Model ECM
ABSTRACT
The objective of this study is to analyze some factors that affect inflation rate in Indonesia during
period first quarter of 2006 the fourth quarter of 2014. Using an error correction mechanism (ECM)
approach, this sudy will analyze the effect of money supplies, exchange rate, crude oil price, and gross
domestic product (GDP) on inflation rate in both long run and short run. The result of this study indicates
that exchange rate have significant influence on inflation rate in both long run and short run.The speed of
adjustment shows that 41,9% the deviation of independent variables can be corrected to the long run
equilibirium.
Keywords : Inflation rate, error correction mechanism, money supplies, exchange rate, crude oil price,
gross domestic product
PENDAHULUAN
Inflasi merupakan salah satu indikator perekonomian yang penting. Kestabilannya selalu
diupayakan terjaga agar tidak menyebabkan kondisi perekonomian menjadi kacau dan lesu. Inflasi yang
tinggi dan tidak stabil akan menyebabkan penurunan daya beli mayarakat dan terhambatnya investasi
serta produksi karena harga yang meningkat dengan cepat. Hal ini tentunya akan berdampak pada
merosotnya pertumbuhan ekonomi sebagai refleksi dari tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Bank Indonesia selaku pemegang otoritas moneter diharapkan mampu menjaga stabilitas inflasi
sesuai yang ditargetkan melalui kebijakan moneter. Namun, kebijakan tersebut sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia baik dari sisi permintaan maupun dari sisi
penawaran. Timbulnya inflasi dari sisi permintaan bisa terjadi karena meningkatnya jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Hal ini salah satunya disebabkan karena ekspektasi masyarakat tentang kenaikan
harga-harga di masa yang akan datang. Sehingga menyebabkan masyarakat ingin mendapatkan barang
yang mereka inginkan melebihi output produksi yang tersedia (panic buying) dan berakhir pada excess
demand. Dari sisi penawaran inflasi timbul karena adanya desakan biaya produksi, misalnya karena
kenaikan harga minyak dunia. Mengingat Indonesia merupakan negara pengimpor minyak dan harga
bahan bakar minyak domestik mengikuti mekanisme pasar (floating), sehingga harga minyak dunia yang
fluktuatif akan mempengaruhi biaya produksi yang pada akhirnya meyebabkan cost push inflation.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat inflasi di Indonesia baik dari sisi permintaan seperti jumlah uang beredar (M2), kurs, dan PDB
sebagai proxy dari demand pull inflation factor. Dan dari sisi penawaran seperti harga minyak dunia
sebagai proxy dari cost push inflation factor.
METODOLOGI
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time series) periode triwulan I 2006-triwulan IV
2014. Data dan sumber data yang digunakan adalah :
1. Data tingkat inflasi, jumlah uang beredar(M2), dan kurs yang diperoleh dari publikasi Survei
Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
2. Data PDB riil yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik.
3. Data harga minyak dunia yang diperoleh dari Index Mundi.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode Error Correction Mechanism(ECM) untuk menganalisis
pengaruh variabel-variabel makroekonomi terhadap tingkat inflasi di Indonesia dalam jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Secara umum model ECM yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Yt 0 1X t1 2 X t 2 3 X t 3 4 X t 4 ECTt 1 et
Dimana :
Berdasarkan informasi pada output 3, dapat dikatakan bahwa pada tingkat signifikansi 1%
secara keseluruhan terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah uang beredar( X 1 ), kurs( X 2 ), harga
minyak dunia( X 3 ), dan PDB( X 4 ) terhadap tingkat inflasi( Y ) dalam jangka panjang. Namun secara
parsial, hanya kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat inflasi dalam jangka panjang.
Persamaan model jangka panjang berdasarkan output di atas adalah :
Berdasarkan informasi pada output 4, dapat dikatakan bahwa residual dari persamaan jangka
panjang telah stasioner pada level. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara tingkat inflasi, jumlah uang
beredar, kurs, harga minyak dunia, dan PDB saling berkointegrasi.
Estimasi Persamaan Jangka Pendek (ECM)
Berdasarkan informasi pada output 5 di atas, dapat dikatakan bahwa pada tingkat signifikansi
1% secara keseluruhan terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah uang beredar( X 1 ), kurs(
X 2 ), harga minyak dunia( X 3 ), dan PDB( X 4 ) terhadap tingkat inflasi( Y ) dalam jangka pendek. Namun
secara parsial, hanya kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat inflasi dalam jangka
pendek. Persamaan model jangka pendek berdasarkan output di atas adalah :
Dalam jangka pendek variabel kurs berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat inflasi pada
tingkat signifikansi 1% . Hal ini berarti jika perubahan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 1000
rupiah (ceteris paribus) maka akan mengakibatkan perubahan tingkat inflasi sebesar 0,0281 % dalam
jangka pendek. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endri (2008) yang menyimpulkan
bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap tingkat inflasi di Indonesia
dalam jangka pendek.
Koefisien ECT sebesar -0,419 mengindikasikan bahwa kecepatan penyesuaian jika terdapat
penyimpangan dari keseimbangan jangka panjang mampu mengoreksi sebesar 41,9% untuk kembali pada
kondisi keseimbangan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil estimasi model inflasi dengan pendekatan ECM, maka dapat disimpulkan
bahwa hanya variabel kurs yang mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat inflasi di Indonesia
baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa walaupun
faktor-faktor dari sisi permintaan lebih menonjol pengaruhnya pada inflasi, namun secara keseluruhan
inflasi di Indonesia masih merupakan inflasi gabungan dari sisi permintaan (demand pull-inflation) dan
penawaran (cost push-inflation) sekaligus
SARAN
Perlu adanya kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan BI dalam membuat
kebijakan-kebijakan agar mampu mencapai target inflasi yang dianggap baik dan stabil, terutama
stabilitas nilai tukar yang harus tetap terjaga karena berpengaruh paling dominan baik dalam jangka
panjang maupun dalam jangka pendek terhadap tingkat inflasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bi.go.id/id/statistik/seki/terkini/moneter/Contents/Default.aspx (diakses pada 27 Juni 2015)
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1209 (diakses pada 27 Juni 2015)
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=crude-oil&months=180 (diakses pada 27 Juni
2015)
Enders, Walter. (1995). Applied Econometrics Time Series (2nd Ed). New York : Wiley.
Endri. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Hal : 1-13.
Maggi, Rio dan Brigitta Dian Saraswati. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia :
Model Demand Pull Inflation. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan No. 2 Agustus 2013, Hal : 71-77.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Teori Makroekonomi (Edisi Keenam), Terjemahan. Jakarta : Erlangga