Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL


DAN MONETER TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
PERIODE TAHUN 2007-2022
Alya Fauzi Zaizafun (2008204135)
Asni Komalasari (2008204160)
PENDAHULUAN
Grafik 1.1
Pertumbuhan ekonomi merupakan
pertumbuhan output riil suatu
perekonomian dalam kurun sepanjang
tahun. Pertumbuhan ekonomi ini dapat
diukur dengan peningkatan Produk
Nasional Bruto (PNB) rill atau Produk
Domestik Bruto (PDB) sepanjang waktu
atau juga peningkatan pendapatan
perkapita sepanjang waktu
Salah satu variabel dalam tolak ukur
kemajuan suatu negara adalah
pertumbuhan ekonomi. Jika
perekonomian suatu negara stabil maka Sumber: BPS (data diolah 2023)
dapat dikatakan negara tersebut maju, Dalam mengelola perekonomian negara,
tetapi jika keadaan perekonomian di pemerintahan dapat menerapkan
suatu negara terpuruk maka dapat kebijakannya, yakni melalui kebijakan fiskal
dikatakan bukan negara maju dan kebijakan moneter
GRAFIK VARIABEL KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN EKONOMI
Grafik 1.4
Grafik 1.2

Sumber: BI
Sumber: Kementrian Keuangan
Grafik 1.5
Grafik 1.3

Sumber: BI Sumber: Kementrian Keuangan


1. Pada grafik 1.2 diketahui bahwa tingkat suku bunga mengalami fluktuasi mulai dari tahun 2007-
2022 dan suku bunga terendah yaitu pada tahun 2021 sebesar 3,25% yang menurun dari tahun
sebelumnya dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69% yang mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya.
2. Pada grafik 1.3 diketahui jumlah mata uang beredar (Miliyar) tiap tahunnya selalu megalami
kenaikan dan pada titik tertinggi yaitu di tahun 2022 sebesar 7.963.216 Miliyar dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31% yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari
tahun sebelumnya.
3. Pada grafik 1.4 diketahui penerimaan pemerintah mengalami kenaikan yang cukup signifikan,
akan tetapi pada tahun 2020 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dengan jumlah
1.285.136 M dengan pertumbuhan ekonomi yang turun anjlok juga yaitu sebesar 2,07%. Dan pada
tahun 2022 penerimaan pemerintah mengalami kenaikan yang signifikan sebesar dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 1.924.938 M dengan pertumbuhan yang mengalami kenaikan pula
sebesar 5,31%.
4. Pada grafik 1.5 diketahui pengeluaran pemerintah selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya,
dan pada tahun 2022 yakni sebesar 2.714.156 M, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31%
yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya

Jadi dari pemaparan di atas, terdapat beberapa poin yang tidak sesuai dengan teori dimana
suku bunga dan jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi,
pendapatan dan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
KAJIAN LITERATUR
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang dan merupakan masalah penting bagi setiap negara. Kesejahteraan
dalam jangka panjang tercermin dari peningkatan output perkapita dan sekaligus
memberikan cara konsumsi barang dan jasa serta diikuti oleh daya beli masyarakat
yang tinggi pula.
Indikator pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan nasional dan pendapatan
perkapita.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merepresentasikan antara pilihan-pilihan pemerintah dalam
upaya menentukan besarnya jumlah pengeluaran atau belanja dan jumlah
pendapatan secara eksplisit yang digunakan untuk mempengaruhi
perekonomian.
Instrumen utama dari kebijakan fiskal penerimaan dan pengeluaran pemerintah
yang dilihat dari APBN. Varibel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Penerimaan Pajak Negaradan Pengeluaran Pemerintah.
Penerimaan pajak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Sihaloho, 2020). Dan aabila pengeluaran
pemerintah meningkat, maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi juga
meningkat (Mahzalena, 2019).
KAJIAN LITERATUR METODE PENELITIAN
3. Kebijakan Moneter
Sifat Kebijakan moneter ada 2: Kebijakan Jenis penelitian: penelitian deskriptif dengan
moneter bersifat ekspansif dan kontraktif. pendekatan kuantitatif. Analisis kuantitatif
Kebijakan kontraktif untuk mengatasi jumlah merupakan analisis yang menggunakan angka-
uang yang beredar pada saat terjadinya angka dengan perhitungan statistik.
inflasi. Sedangkan Kebijakan ekspansif cara Menggunaakn analisis regresi berganda dengan
mempertahankan agar daya beli rumus:
masyarakat meningkat ketika
perekonomian mengalami Resesi atau
depresi.
Indikator dari kebijakan moneter adalah
suku bunga dan jumlah uang yang beredar Ada 5 variabel penelitian yang digunakan:
yang berfungsi sebagai sasaran menengah. pertumbuhan ekonomi sebagai variabel terikat (Y),
Apabila suku bunga tinggi, maka jumlah dengan variabel X Kebijakan moneter (suku bunga
investasi juga akan berkurang yang artinya Bank Indonesia dan jumlah uang beredar) dan
pertumbuhan ekonomi turun, begitupun kebijakan fiskal: (penerimaan perpajakan dan
sebaliknya (Asnawi, 2018). pengeluaran pemerintah)
Apabila jumlah uang beredar berlebih, Menggnakan data sekunder time series tahunan
maka BI akan membuat kebijakan 2007-2022 (Badan Pusat Statistika (BPS), website Bank
menurunkan tingkat suku bunga sehingga
Indonesia (BI) dan Badan Fiskal Kementerian
Keuangan)
investasi naik Dan hal tersebut memicu
pertumbuhan ekonomi (Mutia, 2020).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas

Karena rasio skewness dan rasiokurtosis berada diantara -2 hingga +2, makadapat
disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.

b. Uji Multkolelineritas

Dari hasil uji multikoleniaritas


menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antar variabel bebas
menyatakan bahwa tidak
terdapat multikolinearitas pada
masing-masing variabel bebas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
c. Uji Heteroskedastisitas

Dilihat dari probabilitas signifikansi


tiap-tiap variabel independen
semuanya menunjukkan lebih besar
dari α = 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa regresi ini tidak
mengandung adanya masalah
heteroskedastisitas.

b. Uji Autokorelasi

Berdasarkan output SPSS tersebut, diketahui bahwa


nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,796 lebih besar dari
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gejala atau masalah autokorelasi. Dengan demikian,
masalah autokorelasi yang tidakdpaat diseesaikan oleh
durbin Watson dapat diatasi melalui Uji run test
sehingga analisis regresi linear dapat dilanjutkan.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
a. Koefisien Determinasi (R2) b. Uji T
Diketahui nilai koefisien korelasi (R) Berdasarkan tabel koefisien diketahui nilai
adalah √0,878 = 0,937, artinya hubungan Thitung X1 = 6.310 dengan probabilitas 0,000
antara penerimaan pajak, pengeluaran maka koefisien regresi X1 signifikan atau
pemerintah, suku bunga dan jumlah uang berpengaruh terhadap variabel Y. Nilai
beredar terhadap pertumbukan ekonomi
Thitung X2 = -5.296 dengan probabilitas
di Indonesia sangat positif karena nilai
0,000 maka koefisien regresi X2 signifikan
korelasi sebesar 0,937 mendekati positif 1.
atau berpengaruh negatif terhadap variabel
b. Uji F (Uji Simultan) Y. Thitung X3 = -1.894 dengan probabilitas
Dari hasil pengujian di atas mrnunjukkan 0,085 maka koefisien regresi X3 tidak
bahwa variabel penerimaan pajak, signifikan atau tidak berpengaruh terhadap
pengeluaran pemerintah, suku bunga dan variabel Y. Thitung X4 = 5.461 dengan
jumlah uang beredar memiliki F-hitung
probabilitas 0,001 maka koefisien regresi X4
sebesar 19.790 dengan probabilitas jauh
lebih kecil dari α = 0,05, maka semua signifikan atau berpengaruh terhadap
variabel bebas yang dimasukkan dalam variabel Y. Dengan persamaan regresi:
penelitian ini berpengaruh terhadap Y = 8.181 + 6.203 X1 - 4.196 X2 - 0.255 X2 - 3.031
pertumbuhan ekonomi Indonesia. X3
KESIMPULAN

Secara silmultan penerimaan pajak, pengeluaran pemerintah, suku


bunga dan jumlah uang beredar M2 secara bersama-sama semua
variabel bebas berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Secara parsial penerimaan pajak dan Jumlah uang beredar (M2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
sedangkan pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi serta suku bunga secara
parsial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Penerimaan pajak, pengeluaran pemerintah, suku bunga dan jumlah
uang beredar berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia sebesar 8.181. Maka semua variabel independen dianggap
kostan (tetap).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai