Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan

Volume 19, Nomor 1, April 2018, hlm. 1-10


DOI: 10.18196/jesp.19.1.3836

PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI DI INDONESIA
Ismadiyanti Purwaning Astuti, Fitri Juniwati Ayuningtyas

Fakultas Ekonomi dan Sosial, Universitas Amikom Yogyakarta


Jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta, Indonesia, E-mail
Korespondensi: ismadiyanti@amikom.ac.id

Abstract: The purpose of this study is to analyze the effect of exports and imports on economic
growth in Indonesia in the long term and short term. The data used in this study is secondary data
obtained from the World Bank 2000-2016. The analysis used is regression analysis using Error
Corection Model (ECM) Method. Tests used in the model are Stationarity Test, R-Square Test, F
Test and T Test. The result of this research is that long term, export variable and exchange rate in-
fluence to economic growth while import does not have an effect on to economic growth. In the short
run, export and import variables affect economic growth, while exchange rates have no effect on eco-
nomic growth
Key Words: export, import, economic growth, ECM
JEL Classification: F10, F14, F17

PENDAHULUAN pada ekspor. Keadaan neraca pembayaran yang surplus


atau defisit mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Perkembangan perekonomian suatu negara saat Indonesia.
ini tidak dapat terlepas dari kondisi perekonomian Hubungan antara perdagangan inter- nasional
global. Hubungan ekonomi antar negara menjadi faktor dan pertumbuhan ekonomi menjadi topik yang banyak
penting yang berpengaruh terhadap perkembangan di bahas di bidang ekonomi tetapi masih kontroversial.
ekonomi masing-masing negara. Kondisi ini Kemunculan literature mengenai pertumbuhan endogen
menyebabkan daya saing se- bagai salah satu faktor memungkinkan peran yang lebih besar dari
yang menentukan dalam kompetisi antar negara agar keterbukaan eksternal negara-negara dalam proses
memperoleh manfaat dari semakin terbukanya perkembangan teknologi dibandingkan dengan model
perekonomian dunia. Keuntungan dari terbukanya pertum- buhan Solow yang tradisional. Pendekatan
perekonomian dunia dapat dilihat dari keadaan neraca baru ini menekankan bahwa inovasi teknologi muncul
pem- bayaran suatu negara. sebagai respon terhadap insentif ekonomi dimana
Menurut Bank Indonesia, neraca pem- bayaran lingkungan kelembagaan, hukum, keterbukaan dan
merupakan catatan transaksi ekonomi antara penduduk integrasi ekonomi mempengaruhi kecepatan dan arah
Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode perubahan teknologi (Grossman dan Helpman, 1994;
tertentu. Neraca pembayaran sebuah negara dikatakan Aghion dan Howitt, 1998).
surplus apabila terdapat kelebihan dana perdagangan Di sisi lain, banyak literatur empiris yang
dan investasi dibandingkan kewajiban-kewajiban yang menunjukkan bahwa perdagangan internasional dan
dibayarkan kepada negara sedangkan dikatakan defisit kebijakan perdagangan yang lebih terbuka merupakan
apabila impor lebih besar dari faktor utama untuk menjelaskan per- tumbuhan
ekonomi. Negara dengan sikap
perdagangan yang lebih liberal memungkinkan tetapi bekerja pada sub periode 1940-1959 dan 1959-
menikmati jumlah input liberal lebih tinggi dengan 1974. Perekonomian Spanyol menggunakan defisit
biaya yang lebih rendah sehingga menghasilkan eksternal untuk memperlancar tingkat konsumsi
pertumbuhan yang lebih tinggi (Edwards, 1992 dan agregat yang didukung oleh keber- lanjutan defisit
1993). transaksi sepanjang periode ana- lisis.
Menurut Thirlwall (1979), neraca pem- bayaran Atilla dan Erhan (2013) meneliti penerapan
bertindak sebagai kendala pada tingkat pertumbuhan model Thirlwall pada keseimbangan neraca pem-
output. Kenaikan output domestik karena
bayaran untuk ekonomi Turki pada periode 1968-
meningkatnya impor dapat menyebabkan defisit neraca 2011. Penelitian ini juga mengevaluasi prosedur
pembayaran yang memungkinkan penurunan
pengujian prinsip Thrilwall dengan mem- perkirakan
permintaan atau depresiasi nilai tukar riil. Negara- elastisitas pendapatan pada per- mintaan impor dengan
negara tumbuh lebih cepat dalam menghadapi menggunakan metode stasioneritas dan kointegrasi.
elastisitas pendapatan yang lebih tinggi untuk ekspor Dengan menggunakan analisis kointegrasi johansen
daripada impor. Hal ini disebabkan tidak ada negara anta- ra PDB dan ekspor mempunyai hubungan positif
yang pertum- buhannya lebih cepat daripada tingkat secara statistik signifikan. Temuan ini membuk- tikan
pem- bayaran yang harus dibayar karena rasio utang bahwa model pertumbuhan keseimbangan Thirlwall
luar negeri terhadap PDB yang besar menyebab- kan berlaku untuk ekonomi Turki.
keruntuhan kepercayaan internasional dan eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Elias, Pedro dan
Mocaela (2014), menerapakan model SCA di Italis dan
Defisit neraca berjalan yang tinggi tidak menjadi
masalah bila anggaran pemerintah seim- bang dan memeriksa ketepatan untuk menjelas- kan jalur
keputusan penghematan dan investasi diambil secara pertumbuhan negara. Italia merupakan kasus yang
optimal oleh agen swasta (Corden, 2007). Namun menarik mengenai karena dalam dec- ade terakhir
menurut Edward (2002), defisit eksternal harus menghadapi ketidakseimbangan in- ternal yang
menjadi perhatian dalam men- erapkan kebijakan disebabkan oleh defisit dan hutang publik yang tinggi.
bahkan jika defisit akun ber- jalan tidak mengarah padaHasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Italia
krisis mata uang. Dengan kata lain bukan pada tumbuh dengn lebih lambat dari kapasitas pontensinya
seberapa besar defisitnya tetapi bagaimana negara karena kendala pasokan. Kebijakan untuk
menjalankan defisit yang tidak berkelanjutan. Secara meningkatkan daya saing eksternal dan menurunkan
umum, defisit transaksi berjalan yang tidak melebihi biaya ekonomi terbukti efektif untuk mencapai
5% dari PDB dianggap tidak berkelanjutan sehingga pertumbuhan yang lebih tinggi.
diatas ambang ini mulai dilakukan proses penyesuaian Penelitian ini meneliti bagaimana neraca
(Freund, 2005). pembayaran mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh yang dianalisis dari sisi neraca berjalan dalam NPI. Sisi
Bajo-Rubio (2012) meneliti mengenai neraca pem- neraca berjalan yang diteliti ada- lah mengenai ekspor,
bayaran yang bertindak sebagai kendala pada tingkat impor dan nilai tukar. Ber- dasarkan model yang
pertumbuhan di Spanyol. Data yang digunakan data dikembangkan oleh Thirl- wall (1979), penelitian ini
time series selama periode 1850- 2000. Pada jangka meneliti pengaruh neraca pembayaran terhadap
panjang, defisit eksternal tidak bekerja sebagai
pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan
kendala pertumbuhan ekonomi jangka pan-
jang mengunakan IAN
analisis regresi berganda
dengan metode ECM. Data dan Sumber
Jangka pendek yang Data
digunakan dalam Penelitian ini
penelitian ini adalah menggunakan metode
kurang dari 5 tahun pen- dekatan yang
sedangan jangka bersifat kuantitatif.
panjang lebih dari 5 Menurut Sugiono
tahun. (2016), metode
kuantitatif adalah
METODE pen- dekatan ilmiah
PENELIT yang memandang
2 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 1-10
suatu realitas itu Definisi variabel rang atau komoditas dari digunakan dalam dolar
dapat yang digunakan suatu negara ke negara lain. A.S. Keem- pat, kurs
diklasifikasikan, dalam penelitian Ekspor yang digunakan (KURS) adalah harga
konkrit, teramati ini adalah: dalam penelitian ini adalah sebuah mata uang dari
dan terukur, pertama, Gross ekspor barang dan jaas yang suatu negara yang diukur
hubungan variabel Domestik Produk mewakili nilai semua barang atau dinyatakan dalam
bersifat sebab akibat (GDP) adalah dan layanan pasar lainnya mata uang lainnya. Kurs
dimana data jumlah nilai bruto yang diberikan ke seluruh yang digunakan dalam
penelitiannya yang ditambahkan dunia. Layanan terse- but penelitian ini adalah nilai
berupa angka- oleh seluruh pro- termasuk nilai barang tukar/ kurs resmi yang
angka. Dalam dusen dalam dagangan, kargo, asur- ansi, mengacu pada nilai tukar
penelitian ini perekonomian transportasi, perjalanan, yang diten- tukan oleh
memfokuskan pada yang ditambah royalty, biaya lisen- si dan otoritas nasional atau
penjela- san pajak dan layanan lainnya seperti tingkat suku bunga yang
hubungan antara dikurangi subsidi layanan komu- nikasi, ditentukan di pasar bursa
neraca pembayaran yang tidak konstruksi, keuangan, yang di- setujui secara
sebagai variabel termasuk dalam informasi, bisnis, pribadi, dan hukum. Kurs ini dihitung
dependen dan nilai suatu pemerintah. Data dalam dolar sebagai rata-rata tahunan
pertumbuhan produk. Penelitian A.S. berdasarkan rata-rata
ekonomi sebagai ini menggunakan Ketiga, impor (IMP) bulanan (mata uang local
variabel independen prosentase tingkat adalah kegiatan me- yang relative terhadap
di Indonesia dengan pertumbuhan masukkan barang dari luar dolar A.S).
menggunakan data GDP tahunan negeri ke dalam negeri.
runtut waktu (time pada harga pasar Alat Analisis
Impor yang digunakan dalam
series) dari tahun berdasarkan pada Dalam penelitian ini
penelitian ini adalah impor
1967-2016. Jenis mata uang untuk menjawab per-
barang dan jasa yang
data yang digunakan Indonesia yang masalahan maka model
mewakili nilai semua barang
dalam penelitian ini konstan. Data yang digunakan pada data
dan layanan pasar lainnya
adalah data pertumbuhan time series ini adalah
yang diterima dari negera-
sekunder. Data GDP harga model koreksi kesala- han
negara lain di dunia. Layanan
tersebut diperoleh konstan di ambil atau ECM ( Error
tersebut termasuk nilai
dari World Bank. dari The World Correction Model) dengan
barang da- gangan, kargo,
Bank. Kedua, syarat utama bahwa data
asuransi, transportasi,
Definisi Operasional ekspor (EKS) tidak stasioner di ting- kat
perjalanan, royalty, biaya
variabel adalah proses level, tetapi stasioner pada
lisensi dan layanan lainnya
Variabel ini penjualan ba- derajat integrasi dan
seperti layanan komunikasi,
dikelompokkan variabelnya terkointegrasi.
konstruksi, keuangan, in-
menjadi 2(dua) Model yang digunakan
formasi, bisnis, probadi dan
yaitu variabel untuk melakukan koreksi
pemerintah. Data impor yang
dependen (variable ketid-
terikat) dan variabel akseimbangan jangka Ordinary Least
independen pendek menuju jangka pan- Square
(variable bebas). jang. Dan model regresi (OLS). Model yang
Variabel dependen berganda menggunakan digunakan adalah
yang digunakan sebagai berikut:
dalam penelitian ini Model umum dari regresi
berganda yaitu:
adalah pertumbuhan
ekonomi sedangkan Yt = α0 + α1 Xt + εt
...........................................................................................
varia- bel
.............................
independen yang
Model umum Error Correction Model (ECM) yaitu:
digunakan adalah
ΔYt = α0 + α1 ΔXt-1 + α2 ΔECt-1 +
ekspor, impor dan
εt........................................................................................
tingkat kurs.
Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan… (Ismadiyanti P. Astuti, Fitri J. Ayuningtyas) 3
. Analisis da yang level series.
Model regresi berganda Ordinary Least Square (OLS) digunakan dalam penelitian
Sehingga perlu
yaitu: ini adalah metode analisis
dilakukannya dif-
GDPt = α0 + α1 LOG_EKSt + α3 LOG_IMPt + deskriptif kuantitatif
ferensiasi satu atau dua
α3LOG_ KURSt + εt ................................... dengan menggunakan teori-
kali untuk
Model Error Correction Model (ECM) yaitu: teori dan data-data yang
menghasilkan data
GDPt = α0 + α1 ΔLOG_EKSt + α3Δ LOG_IMPt berhubungan dengan
satsioner. Untuk
+ α3 ΔLOG_ KURSt + ECTt-1 ................. penelitian ini. Analisis data
mengetahui apakah data
Dimana: digunakan untuk
runtut waktu yang
GDPt = Pertumbuhan Ekonomi; menyederhanakan data
digunakan stasioner
LOG_EKSt = Ekspor rill; yang telah diperoleh ke
atau tid- ak stasioner,
L dalam bentuk yang lebih
salah satu cara yang
O mudah dibaca dan
dapat dilakukan adalah
G diinterpretasikan. Pada
menggunakan uji akar
_ penelitian ini, dalam
unit (unit roots test). Uji
I menganalisis data
akar unit dilakukan
M menggunakan dengan menggunakan
P menggunakan software
metode Augmented H1:
t Microsoft Excel 2007 dan
tidak ter- dapat akar
= Impor riil; LOG_ KURSt kemudian diolah
unit (data stasioner),
= menggunakan E- Views 7.
H0: terdapat akar unit
Hal ini dilakukan agar hasil
(data tidak stasioner)
N yang di- peroleh lebih dapat
Dicky Fuller (ADF),
i telihat perbedaan pengaruh
dengan hipotesis
l antara masing-masing
sebagai berikut: Hasil
a variabel terhadap Keseim-
statistik dari hasil
i bangan Primer. Tahapanestimasi pada metode
analisis data dalam
ADF akan
T penelitian ini dilakukan
dibandingkan dengan
u melalui beberapa tahapnilai kritis McKinnon
k yaitu: pertama, Uji
pada titik kritis 1%, 5%,
a Stasioneritas (Uji Akar
dan 10%. Jika nilai t-
r Unit), Uji stasioneritas ini
statistik lebih kecil dari
; bertujuan untuk mengetahui
nilai kritis McKinnon
apakah data runtut waktu
maka H0 diterima,
a yang digunakan sudah artinya data terdapat
0 stasioner atau belum.
akar unit atau data tidak
= Regresi palsu (spurious re-
stasioner. Jika nilai t-
gression) dihasilkan jika
statistik lebih besar dari
k data tidak stasioner. nilai kritis McKinnon
o Dalam penelitian pada
maka H0 ditolak,
n dasarnya data runtut
artinya data tidak
s waktu sering mengalami
terdapat akar unit atau
t ketidak stasioneran pa-
data stasioner.
a Kedua, Kointegrasi
n merupakan suatu hub-
t ungan jangka panjang
a antara variabel-variabel
;
yang meskipun secara variabel tersebut
α1, α2, α3 = koefisien;
individual tidak dapat menjadi
εt = Error term;
stasioner, tetapi stasioner. Keadaan
ECTt-1 =Error Correction Term
kombinasi linier antara variabel yang tidak
4 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 1-10
stasioner menyeimbangkan iabel bebas tetapi juga Dalam menganalisis
menyebakan kondisi jangka dipengaruhi oleh keseim- hasil estimasi model ECM
kemungkinan adan- pendek dengan bangan dari hubungan dalam jangka panjang dan
ya hubungan jangka kondisi jangka kointegrasi. Ketidakseim- jangka pendek sebelumnya
panjang antara keseimbangan bangan dari hubungan dilakukan pengujian data.
variabel da- lam jangka pan- jang kointegrasi ini ditunjukan Data yang digunakan
sistem ECM. Salah melalui suatu oleh nilai error-correction dalam penelitian perlu
satu syarat agar proses term. Selain itu dalam diuji menggunakan dua uji
tercapai penyesuaian. ekonometrika ECM berguna stasioneritas data yaitu uji
keseimbangan Engle and dalam mengatasi masalah akar-akar unit dan uji
jangka panjang Granger (1987) data time series yang tidak kointegrasi. Pengujian sta-
adalah galat kese- mengemukakan stasioner dan masalah sioneritas data yang
imbangan harus bahwa apabila spurious regression. Analisis dilakukan terhadap seluruh
berfluktuasi di diantara sejumlah dengan menggunakan ECM variabel dalam modell
sekitar nol. Dengan peubah terdapat melalui 3 langkah analisis penelitian didasarkan pa-
kata lain, error term kointegrasi, maka data yaitu (1) uji stasioner da Augmented Dickey
harus menjadi se- diperoleh kondisi data, (2) uji kointegrasi untuk Fuller (ADF) Test, yang
buah data runtut yang disebut error mengetahui apakah terdapat perhitungannya
waktu yang correction hubungan jangka panjang menggunakan bantuan
stasioner. Tujuan repsensentation antara variabel X dengan Y, komput- er dengan
adanya uji yang mengindi- dan program EViews 7.
kointegrasi ini kasikan bahwa (3) menyusun Error- Pengujian akar- akar unit
adalah agar seluruh perubahan yang Correction Model (Gujarati, dilakukan dengan
variabel terintegrasi terjadi terhadap 2009). memasukkan inter- sep
pada tingkat yang variabel terikat namun tidak memasukkan
sama. Ada beberapa tidak hanya HASIL DAN trend waktu pada uji DF,
metode yang dapat dipengaruhi oleh dan dengan memasukkan
PEMBAHASAN
digunakan untuk var- intersep dan trend waktu
melakukan uji pada uji ADF.
kointegrasi (Enders,
1995). Tabel 1. Hasil Uji Akar-akar unit dengan Augmented Di
Ketiga, teknik ADF Statistik Tanda Nilai Kritis 1% Nilai Kritis
untuk mengoreksi
Variabel GDP
ketid- akseimbangan
jangka pendek -6.751397 < -3.577723 -2.9251
menuju keseim- Variabel Ekspor
bangan jangka 0.807999 > -3.571310 -2.9224
panjang disebut
Variabel Impor
dengan Error Cor-
rection Model -0.058198 > -3.571310 -2.9224
(ECM), yang Variabel Kurs
dikenalkan oleh Sar- -0.073768 > -3.571310 -2.922
gan dan Sumber: Eviews 7
dipopulerkan oleh
Engle-Granger.
Model ECM pada
umumnya
merupakan suatu
konsep model
ekonometris runtut
waktu yang
bertujuan untuk
Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan… (Ismadiyanti P. Astuti, Fitri J. Ayuningtyas) 5
Berdasarkan tabel 1, maka diketahui seba- gian terhadap data tersebut agar data stasioner pada derajat
besar variable tidak stasioner pada derajat level. Hanya yang sama. Dengan prosedur yang sama seperti
variable GDP yang stasioner se- dangkan variable langkah di atas maka hasil uji akar-akar unit
ekspor, impor dan kurs tidak stasioner. Oleh karena itu, Augmented Dickey Fuller (ADF) test pada derajat first
untuk keperluan re- gresi ECM maka perlu dilakukan difference sebagai berikut:
proses diferensi
Tabel 2. Hasil Uji Akar-akar unit dengan Augmented Dickey-Fuller
ADF Statistik Tanda Nilai Kritis 1% Nilai Kritis 5%
Variabel GDP
-7.900274 < -3.592462 -2.931404
Variabel Ekspor
-7.475822 < -3.574446 -2.923780
Variabel Impor
-5.75339 < -3.574446 -2.923780
Variabel Kurs
-8.176376 < -3.574446 -2.923780
Sumber: Eviews 7

Hasil uji akar-akar rameter jangka panjang.


unit Augmented Dickey Uji statistik yang sering
Fuller (ADF) test pada dipakai adalah uji
derajat first difference CRDW, uji DF dan uji
menunjukkan bahwa semua ADF. Dalam penelitian
data telah stasioner pada ini yang digunakan
derajat yang sama yaitu untuk men- guji
first difference. kointegrasi adalah
Setelah uji dengan uji Augmented
stasioneritas melalui uji Dickey Fuller (ADF).
akar- akar unit dan derajat Uji ADF untuk melihat
integrasi pada first differ- apakah residual regresii
ence terpenuhi, maka kointegrasi stasioner
langkah selanjutnya adalah atau tidak.
melakukan uji kointegrasi
untuk mengetahui pa-
Tabel 3. Hasil uji akar-akar unit terhadap residual dengan
ADF test
t-Sta
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.87
Test critical values: 1% level -3.57
5% level -2.92
10% level -2.60
Sumber: Eviews 7 probabalitasnya adalah 0.0000.
Hal ini
Berdasarkan uji ADF
tersebut diketaui bahwa
residual pada persamaan
jangka panjang sudah
stasioner pada derajat level
karena ADF statistic secara
absolute lebih besar dari
pada crit- ical value baik
pada 1%, 5% maupun 10%
atau dilihat dari
berarti residual
tidak
mengandung
akar-akar unit
sehingga
pemodelan
ECM menjadi
terpenuhi. Hasil
model ECM
dalam jangka
panjang diesti-
masi
menggunakan
regresi OLS
dengan eviews.
Hasilnya
ditunjukkan
sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Estimasi Model ECM dalam Jangka Panjang
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -63.07803 22.67858 -2.781393 0.0079
LOG_EKS 4.323007 1.426257 3.031016 0.0040
LOG_IMP -0.976283 0.608031 -1.605646 0.1153
LOG_KURS -1.967722 0.555363 -3.543127 0.0009
R-squared 0.284638
Adjusted R-squared 0.236948
F-statistic 5.968418
Prob(F-statistic) 0.001627
Sumber: Eviews 7
Tabel 4 merupakan hasil estimasi OLS dengan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jumlah ekspor
menggunakan model ECM dalam jangka panjang. meningkat sebesar 1 persen maka akan mening- katkan
Hasil regresi tersebut untuk mengetahui hubungan pertumbuhan ekonomi sebesar 4.323007 persen.
antara variabel dependen dan variabel independen. Apabila jumlah ekspor menurun sebesar 1 persen maka
Variabel dependen yang digunakan adalah tingkat akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,323
pertumbuhan ekonomi (GDP) se- dangkan Variabel persen Hal tersebut sejalan dengan teori perdagangan
independen yang digunakan adalah jumlah ekspor, internasional, apabila jumlah barang atau jasa yang di
jumlah impor dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika. ekspor ke luar negeri semakin banyak maka di dalam
Nilai adjusted R- squared sebesar 0.236948 negeri ha- rus memproduksi barang dan jasa lebih
menjelaskan bahwa var- iabel independen di dalam banyak juga. Semakin banyak barang yang di ekspor
model dapat men- jelaskan variasi variabel dependen ke luar negeri maka arus modal yang masuk ke da- lam
sebesar 23, 6948 persen. Nilai F-statistik sebesar negeri juga dalam jumlah yang banyak. Arus modal
5.968418 menunjukkan bahwa variabel independen masuk tersebut yang akan dikelola melalui pendanaan
dalam jangka panjang seperti ekspor, impor dan kurs modal untuk usaha besar, kecil dan menengah. Hal
berpengaruh secara bersama-sama terhadap ting- kat tersebut akan meningkatkan jumlah output baik barang
pertumbuhan ekonomi. dan jasa yang akan meningkatkan pertumbuhan
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 1%, ekonomi dalam jangka panjang.
dapat dianalisis ada dua variabel yang signif- ikan yaitu Tingkat kurs rupiah berpengaruh negative
jumlah ekspor dan tingkat kurs rupiah sedangkan terhadap pertumbuhan ekonomi dan signifikan.
variabel impor tidak signifikan. Hal tersebut dapat Apabila tingkat kurs rupiah meningkat (depre- siasi)
disimpulkan dalam jangka pan- jang, jumlah ekspor sebesar 1 persen maka akan menurunkan tingkat
dan tingkat kurs rupiah ber- pengaruh signifikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.967722 persen.
terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan jumlah Sedangkan tingkat kurs rupiah menurun (apresiasi)
impor tidak ber- pengaruh signifikan terhadap sebesar 1 persen maka akan menaikkan tingkat
pertumbuhan ekonomi. Jumlah impor meningkat atau pertumbuhan ekonomi sebe- sar 1,977 persen. Apabila
menurun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan nilai tukar terdepresiasi atau nilai uang dalam negeri
ekonomi. menurun maka ba- rang yang diimpor harganya akan
Dari hasil regresi dapat dilihat bahwa jumlah naik. Kenaikan barang impor akan menaikkan barang
ekspor berpengaruh positif dan signifikan produksi
yang diimpor dari luar negeri sehingga produk- tifitas Hasil estimasi Model Koreksi Kesalahan (ECM)
dalam negeri semakin menurun yang akan menurunkan dalam jangka pendek ditunjukkan oleh hasil di bawah
pertumbuhan ekonomi dalam negeri. ini:
Tabel 5. Hasil Estimasi Model ECM Jangka Pendek
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.666708 0.320740 -2.078655 0.0438
D(LOG_EKS) 6.344579 2.565819 2.472731 0.0175
D(LOG_IMP) 2.895370 1.459956 1.983190 0.0539
Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan… (Ismadiyanti P. Astuti, Fitri J. Ayuningtyas) 7
D(LOG_KURS) 1.651570 1.789498 0.922924 0.3613
ECT -1.036208 0.146975 -7.050228 0.0000
R-squared 0.691479
Adjusted R-squared 0.662096
F-statistic 23.53329
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: eviews 7

Hasil estimasi tabel 5 didapat koefisien var- dan kurs secara bersama-sama berpengaruh ter- hadap
iabel ECT (Error Correction Term) yaitu sebesar tingkat pertumbuhan ekonomi.
1.036208 yang mempunyai makna bahwa perbe- daan Dua variabel tersebut adalah variabel ek- spor
antara tingkat pertumbuhan dengan nilai yang signifikan pada tingkat signifikansi 5 persen dan
keseimbangannya akan disesuaikan dalam waktu impor juga signifikan pada tingkat signifikansi 10
1 tahun. Koefisien ECT ini digunakan untuk mengukur persen, sedangkan kurs tidak sig- nifikan pada jangka
respon regressand setiap periode yang menyimpang pendek. Kurs dalam jangka pendek atau kurang dari
dari keseimbangan. Menurut Widarjono (2009), lima tahun tidak mempunyai pengaruh terhadap
koefisien ECT dalam bentuk nilai absolute pertumbuhan ekonomi. Tingkat kurs yang meningkat
menjelaskan seberapa cepat waktu yang diperlukan atau menurun tidak berpengaruh terhadap pertum-
untuk mendapatkan nilai kese- imbangan. Nilai ECT buhan ekonomi.
sebesar -1.036208 dengan probabilitas 0.0000 yang Ekspor berpengaruh positif dan signifikan
berarti signifikan pada tingkat signifikansi 1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
sehingga model ECM dalam jangka pendek adalah Koefisien ekspor sebesar 6.344579 berarti apabila
valid atau cukup baik. ekspor meningkat 1 persen maka akan meningkatkan
Nilai adjusted R2 sebesar 0.662096 yang pertumbuhan ekonomi sebesar 6,344 persen dan
mempunyai arti bahwa sebesar 66, 21 persen variasi apabila ekspor menurun sebesar 1 persen maka akan
variabel pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,344
dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari persen. Ekspor yang meningkat akan mendorong
ekspor, impor dan tingkat kurs. Sedangkan sisanya peningkatan produksi dalam negeri. Produksi yang
sebesar 33.79 persen di- jelaskan oleh variabel-variabel meningkat akan menggerakkan roda perekonomian
lain di luar model. Nilai F-statistik sebesar 23.53329 dalam negeri sehingga pertumbuhan ekonomi mening-
menunjukkan bahwa variabel independen seperti kat.
ekspor, impor
Impor berpengaruh positif dan signifikan ini bahwa Dalam jangka panjang, jumlah ekspor
terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien impor dan tingkat kurs rupiah ber- pengaruh signifikan
sebesar 2.895370 berarti apabila impor meningkat 1 terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan jumlah
persen maka akan meningkatkan pertumbuhan impor tidak ber- pengaruh signifikan terhadap
ekonomi sebesar 2,895 persen dan apabila impor pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut sejalan
menurun sebesar 1 persen maka akan menurunk- an dengan teori perdagangan internasional, apabila
pertumbuhan ekonomi sebesar 2,895 persen. Barang jumlah ba- rang atau jasa yang di ekspor ke luar
dan jasa yang digunakan untuk memen- uhi kebutuhan negeri se- makin banyak maka di dalam negeri
masyarakat dan sebagai bahan baku produksi banyak harus memproduksi barang dan jasa lebih banyak
yang diimpor dari negara lain. Apabila barang dan jasa juga. Kenaikan barang impor akan menaikkan
yang diimpor dari luar negeri meningkat maka akan barang produksi yang diimpor dari luar negeri
mendorong peningkatan kegiatan perekonomian dalam sehingga produktifitas dalam negeri semakin
negeri baik produksi, konsumsi dan distribusi. Jika menurun yang akan menurunkan pertumbuhan
kegiatan perekonomian berjalan dengan baik maka ekonomi dalam negeri.
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek terdapat dua variabel
yang yang signifikan. Dua variabel tersebut ada-
SIMPULAN lah variabel ekspor yang signifikan pada tingkat
signifikansi 5 persen dan impor juga signifikan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pada tingkat signifikansi 10 persen, sedangkan
8 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 1-10
kurs tidak signifikan pada jangka pendek. Ekspor yang akan menggerakkan roda perekonomian dalam negeri
meningkat akan mendorong peningkatan produksi sehingga pertumbuhan ekonomi mening- kat. Apabila
dalam negeri. Produksi yang meningkat barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri
meningkat maka akan mendorong peningkatan
kegiatan perekonomian dalam negeri baik produksi,
konsumsi dan distribusi. Jika kegiatan perekonomian
berjalan dengan baik maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Aliman. (2000). Modul Ekonometrika Terapan.


Yogyakarta: PAU Studi Ekonomi UGM. Aghion
P. dan Howitt P. (1998). Endogenous
Growth Theory. Cambridge: The MIT Presss.
Atilla Gokce dan Erhan Cankal. (2013). Balance- of-
payments constrained growth model for the
Turkish economy.
Bajo-Rubio, Oscar. (2012). The balance-of- payments
constraint on economic growth in a long-term
perpective: Spain, 1850-2000. Exploration in
Economic History, vol. 49: 105-117.
Edwards S. (1992). Trade Orientation, Distortions and
Growth in Developing Countries. Jour- nal of
Development Economics, Vol.39: 31- 57.
Edwards S. (1993). Openness, Trade Liberaliza- tion,
and Growth in Developing Countries. Journal of
Economic Literature Vol. 31: 1358-1393.
Elias Soukiazis, Pedro Andre Cerqueira dan Mi- caela
Antunes. (2014). Explaining Italy’s economic
growth: A balance-of-payment approach with
internal dan external imbal- ance and non-
neutral relative price. Eco- nomic Modelling
Vol.40: 334-341.
Freund C. (2005). Current Account Adjusment in
Industrial Countries. Journal of Internation- al
Money and Finance Vol. 24: 1278-1298.
Grossman, G.M. dan Helpman, E. (1994). Endog-
enous Innovation in the Theory of Growth.

Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan… (Ismadiyanti P. Astuti, Fitri J. Ayuningtyas) 9
Journal of Perspectives, Vol.8: 23-44.
Holland, Marcio, Flavio Vieire dan Otaviano Ca- nuto.
(2004). Economic Growth and the Bal- ance-of-
Payment Constraint in Latin Ameri- ca.
Investigacion Economica, Vol.63 No.247: 45-74.
Mankiw, N.Gregory. (2003). Teori Mak- roekonomi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mccombie dan Thirlwall. (1994). Economic Growth
and the Balance of Payment Con- straint.
London: MacMilan.
Razmi, Arslan. (2005). Balance-of-payment-
constrained growth model: the case of India,
Vol.27 No. 4: 655-687.
Reksoprayiitno, Soedijono. (2002). Ekonomi Keu-
angan Internasional. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Thirlwall. (1979). The balance of payments con- straint
as an explanation of international growth rate
differences. Banca Nazionale del Lavoro,
Quarterly Review: 45-53
Widarjono, Agus. (2009). Ekonometrika: Pengan- tar
dan Aplikasinya. Yogyakarta: Penerbit ekonisia
FE UII.

Anda mungkin juga menyukai