PERHATIAN :
Implikasi
Hasil penelitian mengenai hubungan inflasi dan pengangguran di Indonesia yang diduga
memiliki hubungan negatif (trade-off), ternyata beberapa hasil menunjukan hubungan sebaliknya
yaitu hubungan positif. Lalu Kurva Phillips di Indonesia hanya berlaku pada jangka pendek dan
tidak berlaku pada jangka panjang.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka sebaiknya Pemerintah meninjau kembali kebijakan-
kebijakan yang bertujuan untuk mendapatkan inflasi yang rendah serta tingkat pengangguran
yang rendah. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor bahan baku/ penolong
sepanjang Januari 2018 mencapai 11,28 miliar dollar AS, atau meningkat 2,34 persen dari bulan
sebelumnya. Besarnya ketergantungan terhadap bahan baku impor dapat mengakibatkan inflasi
ketika nilai tukar rupiah terus terdepresiasi. Maka dalam mengatasi masalah ketergantungan ini,
diperlukan adanya usaha dan upaya dari pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing
bahan baku serta teknologi industri dalam negeri.
Pemerintah sebagai pelaksana kebijakan fiskal dan moneter harus menentukan strategi kebijakan
yang dilakukan secara komprehensif, terkoordinasi dan berkelanjutan. Hal ini tentu untuk
mencapai tujuan mendapatkan inflasi yang rendah serta tingkat pengangguran yang rendah.
Pertanyaan : (Bobot 10 %)
1. Jelaskan hubungan Pengangguran dengan Inflasi ?
2. Contoh Strategi untuk merumuskan tingkat inflasi yang rendah dan pengangguran yang
rendah ?
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja
suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi
yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan
pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu
negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa
perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.
Pertanyaan : (Bobot 10 %)
1. Dampak Inflasi dan Pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi ?
2. Apa keuntungan dan kelemahan pertumbuhan ekonomi yang positif dan negatif ?
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data time series berupa ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar periode 2005-2014. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda, uji t, uji
F, dan analisis koefisien determinasi. Persamaan regresi dalam penelitian ini yaitu Y = 3,170 +
0,024X1 + 0,136X2 + 0,220X3. Ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang dibuktikan dari uji t di mana diperoleh thitung > ttabel (2,134 > 2,015) dan nilai
signifikansi variabel ekspor sebesar 0,022 < 0,05. Penerimaan pajak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuktikan dari uji t di mana diperoleh thitung
> ttabel (2,631 > 2,015) dan nilai signifikansi variabel penerimaan pajak sebesar 0,026 < 0,05.
Nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuktikan
dari uji t di mana diperoleh thitung > ttabel (2,113 > 2,015) dan nilai signifikansi variabel nilai
tukar sebesar 0,031 < 0,05. Ekspor, penerimaan pajak, dan nilai tukar secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuktikan dari uji F di
mana diperoleh Fhitung > Ftabel (6,491 > 4,757) dan nilai signifikansi sebesar 0,023 < 0,05.
Dari analisis koefisien determinasi diketahui bahwa bahwa ekspor, penerimaan pajak, dan nilai
tukar mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 50,10%, sedangkan sisanya
49,90% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
Pertanyaan : (Bobot 10 %)
1. Uraikan Dampak Kebijakan Export terhadap Pendapatan Per Kapita dan Nasional ?
2. Ada hubungan penerimaan pajak dengan kebijakan Export ?
ABSTRACT
Some previous studies suggested pros and cons regarding the correlation between investment
and economic growth. The study is to determined if investment in Indonesia has a positive
influence on the economic growth in Indonesia. This study uses a Vector Auto Regression/ VAR.
Variables used in this study include economic growth, investment growth,export growth and
import growth. The calculations show that investment growth and export growth has a positive
effect on economic growth, whereas import growth has a negative effect on economic growth in
Indonesia. These results indicate that the driver of economic growth is investment and exports.
Thus, the government must create a climate to increase the role of investment in economic
growth.
Pertanyaan : (Bobot 5 %)
1. Dampak Investasi terhadap Inflasi dan Pengangguran ?
Dari Gambar 1 diketahui bahwa investasi di . Berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia
Indonesia menunjukkan perkembangan yang untuk meningkatkan iklim
menggembirakan investasi di Indonsia seperti menyederhanakan
birokrasi. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) ternyata menunjukkan bahwa investasi
Penanaman Modal Asing (PMA) pada semester I
2015 tumbuh 16,1 persen dibanding periode yang
sama tahun sebelumnya, menjadi Rp174,2 triliun.
Sementara itu, investasi penanaman modal dalam
negeri (PMDN) pun naik 17,4 persen menjadi
Rp85,5 triliun. Jika dilihat secara historis, investasi
PMDN bahkan mengalami pertumbuhan lebih
tinggi dibandingkan PMA. Realisasi investasi PMDN di
semester I 2015 naik lebih dari dua kali lipat
dibandingkan semester I 2012.
Pertanyaan : (Bobot 5 %)
2. Apakah PMDN mempunyai tingkat kefektifan yang sama dengan PMA terhadap Tingkat
Pertumbuhan ?
Abstract : Kurs merupakan indikator penting yang perlu dipelihara oleh pelaku ekonomi
terutama oleh Bank Sentral sebagai pemegang otoritas tertinggi negara. Tingkat kurs yang
berlaku ditentukan oleh sistem yang kurs yang diterapkan dan dapat dikendalikan menggunakan
simpanan cadangan devisa. Cadangan devisa digunakan untuk mengintervensi di pasar valuta
asing. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis jalur. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Neraca Transaksi Berjalan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Cadangan Devisa dan Neraca Modal berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Cadangan Devisa. Sedangkan, Neraca Transaksi Berjalan berpengaruh negative dan
tidak signifikan terhadap Tingkat Kurs, Neraca Modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhdap Tingkat Kurs. Cadangan Devisa berpengaruh positif dan tidak seignifikan terhadap
Tingkat Kurs. Perlu adanya pengawasan yang lebih terhadap tingkat kurs agar perekonomian
tetap stabil dan masyarakat sejaterah.
Pertanyaan : (Bobot 10 %)
1. Bagaimana hubungan nilai kurs terhadap cadangan devisa ?
ABSTRACT
This study is conducted to see the effect of the company's firm size, growth opportunities, leverage
and liquidity on the decision of hedging with foreign currency derivative instruments on
manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) period 2012-2015. The
Data that is used on this study is a set of data panel with purposive sampling method, and the criteria
for the sample is: (1) manufacturing companies listed on the Stock Exchange period 2012 to 2015,
(2) manufacturing companies that has transaction exposure ( liabilities and / or assets denominated
in foreign currency, (3) manufacturing companies that has the data is needed for this study. The total
sample of this study is 106 companies or 424 observation within 4 years. The Data analysis
technique that is used on this study is logistic regression with z-statistic as hypotheses testing to test
the regression coefficient with an alpha of 5%. The study result shows that firm size, growth
opportunities and liquidity positively and Significantly Affect the decision of hedging with foreign
currency derivative instruments, while leverage negatively and insignificant
Pertanyaan : (Bobot 10 %)
1. Jelaskan kegunaan Hedging ?
2. Sebutkan serta jelaskan singkat bentuk Hedging ?
Dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan realokasi
anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional dari sektor
keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian secara perlahan di kuartal ketiga.
Dengan menggunakan model Input-Output (IO), Tim Riset Ekonomi PT Sarana Multi
Infrastruktur memperkirakan bahwa stimulus fiskal oleh pemerintah sebesar Rp 405,1 triliun
akan tercipta output dalam perekonomian sebesar Rp 649,3 triliun. Sementara itu, nilai tambah
dan pendapatan pekerja akan meningkat masing-masing sebesar Rp 355 triliun dan Rp 146,9
triliun. Stimulus fiskal Dengan penciptaan output, nilai tambah, dan pendapatan dalam
perekonomian, stimulus fiskal yang digelontorkan akan menyerap tambahan tenaga kerja sebesar
15 juta orang atau 11,84 persen dari total tenaga kerja. Stimulus fiskal ini diharapkan dapat
memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 3,24%.
Stimulus fiskal juga telah diikuti dengan stimulus moneter yang diberikan oleh Bank
Indonesia dengan menurunkan tingkat bunga acuan dan pelonggaran Giro Wajib Minimum
(GWM). Penurunan tingkat bunga acuan ini diharapkan akan diikuti dengan penurunan tingkat
bunga pasar sehingga dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Penurunan tarif pajak penghasilan perusahaan yang telah dikeluarkan dalam Perppu I/2020 perlu
diikuti oleh pembenahan dari sisi kepastian hukum investasi, reformasi birokrasi dan iklim
ketenagakerjaan yang sehat.
Sumber : Kompas.com
Pertanyaan : (Bobot 5 %)
Anda diminta menjelaskan hubungan Kebijakan Moneter dan Fiskal untuk membuat Ekonomi
Makro Indonesia bangkit dari Resesi 2020.
Soal Kesembilan :
The Associations Between Stock Prices, Inflation Rates, Interest Rates Are Still Persistent
Empirical Evidence From Stock Duration Model
Tarek Eldomiaty, Yasmeen Saeed and Rasha Hammam
Journal of Economics, Finance and Administrative Science Vol. 25 No. 49, 2020
Abstract
Purpose – This paper aims to examine the effect of both inflation rate and interest rate on stock
prices using quarterly data on non-financial firms listed in DJIA30 and NASDAQ100 for the
period 1999-2016. The stock duration model is used to measure the sensitivity in variations in
inflation rates and interest rates on stock prices.
Design/methodology/approach – The authors use standard statistical tools that include Johansen
cointegration test, linearity, normality tests, cointegration regression, Granger causality and
vector error correction model.
Findings – The results of panel Johansen cointegration analysis show that cointegration exists
between the stock prices, the changes in stock prices due to inflation rates and the changes in
stock prices due to real interest rates. The results of cointegration regression show that inflation
rates are negatively associated with stock prices, the real interest rates and stock prices are
positively associated, changes in real interest rates and inflation rates Granger cause significant
changes in stock prices, significant speed of adjustment to long run equilibrium between
observed stock prices and real interest rates and significant speed of adjustment to long run
equilibrium between changes in stock prices due to real interest rates and changes in inflation
rates.
Originality/value – This paper contributes to the empirical literature in three ways. The paper
examines the effects of inflation and interest rates on stock prices differently from other related
studies by separating inflation from real interest rates. The paper examines the causality between
stock prices, interest and inflation rates. This paper offers significant updated validity to
extended literature that a negative association exists between stock prices and inflation rates.
This validity can be considered as an existence a theory of stock prices, inflation rates and
interest rates.
Policy recommendations
The authors would recommend that stability in stock market activity requires stability in real
interest rates which in turn requires as much robust control on inflation rates as possible. The
results show robust cointegration between financial investments in the stock market and
monetary policy. This cointegration is one virtue of Stock Duration Model.
Pertanyaan : (Bobot 15 %)
1. Jelaskan hubungan antara peranan Pasar Modal dengan Ekonomi Makro ?
2. Bagaimana hubungan antara Harga Saham dengan Tingkat Suku Bunga dan Tingkat
Inflasi ?
3. Bagaimana merumuskan sebuah kebijakan sinkronisasi, sehingga terdapat kontribusi
pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi makro ?
1. Jelaskan peranan GDP sebagai indikator pertumbuhan ekonomi Nasional ? serta bedakan
dengan GNP ?
Penjelasan meliputi Pengertian serta Perumusan formula.
2. Jelaskan apa yang dimaksud Lingkaran Setan (Vicious Circle) ? Gambarkan bagan skema
serta berikan pendapat anda mengenai solusi untuk memutus mata rantai fenomena
tersebut .
Sekian