Abstract
This study aimed to analyze the cointegration and term long of interest rate in United State of
America. The data used in this research is time-series data from 1953 to 2021. The research model
uses an error correction model (ECM). The result showed in the long term, the 3-month treasury
bill have a good statistically significant realtionship with a confidence level of 95 percent. In result
of cointegration explain that the variabel 3-month treasury bill has a cointegration relation to 10-
years treasury bill. The government of United State of America needs to increase investment and
promote the economy and set the interest rates are low.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kointegrasi serta jangka panjang dalam
tingkat suku bunga di Amerika Serikat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time-
series tahun 1953 hingga tahun 2021. Model penelitian ini menggunakan Error Correction Model.
Hasil menunjukkan dalam jangka panjang, tingkat suku bunga jangka pendek (3-month treasury
bill) memiliki hubungan signifikan baik statistik dan teori dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam hasil kointegrasi menjelaskan bahwa tingkat suku bunga jangka pendek (3-month treasury
bill) memiliki hubungan kointegrasi terhadap tingkat suku bunga jangka panjang (10-years treasury
bill) dalam jangka panjang. Pemerintah Amerika Serikat perlu meningkatkan investasi dan
memajukan perekonomian serta mengatur suku bunga yang rendah.
Pendahuluan
Amerika Serikat merupakan negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, dimana dalam
sistem ekonomi kapitalis tersebut negara memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi pihak swasta
untuk melakukan usaha. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi para pengusaha karena dapat
menentukan sendiri tingkat suku bunga yang diinginkan dalam usaha mereka.
Tingkat suku bunga merupakan harga dari penggunaan dana investasi (loanable funds).
Menurut (Suriyani & Sudiartha, 2018), tingkat suku bunga merupakan imbalan atas keberanian
seorang invesor dalam menanggung risiko terhadap investasi yang telah dilakukan. Kemudian
(Laksono, 2017) menjelaskan bahwa suku bunga dibedakan menjadi dua macam yakni suku bunga
nominal dan suku bunga riil.
Dalam dunia perekonomian, investasi dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas menempatkan
modal baik berupa uang atau aset berharga lainnya dalam suatu benda, lembaga atau suatu pihak
dengan harapan pemodal atau investor kelak akan mendapat keuntungan setelah kurun waktu
tertentu. Menurut (Kambono & Marpaung, 2020) investasi berujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kointegrasi dan dampak jangka panjang dalam
tingkat suku bunga jangka pendek dan tingkat suku bunga jangka panjang yang ada di Amerika
Serikat dengan menggunakan pendekatan Error Correction Model (ECM).
Metodologi
Tinjauan Referensi
Menurut (Laksono, 2017) terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan suku bunga yaitu
yang dikemukakan oleh Adam Smith dan teori suku bunga Keynes. Menurut teori klasik yang
mengatakan bahwa suku bunga bank mempengaruhi tabungan dan investasi, Makin tinggi suku
bunga maka keinginan masyarakat untuk menabung akan semakin besar akan tetapi semakin
menurun untuk melakukan investasi demikian pula sebaliknya. Sehingga investasi merupakan
fungsi dari suku bunga dimana terdapat hubungan negative atau terbalik antara suku bunga
pinjaman dengan investasi. Hal ini menunjukan jika suku bunga pinjaman melalui kebijakan
moneter dinaikan, maka akan terjadi penurunan investasi dikarenakan pelaku usaha mendapatkan
modal untuk usaha adalah melakukan pinjaman ke bank dengan membayar bunga atas
pinjamanuang tersebut yang merupakan (Cost of Capital).
Runtun waktu adalah serangkaian pengamatan terhadap suatu peristiwa, kejadian atau
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu (Wikayanti et al., 2020). Kemudian (Gujarati, 2004
dalam Wikayanti et al., 2020) menjelaskan lagi bahwa data runtun waktu dikategorikan berdasarkan
interval waktu, bisa dalam harian, mingguan, kuartalan maupun tahunan.
Menurut (Lumbantoruan & Hidayat, 2015) kointegrasi adalah suatu hubungan jangka
panjang antara variabel-variabel yang tidak stasioner secara individual, namun sudah memenuhi
asumsi klasik. Kemudian (Ginting, 2013) juga menjelaskan bahwa uji kointegrasi digunakan
memecahkan masalah data runtun waktu yang tidak stasioner. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kointegrasi merupakan suatu uji yang digunakan untuk memecahkan masalah dari suatu data runtun
waktu dengan diketahui variabel-variabelnya tidak stasioner.
Metode Analisis
Perbedaan antara yang diinginkan dengan yang terjadi sebenarnya tersebut, memerlukan
penyesuaian (adjustment). Model yang memasukkan penyesuaian untuk melakukan koreksi
ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang ini disebut Error
Correction Mechanism (ECM). Model ECM tingkat pertama (first order error correction model)
(1)
Dimana :
= differens
= error yang memenuhi asumsi klasik atau error dari persamaan short-run
Persamaan ini menjelaskan bahwa perubahan Yt akibat perubahan Xt dalam jangka panjang akan
diseimbangkan oleh error correction component pada periode sebelumnya.
Dalam regresi ini, menggambarkan “disturbance” jangka pendek dari Xt, sementara
error correction component menggambarkan penyesuaian menuju keseimbangan jangka panjang.
Jika signifikan secara statistik, merupakan faktor penyesuaian (adjustment factor). Ini berarti
apabila fluktuasi dari variabel-variabel yang diamati ternyata menyimpang dari long-run track,
maka peubah-peubah tersebut akan melakukan penyesuaian untuk kembali pada long run track-nya
yang tak lain adalah track equilibriumnya dimana sekitar *100% penyesuaian tersebut akan
terjadi pada periode pertama dan sisanya pada periode selanjutnya.
Variabel-variabel dalam penelitian ini diasumsikan telah memenuhi syarat asumsi klasik
yakni data berupa interval, memenuhi asumsi normalitas, memenuhi asumsi heteroskedatisitas serta
memenuhi asumsi autokorelasi. Untuk menganalisis tingkat suku bunga jangka pendek di Amerika
Serikat berkointegrasi dengan tingkat suku bunga jangka panjang perlu dilakukan beberapa tahap
sebagai berikut :
Pengujian stasioneritas dilakukan karena penelitian dilakukan selama kurun waktu tahunan (jangka
panjang) maka perlu untuk mengetahui apakah semua data yang digunakan bersifat stasioner atau
tidak, maka perlu dilakukan uji stasioner dengan menggunakan uji akar unit (unit root test) yaitu
dengan menggunakan uji Dickey-Fuller (ADF test)
Jika semua data telah diketahui bersifat tidak stasioner dengan uji Dickey–Fuller, maka akan
dilanjutkan dengan pengujian kointegrasi yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah antara
variabel bebas tingkat suku bunga jangka pendek (3-month treasury bill) telah terjadi hubungan
keseimbangan (equilibrium) terhadap variabel tak bebas yaitu tingkat suku bunga jangka panjang
(10-years treasury bill) dalam jangka panjang (long run). Pengujian kointegrasi ini dengan
menggunakan uji Johansen Cointegration
Error Correction Model ini adalah bertujuan untuk mengetahui hubungan keseimbangan
(equilibrium) jangka pendek (short run) yang terjadi antara variabel bebas terhadap variabel tak
bebas pada model penelitian yang digunakan . Walaupun jangka panjang pada model penelitian
mempunyai hubungan keseimbangan melalui pengujian kointegrasi, akan tetapi dalam jangka
pendek belum tentu mempunyai hubungan keseimbangan terjadi antara variabel bebas terhadap
variabel tak bebas pada model penelitian yang digunakan. Untuk menguji ECM ini dilakukan
dengan menggunakan uji Engle-Granger.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data tingkat suku bunga
jangka pendek di Amerika Serikat (3-month treasury bill) sebagai variabel bebas dan tingkat suku
bunga jangka panjang di Amerika Serikat (10-years treasury bill) sebagai variabel tak bebas. Data
yang digunakan adalah time-series mulai 1953-2021.
Hasil dan Pembahasan
Uji Stasioneritas
t-Statistic Prob.*
Gambar 1. Output Eviews Uji Uji Stasioneritas X (Tingkat suku bunga jangka pendek, 3-
month treasury bill) tingkat level
Interpretasi output
Nilai t statistik dibagian ADF test statistic (-2,310146) lebih kecil daripada nilai kritis pada tabel
Mackinnon di berbagai tingkat kepercayaan (1%, 5% dan 10%). Nilai probabilty > alpha (0,1690)
artinya data belum stasioner pada tingkat level. Karena data menunjukkan hasil yang tidak
stasioner, maka dilanjutkan ke tahap pemlihan level yang lain yaitu 1st difference.
Null Hypothesis: D(X) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 12 (Automatic - based on SIC, maxlag=20)
t-Statistic Prob.*
Gambar 2. Output Eviews Uji Stasioneritas X (Tingkat suku bunga jangka pendek, 3-month
treasury bill) tingkat 1st difference
Interpretasi output
Nilai t statistik dibagian ADF test statistic (-7,231322) lebih kecil kecil daripada nilai kritis pada
tabel MacKinnon di berbagai tingkat kepercayaan (1%, 5% dan 10%). Selain itu, nilai probability <
alpha(0,0000 < 0,05), artinya data stasioner pada tingkat 1st difference.
Null Hypothesis: Y has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=20)
t-Statistic Prob.*
Gambar 3. Output Eviews Uji Stasioneritas Y (Tingkat suku bunga jangka panjang, 10-years
treasury bonds) tingkat level
Interpretasi output
Nilai t statistik dibagian ADF test statistic (-1,229231) lebih besar daripada nilai kritis pada tabel
Mackinnon di berbagai tingkat kepercayaan (1%, 5% dan 10%). Nilai probabilty > alpha (0,6635)
artinya data belum stasioner pada tingkat level. Karena data menunjukkan hasil yang tidak
stasioner, maka dilanjutkan ke tahap pemlihan level yang lain yaitu 1st difference.
Null Hypothesis: D(Y) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=20)
t-Statistic Prob.*
Gambar 4. Output Eviews Uji Stasioneritas Y (Tingkat suku bunga jangka panjang, 10-years
treasury bonds) tingkat 1st difference
Interpretasi output
Nilai t statistik dibagian ADF test statistic (-20,76201) lebih kecil kecil daripada nilai kritis pada
tabel MacKinnon di berbagai tingkat kepercayaan (1%, 5% dan 10%). Selain itu, nilai probability <
alpha(0,0000 < 0,05), artinya data stasioner pada tingkat 1st difference.
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: X, Y
Date: 12/14/21 Time: 11:16
Sample: 1953M01 2021M12
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 1 to 12
Total number of observations: 1631
Cross-sections included: 2
Interpretasi output:
Hasil output di atas menunjukkan nilai series X dan Y masinng-masing memiliki nilai probability
lebih kecil kecil dari alpha 0,05, sehingga kedua variabel stasioner pada tingkat 1st difference.
Karena kedua variabel sudah stasioner, maka artinya terdapat hubungan jangka panjang antara
kedua variabel, sehingga perlu dilakukan uji kointegrasi.
Uji Kointegrasi
X Y
-0.927050 0.907526
-0.025892 0.370893
Interpretasi output :
Hasil kointegrasi diatas dapat dibaca dengan membandingkan nilai Trace Statistik dengan nilai
kritis pada tingkat keyakinan 5% . Nilai Trace Statistik-nya lebih besar dibanding nilai kritis pada
tingkat tingkat keyakinan 5% yaitu (29,93868 > 15,49471). Serta lebih besar juga dari nilai
Eigenvalue (0,033219 < 27,66883). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel saling
berkointegrasi
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 12/14/21 Time: 11:26
Sample (adjusted): 1953M04 2021M11
Included observations: 824 after adjustments
Interpretasi output :
Nilai probability variabel X sebesar 0,0000, artinya lebih kecil kecil daripada tingkat alpha 0,05.
Sehingga variabel X (Tingkat suku bunga jangka pendek, 3-month treasury bill) memiliki pengaruh
jangka panjang terhadap variabel Y (Tingkat suku bunga jangka panjang, 10-years treasury bonds)
Hasil output diatas didapat nilai t-statistic sebesar -4,303215 (cukup tinggi) dan nilai nilai
probability < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model koreksi kesalahan (ECM) yang digunakan
sudah valid.
Interpretasi output :
Hasil output di atas menunjukkan nilai probability D(X) sebesar (0,0000), artinya lebih kecil kecil
dari tingkat alpha 0,05. Sehingga variabel Tingkat Suku Bunga Jangka Pendek (X) mempengaruhi
perubahan variabel Tingkat Suku Bunga Jangka Panjang (Y) atau secara jangka pendek
berpengaruh
Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari hasil pengujian model ECM (Error Correction Model) di atas didapatkan
bahwa variabel tingkat suku bunga jangka pendek dan tingkat suku bunga jangka panjang saling
berkointegrasi dan koreksi kesalahan sudah valid. Kemudian terdapat pengaruh jangka jangka
panjang dan jangka pendek yang mempengaruhi antar variabel.
Saran
Pemerintah Amerika Serikat perlu meningkatkan investasi dan memajukan perekonomian serta
mengatur suku bunga yang rendah. Kemudian bagi para pelaku usaha disarankan sedapat mungkin
mengetahui informasi mengenai tingkat suku bunga yang ada sehingga pelaku usaha dapat
mengetahui tentang keadaan perekonomian di Amerika Serikat. Serta mampu membantu
pemerintah agar risiko penyaluran kredit dapat ditekan.
Daftar Pustaka
Ginting, A. M. (2013). Pengaruh nilai tukar terhadap ekspor Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang
Perdagangan, 7(1), 1–18.
Kambono, H., & Marpaung, E. I. (2020). Pengaruh Investasi Asing Dan Investasi Dalam Negeri
Terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Akuntansi, 12(1), 137–145.
Laksono, R. R. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga Pinjaman Bank
Umum Di Indonesia Melalui Pendekatan Kointegrasi Dan Error Correction Model (ECM).
Lumbantoruan, E. P., & Hidayat, P. (2015). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi-provinsi di Indonesia (Metode Kointegrasi). Ekonomi
Dan Keuangan, 2(2).
Suriyani, N. K., & Sudiartha, G. M. (2018). Pengaruh tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar
terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia. Udayana University.
Wikayanti, N. L. P. D., Aini, Q., & Fitriyani, N. (2020). Pengaruh Kurs Dolar Amerika Serikat,
Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Dengan Vector
Error Correction. EIGEN MATHEMATICS JOURNAL, 3(1), 64–72.