Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 - 2021 DI INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sebelas Maret

Oleh :

ARIAWAN DARMANTO

F0118018

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tambahkan satu paragraph terkait gap riset,

1 Kalimat tentang pentingnya FDI terhadap pertumbuhan ekonomi

1 kalimat menyinggung Kenapa 2011-2021

1 Kalimat tentang studi-studi yang mendukung FDI berpengaruh + terhadap

pertumbuhan ekonomi

1 Kalimat tentang studi-studi yang menolak (berhubungan negative atau tidak signifikan)

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang sangat penting dalam melakukan

analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi

menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan

masyarakat pada suatu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan

berkelanjutan sangat dibutuhkan oleh suatu negara. Pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat

dilihat dari kemajuan dan kestabilan perekonomian. Perkonomian dapat dikatakan stabil ketika

tidak terjadi penurunan atau peningkatan terus menerus (kondisi ideal) dan variabel ekonomi

mengalami fluktuasi terutama pada harga komoditas dan pendapatan bergerak dalam kondisi

wajar (Putong, 2013).

Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara tidak terlepas dari penanaman modal. Peran

penanaman modal sendiri bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi maupun

infrastruktur terutama bagi negara berkembang. Dimana hal ini dituntut untuk meningkatkan
produksi dan infrastrukturnya guna mendorong peningkatan ekonomi. Penamaman modal guna

mendorong pertumbuhan ekonomi berasal dari penanaman modal asing maupun penanaman

modal dalam negeri.. Penanaman modal yang diberikan dapat berupa portofolio maupun modal

langsung.

Tinggi nya penanaman modal baik lokal maupun penanam modal asing di suatu negara

merupakan salah satu indikator bahwa negara tersebut memiliki sistem perekonomian yang baik,

karena didukung oleh kecukupan sumber daya, baik dari sumber daya alam maupun sumber

daya manusia. Kondisi ini akan menarik para investor untuk menanamkan modal, hal ini

tentunya akan membawa dampak yang baik tidak hanya bagi negara saja bahkan juga untuk

setiap daerah yang ada di negara yang bersangkuatan. Misalnya terbukanya lapangan kerja,

menambah pendapatan daerah, dan mempercepat juga kemajuan pembangunan pusat/daerah.

(Basuki, 2004)

Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah terus berupaya mencari sumber- sumber pembiayaan

baru bagi pembangunan baik yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. Pada dasarnya

investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung peran swasta dalam perekonomian.

Untuk negara-negara yang belum maju seperti Indonesia, penanaman modal asing

memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pinjaman komersil untuk pembiayaan

pembangunan. Penanaman modal asing merupakan salah satu sumber dana dan jasa

pembangunan di negara sedang berkembang berkait sifat khususnya berupa paket modal,

teknologi dan keahlian manajemen yang selektif serta pemanfaatannya dapat disinkronkan

dengan tahapan pembangunan negara yang bersangkutan. Penanaman modal asing ini

dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang (Indonesia) sebagai dana tambahan disamping

tabungan domestik.
Rendahnya tingkat pendapatan di negara berkembang menyebabkan Indonesia

mengalami kekurangan kapital guna pembiayaan pembangunan. Akumulasi tabungan domestik

yang ada saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan biaya yang dibutuhkan dalam proses

memicu pertumbuhan ekonomi. Dan disisi lain adalah kekurangan dalam memenuhi kebutuhan

devisa untuk membiayai kebutuhan impor barang-barang modal (capital goods) dan impor

barang-barang intermediasi (intermediate goods). Dengan demikian untuk menutupi kedua

kekurangan tersebut, Indonesia mengusahakan sumber dana eksternal berupa investasi asing.

Penanaman Modal Asing (PMA) termasuk dalam golongan penanaman modal swasta.

Apabila kemampuan penanaman modal pemerintah sangat terbatas, maka penanaman modal

menjadi penting. Bersama-sama modal dalam negeri, penanaman modal asing yang memadai

diharapkan mampu mengangkat kegiatan ekonomi dari kelesuan.

Berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal, pertumbuhan investasi PMA pada

Triwulan I Tahun 2022 meningkat 31,8% dibanding Triwulan I Tahun 2021 dari Rp 111,7 triliun

menjadi Rp 147,2 triliun. Realisasi PMA terbesar untuk periode Januari-Maret 2022 disumbang

oleh sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya. Peningkatan

realisasi investasi PMA yang terutama terjadi pada sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam,

Bukan Mesin dan Peralatannya, membuktikan kebijakan Presiden Joko Widodo yakni melarang

ekspor bahan mentah telah berhasil mendorong terjadinya hilirisasi investasi di Indonesia,

khususnya industri pengolahan nikel serta industri besi dan baja.

Berdasarkan sektor usaha, 5 (lima) besar realisasi investasi adalah Industri Logam Dasar,

Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (Rp 39,7 triliun, 14,0%); Transportasi, Gudang

dan Telekomunikasi (Rp 39,5 triliun, 14,0%); Pertambangan (Rp 35,2 triliun, 12,5%);

Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 24,9 triliun, 8,8%); serta Listrik, Gas dan Air

(Rp 23,1 triliun, 8,2 %). Sektor industri pengolahan masih memegang peranan sangat penting

dalam peningkatan realisasi investasi dan tetap menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.
Kementerian Investasi/BKPM juga mencatat, 5 besar realisasi investasi berdasarkan

lokasi proyek adalah DKI Jakarta (Rp 40,4 triliun, 14,3%); Jawa Barat (Rp 39,5 triliun, 14,0%);

Riau (Rp 23,7 triliun, 8,4%); Jawa Timur (Rp 23,6 triliun, 8,4%); dan Sulawesi Tengah (Rp 20,0

triliun, 7,1%).

Sebagai refleksi pemerataan ekonomi di Indonesia, pertumbuhan investasi di luar Jawa

saat ini cukup stabil dan terus mengalami peningkatan meningkat secara signifikan. Pada periode

Triwulan I Tahun 2022 realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 148,7 triliun meningkat 16,6%

dari periode Triwulan IV Tahun 2021 sebesar Rp 127,5 triliun. Pertumbuhan investasi di luar

Jawa terlihat dengan masuknya Provinsi Riau dan Sulawesi Tengah ke dalam 5 besar lokasi

investasi PMA dan PMDN pada Triwulan I Tahun 2022 ini. Tiga provinsi luar Jawa dengan

realisasi investasi PMA terbesar, yaitu Provinsi Sulawesi Tengah yang menempati peringkat

pertama dengan presentase sebesar 12,9% diikuti dengan Provinsi Riau 9,9% dan Provinsi

Maluku Utara sebesar 7,3%.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menganalisis hubungan antara FDI terhadap

pertumbuhan ekonomi. Oktaviana (2016) daam penelitiannya menunjukkan bahwa hasil jangka

pendek diperoleh perubahan PDB per kapita lag 1 signifikan dan berpengaruh positif terhadap

perubahan pertumbuhan ekonomi, perubahan FDI pada lag 0 tidak berpengaruh terhadap

perubahan pertumbuhan ekonomi, karena adanya hambatan seperti perizinan di persulit, biaya

perizinan besar. Perubahan PMDN untuk lag 0 dan lag 1 tidak berpengaruh terhadap perubahan

pertumbuhan ekonomi, karena perizinan birokrasi di daerah-daerah yang dipersulit, kualitas

infrastruktur yang kurang memadai. Sedangkan perubahan derajat keterbukaan yang

berpengaruh pada lag 0 berpengaruh negatif karena impor lebih besar dari ekspor, untuk lag 2

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pertumbuhan ekonomi, untuk lag 1 tidak

berpengaruh terhadap perubahan pertumbuhan ekonomi yang karena derajat keterbukaan bukan

faktor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi. Sedangkan penelitian Ibrahim,S.A dan Abdullah,

A (2015) menunjukkan bahwa investasi asing langsung (FDI), investasi dalam negeri (PMDN)
dan modal manusia (HK) memiliki hubungan jangka panjang dengan pertumbuhan ekonomi.

Namun, FDI ditemukan menjadi signifikan secara statistic namun memiliki efek negatif pada

pertumbuhan ekonomi. Ini berarti bahwa peningkatan FDI akan menyebabkan PDB jatuh.

Sebaliknya, kedua PMDN dan HK yang signifikan secara statistik dan positif. Akibatnya, baik

PMDN dan HK memiliki dampak positif pada perekonomian Nigeria.

Sumber : World Bank, 2022

Gambar 1.1 Grafik Perkembangan FDI Indonesia Tahun 2011-2021

Penjelasan grafik ada dimana???


Sumber : World Bank, 2021

Gambar 1.2 Grafik GDP Indonesia 2011-2021

Bahas secara singkat studi-studi di bawah. Bahas singkat theory Solow (1 paragraf),

pengaruh tabungan terhadap Teori pertumbuhan ekonomi.

Kemudian bahas singkat studi yang ada..

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian ini lebih

difokuskan pada data time series tingkat nasional tentang pertumbuhan ekonomi, juga modal.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh Foreign Direct Invesment (FDI) terhadap Pertumbuhan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh Foreign Diect Invesment (FDI) terhadap Pertumbuhan

Indonesia
D. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan.

b. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang berkepentingan untuk mengeanalisa

masalah-masalah yang berhubungan dengan penanaman modal asing (PMA)

c. Sebagai acuan dan bahan pustaka bagi pihak-pihak yang melakukan penelitian lanjutan pada

objek yang sama.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat

bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat

dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas produksi untuk mencapai

penambahan output, yang diukur menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) maupun Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam suatu wilayah. (Adisasmita, 2013)

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.

Tekanannya pada tiga aspek, yaitu: proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan

ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita

melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu perekonomian

berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya ada pada perubahan atau

perkembangan itu sendiri. (Seri, 1999)

Menurut Todaro (2000), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka

panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada

penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau

penyesuaian- penyesuaian teknologi, intitusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang

ada.

B. Faktor – Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi yaitu (Firmansyah, 2004) :

a. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan

ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam

proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana

sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai

untuk melaksanakan proses pembangunan.

b. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber

daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam

saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh

kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,

kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang

semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada

aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang

dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

d. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan

ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses

pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat

mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan

sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap

anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

e. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan

meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting

bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga

dapat meningkatkan produktivitas.

C. Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Prof. Rahardjo Adisasmita (2013), dalam

bukunya mengatakan bahwa beberapa indicator yang dapat dijjadikan sebagai tolak ukur untuk

melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah sebagai berikut:

a. Ketidakseimbangan pendapatan, dalam keadaan yang ideal, dimana pendapatan dengan

mutlak didistribusikan secara adil, 80 persen populasi terbawah akan menerima 80 persen dari

total pendapatan, sedangkan 20 persen populasi teratas menerima 20 persen total pendapatan.
b. Perubahan struktur perekonomian, dalam masyarakat yang maju pembangunan ekonomi yang

dilaksanakan akan mengakibatkan perubahan strukur perekonomian, dimana terjadi

kecenderungan bahwa kontribusi (persen) sektor pertanian terhadap nilai PDRB akan menurun,

sedangkan kontribusi sektor industri akan meningkat. Sektor industri memiliki peranan sangat

penting dalam pembangunan nasional dan regional, sektor industri dapat menyediakan lapangan

kerja yang luas, memberikan peningkatan pendapatan kepada masyarakat, menghasilkan devisa

yang dihasilkan dari ekspor. Oleh karena itu, perekonomian suatu wilayah harus harus

diorientasikan kepada sektor industri.

c. Pertumbuhan kesempatan kerja, masalah ketenagakeraan dan kesempatan kerja merupakan

salah satu masalah yang strategis dan sangat mendesak dalam pembangunan di Indonesia. Salah

satu langkah strategis yang ditempuh adalah pembangunan prasarana (misalnya jalan).

Pembangunan jalan menjangkau ke seluruh kantong-kantong produksi, akan mendorong

peningkatan produksi berbagai komoditas sektor pertanian dalam arti luas (meliputi tanaman

pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan) serta barang-barang hasil industri.

Pembangunan prasarana dan sarana transportasi akan menunjang berkembangnya berbagai

kegiatan di sektor-sektor lainnya (pertanian, perdagangan, industri, pariwisata, dan lainnya).

d. Produk Domestik Regional Bruto, untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah

digunakan suatu indikator yang disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDRB). Menurut

definisi, PDRB adalah total nilai produk barang dan jasa yang diproduksi suatu wilayah

(regional) tertentu dalam waktu tertentu tanpa melihat faktor kepemilikan. Pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah diperoleh dari kenaikan PDRB atas harga konstan yang mencerminkan

kenaikan produksi barang dan jasa.

D. Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik


Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan

alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun pertumbuhan ekonomi tergantung

kepada banyak faktor, para ahli ekonomi klasik menumpahkan perhatiannya kepada pengaruh

pertambahan penduduk. (Sukirno, 2010)

Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling

mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia

merupakan “batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumber

daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang

memegang peranan dalam pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan outut tersebut akan berhenti

jika semua sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara penuh.

Sumber daya insani mempunyai peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output.

Maksudnya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari

suatu masyarakat. Sedangkan stok modal menurut Smith, merupakan unsur produksi yang secara

aktif menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output.

Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergnatung pada laju pertumbuhan stok modal (sampai

“batas maksimum” dari sumber daya alam). (Lincoln, 1997)

Sedangkan pertumbuhan penduduk menurut Adam Smith, yaitu jumlah penduduk akan

meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat

upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika tingkat upah di atas subsisten, maka orang-orang akan

kawin pada umur muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya

jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk

akan menurun. Tingkat upah yang berlaku, menurut Adam Smith, ditentukan oleh tarik-menarik

antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah yang tinggi dan

meningkat jika permintaan akan tenaga kerja tumbuh lebih cepat dari pada penawaran kerja.
Sementara itu permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output

masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh

laju

pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan output.

b. Teori Pertumbuhan Neo Klasik

Teori ini dikembangkan oleh Solow, merupakan penyempurnaan teori klasik. Fokus

pembahasan teori neo klasik adalah tentang akumulasi modal. Asumsi-asumsi dari model Solow

antara lain: (Rahardja, 2008)

1). Tingkat teknologi dianggap konstan (tidak ada kemajuan teknologi),

2). Tingkat depresiasi dianggap konstan,

3). Tidak ada perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal,

4). Tidak ada sektor pemerintah,

5). Untuk mempermudah analisis, dapat ditambahkan asumsi bahwa seluruh penduduk bekerja,

sehingga jumlah penduduk = jumlah tenaga kerja.

Dalam asumsi mempersempit faktor penentu pertumbuhan yang hanya menjadi barang

modal dan tenaga kerja.

c. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter, menekankan pentingnya peranan pengusaha dalam menciptakan

pertumbuhan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru,

mempertinggikan efisiensi dalam memproduksikan suatu barang, memperluas pasar sesuatu

barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi

efisiensi. (Rahardja, 2008)

d. Teori Harrod- Domar bahas detail teorinya, tuliskan persamaannya

e. Theory Solow

f. Theory pertumbuhan ekonomi baru

dst

Menurut teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar ada beberapa yang di asumsikan

yaitu: (Lincoln, 1997)

1) Perekonomian dalam keadaan kerja penuh (full employment) dan barang-barang modal dalam

masyarakat digunakan secara penuh.

2) Perekonomian terdiri dari dua sektor, yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan,

berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.

3) Besarnya tabungan masyarakat dan pendapatan nasional adalah proporsional, artinya fungsi

tabungan dimulai dari titik nol.

4) Kecendrungan untuk menabung (marginal propensity to save- MPS) besarnya tetap, demikian

juga rasio antara modal output (capital- output ratio- COR) dan rasio pertambahan modal output

(incremental capital- output ratio- ICOR).

e. Teori Ekonomi Sektor

Teori pertumbuhan ekonomi sektor (Sector Theory Of Growth), Teori ini dikembangkan

berdasarkan hipotesis Clark Fisher yang mengemukakan bahwa kenaikan pendapatan per kapita

akan dibarengi oleh penurunan dalam proporsi sumber daya yang digunakan dalam sektor

pertanian (sektor primer) dan kenaikan dalam sektor industri manufaktur (sektor sekunder) dan
kemudian dalam industri jasa (sektor tersier). Laju pertumbuhan dalam sektor yang mengalami

perubahan (sector Lift). Dianggap sebagai determinan utama dari perkembangan suatu wilayah.

(Adisasmita, 2013)

B. Foreign Direct Ivestment (FDI)

1. Pengertian Foreign direct Investment

FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan

atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan

sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negeri. FDI

(Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting

dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Hal ini bermula saat sebuah perusahaan dari satu

negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain.

Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut 'home country') bisa

mengendalikan

perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau

seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah

ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli

sahamnya sekurangnya 10%.

Panayotou (1998) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan

pembangunaan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI

disuatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko

usaha relatif kecil dan lebih profitable.

FDI dapat memberikan beragam manfaat ekonomi dan lainnya untuk lokasi tuan rumah,

manfaat ini termasuk meningkatkan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dampak

menguntungkan untuk investasi lokal, alih teknologi, membaiknya keterampilan buruh,


meningkatnya ekspor, meningkatkan kebersaingan internasional dari perusahaan-perusahaan

lokal dan meningkatnya persaingan domestik.

Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena aliran investasi masuk dan

keluar dari negara mereka bisa mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap

FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada

ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed

Capital Formation (GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo

pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena bagi negara

tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu, FDI menjadi sumber tumbuhnya

teknologi, proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru.

Lebih lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan,

fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada teknologi, produk, keterampilan, dan

pendanaan yang baru.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Investasi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi (FDI) adalah sebagai berikut:

1) Tingkat suku bunga, terdapat hubungan negatif antara jumlah investasi dan tingkat bunga.

Jika tingkat suku bunga naik maka investasi akan berkurang, begitupun sebaliknya.

2) Inovasi dan teknologi, perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

baru dan canggih agar produksinya jadi lebih efisien.

3) Kondisi perekonomian, semakin besar pendapatan nasional akan membuat semakin banya

bagian pendapatan yang ditabung. Yang nantinya akan diinvestasikan pada usaha yang

menguntungkan.

4) Ramalan atau harapan akan konsidi perekonomian dimasa yang akan datang
5) Tingkat keuntungan perusahaan, makin banyak keuntungan yang diperoleh makin banya

bagian dari laba yang ditahan untuk tujuan investasi selanjutnya.

6) Situasi politik dan birokrasi, jika situasi politik aman serta mudahnya birokrasi akan membuat

investor merasa aman untuk melakukan investasi

C. Bentuk Investasi Asing

Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu:

a. Investasi Portofolio

Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti

saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang

menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka lapangan kerja baru (Jufrida dkk,

2016).

b. Investasi Langsung

Penanaman modal asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) terdiri dari aset – aset

nyata yaitu pembelian tanah yang digunakan sebagai sarana produksi, pembangunan pabrik,

pembelanjaan peralatan inventaris didampingi dengan fungsi – fungsi manajemen yang ada

(Ningrum dan Indrajaya, 2018).

Investasi portofolio dengan penanaman modal asing mempunyai perbandingan yaitu

banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh penanaman modal asing sifatnya jangka panjang, dalam

pembukaan lapangan kerja yang baru, dan memberikan kontribusi dalam alih teknologi dan

keterampilan manajemen. Penanaman modal asing juga dapat memodernisasi masyarakat dan

memperkuat sektor swasta. Penggunaan modal asing penting untuk mempercepat pembangunan

ekonomi negara yang berkembang (Ningrum dan Indrajaya, 2018).

Investasi akan terus dijalankan apabila produktifitas batas dari investasi itu

masih lebih tinggi daripada tingkat yang akan diterimanya melalui dipinjamkan dan tidak

diinvestasikan (Ningrum dan Indrajaya, 2018).


A. Kajian Empiris

1. Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Metode Penelitian Variabel dan Model Hasil Penelit

Penelitian

1. Does Foreign Metode Kuantitatif Hasil dari penelitia


Direct Investment aliran masuk (Forei
Successfully Lead to
Sustainable Investment) FDI ha
Development in membawa dampak
Singapore?
menguntungka bag
Abdul Rahim
pertumbuhan ekono
Ridzuan, Nor
Asmat Ismail, dan kualitas lingkungan
Abdul Fatah Che Berdasarkan model
Hamat (2017)
pendapatan, arus m
(Foreign Direct Inv
FDI yang lebih ting
memperburuk pem
pendapatan di nega
Singapura

2. Pengaruh Foreign Deskriptif Kualitatif Ekspor juga Hasil penelitian ini


Direct Investment
menunjukan bahwa
Dan Ekspor
Terhadap Direct Investment d
Pertumbuhan mempunyai pengar
Ekonomi Indonesia
Vafa Zsa Zsa signifikan terhadap
Az Zahran,
pertumbuhan Ekon
(2020)
Indonesia. Berdasa
pengaruh masing-m
variabel dapat dike
besarnya pengaruh
masing-masing var
berdasarkan pengar
masing variabel me
bahwa Ekspor mem
pengaruh terbesar t
pertumbuhan Ekon
Indonesia.
3. Exploring Analisis Kuantitatif Berdasarkan hasil p
Foreign Direct makalah ini , seluru
Investment–
Economic Tata Kelola Seluruh
Growth Nexus— kecuali stabilitas po
Empirical
Evidence from tidak adanya
Central and kekerasan/terorism
Eastern
menunjukkan peng
European
Countries terhadap ekonomi
pertumbuhan. Selai
Stefan Cristian
Gherghina, Liliana kemiskinan, distrib
Nicoleta pendapatan, pendid
Simionescu, dan
inovasi, infrastruktu
Oana Simona
Hudea, (2019) transportasi dan,
teknologi informas
sebagai pendorong
pertumbuhan yang
4. Implications of Deskriptif Kualitatif Hasil yang diperole
the Sustainable jurnal ini yaitu cite
Development
Goals on bahwa 18 dari 169
national energy SDGs membutuhka
demand: The
case of Indonesia tambahan dalam ko
Indonesia. Secara
Wayan keseluruhan, dibutu
G.Santika,
M.Anisuzzaman, banyak energi untu
dkk. (2020) 18 target SDGs ters
dibandingkan deng
BAU. Untungnya, r
penuh dari kebijaka
saat ini akan menca
tambahan yang dib
bawah skenario SD
5. Are we on the Metode Kuantitatif Penelitian dari jurn
right path to menyatakan bahwa
achieve the
sustainable geografis yang digu
development goals? untuk menilai prosp
pencapaian SDGs p
Ketika dieksplorasi
Jonathan
global (menjumlah
D.Moyer,
SteveHedden, populasi di seluruh
(2020) kami berada di jalu
tepat untuk mencap
target indikator SD
dievaluasi dalam la
penyelesaian sekola
dan kematian anak.
merupakan perkem
yang positif. Namu
dikembangkan berd
negara dan pencapa
harus dievaluasi da
tersebut juga. Jika d
menjadi jelas bahw
alternatif pembangu
depan diperlukan u
6. Foreign direct Hasilnya tidak ditem
investment and hubungan sebab ak
gross domestic
product growth antara FDI dan PDB
negara-negara terse
Carlos Encinas
hanya dalam kasus
Ferrer dan Eddie
Villegas Zermeno, hubungan itu ditem
(2015) tetapi bertentangan
arah prediksi, pertu
PDB yang menyeba
peningkatan FDI.
7. The relationship Hasilnya menunjuk
among foreign bahwa nilai tukar d
direct
investment, inflasi secara parsia
inflation rate, berpengaruh negati
unemploymeny signifikan terhadap
rate, and
exchange rate to pertumbuhan ekono
economic growth Sedangkan tingkat
in Indonesia pengangguran dan

Dea Vibby memiliki pengaruh


Irsania dan Ana signifikan terhadap
Noveria,(2014)
pertumbuhan ekono
8. Remittances and Hasil menunjukkan
Economic remitansi memiliki
Growth:
Analysis of the positif langsung ter
Direct and naiknya pertumbuh
Indirect Effects ekonomi, di mana t

Zoe Docquier, akumulasi modal fi


(2017) manusia rendah. Ha
dikarenakan dana r
digunakan juga unt
menabung dan beri
dalam pendidikan,
sehingga disimpulk
aliran FDI digunak
pembangunan.
9. How Does FDI Ditemukan bahwa t
and Economic pertumbuhan ekspo
Growth Affect
Each Other? The statistik signifikan
OECD Case penentu FDI dan
pertumbuhan ekono
Turkcan,
Duman, dan Hasil penelitian ini
Yetkiner, (2008) menunjukkan bahw
hubungan endogen
FDI dan pertumbuh
ekonomi.
10. Analysis of Hasilnya menunjuk
foreign direct hubungan positif an
investment and
economic growth FDI dan PDB, yang
in Vietnam dimanifestasikan ol
koefisien positif pa
Quoc dan Thi,
(2018) model VAR. Selan
digunakan dua vari
lain: Keterbukaan
perdagangan dan K
internasional, yang
keduanya memiliki
berdampak signifik
arus investasi asing
pertumbuhan ekono

Tambahkan kerangka penelitian:

Variabel FDI

(aaa, 2021; dst)

Pertumbuhan
Ekonomi
Variabel B

(aaa, 2021; dst)

Variabel C

(aaa, 2021; dst)

Tambahkan hipotesis penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai Penanaman Modal Asing (PMA) sebagai

determinan Pertumbuhan Indonesia tahun 2011-2021

B. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan data sekunder berupa data time series

dan cross section. Adapun yang dimaksud dengan data time series (runtut waktu) adalah “data

dengan secara kronologis disusun berdasarkan waktu pada suatu variabel tertentu” (Kuncoro,

2011). Sedangkan, yang dimaksud dengan data sekunder adalah “data yang sudah tersedia dan

dikumpulkan oleh pihak lain” (Sanusi, 2011). Kemudian, menurut Kuncoro (2009), data

kuantitatif merupakan data yang telah diukur dalam skala numerik atau angka”.

Data time series (runtut waktu) yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pada

periode 2011 sampai dengan tahun 2021 dengan edisi tahunan. Adapun spesifikasi dan sumber

yang digunakan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan Ekonomi yang diperoleh dari laporan statistik tahunan World Bank

periode 2011-2021.
2. Foreign Direct Investment (FDI) berdasarkan aliran yang masuk (net inflows) yang

diperoleh dari laporan statistik tahunan World Bank periode 2011-2021.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan data penelitian. Dengan demikian data yang digunakan pada penelitian ini

merupakan jenis data sekunder yang telah dikumpulkan oleh lembaga-lembaga, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pencarian data melalui

akses langsung. Menurut Kuncoro (2009), “yang dimaksud dengan pencarian data melalui akses

langsung adalah peneliti menggunakan terminal komputer dan mencari data yang diperlukan

secara langsung dengan media elektronik tersebut”.

D. Pengolahan Data

Data yang yang berhasil dikumpulkan dalam sebuah penelitian harus dianalaisis dan

diolah terlebih dahulu agar penelitian mendapatkan hasil yang valid dan dapat dipercaya. Selain

itu, pengolahan data penelitian ditujukan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian

rupa sehingga dapat dibaca dan dapat ditafsirkan. Menurut Sugiyono (2016: 147), kegiatan

dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

berganda yang dihitung menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

24. Teknik analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua

atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk

persamaan regresi (Priyatno 2014: 92).


Teknik ini dipilih karena dianggap sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu

mengetahui pengaruh variabel FDI terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2016: 147) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik

untuk menganalisis data dengan deskripsi atau menggambarkan data yang telah

dikumpulkan sebelumnya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Tujuannya untuk memberi gambaran terhadap objek yang

diteliti melalui data sampel atau populasi yang ada. Statistik deskriptif merupakan

pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek

yang diteliti melalui data sampel atau populasi (Sujarweni, 2012: 23) Hasil pengukuran

statistik deskriptif ini akan menunjukkan periode pengujian sampel pada penelitian yang

dilakukan pada periode pengamatan yang berkelanjutan (time series) selama sepuluh

tahun yaitu periode tahun 2011 – 2021

Penelitian statistik deskriptif ini mengukur menggunakan nilai minimum, nilai

maksimum, mean, dan standar deviasi. Nilai maksimum menunjukkan nilai tertinggi dari

masing-masing variabel data. Nilai minimum menunjukkan nilai terendah dari masing-

masing variabel data. Rata-rata (mean) menunjukkan perkiraan dari nilai rata-rata data.

Standar deviasi menunjukkan nilai-nilai data semakin dekat tersebar dari nilai ratarata.

Semakin besar standar deviasi akan menunjukkan nilai-nilai data yang semakin jauh

tersebar dari nilai rata-rata.

2. Analisis Inferensial

Menurut Sugiyono (2016: 148) menyatakan bahwa analisis inferensial adalah teknik

statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan

untuk populasi.

a. Uji asumsi klasik


Sebagai bagian dari statistik inferensial, peneliti menggunakan asumsi klasik.

Asumsi klasik adalah analisis yang digunakan dalam analisis regresi linear

berganda. Analisis regresi linear berganda perlu dilakukan sebuah persyaratan

statistik yang disebut dengan uji asumsi klasik yang diukur menggunakan

Ordinary Least Square (OLS). OLS digunakan untuk mengestimasi prosedur

inferensial dan regresi linear bergandanya (Arifieanto 2012: 26). Metode OLS

hanya terdapat satu variabel terikat, sedangkan untuk variabel bebas jumlahnya

dapat lebih dari satu. Berikut adalah uji asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam

model regresi

1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016: 154), uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah

normal, maka data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Ghozali (2016: 109) menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.
Ghozali (2016: 170) menyebutkan apabila nilai signifikansi dari hasil

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

data berdistribusi normal.

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut time series

atau cross section (Suliyanto 2011: 65). Jika terjadi autokorelasi, maka

dinamakan ada masalah autokorelasi (Ghozali, 2016: 107). Cara pengujian

untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji

statistik Durbin Watson. Kaidah yang digunakan dalam uji Durbin Watson

adalah sebagai berikut:

1) dU < dW < 4-dU, maka tidak terjadi autokorelasi

2) dW < dL atau dW > 4-dL, maka terjadi autokorelasi

3) dL < dW < dU atau 4-dU < dW < 4-dL, maka tidak ada Kepastian atau

kesimpulan yang pasti tentang ada tidaknya autokorelasi

(inconclusive).

Keterangan:

dL: Durbin Watson Lower (batas bawah tabel Durbin Watson)

dU: Durbin Watson Uper (batas atas tabel Durbin Watson)

Apabila suatu regresi yang telah dilakukan uji statistik Durbin Watson

terdapat autokorelasi maka, perlu dilakukan pengobatan autokorelasi.

Pengobatan autokorelasi dapat dilakukan dengan mentransformasikan

model awal menjadi model difference. Salah satu bentuk transformasi

model awal menjadi model difference adalah dengan melakukan uji

Cochrane Orcutt. Uji Cochrane Orcutt adalah uji dengan melakukan

transformasi data awal ke dalam bentuk Lag. Sebelum


mentransformasikan data ke dalam bentuk Lag perlu didapatkan nilai

koefisien autokorelasi Rho.

3) Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016: 103), uji multikolinearitas ini bertujuan untuk

menguji ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen pada model

regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar

variabel independen. Apabila model regresi terdapat gejala

multikolinearitas, maka model tersebut tidak dapat menaksir secara tepat

sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti.

Pengujian gejala multikolinearitas dengan cara mengkorelasi variabel

bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Deteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

tolerance atau variance inflation factor (VIF) dari masing-masing variabel.

Dasar acuannya dapat disimpulkan

a) Jika nilai toleransi ≤ 0,10 atau VIF ≥ 10 maka terdapat

multikolinearitas.

b) Sebaliknya apabila nilai toleransi ≥ 0,10 atau VIF ≤ 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas.

Ghozali (2016: 57-58) menjelaskan, alternatif untuk menghilangkan

multikolinearitas antara lain dapat dengan menambahkan data penelitian

bila memungkinkan, karena masalah multikolinearitas biasanya muncul

karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat dengan

menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang memiliki

hubungan linear yang kuat dengan variabel lain. Namun jika tidak

mungkin dihilangkan dan tetap harus dipakai, dapat dengan


mentransformasikan salah satu (atau beberapa) variabel dengan

melakukan diferensiasi.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:

134). Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan uji Glesjer dengan

meregres nilai absolut residual terhadap variabel independent. Jika

variabel independet signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

independent, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Apabila

probabilitas signifikansi lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya

heterokedastisitas. Selain itu cara lain untuk mendeteksi heterokedastisitas

adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel

terikat (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID). Dasar analisisnya

adalah sebagai berikut:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola

tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka teridentifikasi telah terjadi heterokedastisitas.

b) Jika tidak ada pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan,

karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. semakin sedikit

jumlah pengamatan, semakin sulit untuk menginterpretasikan hasil grafik

plot.
b. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan alat untuk penelitian yang

menggunakan minimal dua variabel bebas (independen) untuk menguji

keterkaitannya tehadap variabel terikat (dependen). Penelitian ini menggunakan

analisis regresi linear berganda yaitu menggunakan tiga variabel bebas (FDI dan

variabel terikat (pertumbuhan ekonomi). Persamaan regresinya adalah sebagai

berikut:

Persaman Rumus Regresi Linier Berganda

Y =∝+b 1 X 1+e

Keterangan:

Y : nilai hubungan variabel terikat terhadap veariabel bebas

α : konstanta

b : koefisien regresi

X1 : Variabel bebas

e : error

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah salah satu dari uji statistik yang bertujuan untuk menguji dua

hipotesis yang berbeda tentang suatu populasi, yang mana hipotesis null dan juga

hipotesis alternatif.

1) Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien Determinasi (R2 ) adalah statistik yang menjelaskan bahwa

jumlah dari barisan yang dihitung untuk hubungan antara dua atau lebih

variabel. R2 sering disebut sebagai koefisien determinasi dan digunakan

untuk mencari korelasi koefisien. Nilai R2 adalah antara 0 sampai 1.

Apabila nilai R mendekati 0, menunjukkan bahwa kemampuan variabel-

variabel bebas sangat terbatas dalam menerangkan variabel terikat. Nilai


yang mendekati 1 menunjukkan variabel bebas memberikan semua

informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan variabel terikat. Kelemahan

variabel R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan

ke dalam model. Setiap tambahan suatu variabel bebas maka R2 pasti

akan meningkat walaupun belum tentu variabel yang ditambahkan

berpegaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu,

penelitian ini menggunakan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan

(adjusted R 2 ). Karena nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila

satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model

Perhitungannya sebagai berikut:

Kd=R 2 x 100 %

Dimana:

Kd: Koefisien determinasi

R: Koefisien korelasi

2) Uji Simultan (Uji F)

Uji F merupakan suatu uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah

sekelompok variabel bebas memiliki dampak kepada variabel terikat atau

tidak (Arifianto 2012: 21). Dalam arti umum uji F berfungsi untuk

mengetahui besarnya pengaruh seluruh variabel bebas (independent)

terhadap variabel terikat (dependent) secara bersamasama dengan

mengguanakan analisis varian. Pengujian ini juga dapat disebut dengan

pengujian hipotesis berganda. Nilai F yang dipilih tergantung dari tingkat

signifikansi yang dipilih oleh peneliti dan derajat kebebasan (degree of

freedom)

3) Uji Parsial (Uji t)


Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent)

terhadap variabel terikat (dependent) secara individu dengan anggapan

variabel bebas lainnya konstan. Gujarati (2010: 116) menyatakan bahwa

uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas

secara individual (parsial) terhadap variabel terikat, dengan asumsi bahwa

variabel lainnya konstan. Menurut Arifianto (2012: 20) pengujian

hipotesis individual ialah uji yang dilakukan untuk melihat suatu

parameter regresi yang sudah sesuai dengan hipotesis dengan uji statistik

yang digunakan adalah uji t

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, 1997. Ekonomi Pembangunan. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta

Basuki Pujoalwanto, 2004, Perekonomian Indonesia: Tinjauan Historis, Teoritis Dan

Empiris, : Graham Ilmu, Yogyakarta

Boediono, Seri, 1999 Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 4, Teori Pertumbuhan

Ekonomi, BPFE, Yogyakrta


Dadang Firmansyah, 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Di

Indonesia Periode Tahun 1985-2004, PT.Grafindo, Jakarta

Michael Todaro, 2000, Pembangunan Ekonomi Di dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta

Panayotou, Theodore, 1998, Investments of Change : Motivating and Financing

Sustainable Development, Earthscan Publications, London.

Rahardjo Adisasmita, 2013, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi

dan Pertumbuhan wilayah, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, 2008, Teori Ekonomi Makro: Suatu

Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sadono, Sukirno, 2010, Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja

Grasindo Perseda. Jakarta.

Arifianto, M. Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan

Eviews. Jakarta: Erlangga.

Gujarati, D.N. dan D.C. Porter. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi 5. Jakarta:

Salemba Empat

Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai