Ungkapan Idiomatis
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu
unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata
yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.
Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat
diksi di dalam tulisan.
Contohnya : Kecelakaan yang terjadi pada pukul 3 dini hari tadi disebabkan oleh supir
yang membawa mobil dengan keadaan mengantuk.
Di samping itu, ada beberapa kata yang berbentuk seperti itu, yaitu
Sehubungan dengan
Berhubungan dengan
Sesuai dengan
Bertepatan dengan
Sejalan dengan
Bertemu dengan
SALAH BENAR
Terdiri Terdiri atas/dari
Terjadi atas Terjadi dari
Disebabkan karena Disebabkan oleh
Membicarakan Berbicara tentang
tentang
Tergantung kepada Bergantung pada
Baik…ataupun Baik…maupun
Antara…dengan Antara…dan
Tidak…melainkan Tidak…tetapi
Menemui kesalah Menemukan kesalahan
Menjalankan Menjalani hukuman
hukuman
B. Penggunaan Idiom
Idiom merupakan kata lain dari ungkapan. Idiom adalah gabungan kata yang
bermakna khusus. Makna dari idiom bukanlah berasal dari kata-kata pembentuknya,
akan tetapi terbentuk setelah kata-kata tersebut digabungkan. Idiom sering digunakan
sebagai kiasan dalam penyampaian makna.
Pertemuan empat mata kedua presiden negara adidaya dipenuhi dengan rencana
penguasaan dunia. (empat mata = pertemuan antara dua orang)
Adu mulut antara ayah dan kakak selalu berakhir dengan candaan dan tawa riang. (adu
mulut = debat)
Nenek Ida hidup sebatang kara setelah semua anaknya pergi merantau dan tak
kembali pulang. (sebatang kara = seorang diri)
Akibat kantungmu bocor, kini kau tak punya simpanan apapun. (kantong bocor =
boros)
Rini sedang naik daun di sekolahnya karena ia menang juara olimpiade se-kabupaten.
(naik daun = populer)
Jangan pernah melakukan pekerjaan dengan setengah hati karena nanti hasilnya tidak
akan memuaskan. (setengah hati = tidak serius)
Ibu selalu memperlakukan anak-anak panti seperti darah dagingnya sendiri. (darah
daging = anak kandung)
Ayah selalu memarahi kakak karena sifatnya yang kepala batu. (kepala batu = bandel,
keras kepala)
Amukan si jago merah melahap habis semua rumah di Kampung Rayuan. (jago merah
= kebakaran)
Sengketa warisan itu akhirnya dibawa sampai meja hijau. (meja hijau = pengadilan)
Penipuan yang dilakukan oleh salah satu karyawannya membuat perusahaan
ayah gulung tikar. (gulung tikar = bangkrut)
Kesuksesan Rianti merantau ke Jakarta menjadi buah bibir warga sekampung. (buah
bibir = topik pembicaraan)
Ayah selalu membawa buah tangan setiap kali pulang dari luar kota untuk perjalanan
dinas. (buah tangan = oleh-oleh)
Jangan pernah terlena dengan keindahan bunga tidur sampai lupa dengan dunia nyata.
(bunga tidur = mimpi)
Ibu selalu bisa meredam ayah ketika naik darah. (naik darah = marah)
Jangan pernah menjadi orang yang tinggi hati karena pasti akan dijauhi oleh orang di
sekitarnya. (tinggi hati = sombong)
Ayah dan ibu sudah banyak makan garam tentang persoalan rumah tangga. (makan
garam = banyak pengalaman)
Akibat ulang si panjang tangan, kini ayah ibunya diusir dari desa. (panjang tangan =
suka mencuri)
Ayah selalu menunjuk Tika sebagai tangan kanannya sehingga membuat saudara
yang lain menjadi iri. (tangan kanan = orang kepercayaan)
Jangan pernah menjadi orang tua yang ringan tangan kepada anak-anaknya. (ringan
tangan = suka memukul)
Pak Camat selalu ikut turun tangan menyelesaikan permasalahan warganya. (turun
tangan = turut mengerjakan)
Hati-hati terhadap lintah darat yang suka berkedok menawarkan pinjaman, padahal
ingin mencari untung besar. (lintah darat = pemeras)
Ibu dengan berat hati melepas kepergian kakak merantau ke Jakarta. (berat hati =
tidak tega)
Anwar terkenal sebagai biang keladi semua masalah yang ada di desa. (biang keladi =
penyebab masalah)
Rani bersikap lapang dada atas semua musibah yang menimpanya dan keluarganya.
(lapang dada = menerima dengan tabah)
Akibat mulut besarnya, Yu Sri tak dipercaya lagi oleh ibu-ibu kampung Turi. (mulut
besar = suka membual)
Sifat Ani yang murah hati seringkali dimanfaatkan orang untuk mengerjainya. (murah
hati = baik hati)
Kakak sudah tidak tahu harus berbuat apa, sehingga ia hanya berpangku tangan.
(berpangku tangan = tidak berbuat apa-apa)
Walaupun sudah menikah, Mike masih selalu main mata dengan wanita lain. (main
mata = melirik orang lain)
Ulil bermuka masam di depan keluarganya karena tidak ada yang ingat hari ulang
tahunnya. (bermuka masam = cemberut)
Nita terlihat lebih gemuk dan berisi setelah berbadan dua. (berbadan dua = hamil)
Risfan selalu saja mengikuti gadis pujaannya kemanapun ia pergi, itulah sebabnya
teman-temannya menjulukinya bermuka tebal. (muka tebal = tak tahu malu)
Pak Udin menjadi kambing hitam atas hilangnya kotak infak dimushola. (kambing
hitam = orang yang disalahkan)
Ibu menggantikan ayah menjadi tulang punggung keluarga. (tulang punggung = orang
yang bertanggung jawab atas keluarganya)
Ayah banting tulang demi memenuhi keinginan kakak untuk sekolah ke luar negeri.
(banting tulang = kerja keras)
Agus tinggi hati di depan teman-temannya karena ia adalah seorang laki-laki berdarah
biru. (darah biru = bangsawan)
Adik mencari buah baju yang jatuh menggelinding ke bawah meja. (buah baju =
kancing)
Orang bermental baja tidak akan goyah saat diterpa masalah dalam hidupnya. (mental
baja = kuat)
Akibat perkataan kakak yang sangat kasar, Ayah menjadi naik darah. (naik darah =
marah)
Ayah dan ibu mempersiapkan bunga bank untuk semua anak-anaknya sebagai
warisan. (bunga bank = uang deposito).
Berikut penjelasannya :
Majas Asidenton
Majas asidenton adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara
terurai tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh : Besar, kecil, tua, muda, bisa hadir dalam kegiatan jalan sehat ini.
Majas Polisidentol
Majas polisidenton adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal
dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh : Sebelum berangkat sekolah, saya merapikan kamar saya kemudian
berpamitan kepada ibu
Majas Koreksio
Majas koreksio adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang salah,
kemudian dibetulkan agar menarik.
Contoh : Kemarin sore...eh maaf maksud saya tadi pagi, dia datang
menjemputku di rumah
Majas Interupsi
Majas interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan sisipan kata/frasa di
tengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh : Ridwan Kamil, wali kota Bandung, sangat bagus dan sangat
bertanggung jawab dalam menata kota Bandung menjadi kota yang lebih baik
dari sebelumnya.
D. Kata Mubazir
Kata mubazir adalah kata yang kehadirannya tidak terlalu diperlukan, sehingga jika
dihalangkan, tidak mengganggu informasi yang disampaikan tetapi kalimat yang
dibuat menjadi kurang efektif.
Ada beberapa jenis kata mubazir yaitu :
a. Pengulangan Subjek
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
Contoh :
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden
datang.
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang
b. Pemakaian Superordinat Pada Hiponim Kata
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada kata.
Contoh :
Ia memakai baju warna merah
Dimana engkau menangkap burung pipit itu?
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
Ia memakai baju merah
Dimana engkau menangkap pipit itu?
c. Kesinoniman dalam Satu Kalimat
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Contoh :
Kita perlu menjaga kesehatan agar supaya terhindar dari penyakit.
Bank Republik adalah merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
Kita perlu menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit
Bank Republik merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia
d. Penjamakan Kata-kata yang Berbentuk Jamak
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-
kata yang berbentuk jamak
Contoh :
Para hadirin dipersilakan memasuki ruangan
Para tamu-tamu menikmati hiburan yang disajikan tuan rumah
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
Hadirin dipersilakan memasuki ruangan
Tamu-tamu menikmati hiburan yang disajikan tuan rumah