Anda di halaman 1dari 7

Proceeding.

Seminar NasionaJ PESAT 2005


Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23-24 Agustus 2005 ISSN: 18582559

KAUSALITAS JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI


(SEBUAH KAJIAN ULANG)
Aris Budi Setyawan

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma


Kampus E, Gedung 3 Lt. 3
J1. Akses Kelapa Dua - Cimanggis 16951, TIp. 021-8727541 Ext. 309
arisbudi@staff.gunadanna.ac.id

ABSTRAK
JumJah uang beredar dan Injlasi. adaJah dua di anlara seldan banyak variabel ekonomi maJrro yang sangat
penting peranannya da/am prakJek pere!conomian Indonesia. Selama 1m. anggopan awam yang lazim adaJah
bahwa besar kecilnya tinkat Injlasi ada/ah sebaga; akibat dari banyak lidaJcnya JumaJah IUZIIg yang beredar.
dan bulan sebaJiknya. Anggapan ini semakin diperkual dari mazhab kJasile dan moneteris. yang menganut
faham bahwa 'Inflation is moneterism fenomenom. Yang menorik adaIah tidal semrtll pihak sependapal
dengan anggapan dialas. paling tidak seperli yang d;yakinin oleh mazhab Strulcturalis. yang beranggapan
bahwa berlambahnya Jumlah uang yang beredar ada/ah sebualr Icotrsekllensi logis dari adanya perubahan
tingkat inflasi. sebuah lrarga yang horus dibayar dari pertumbuhan e!conomi yang lerjadi. Alas dasar inilah
dan dengan memperhalikan dinamisnya perkembangan pere!conomian Indonesia. peneliti tertarik dan melihat
perlunya studi yang berlcelanjutan guna mengkaj; u1ang terhadap luzusalilas Jumlah rtIlng beredar dan
tingkat Inflasi. dengan tujuan dapat dipero/eh informasi yang lebiIr terlcini mengenai iuzusalilas /ceduanya.
sehingga kebijakan yang diambi/ oleh BI dan Pemerintah dapat lebilr terarah dan Iepal sasaran. Penelilian
ini dilakulcan pada Pere!conomian Indonesia selama periode 1997:9 - 2005:5. dengan melibalkan variabel
mokro JUB (Jumlah Uang Beredar) dan lingkal Injlasi. Data yang diguna/can ada/ah dot sekunder dan
ana/isis ko.usalilas dilakukan dengan leknile Granger Causality dengan alai bantu Uji Akar (Root Test) pada
aplilcasi !computer E-Veiws 4.0. Hasil ana/isis menu,yu/ckan balrwa selama periode penelitian. tidal lerjadi
luzusalitas limbal baUl antara JUB dan tingkal Injlasi. yang "rjadi adalah /causa/ilas satu arah. dimana
perubahan JUB akan mempengaruhi lingkat inflasi di Indonesia. dan bukan sebaliknya. Hasi/ in; sedikil
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dumairy (/986) serla penelitian Sulilcno dan Praplo Yuwono
(2000). Dengan hasil lersebul. memang sudah selayaknya apabi/a lcebijakan BI dan pemerintah /ebih
difolcuskan pada pengendalian moneter (JUB). baik melalui jalur lingkal bv'1ga maupun jalur yang lainnya.
Kola !unci : JUB. lingkat inj1asi. kausalilas

1. PENDAHULUAN dalam hal ini Bank Indonesia (BI), sebagai


Dinamisnya perkembangan perekonomi- pemegang otoritas moneter di Indonesia.
an Indonesia, sepertinya mendorong perubahan Selama ini kebijakan pengendalian uang
perilaku yang dinamis pula pada variabel- beredar dan pengendalian tingkat inflasi
variabel ekonomi yang terlibat di dalamnya. menjadi kebijakan prioritas BI, hal ini
Jumlah uang beredar dan Inflasi adalah menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut
dua diantara sekian banyak variabel ekonomi memang memiliki dampak yang sangat penting
makro yang paling banyak memiliki peran bagi perjalanan perekonomian Indonesia.
dalam aktivitas perekonomian suatu negara, Jumlah uang beredar menjadi teramat
tidak terkecuali dalam perekonomian Indonesia. penting karena peranannya sebagai alat
Berkaitan dengan hal ini, kebijakan pemerintah transaksi penggerak perekonomian. Besar
untuk mengevaluasi dan mengendalikan kedua kecilnya uang beredar akan mempengaruhi
variabel tersebut terlihat dalam . kebijakan daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya
moneter yang dijalankan oleh Pemerintah, komoditi yang dibutuhkan masyarakat. Begitu

Kausalitas Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Ell


(Aris Budi Setyawan)
Proceeding. Seminar Nasional PESAT 2005
Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23-24 Agustus 2005 ISSN: 18582559

pula dengan Inflasi, dampaknya pada nilai riil teon ini menekankan pada dua hal pokok, yakni
kekayaan masyarakat, dan juga kernampuan sisi a). jumlah uang yang beredar, dan b). harapan
penawaran dalam menyediakan komoditi, masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di
menjadikan variabel ini sangat penting untuk kemudian hari. Dalam hal pengaruh jumlah
secara berkelanjutan diperhatikan. uang beredar terhadap perubahan tingkat inflasi
Pemahaman awam yang selama ini terjadi telah banyak peneliti yang membuktikan hal
dan mudah dipahami adalah, bahwa perubahan tersebut, seperti Sargent, Wallace (1973),
jumlah uang beredar akan mendorong Thornton (1983), Vitaliano (1984), Kliman
perubahan tingkat inflasi, dan bukan (1995), Dumairy (1986), Santoso dan
sebaliknya. Pemahaman ini paling tidak sejalan Anglingkusumo (1998), . Sebagai contoh hasil
dengan pemahaman faham atau ekonom klasik temuan penelitian yang dilakukan oleh Domac
dan juga faham monetaris dengan persamaan dan Elbirt (1998) yang menyimpulkan:
dasar Irwing Fishernya. Jadi dalam pemahaman "The empirical finding indicated that MI and
ini, hubungan yang terjadi dan dapat dijelaskan the exchange rate are both important predictors
hanyalah bahwa perubahan tingkat inflasi for most ofthe individual items ofthe CPlMore
terjadi karena perubahan jumlah uang yang specifically, in the long run, a 1 percent
beredar, dan tidak ada penjelasan sebaliknya. increase in MI will raise inflation by 0,41
Namun, benarkah demikian dan tidak ada percent, a J percent depresiation ofthe Lek will
penjelasan lainnya? Yang menjelaskan bahwa increase inflation by 0,17 percent. On the other
jurrilah uang yang beredar sebagai variabel hand, a 1 percent increase in real income will
bebas bukan satu-satunya kemungkinan yang reduce inflation by 0,25 percent ".
bisa terjadi? Bukannya perubahan jumlah uang Meskipun demikian dari peneliti-peneliti
beredar juga sebagai konsekuensi. dari tersebut seringkali mendapatkan hasil yang
perubahan tingkat inflasi, melalui pertumbuhan berbeda-beda dan bahkan bertentangan. Sebagai
ekonomi? Seperti telah dipahami bersama contoh, meskipun sebagian studi emplrls
bahwa inflasi yang terjadi adalah salah satu menunjukkan bahwa jumlah uang beredar
indikator terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan memiliki hubungan yang positif dengan
pertumbuhan ekonomi memerlukan dukungan kenaikan barga, namun penelitian yang
uang beredar yang cukup; Pemahaman dilakukan oleh Indrawati dkk serta LPEM-UI
semacam ini juga didukung oleh faham (1994) menyimpulkan bahwa selama periode
strukturalis. Oleh karena itu, dengan penjelasan 1973 - 19.Q2, meskipun memiliki hubungan
ini arab kausalitas antara jumlah uang beredar yang posisitf, namun hubungan tersebut tidak
dan tingkat iflasi sepertinya dapat terjadi dalam cukup kuat. Kontribusi yang besar justru datang
duaarab. dari sisi penawaran seperti lonjakan harga
Atas dasar alasan tersebut di atas, beras, kenaikan harga administratif (BBM dan
makalah ini bertujuan untuk melakukan kajian Listrik), serta tekanan inflasi luar negeri. Hasil
ulang terhadap arah kausalitas kedua variabel penelitian Indrawati ini juga didukung dengan
ekonomi makaro di atas, sekaligus sebagai temuan dari Atesoglu, Dutkowsky (1995) yang
kajian lanjutan terhadap penelitian sejenis yang menyatakan .. Monetary policy is neutral.
telah dilakukan sebelumnya, paling tidak yang Elasticity between money and prices is
dilakukan oleh Dumairy (1986). Serta Sutikno unitary".
dan Prapto Yuwono (2000). Secara garis besar teori kuantitas
menjelaskan bahwa inflasi hanya timbul jika
ada penambahan uang yang beredar.
2. KERANGKA TEORITIS Penambahan ini seperti halnya bahan bakar,
Pembahasan secara lebih mendalam yang menyebabkan kenaikan harga akan
mengenai inflasi dimulai dengan, munculnya menjadi lebih parah. Dengan kata lain, apabila
Teori Kuantitas. Di dalam membahas inflasi, tidak ada penambahan uang yang beredar,

El2 Kausalitas lumlah Uang Beredar dan Inflasi


(Aris Budi Setyawan)
Proceeding, Seminar Nasional PESAT 2005
Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23-24 Agustus 2005 ISSN: 18582559

kenaikan barga yang terjadi akan berhentilturun berlanjut di waktu-waktu yang akan datang,
dengan sendUi~ apapun penyebab kenaikan sehingga masyarakat mulai menggeser alokasi
harga tersebut. Pandangan ini tidak terlepas dari pendapatannya tintuk pas barang. Hal ini
fonnulasi Irving Fisher: dilakukan karena masyarakat tidak bersedia
menanggung kerugian dengan adanya kenaikan
MV=P.T. (I) harga di masa datang.
Keadaan akan menjadi lebih parah
M adalah jumlah uang yang ditawarakan apabila harapan tentang kenaikan harga tersebut
kepada masyarakat, sementara V adalah berlangsung cukup lama dengan intensitas yang
velocity dari uang beredar terse but, atau semakin besar. Masyarakat akan mulai tidak
seberapa cepat uang tersebut berpindah dari mempercayai nilai uang, sehingga akan segera
satu pelaku ekonomi ke pelaku ekonomi menukarkan uangnya dengan barang. Sikap ini
lainnya. P adaIah tingkat harga, dan T adalah tentunya akan menaikkan pennintaan agregat,
banyaknya komoditi yang ditransaksikan. yang pada gilirannya akan semakin mendorong
Dengan mengasumsikan keadaan ekonomi kenaikan harga (demand pull inflation).
berada dalam kondisi full employment, T Tampaknya dalam hal ini, teori ini sepaham
dianggap tidak mengalami perubahan, begitu dengan teori ekspektasi.
pula dengan V, sehingga Perubahan tingkat
inflasi benar-benar identik dengan besamya 3. METODE PENELITIAN
perubahan dalam besaran M atau jumlah uang Tulisan ini mencoba mengkaji ulang
yang ditawarkan ke masyarakat. Oleh karena kausalitas dua variabel makro ekonomi, yakni
itu, menurut teori ini, perubahan tingkat inflasi Jumlah Uang Beredar (JUB) dan Tingkat Inflasi
mumi merupakan fenomena moneter dan dalam perekonomian Indonesia, selama periode
mekanisme yang terjadi adalah langsung, April 2002 sampai dengan April 200S.dimana
sehingga untuk mengatasinya hanya dapat series data adalah bulanan Alasan penggunaan
dilakukan melalui kebijakan I)loneter. periode tersebut karena diasumsikan
Selanjutnya, psikologi atau harapan perekonmian Indonesia relatif telah 'terlepas'
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di. dari krisis yang terjadi dan telah memiliki
masa yang akan datang, juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil.
terjadinya inflasi. Mula-mula dengan kenaikan Variabel Jumlah Uang Beredar yang
harga yang terjadi, masyarakat belum memiliki dimaksud dalam tulisan ini adalah JUB dalam
harapan bahwa harga akao terus naik di waktu arti sempit yakni MI, sedangkan Tingkat Inflasi
yang akan datang. Dalam kondisi ini, tambahan diproksikann dengan IHK gabungan. Secara
pendapatan akan lebih dialokasikan untuk teoritis untuk menganalisis kausalitas variabel
menambah kekayaan kas masyarakat. Dengan jumlah uang beredar dan tingkat inflasi penulis
bergeraknya waktu, mulailah muncul harapan menggunakan uji kausalitas Granger dengan
masyarakat bahwa kenaikan harga yang akan rumusan sebagai berikut.

m n
=L aj Mtj + L bj PI.j + EI (2)
j=1 j=1

n>m
m n
=L Cj PI_j - L dj MIj + 111 (3)
j=1 j=1

MI =Jumlah Uang Beredar pada periode t


PI = Inflasi (IHK) pada periode t

Kausalitas Jumlah Uang Beredar dan Inflasi E13


(Aris Budi Setyawan)
Proceeding. Seminar Nasional PESAT 2005
Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23-24 Agustus 2005 ISSN: 18582559

Et dan TIl =diasumsikan sebagai dua series yang maupun dt yang berbeda dari O. maka
white-noise mekanisme timbal batik sulit untuk tidilihat.
Dari kedua persamaan di atas dapat Untuk alasan efisiensi dan kemudahan
dimengerti bahwa PI akan menyebabkan Me perhitungan, analisis Granger tidak dilakukan
apabila beberapa bj 0, dan Me akan *" secara manual, namun akan digunakan aplikasi
menyebabkan PI apabila beberapa d, O. *" komputer pengolah data Evies 4.1
Adanya mekanisme umpan batik antara P, dan
Me akan terjadi apabila beberapa bt 0 dan *" 4. BASIL DAN ANALISIS
beberapa d, *"
O. Dan bila tidak satupun b, Secara deskriptif, perilaku jumlah uang
beredar dan tingkat inflasi dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

--
220000
'25
1:10

I1S
--
220000
i
200000 "0
200000

180000
llOODO

1lOOO
IS IIOODO
lIS 100 104 108 112 I'IS 120 124 02:01 O3:Gl 03'01 04:01 04 01 05:01
If(
H< M'!
......E l

Gambar 1. Hubungan Yl/(JUB) dan IHK Gambar 2. Pergerakan Ml/(JUB) dan IHK

Kedua gambar di atas sepertinya memang Langkah pertama yang peneliti lakukan untuk
menunjullin hubungan timbal balik antara menguji ada tidaknya kausalitas timbal batik
JUB dan IHK. Gambar 1 menunjukkan antara JUB dan Tingkat Inflasi adalah
semakin besar JUB semakin tinggi pula IHK. menentukan terlebih dahulu pada lag optimal
Hal ini juga terlihat ,pada Gambar 2., meskipun berapa analisis Grager abn dilakukan.
pada range periode tertentu, menunjukkan Hasil pencarian lag optimal dengan
hubunganyang tidak searah. Namun demikian, menggunakan aptikasi Eviews 4.1
benarkah diantara keduanya terjadi kausalitas, menghasilkan tabel berikut ini.
dalam arti keduanya saling mempengaruhi ?

EI4 Kausalitas Jumlah Uang Beredar dan Inflasi


(Aris Budi Setyawan)
Proceeding, Seminar Nasional PESAT 2005
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23-24 Agustus 2005 ISSN: 18582559

VAR Lag Order Selection Criteria


Endogenous variabies: IHK M1
Exogenousvariab~:C
Date: 07129105 Tme: 22:54
Sample: 2002:04 2005:04
Included observations: 33
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
o -448.c1697 NA 2. 53E+09 27.32544 27.41613 27.35595
1 -354.2389 172.0560" 10406218" 21.83266" 22.10475" 21.92421
2 -352.2708 3.339830 11813513 21.95581 22.40929 22.10839
3 -349.6142 4.186147 12923417 22.03722 22.67211 22.25084
4 -345.1797 6.450224 12780842 22.01089 22.82717 22.28554
" indicates lag order selected by the criterion
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final predicti:m error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
HQ: Hannan-Quinn information criter.on
Untuk mendapatkan infonnasi mengenai
Dari hasil di atas, penentuan lag optimal ada tidaknya kausalitas timbal balik diantara
dilihat dari kemungkinan nilai LR, FPE, AIC, variabel JUB dan IHK, peneliti menggunakan
SC, dan nilai HQ yang memiliki tanda bintang, aplikasi Evies 4.1 dengan lag optimal 1 bulan
dan hal tersebut terlihat pada altematif lag 1. kebelakan, dan hasilnya sebagai berikut.
Oteh karena itu analisis Granger akan
menggunakan lag periode 1.

Pairwise Granger Causality Tests


Date: 07129105 Time: 22:37
Sample: 2002:04 2005:04
Lags: 1
Null Hxpothesis: Obs F-Statistic Probability
M~ does no! Granger Cause IHK 36 6.96406 0.01259
IHK does not Granger Cause M1 0.29635 0.58984

Dari hasil di alas terlihat bahwa' meningkatkan permintaannya (garis


sepertinya tidak terjadi kausalitas timbal balik permintaan bergeser dari 0 ke 0'), terutama
antara variabel JUB dan IHK, namun hanya setelah sekian lama sejak kris;s terjadi pada
terjadi kausalitas 1 (satu) arab diantara kedua pertengahan tahun 1997. masyarakat menahan
'/ariabel yang diteliti. Hipotesis bahwa JUB konsumsinya. Dari SISI penawaran,
tidak berpengaruh terhadap IHK temyata bertambahnya jumalah uang beredar akan
ditolak karena probaility-nya lebih kecil dari menurunkan pendapatan riil masyarakat,
critical value 5%. Sementara itu Hi90tesis sehingga masyarakat terutama produsen akao
bahwa IHK tidak berpengaruh terhada9 JUB menaikkan ha.rga produk untuk
temyata diterima, babkan untuk critical value mempertahankan pendapata:t riilnya. Hal
10% sekalipun. tersebut dapat memicu naiknya biaya produksi
Dengan hasil di!ltas dapat disimpulkan melalui mahalnya input produksi, baik input
sementara bahwa selama periode penelitian barang maupun inp!.lt tenaga kerja yang
temyata perubahan tingkat inflasi memang menuntut kenaikan upab, sehingga produsen
masih disebabkan oleh perubahan jumlah uang cenderung mengurangi aktivitas produksinya
beredar. Dari sisi permintaan, bertambahnya (garis penawaran bergeser dari S ke S').
uang bered~r te!ah mendorong masyarakat Dengan proses tersebut di atas, meskipun

Kausalitas Jumlah Uang Beredar dan Inflasi E15


(Aris Budi Setyawan)
Proceeding, Seminar Nasional PESAT 2005
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23-24 Agustus 200S ISSN: 18S82S59

kuatitas komoditi sedikit mengalami kenaikan, Meskipun hasil penguj ian kausalitas dengan
namun barga mengalami kenaikan dari Po ke metode Grganger telah menunjukkan bahwa
PI. kausalitas yang terjadi hanya saru arab. dimana
Harga perubahan JUB lah yang akan mempcngaruhi
tingkat inflasi, dan bukan sebaliknya, namun
penulis percaya bahwa sifat dan intensitas
PI kausalitas yang terjadi tersebut akan mengalami

i
Po
perubahan, sehingga studi lanjutan mengenai
hal tersebut tetap perlu untuk dilakukan.

Mengacu pada hasil pada tulisan ini, untuk


D' jangka pendek kebijakan moneter yang akan
pemerintah Iakukan dapat lebih memfokuskan
Kuantitas pada pengendalian JUB, sehingga target inflasi
dan pertumbuhan ekonomi yang telah
Gamhar 3. DampaIc Perubahan JUB pada ditetapkan, dapat dicapai.
Permintoan dan Penawaran
s. DAFfAR PUSTAKA
Dengan hasil ini pemahaman awam [1] Sarro, R. J., Determinants of economic
terhadap penyebab tingkat inflasi, dapat growth. MIT Press, Cambridge, Mass,
dimengerti dan masih benar adanya, oleh 1997.
karena itu kebijakan pemerintah dalam [2] Bowerman, Bruce dan O'Connell,
pengendalian tingkat inflasi yang dilakukan Richard T., Applied Statistics. Improving
melalui kebijakan moneter, tetap dapat Business Processes, Irwin, 1997.
dilakukan dengan pengendalian perubahan [3] Dornbusch, Rudiger; Fischer, dan J.
jumlah uang yang beredar, baik melalui jalur Mulyadi, Makroelconomi, Edisi kempat,
tingkat bunga maupunjalur lainnya. Erlangga, Jakarta, 1997.
Hasil ini sedikit berbeda dengan apa yang . [4] Dumairy, Kausalitas Antara Uang
telah dilakukan oleh Dumairy (1986), yang' Beredar dan Inflasi di Indonesia, Jurnal
menyimpulkan bahwa selain perubahan JUB Ekonomi dan Bisnis Indonesia No. 1
memang menyebabkan perubahan tingkat Tahun II, hal. 3 - 13, 1987.
inflasi, namun pengaruh tingkat inflasi [5] Fischer, S., The Role of Macroeconomic
terhadap perubahan JUB pun juga harus mulai Factor in Growth, Journal of Monetary
diperhatikan. Economics, 32(3), 485-511. 1993".
[6] Friedman, Money And Economic
4. KESIMPULAN Development, Toronto, Lexington Books,
Diskusi mengenai hubungan dan hal. 41, 1973.
kausalitas antara Jumlah Uang Beredar (JUB) [7] Gerlach S., dan EO Svensson L, Money
dan tingkat Inflasi, sepertinya akan selalu and Inflation in Euro Area: A Case for
menarik untuk dilakukan. Hal tersebut karena Monetary Indicators?, Bank For
disamping kedua variabel tersebut merupakan International Settlements Monetary and
dua variabel ekonomi makro yang sangat Economic Department, No. 98., 2001.
penting dan berpengaruh pada perekonomian, [8] Grier, Tullockdalam Qguz A~irim, 1995,
dinamisnya perkembangan perekonomian itu Output Inflation Tradeoff: Evidence
sendiri juga turut mendorong terjadinya From Turkey, The Central Bank Of The
perubahan sifat dan intensitas kausalitas yang Republic Of Turkey, Research
terjadi diantara keduanya. Department, Discussion Paper No: 9506,
1989.

El6 Kausalitas lumlah Uang Beredar dan Inflasi


(Aris Budi Setyawan)
Proceeding, Seminar Nasional PESAT 2005
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23-24 AJUSlUS 2005 ISSN: 18582559

[9] Gujarati. Damodac dan Sumamo lain,


Ekonometrika Dasar, Erlangga. Jakarta,
1999.
[10] Haslag, Joseph H.. dan Q7mcnt, D'Ann
M. Money Growth, Supply Shocks, and
Inflation, Economic Review, Federal
Reserve bank of Dallas, May, 1991.
[11] Holland, A. Steven, Uncertain Effects of
Money and The Link Between The
Inflation Rate and Injlation Uncertainty,
Economic Inquiry, Vol XXXI, hal. 39 -
51, 1993.
[12] Khalwaty, Tajul, Injlasi dan So/usinya,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000.
[13] Minella Andre, Monetary Policy and
Inflation in Brazil (/975-2000) a VAR
Estimation, Research Department Central
Bank of Brazil, 2000.
[14] Sutikno dan Prapto Yuwono, Kausalilas
Uang Beredar dan Injlasi (Studi
Indonesia Selama April 1996 - Aguslus
1999), Dian Ekonomi, Vol. VI No.2,
2000.

Kausalitas lumlah Uang Beredar dan Inflasi El7


(Aris Budi Setyawan)

Anda mungkin juga menyukai