Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Inflasi di Indonesia tahun 2010-2020
Rosarina Debesti Tirdvalen. S.
Politeknik Statistika STIS
212011478@stis.ac.id
ABSTRAK menerus akibat peningkatan permintaan
agregat atau penurunan penawaran agregat. Inflasi merupakan keadaan yang Hal ini akan berdampak pada penurunan ditimbulkan oleh ketidakseimbangan antara investasi, berkurangnya kegiatan ekonomi, permintaan dan persediaan barang, dimana hingga melambatnya pertumbuhan ekonomi. perbedaan yang semakin besar bisa berdampak bagi kesehatan ekonomi negara. Terdapat beberapa faktor penyebab Menurut teori kuantitas uang, inflasi terjadi timbulnya, dimana salah satunya adalah disebabkan oleh peningkatan jumlah uang peningkatan jumlah uang beredar. beredar. Penelitian ini bertujuan untuk Peningkatan jumlah uang beredar yang mengetahui apakah jumlah uang beredar berlebihan dapat mendorong peningkatan memiliki pengaruh terhadap inflasi dalam harga yang melebihi tingkat yang jangka panjang dan jangka pendek sesuai diharapkan. Hal ini tentunya akan dengan teori kuantitas uang, dengan berdampak pada pertumbuhan menggunakan pendekatan model ARDL. perekonomian dalam jangka panjang. Begitu Hasil yang diperoleh menunjukkan dalam juga sebaliknya, apabila jumlah uang jangka pendek, variabel jumlah uang beredar beredar mengalami penurunan, tingkat berpengaruh secara signifikan terhadap harga-harga juga akan mengalami inflasi dan dalam jangka panjang tidak penurunan. terdapat pengaruh yang signifikan. Kecepatan penyesuaian menuju Pentingnya pengendalian inflasi keseimbangan yang diperoleh cukup tinggi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yaitu sebesar 80,22% tiap tahunnya. yang tinggi dan tidak stabil akan berdampak Sehingga salah satu penanganan inflasi yaitu negatif terhadap kondisi sosial ekonomi harus mengendalikan jumlah uang beredar. masyarakat. Sehingga upaya dalam menjaga kestabilan inflasi dilakukan melalui menjaga Kata kunci: Inflasi, Jumlah Uang tingkat pertumbuhan jumlah penawaran Beredar, ARDL uang.
LATAR BELAKANG LANDASAN TEORI
Salah satu upaya dalam mewujudkan 1. Inflasi
kesejahteraan rakyat adalah dengan menjaga stabilitas ekonomi. Salah satu goncangan Menurut Soesastro dalam Hijriani yang dapat mengganggu stabilitas (2016), inflasi adalah suatu keadaan perekonomian negara adalah inflasi. yang ditimbulkan oleh tidak adanya Terjadinya inflasi disebabkan oleh keseimbangan antara permintaan perubahan tingkat harga yang terjadi terus- barang-barang dan persediaannya, dimana perbedaan yang semakin berkaitan dengan hubungan antara besar akan berdampak bagi inflasi dengan jumlah uang beredar kesehatan ekonomi negara. yang bernama teori kuantitas uang. Teori tersebut menyatakan bahwa 2. Jumlah Uang Beredar pergerakan harga (inflasi) hanya disebabkan oleh perubahan jumlah Menurut Hudaya (2016), uang yang uang beredar saja. Dengan beredar adalah jumlah mata uang mengasumsikan kecepatan peredaran yang dikeluarkan dan diedarkan oleh uang (V) dan PDB riil (Y) adalah bank sentral yang terdiri dari uang tetap, maka pertumbuhan jumlah logam dan uang kertas termasuk uang beredar (M) akan uang kuasi yang meliputi deposito mempengaruhi kenaikan berjangka (time-deposit), tabungan harga/inflasi (P) secara langsung, (saving-deposit), serta rekening Yusri (2016). (tabungan valuta asing milik swasta domestik. METODE
3. Hubungan antara Jumlah Uang Penelitian ini merupakan penelitian yang
Beredar dengan Inflasi menggunakan pendekatan inferensia dengan menggunakan data sekunder yang digunakan Salah satu implikasi teori kuantitas diambil dari World Bank yaitu data tingkat klasik adalah dalam jangka pendek, inflasi dan jumlah uang beredar di Indonesia tingkat harga umum (inflasi) berubah periode 2000-2020. secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan Tabel 1. Jumlah Uang Beredar dan pemerintah. Dengan kata lain Inflasi di Indonesia tahun 2000-2020 kecenderungan kenaikan harga umum secara terus-menerus (inflasi) dapat terjadi apabila penambahan jumlah uang beredar melebihi kebutuhan yang sebenarnya.
Teori seorang ekonom bernama
Irving Fisher (1947) menyatakan bahwa jumlah uang beredar sangat ditentukan oleh tingkat outputnya. Persamaan yang dikembangkan dari teori ini adalah sebagai berikut:
M x V = P x Y
Dimana M adalah jumlah uang
beredar, V adalah kecepatan peredaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah PDB riil. Teori tersebut dikembangkan lebih lanjut Sumber : World Bank hingga dihasilkan teori lain yang Hipotesis Penelitian Uji stasioneritas pada penelitian ini menggunakan uji ADF dengan Berdasarkan latar belakang dan landasan menggunakan taraf signifikansi teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis 5%. Jika nilai p-value kurang dari sebagai berikut: “Inflasi di Indonesia taraf signifikansi, maka data dipengaruhi oleh jumlah uang beredar dalam dinyatakan stasioner. Uji ADF akan jangka pendek dan jangka panjang pada dilakukan pada tingkat level dan periode 2000-2020”. first difference. Metode Analisis Data b) Uji Lag Optimum Metode yang digunakan adalah Uji lag optimum dilakukan untuk autoregressive distributed lag (ARDL) yang mennetukan panjang lag optimum merupakan model dinamis dalam yang akan digunakan untuk ekonometrika karena menggambarkan alur analisis selanjutnya. Kriteria uji lag waktu dalam variabel dependen dalam optimum pada penelitian ini hubungannya dengan nilai pada waktu menggunakan Akaike Information lampau. Model ini dapat membedakan Criterion (AIC). respon jangka pendek dan jangka panjang dari variabel yang diteliti. Adapun model c) Uji Kointegrasi Bound Test umum dari ARDL adalah sebagai berikut. Uji kointegrasi merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ∆𝑌𝑡 = 𝛽0+ ∑ 𝛽1∆𝑌𝑡−1 + ∑ ∆𝑋𝑡−1 + 𝜑1𝑦𝑡−1 + apakah terdapat hubungan jangka 𝜑2𝑥𝑡−1 + θEC𝑡−1 + µt panjang di antara variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Berdasarkan persamaan di atas, persamaan ini. Apabila nilai F-statistik ARDL yang digunakan pada penelitian ini diperoleh lebih besar dari critical adalah: value, dapat dinyatakan terdapat hubungan kointegrasi dalam ∆Inflasi𝑡 = 𝛽0+ 𝛽1∑ ∆Inflasi𝑡−1 + ∑ jangka panjang. ∆Jumlah_Uang_Beredar𝑡−1 + 𝜑1Inflasi𝑡−1 + d) Uji Stabilitas Model 𝜑2Jumlah_Uang_Beredar 𝑡−1 + θEC𝑡−1 + µt Uji stabilitas model dilakukan untuk melihat apakah estimasi Dimana: model ARDL dalam keadaan stabil. Model ARDL dikatakan salam 𝛽0, 𝛽1 = Koefisien jangka pendek, keadaan stabil apabila garis 𝜑1, 𝜑2 = Koefisien ARDL jangka panjang, CUSUM berada di antara garis signifikansi 5%. µt = Disturbance error, e) Uji Asumsi Θ = Koefisien koreksi kesalahan Uji asumsi yang dilakukan adalah yaitu kesalahan (residual) periode uji normalitas, non-autokorelasi, sebelumnya. homoskedastisitas, dan non- multikolinieritas. Apabila p-value Teknik Analisis didapat lebih dari tingkat signifikansi 5%, maka dapat a) Uji Stasioneritas disimpulkan sudah memenuhi Berdasarkan gambar 1, terdapat 6 asumsi. model, dimana model yang tepat digunakan dalam penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN adalah ARDL (1,1) karena memiliki error yang terkecil dibandingkan 1) Uji Stasioneritas model ARDL lainnya. Tabel 3. Hasil Uji Unit Akar 3) Uji Kointegrasi Bound Test Tabel 3.1 Uji Unit Akar pada Tingkat Tabel 4. Bound Test Model ARDL Level
Tabel 3.2 Uji Unit Akar pada Tingkat
First Difference Tabel 5. Speed of Adjustment
Berdasarkan hasil uji unit akar pada
tabel 3 dengan ADF di atas, Hasil uji kointegrasi dengan diperoleh p-value yang kurang dari pendekatan bound test di atas tingkat signifikansi 5%, sehingga menunjukkan bahwa nilai F-statistic variabel inflasi dan jumlah uang sebesar 7,903 berada di atas upper beredar sudah stasioner di first bound pada α = 5% yaitu 4,16. difference. Sehingga terdapat kointegrasi antara variabel yang diteliti dalam jangka 2) Uji Lag Optimum panjang. Selain itu diperoleh nilai Penentuan panjang lag optimum CointEq(-1) = -802276 yang menggunakan pendekatan AIC, signifikan pada level 5%, yang dengan hasil sebagai berikut: digunakan untuk mengukur speed of adjustment. Nilai tersebut valid Gambar 1. Panjang Lag Optimum karena bernilai negatif dan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut akan menuju keseimbangan dengan kecepatan 80,22% per tahun.
4) Hasil Estimasi Model ARDL
Hasil pemilihan model ARDL terbaik dengan kombinasi lag yang optimal berdasarkan AIC yaitu model ARDL (1,1), dengan hasil variabel jumlah uang beredar tidak sebagai berikut. signifikan mempengaruhi variabel inflasi. Tabel 5. Hasil Estimasi Jangka Pendek ARDL 5) Uji Stabilitas Model Untuk menguji stabilitas jangka panjang bersama dengan penyesuaian jangka pendek, maka digunakan CUSUM dengan hasil sebagai berikut.
Gambar 2. Hasil CUSUM Test Model
Berdasarkan hasil estimasi jangka ARDL (1,1) pendek ARDL di atas, diketahui bahwa variabel jumlah uang beredar pada periode berjalan dan satu periode sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi pada periode berjalan. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari koefisien tiap variabel. Variabel jumlah uang beredar secara total memberikan dampak positif terhadap kenaikan inflasi di jangka pendek sebesar Berdasarkan hasil CUSUM test di 0,2525 atau sebesar 25,25%. Dengan atas, terlihat plot berada pada nilai kata lain, setiap kenaikan jumlah kritis 5% atau tidak keluar dari garis uang beredar sebesar 1%, akan batas atas dan batas bawah, sehingga menaikkan inflasi sebesar 25,25%. model yang digunakan dalam Nilai R-squared dari model ARDL penelitian ini layak karena cukup di atas adalah sebesar 0,6194, yang stabil dan valid digunakan sebagai berarti keragaman dari variabel bahan analisis fenomena tersebut. inflasi dapat dijelaskan oleh variabel jumlah uang beredar sebesar 6) Uji Asumsi 61,94%, dan sekitar 38,06% sisanya dipengaruhi oleh variabel yang tidak Tabel 7. Uji Asumsi terdapat pada model. Asumsi Test F-statistic (Prob) Tabel 6. Hasil Estimasi Jangka Non-Autokorelasi LM Test 2.151695 Panjang ARDL (0.1532) Normalitas Jarque-Bera 0.552194 (0.758739) Homoskedastisitas Breusch- 0.786964 Pagan-Godfrey (0.5186) Berdasarkan hasil uji asumsi di atas, untuk setiap asumsi diperoleh nilai Berdasarkan hasil estimasi jangka p-value lebih besar dari tingkat panjang ARDL pada tabel di atas, signifikansi. Sehingga, dengan terlihat bahwa dalam jangka panjang, tingkat signfikansi 5%, terdapat cukup bukti untuk menyatakan LAMPIRAN bahwa model tersebut sudah memenuhi asumsi non-autokorelasi, normalitas, dan homoskedastisitas.
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian yang menggunakan
pendekatan ARDL untuk melihat bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi ini menunjukkan bahwa variabel jumlah uang beredar dan inflasi memiliki dinamika hubungan jangka pendek yang bersifat positif dan tidak memiliki hubungan yang signifikan dalam jangka panjang. Namun, kecepatan penyesuaian menuju keseimbangan sangat tinggi yaitu sebesar 80,22% tiap tahunnya. Semua kondisi ini menunjukkan bahwa dalam menangani permasalahan inflasi , yang memiliki pengaruh penting terhadap kesehatan perekonomian negara Indonesia, pemerintah harus mengambil kebijakan yang tepat dalam mengendalikan jumlah uang beredar.
DAFTAR PUSTAKA
Afifatul, S. (2022). Analisis Inflasi dengan
ARDL.
Aflah, A. (2017). Analisis Pengaruh Jumlah
Uang Beredar Terhadap Inflasi di Indonesia tahun 2000 - 2014. https://eprints.umm.ac.id/35285/
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro