Anda di halaman 1dari 9

A.

Ungkapan Idiomatis
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu
unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata
yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.
Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat
diksi di dalam tulisan.
Contohnya : Kecelakaan yang terjadi pada pukul 3 dini hari tadi disebabkan oleh supir
yang membawa mobil dengan keadaan mengantuk.

Di samping itu, ada beberapa kata yang berbentuk seperti itu, yaitu
Sehubungan dengan
Berhubungan dengan
Sesuai dengan
Bertepatan dengan
Sejalan dengan
Bertemu dengan

Berikut adalah idiomatik lain yang perlu diperhatikan

SALAH BENAR
Terdiri Terdiri atas/dari
Terjadi atas Terjadi dari
Disebabkan karena Disebabkan oleh
Membicarakan Berbicara tentang
tentang
Tergantung kepada Bergantung pada
Baik…ataupun Baik…maupun
Antara…dengan Antara…dan
Tidak…melainkan Tidak…tetapi
Menemui kesalah Menemukan kesalahan
Menjalankan Menjalani hukuman
hukuman

B. Penggunaan Idiom
Idiom merupakan kata lain dari ungkapan. Idiom adalah gabungan kata yang
bermakna khusus. Makna dari idiom bukanlah berasal dari kata-kata pembentuknya,
akan tetapi terbentuk setelah kata-kata tersebut digabungkan. Idiom sering digunakan
sebagai kiasan dalam penyampaian makna.

Jenis-jenis idiom yaitu :

1. Idiom Berdasar Unsur Pembentuk


Berdasarkan unsur pembentuknya, idiom dibedakan menjadi idiom penuh dan
idiom sebagian.
 Idiom penuh, adalah ungkapan yang maknanya tidak tergambar dari unsur-
unsur pembentuknya. Contoh idiom penuh adalah tangan kanan yang mempunyai
makna orang kepercayaan, atau buah hati yang mempunyai makna kesayangan.
 Idiom sebagian, adalah ungkapan yang maknanya masih tergambar dari salah
satu unsur pemebntuknya. Contoh idiom sebagian adalah kabar burung yang
mempunyai makna kabar/berita yang belum pasti kebenarannya.

2. Idiom Berdasar Pemilihan Kata Pembentuk


Berdasarkan pemilihan kata pembentuknya, idiom dibedakan menjadi idiom
dengan bagian tubuh, idiom dengan bagian tumbuhan, idiom dengan indera, idiom
dengan warna, idiom dengan benda alam, idiom dengan nama binatang, dan idiom
dengan bilangan.

Berikut adalah contoh dari masing-masing idiom:

Idiom Contoh Makna

Bagian tubuh Tinggi hati Sombong

Panjang tangan Suka mencuri

Bagian tumbuhan Daun muda Muda dan segar

Naik daun Populer

Indera Gelap Mata Kalap, emosi

Kepala dingin Sabar

Warna Darah biru Bangsawan

Meja hijau Pengadilan

Benda alam Mental baja Kuat

Bintang lapangan Pemain terbaik

Nama binatang Kambing hitam Orang yang disalahkan

Tikus kantor Koruptor

Bilangan Diam seribu bahasa Tidak berkata apapun

Berbadan dua Hamil


Contoh Idiom dalam Kalimat

 Pertemuan empat mata kedua presiden negara adidaya dipenuhi dengan rencana
penguasaan dunia. (empat mata = pertemuan antara dua orang)
 Adu mulut antara ayah dan kakak selalu berakhir dengan candaan dan tawa riang. (adu
mulut = debat)
 Nenek Ida hidup sebatang kara setelah semua anaknya pergi merantau dan tak
kembali pulang. (sebatang kara = seorang diri)
 Akibat kantungmu bocor, kini kau tak punya simpanan apapun. (kantong bocor =
boros)
 Rini sedang naik daun di sekolahnya karena ia menang juara olimpiade se-kabupaten.
(naik daun = populer)
 Jangan pernah melakukan pekerjaan dengan setengah hati karena nanti hasilnya tidak
akan memuaskan. (setengah hati = tidak serius)
 Ibu selalu memperlakukan anak-anak panti seperti darah dagingnya sendiri. (darah
daging = anak kandung)
 Ayah selalu memarahi kakak karena sifatnya yang kepala batu. (kepala batu = bandel,
keras kepala)
 Amukan si jago merah melahap habis semua rumah di Kampung Rayuan. (jago merah
= kebakaran)
 Sengketa warisan itu akhirnya dibawa sampai meja hijau. (meja hijau = pengadilan)
 Penipuan yang dilakukan oleh salah satu karyawannya membuat perusahaan
ayah gulung tikar. (gulung tikar = bangkrut)
 Kesuksesan Rianti merantau ke Jakarta menjadi buah bibir warga sekampung. (buah
bibir = topik pembicaraan)
 Ayah selalu membawa buah tangan setiap kali pulang dari luar kota untuk perjalanan
dinas. (buah tangan = oleh-oleh)
 Jangan pernah terlena dengan keindahan bunga tidur sampai lupa dengan dunia nyata.
(bunga tidur = mimpi)
 Ibu selalu bisa meredam ayah ketika naik darah. (naik darah = marah)
 Jangan pernah menjadi orang yang tinggi hati karena pasti akan dijauhi oleh orang di
sekitarnya. (tinggi hati = sombong)
 Ayah dan ibu sudah banyak makan garam tentang persoalan rumah tangga. (makan
garam = banyak pengalaman)
 Akibat ulang si panjang tangan, kini ayah ibunya diusir dari desa. (panjang tangan =
suka mencuri)
 Ayah selalu menunjuk Tika sebagai tangan kanannya sehingga membuat saudara
yang lain menjadi iri. (tangan kanan = orang kepercayaan)
 Jangan pernah menjadi orang tua yang ringan tangan kepada anak-anaknya. (ringan
tangan = suka memukul)
 Pak Camat selalu ikut turun tangan menyelesaikan permasalahan warganya. (turun
tangan = turut mengerjakan)
 Hati-hati terhadap lintah darat yang suka berkedok menawarkan pinjaman, padahal
ingin mencari untung besar. (lintah darat = pemeras)
 Ibu dengan berat hati melepas kepergian kakak merantau ke Jakarta. (berat hati =
tidak tega)
 Anwar terkenal sebagai biang keladi semua masalah yang ada di desa. (biang keladi =
penyebab masalah)
 Rani bersikap lapang dada atas semua musibah yang menimpanya dan keluarganya.
(lapang dada = menerima dengan tabah)
 Akibat mulut besarnya, Yu Sri tak dipercaya lagi oleh ibu-ibu kampung Turi. (mulut
besar = suka membual)
 Sifat Ani yang murah hati seringkali dimanfaatkan orang untuk mengerjainya. (murah
hati = baik hati)
 Kakak sudah tidak tahu harus berbuat apa, sehingga ia hanya berpangku tangan.
(berpangku tangan = tidak berbuat apa-apa)
 Walaupun sudah menikah, Mike masih selalu main mata dengan wanita lain. (main
mata = melirik orang lain)
 Ulil bermuka masam di depan keluarganya karena tidak ada yang ingat hari ulang
tahunnya. (bermuka masam = cemberut)
 Nita terlihat lebih gemuk dan berisi setelah berbadan dua. (berbadan dua = hamil)
 Risfan selalu saja mengikuti gadis pujaannya kemanapun ia pergi, itulah sebabnya
teman-temannya menjulukinya bermuka tebal. (muka tebal = tak tahu malu)
 Pak Udin menjadi kambing hitam atas hilangnya kotak infak dimushola. (kambing
hitam = orang yang disalahkan)
 Ibu menggantikan ayah menjadi tulang punggung keluarga. (tulang punggung = orang
yang bertanggung jawab atas keluarganya)
 Ayah banting tulang demi memenuhi keinginan kakak untuk sekolah ke luar negeri.
(banting tulang = kerja keras)
 Agus tinggi hati di depan teman-temannya karena ia adalah seorang laki-laki berdarah
biru. (darah biru = bangsawan)
 Adik mencari buah baju yang jatuh menggelinding ke bawah meja. (buah baju =
kancing)
 Orang bermental baja tidak akan goyah saat diterpa masalah dalam hidupnya. (mental
baja = kuat)
 Akibat perkataan kakak yang sangat kasar, Ayah menjadi naik darah. (naik darah =
marah)
 Ayah dan ibu mempersiapkan bunga bank untuk semua anak-anaknya sebagai
warisan. (bunga bank = uang deposito).

C. Gaya Bahasa Yang Ada Dalam Bahasa Indonesia


Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan
dan selalu memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra. Gaya bahasa dipakai
untuk menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis.
Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi :
a. Gaya bahasa penegasan
b. Gaya bahasa perbandingan
c. Gaya bahasa pertentangan
d. Gaya bahasa sindiran

Berikut penjelasannya :

a. Gaya Bahasa Penegasan


 Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud
dengan menggunakan kata berulang dan maknanya sudah dikandung oleh kata
yang mendahului.
Contoh : Saya akan mampir ke pasar swalayan untuk membeli buku tulis,
kemudian saya akan mampir ke pasar tradisional untuk membeli sayuran segar
 Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan
secara berlebihan.
Contoh : Tirsa berjalan sangat gesit dan cepat bagaikan angin berlalu
 Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang dipakai untuk melukiskan hal sekecil-kecilnya
atau merendahkan diri
Contoh : Terimalah uang ini walaupun tidak seberapa
 Majas Repetisi
Majas repetisi adalah gaya bahasa mengulang kata-kata tertentu beberapa kali.
Gaya ini sering digunakan dalam berpidato.
Contoh : Saudara jangan ragu-ragu untuk memilih, selama matahari masih
menyinari bumi di siang hari, selama bulan masih bersinar di malam hari, dan
selama hayat masih dikandung badan, saya akan memperjuangkan hak rakyat.
 Majas Klimaks
Majas klimaks adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu secara berturut-
turut makin lama makin memuncak.
Contoh : Jangankan seratus ribu, lima ratus ribu atau satu juta, satu miliyar pun
kalau dijual akan kubeli
 Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyebut sesuatu secara berturut-
turut makin lama makin menurun.
Contoh : Apalagi setahun, sebulan atau seminggu, bahkan sehari saja dia tidak
akan meninggalkanmu

 Majas Asidenton
Majas asidenton adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara
terurai tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh : Besar, kecil, tua, muda, bisa hadir dalam kegiatan jalan sehat ini.
 Majas Polisidentol
Majas polisidenton adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal
dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh : Sebelum berangkat sekolah, saya merapikan kamar saya kemudian
berpamitan kepada ibu
 Majas Koreksio
Majas koreksio adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang salah,
kemudian dibetulkan agar menarik.
Contoh : Kemarin sore...eh maaf maksud saya tadi pagi, dia datang
menjemputku di rumah
 Majas Interupsi
Majas interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan sisipan kata/frasa di
tengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh : Ridwan Kamil, wali kota Bandung, sangat bagus dan sangat
bertanggung jawab dalam menata kota Bandung menjadi kota yang lebih baik
dari sebelumnya.

b. Gaya Bahasa Perbandingan


 Majas Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan
benda lain secara langsung. Biasanya disertai kata-kata seperti, bagaikan, dan
bak.
Contoh : Suaranya sangat merdu bak burung yang sedang bernyanyi.
 Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang
diungkapkan seperti manusia.
Contoh : Bintang bantu bisikkan kepadanya bahwa kumerindukannya.
 Majas Tropen
Majas tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan
sejajar dengan pengertian yang dimaksud.
Contoh : Dia telah terbang menggunakan pesawat Garuda, maka jangan
biarkan dirimu hanyut dalam kesedihan.
 Majas Metonimia
Majas metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan benda yang
dimaksud dengan sebuah nama (merek dagang).
Contoh : Saya ingin makan martabak Kencana rasa keju.
 Majas Sinekdoke
Gaya bahasa ini terdiri dari dua macam yaitu :
 Pars Prototo : menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan
Contoh : Sejak tadi tidak kelihatan batang hidungmu, kemana perginya
dirimu?
 Totem Proparte : menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian
Contoh : Tadi malam Indonesia dapat mengalahkan Malaysia dengan
skor 3-2
 Majas Eufemisme
Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih
halus sehingga lebih sopan.
Contoh : Sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan (gila).
c. Gaya Bahasa Sindiran
 Majas Ironi
Majas ironi adalah bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir
sampai tidak terasa. Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-
kata yang mengandung arti kebaikan yang dimaksud.
Contoh : Manis sekali kopi yang kau buat (maksudnya sangat pahit)
 Majas Sinisme
Majas sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh : Dengan jarang mengikuti pelajaran, semoga kau lulus dengan nilai
terbaik.
 Majas Sarkasme
Majas sarkasme adalah gaya bahasa yang paling kasar sehingga sangat
menyakitkan hati bagi orang yang disindir.
Contoh : Hai, penjilat! Belum puas kau merampas hak orang lain?!
 Majas Alusio
Majas alusio adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan
peribahasa/ungkapan yang sudah lazim.
Contoh : Anda ini seang kura-kura dalam perahu, bukanlah sudah gaharu
cendana pula (pura-pura tidak tahu, bertanya pula)
d. Gaya Bahasa Pertentangan
 Majas Paradoks
Majas paradoks adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti
ternyata tidak ada pertentangan sebab pokok pembicaraan sudah berlainan.
Contoh : Orang itu sangat kaya di daerah ini, tetapi sangat miskin di hadapan
Tuhan
 Majas Antitesis
Majas antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang
bertentangan dengan artinya.
Contoh : Sedih-gembira, berat-ringan harus kita hadapi dengan berserah
kepada Allah SWT.

D. Kata Mubazir
Kata mubazir adalah kata yang kehadirannya tidak terlalu diperlukan, sehingga jika
dihalangkan, tidak mengganggu informasi yang disampaikan tetapi kalimat yang
dibuat menjadi kurang efektif.
Ada beberapa jenis kata mubazir yaitu :
a. Pengulangan Subjek
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
Contoh :
 Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
 Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden
datang.
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu
 Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang
b. Pemakaian Superordinat Pada Hiponim Kata
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada kata.
Contoh :
 Ia memakai baju warna merah
 Dimana engkau menangkap burung pipit itu?
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
 Ia memakai baju merah
 Dimana engkau menangkap pipit itu?
c. Kesinoniman dalam Satu Kalimat
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Contoh :
 Kita perlu menjaga kesehatan agar supaya terhindar dari penyakit.
 Bank Republik adalah merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
 Kita perlu menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit
 Bank Republik merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia
d. Penjamakan Kata-kata yang Berbentuk Jamak
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-
kata yang berbentuk jamak
Contoh :
 Para hadirin dipersilakan memasuki ruangan
 Para tamu-tamu menikmati hiburan yang disajikan tuan rumah
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut :
 Hadirin dipersilakan memasuki ruangan
 Tamu-tamu menikmati hiburan yang disajikan tuan rumah

E. Kata-kata Abstrak dan Konkret


a. Abstrak
Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep atau
pengertian. Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih memerlukan pendalaman
pemahaman, karena sifatnya yang tidak nyata.
Contoh kata abstrak :
- Kaya
- Miskin
- Kesenian
- Kerajinan
- Demokrasi
- Kemakmuran
b. Konkret
Kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret yaitu kata
yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera.
Kata konkret memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan
bisa dicium.
Contoh kata konkret :
- Sandang
- Pangan
- Rumah
- Belajar
- Bekerja
- Membaca
- Berunding
- Uang
- Mobil
- Sawah
- Rumah

Anda mungkin juga menyukai