. Memasuki era perdagangan bebas,

kegiatan perdagangan ini tidak hanya dilakukan antar orang di dalam negara tetapi juga

antara orang dengan berbeda negara. Dalam melakukan perdagangan antar orang dengan

berbeda negara diperlukan perbandingan nilai mata uang karena masing-masing negara

memiliki satuan mata uang yang berbeda. Setiap negara berlomba-lomba menjaga agar

nilai tukar mata uang negara dalam keadaan stabil terhadap nilai tukar mata uang asing.

Nilai tukar didefinisikan sebagai harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang

lain (Samuelson dan Nordhaus, 2004:305). Dalam upaya menjaga nilai tukar stabil, maka

diperlukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar salah

satunya yaitu tingkat inflasi suatu negara.

Inflasi menjadi salah satu faktor penentu naik atau turunnya nilai tukar suatu negara.

Inflasi merupakan “kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-

menerus” (Rahardja dan Manurung, 2008:165). Inflasi yang selalu berfluktuasi

menyebabkan ketidakpastian bagi kesejahteraan masyarakat dan menurunkan daya beli

masyarakat akan barang dan jasa (Mankiw, 2006:216). Pergerakan nilai tukar

berhubungan dengan inflasi, hal ini karena inflasi merupakan cerminan dari perubahan

tingkat harga barang yang terjadi di pasar, dan akan berujung pada tingkat permintaan

dan penawaran uang. Teori yang melandasi hubungan nilai tukar dengan inflasi yaitu

teori paritas daya beli (purchasing power parity-PPP). Madura (2006:322) mengatakan

bahwa keseimbangan kurs akan menyesuaikan dengan besaran perbedaan tingkat inflasi

di antara dua negara. Hal ini akan berakibat daya beli konsumen untuk membeli produk-
produk domestik akan sama dengan daya beli mereka untuk membeli produk-produk luar

negeri. Teori paritas daya beli bahwa pergerakan nilai tukar terutama disebabkan oleh

perbedaan tingkat inflasi antar negara (Dornbusch, 2004:485).

Penelitian terkait inflasi dan nilai tukar dilakukan oleh Noor (2011), dari hasil

penelitiannya diketahui bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

tukar rupiah terhadap dollar. Hasil penelitian lain dilakukan oleh Puspitaningrum,

Suhadak, dan Zahron (2014) dan Istiqomah (2011) diketahui bahwa variabel inflasi

berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Secara teori,

perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan internasional.

Jika inflasi suatu negara meningkat, permintaan atas mata uang negara tersebut menurun

dikarenakan ekspornya juga turun (disebabkan harga yang lebih tinggi) (Madura,

2006:299). Hasil penelitian sebelumnya masih menimbulkan keberagaman pendapat

antara hasil yang signifikan dan tidak berpengaruh (gap penelitian) disamping hasil

tersebut juga berseberangan dengan teori yang menjadi dasar penelitian. Perbedaan ini

memunculkan peluang untuk dilakukan pengujian kembali.

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas terkait perbedaan

hasil penelitian dan teori yang berlaku. Keterbaruan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan periode waktu yang lebih up-date yaitu masa pemerintahan presiden Susilo

Bambang Yudoyono periode April 2005 - April 2015. Penggunaan periode 10 tahun

didasarkan pada pendapat Rahardja dan Manurung (2008:165) bahwa inflasi merupakan

kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus menerus. Secara garis besar inflasi

terjadi pada kenaikan harga dan dalam waktu yang lama. Penelitian mengambil judul

“Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Masa Pemerintahan Presiden

Susilo Bambang Yudoyono Tahun 2005-2015”.


Kerangka Berfikir

FENOMENA
Menjaga kestabilan nilai tukar rupiah
menjadi penting. Terjadinya ketidakstabilan
nilai tukar rupiah menyebabkan
kemrosotan perekonomian seperti krisis
1997/1998 dan krisis keuangan global
tahun 2008

TEORI EMPIRIS
1. Nilai Tukar
1. Rizki Ansori (2010)
2. Inflasi 2. Zulki Zulkifli Noor (2011)
3. Suku Bunga 3. Muhammadinah (2011)
4. Jumlah Uang Beredar 4. Istiqomah (2011)
5. Paritas Daya Beli 5. Ari Usman Effendi (2014)
(Purchasing Power 6. Roshita Puspitaningrum,
Suhadak, dan Zahron (2014)
Parity)
7. Horas Djulius dan Yudi
6. Paritas Suku Bunga Nurdiansyah (2014)
7. Teori Kuantitas Uang

PERMASALAHAN
Perbedaan hasil penelitian
yang menyebabkan
keberagaman pendapat
terkait pengaruh tingkt
inflasi dan nilai tukar rupiah

VARIABEL & ALAT ANALISIS


DATA
1. Nilai Tukar Regresi Linier
2. Tingkat Inflasi

HASIL

KESIMPULAN
Daftar Pustaka Sementara:

Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer, dan Richard Startz. 2004. Makroekonomi. Jakarta:
PT Media Global Edukasi.

Madura, Jeff. 2006. International Corporate Finance. Keuangan Perusahaan


Internasional. Edisi 8, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Mankiw, N Gregory. 2006. Principles of Economics. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi


Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Teori Ekonomi Makro. Edisi
Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Noor, Zulki. Zulkifli. 2011. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar
Terhadap Nilai Rukar. Trikonomika. Vol. 10, No 2, hlm. 139-147.

Puspitaningrum, Roshita., Suhadak., dan Zahron. 2014. Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat
Suku Bunga SBI, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Rupiah (Studi
Pada Bank Indonesia Periode Tahun 2003-2012. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).
Vol. 8, No. 1, hlm. 1-9.

Istiqomah. 2011. Pengaruh Inflasi dan Investasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia. Skripsi Diterbitkan. Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Samuelson, Paul A. & Nordhaus, William D. 2004. Ilmu Makroekonomi. Terjemahan.


Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Anda mungkin juga menyukai