Anda di halaman 1dari 5

Idiom merupakan kata lain dari ungkapan. Idiom adalah gabungan kata yang bermakna khusus.

Makna
dari idiom bukanlah berasal dari kata-kata pembentuknya, akan tetapi terbentuk setelah kata-kata
tersebut digabungkan. Idiom sering digunakan sebagai kiasan dalam penyampaian makna. Sebagai
contoh adalah gabungan kata “membanting tulang”. Makna dari gabungan kata tersebut akan memiliki
makna yang berbeda tergantung dari kalimat yang menyertainya.

Sebagai contoh, perhatikan kedua kalimat berikut:

Raka membanting tulang sapi yang ada di dapur untuk mengeluarkan sumsumnya.

Gabungan kata pada kalimat ini bukanlah sebagai idiom karena membentuk makna sesungguhnya yaitu
kegiatan membanting tulang.

Raka membanting tulang untuk menghidupi semua anggota keluarganya.

Gabungan kata pada kalimat ini berkedudukan sebagai idiom karena sebagai kiasan untuk makna
bekerja keras.

Jenis Jenis Idiom

Idiom dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan unsur pembentuk dan pemilihan kata
pembentuknya.

1. Idiom Berdasar Unsur Pembentuk

Berdasarkan unsur pembentuknya, idiom dibedakan menjadi idiom penuh dan idiom sebagian.
Idiom penuh, adalah ungkapan yang maknanya tidak tergambar dari unsur-unsur pembentuknya.
Contoh idiom penuh adalah tangan kanan yang mempunyai makna orang kepercayaan, atau buah hati
yang mempunyai makna kesayangan.

Idiom sebagian, adalah ungkapan yang maknanya masih tergambar dari salah satu unsur
pemebntuknya. Contoh idiom sebagian adalah kabar burung yang mempunyai makna kabar/berita yang
belum pasti kebenarannya.

2. Idiom Berdasar Pemilihan Kata Pembentuk

Berdasarkan pemilihan kata pembentuknya, idiom dibedakan menjadi idiom dengan bagian tubuh,
idiom dengan bagian tumbuhan, idiom dengan indera, idiom dengan warna, idiom dengan benda alam,
idiom dengan nama binatang, dan idiom dengan bilangan.

Berikut adalah contoh dari masing-masing idiom:

Idiom Contoh Makna

Bagian tubuh Tinggi hati Sombong

Panjang tangan Suka mencuri

Bagian tumbuhan Daun muda Muda dan segar

Naik daun Populer

Indera Gelap Mata Kalap, emosi

Kepala dingin Sabar

Warna Darah biru Bangsawan

Meja hijau Pengadilan

Benda alam Mental baja Kuat

Bintang lapangan Pemain terbaik

Nama binatang Kambing hitam Orang yang disalahkan

Tikus kantor Koruptor


Bilangan Diam seribu bahasa Tidak berkata apapun

Berbadan dua Hamil

Contoh Idiom dalam Kalimat

Agar lebih memahami idiom, berikut diberikan beberapa contoh kalimat yang memuat idiom:

Pertemuan empat mata kedua presiden negara adidaya dipenuhi dengan rencana penguasaan dunia.
(empat mata = pertemuan antara dua orang)

Adu mulut antara ayah dan kakak selalu berakhir dengan candaan dan tawa riang. (adu mulut = debat)

Nenek Ida hidup sebatang kara setelah semua anaknya pergi merantau dan tak kembali pulang.
(sebatang kara = seorang diri)

Akibat kantungmu bocor, kini kau tak punya simpanan apapun. (kantong bocor = boros)

Rini sedang naik daun di sekolahnya karena ia menang juara olimpiade se-kabupaten. (naik daun =
populer)

Jangan pernah melakukan pekerjaan dengan setengah hati karena nanti hasilnya tidak akan
memuaskan. (setengah hati = tidak serius)

Ibu selalu memperlakukan anak-anak panti seperti darah dagingnya sendiri. (darah daging = anak
kandung)

Ayah selalu memarahi kakak karena sifatnya yang kepala batu. (kepala batu = bandel, keras kepala)

Amukan si jago merah melahap habis semua rumah di Kampung Rayuan. (jago merah = kebakaran)

Sengketa warisan itu akhirnya dibawa sampai meja hijau. (meja hijau = pengadilan)

Penipuan yang dilakukan oleh salah satu karyawannya membuat perusahaan ayah gulung tikar. (gulung
tikar = bangkrut)

Kesuksesan Rianti merantau ke Jakarta menjadi buah bibir warga sekampung. (buah bibir = topik
pembicaraan)

Ayah selalu membawa buah tangan setiap kali pulang dari luar kota untuk perjalanan dinas. (buah
tangan = oleh-oleh)

Jangan pernah terlena dengan keindahan bunga tidur sampai lupa dengan dunia nyata. (bunga tidur =
mimpi)
Ibu selalu bisa meredam ayah ketika naik darah. (naik darah = marah)

Jangan pernah menjadi orang yang tinggi hati karena pasti akan dijauhi oleh orang di sekitarnya. (tinggi
hati = sombong)

Ayah dan ibu sudah banyak makan garam tentang persoalan rumah tangga. (makan garam = banyak
pengalaman)

Akibat ulang si panjang tangan, kini ayah ibunya diusir dari desa. (panjang tangan = suka mencuri)

Ayah selalu menunjuk Tika sebagai tangan kanannya sehingga membuat saudara yang lain menjadi iri.
(tangan kanan = orang kepercayaan)

Jangan pernah menjadi orang tua yang ringan tangan kepada anak-anaknya. (ringan tangan = suka
memukul)

Pak Camat selalu ikut turun tangan menyelesaikan permasalahan warganya. (turun tangan = turut
mengerjakan)

Hati-hati terhadap lintah darat yang suka berkedok menawarkan pinjaman, padahal ingin mencari
untung besar. (lintah darat = pemeras)

Ibu dengan berat hati melepas kepergian kakak merantau ke Jakarta. (berat hati = tidak tega)

Anwar terkenal sebagai biang keladi semua masalah yang ada di desa. (biang keladi = penyebab
masalah)

Rani bersikap lapang dada atas semua musibah yang menimpanya dan keluarganya. (lapang dada =
menerima dengan tabah)

Akibat mulut besarnya, Yu Sri tak dipercaya lagi oleh ibu-ibu kampung Turi. (mulut besar = suka
membual)

Sifat Ani yang murah hati seringkali dimanfaatkan orang untuk mengerjainya. (murah hati = baik hati)

Kakak sudah tidak tahu harus berbuat apa, sehingga ia hanya berpangku tangan. (berpangku tangan =
tidak berbuat apa-apa)

Walaupun sudah menikah, Mike masih selalu main mata dengan wanita lain. (main mata = melirik orang
lain)

Ulil bermuka masam di depan keluarganya karena tidak ada yang ingat hari ulang tahunnya. (bermuka
masam = cemberut)

Nita terlihat lebih gemuk dan berisi setelah berbadan dua. (berbadan dua = hamil)

Risfan selalu saja mengikuti gadis pujaannya kemanapun ia pergi, itulah sebabnya teman-temannya
menjulukinya bermuka tebal. (muka tebal = tak tahu malu)
Pak Udin menjadi kambing hitam atas hilangnya kotak infak dimushola. (kambing hitam = orang yang
disalahkan)

Ibu menggantikan ayah menjadi tulang punggung keluarga. (tulang punggung = orang yang bertanggung
jawab atas keluarganya)

Ayah banting tulang demi memenuhi keinginan kakak untuk sekolah ke luar negeri. (banting tulang =
kerja keras)

Agus tinggi hati di depan teman-temannya karena ia adalah seorang laki-laki berdarah biru. (darah biru =
bangsawan)

Adik mencari buah baju yang jatuh menggelinding ke bawah meja. (buah baju = kancing)

Orang bermental baja tidak akan goyah saat diterpa masalah dalam hidupnya. (mental baja = kuat)

Akibat perkataan kakak yang sangat kasar, Ayah menjadi naik darah. (naik darah = marah)

Ayah dan ibu mempersiapkan bunga bank untuk semua anak-anaknya sebagai warisan. (bunga bank =
uang deposito)

Anda mungkin juga menyukai